perseorangan-perseorangan ini di lakukan oleh suatu organisai atau perkumpulan dengan jaringan yang luas.
Banyak bentuk permainan yang sulit dan menuntut ketekunan serta ketrampilan dijadikan alat judi. Misalnya pertandingan-pertandingan atletik,
badminton, sepakbola, tinju, gulat dan macam-macam olahraga lainnya. Juga pacuan-pacuan misal: pacuan kuda, karapan sapi, dll. Pada peristiwa semacam ini
sering terjadi suapan-suapan dengan jumlah uang yang cukup besar untuk merangsang pemain, sehingga ada pemain-pemain yang melakukan kecurangan-
kecurangan, atau bahkan bersedia “mengalah” demi keuntungan komersial satu kelompok penjudi atau petaruh tertentu. Uang suap sogok tersebut
menstranformasikan keahlian dan ketrampilan pemain dalam bentuk: kesalahan- kesalahan yang aneh, pemainan kasar dan curang, atau macam-macam hambatan
lainnya.
B. Bentuk-Bentuk Perjudian
Perjudian sebagai bentuk kejahatan ada bermacam-macam seperti mainan domino, adu ayam,adu jangkrik, kiu-kiu, cliwik, ceki, remi dan masih banyak lagi
permainan permainan yang cukup di gemari. Umtuk menentukan criteria perjudian sebagai suatu kejahatan berdasarkan bentuk-bentuk permainan judi yang
telah kita klasifikasikan antara lain: 1
Dari sudut ijin. Permainan judi sebelum adanya larangan yaitu sejak keluarnya Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 1981 tentang pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang penertiban perjudian, faktor ijin menentukan
permainan judi itu sebagai suatu kejahatan atau tidak. Apabila perjudian itu dilakukan dengan memperoleh ijin dari pejabat yang berwenang maka permainan
judi itu tidak dikatakan sebagai kejahatan tetapi apabila perjudian itu dilakukan tanpa ijin maka dianggap sebagai kejahatan dan merupakan pelanggaran hukum.
Dalam pemberian ijin pada permainan perjudian pada masing-masing daerah berbeda-beda, karena yang berhak untuk memberikan izin itu tidak ada ketentuan
yang pasti siapa yang berwenang untuk itu. Akan tetapi setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1981 perjudian tidak diperbolehkan atau
dihapus dan apabila ada perjudian dianggap illegal. 2 Dari sudut ketergantungan pada keahlian dapat dibedakan antara lain:
a. Perjudian yang faktor untung -untungan tergantung pada keahlian.
Misalnya: domino, ceki, remi, bridge dan sebagainya semakin pintarterampil para pemainnya biasanya karena dipelopori dan
dibimbinng oleh yang berpengalaman, maka peluang untuk menang semakin besar
b. Perjudian yang mempunyai peluang untuk menang itu tidak tergantung
pada orang yang bertaruh atau orang yang bermain, akan tetapi tergantung dari faktor luar dirinya, bentuk ini misalnya dalam peraturan judi dadu,
judi bola, adu merpati dan sebagainya. c.
Untuk lebih jelasnya terdapat pada kejelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1981, tentang pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang penggolongan perjudian disebutkan beberapa bentuk perjudian yang meliputi:
a Perjudian di kasino, antara lain terdiri dari:
1 Roulette.
2 Black jack. 3 Boccart.
4 Creps. 5 Keno.
6 Tombola. 7 Super pingpong.
8 Lotto fair. 9 Pauk yu.
10 Sataan. 11 Slot machine.
12 Jie sie wheel. 13 Chick a luck.
14 Big sie wheel. 15 Lempar paser, bulu ayam pada sasaran, atau pada papan nama
yang berputar. 16 Foker.
17 Twenty one. 18 Hwa-hwee.
19 Kiu-kiu.
b Perjudian di tempat keramaian antara lain terdiri dari perjudian dengan:
1 Lempar paser. 2 Lempar gelang.
3 Lempar koin. 4 Kim.
5 Pancingan. 6 Menembak sasaran yang tidak berputar.
7 Lempar bola. 8 Adu ayam.
9 Adu kerbau. 10Adu sapi.
11Adu domba atau kambing. 12Pacuan kuda.
13Pacuan anjing. 14Hailai.
15Moyang atau mencak. 16Kerapan sapi.
17Erek-erek. c
Perjudian yang berkaitan dengan alasan-alasan lain, antara perjudian yang dikaitkan dengan kebiasaan-kebiasaan seperti misalnya:
1 Adu ayam.
2 Adu sapi.
3 Adu kerbau.
4 Kerapan sapi.
5 Pacuan kuda.
6 Adu domba atau kambing.
Penjelasan tersebut dikatakan bentuk-bentuk perjudian yang terdapat dalam sub c, di atas seperti adu ayam, adu Sapi sebagainya itu, tidak termasuk
perjudian apabila kebiasaan yang bersangkutan berkaitan dengan upacara keagamaan sepanjang hal itu tidak merupakan perjudian. Berbicara mengenai
perjudian, disini akan menimbulkan pandangan yang pro dan kontra. Timbulnya pandangan yang berbeda di masyakat itu adalah merupakan suatu gejala sosial
atau reaksi sosial mengenai perjudian.Pada umumnya masyaakat memandang perjudian itu adalah bertentangan dengan akhlak manusiawi, disebabkan oleh
akses yang ditimbulkan dari perjudian itu. Semua orang ingin dirinya tidak dipengaruhi oleh hal yang bertentangan dengan keadaan masyarakat pada
umumnya, mereka berusaha untuk sedapat mungkin menjauhi perbuatan- perbuatan tidak susila. Timbulnya reaksi sosial dari masyarakat itu menandakan
bahwa masyarakat tidak ingin disebut sebagai masyarakat yang tidak susila. Judi juga merupakan kejahatan konvensional. Sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dimana modus perjudian mengalami perkembangan dari konvensional menjadi modern. Untuk bermain judi
tidak perlu bertemu Bandar secara fisik di suatu tempat. Permainan judi dapat
dilakukan dimanapun dengan melalui akses internet.
17
Judi dapat diakses melalui hand phone, notebook, tablet, dan lain sebagainya.
18
C. Dasar Hukum Tindak Pidana Judi