Bentuk-Bentuk Perjudian Tindak Pidana Judi Menurut Hukum Positif (Kuhp) Dan Qanun Nomor 13 Tahun 2003

perseorangan-perseorangan ini di lakukan oleh suatu organisai atau perkumpulan dengan jaringan yang luas. Banyak bentuk permainan yang sulit dan menuntut ketekunan serta ketrampilan dijadikan alat judi. Misalnya pertandingan-pertandingan atletik, badminton, sepakbola, tinju, gulat dan macam-macam olahraga lainnya. Juga pacuan-pacuan misal: pacuan kuda, karapan sapi, dll. Pada peristiwa semacam ini sering terjadi suapan-suapan dengan jumlah uang yang cukup besar untuk merangsang pemain, sehingga ada pemain-pemain yang melakukan kecurangan- kecurangan, atau bahkan bersedia “mengalah” demi keuntungan komersial satu kelompok penjudi atau petaruh tertentu. Uang suap sogok tersebut menstranformasikan keahlian dan ketrampilan pemain dalam bentuk: kesalahan- kesalahan yang aneh, pemainan kasar dan curang, atau macam-macam hambatan lainnya.

B. Bentuk-Bentuk Perjudian

Perjudian sebagai bentuk kejahatan ada bermacam-macam seperti mainan domino, adu ayam,adu jangkrik, kiu-kiu, cliwik, ceki, remi dan masih banyak lagi permainan permainan yang cukup di gemari. Umtuk menentukan criteria perjudian sebagai suatu kejahatan berdasarkan bentuk-bentuk permainan judi yang telah kita klasifikasikan antara lain: 1 Dari sudut ijin. Permainan judi sebelum adanya larangan yaitu sejak keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1981 tentang pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang penertiban perjudian, faktor ijin menentukan permainan judi itu sebagai suatu kejahatan atau tidak. Apabila perjudian itu dilakukan dengan memperoleh ijin dari pejabat yang berwenang maka permainan judi itu tidak dikatakan sebagai kejahatan tetapi apabila perjudian itu dilakukan tanpa ijin maka dianggap sebagai kejahatan dan merupakan pelanggaran hukum. Dalam pemberian ijin pada permainan perjudian pada masing-masing daerah berbeda-beda, karena yang berhak untuk memberikan izin itu tidak ada ketentuan yang pasti siapa yang berwenang untuk itu. Akan tetapi setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1981 perjudian tidak diperbolehkan atau dihapus dan apabila ada perjudian dianggap illegal. 2 Dari sudut ketergantungan pada keahlian dapat dibedakan antara lain: a. Perjudian yang faktor untung -untungan tergantung pada keahlian. Misalnya: domino, ceki, remi, bridge dan sebagainya semakin pintarterampil para pemainnya biasanya karena dipelopori dan dibimbinng oleh yang berpengalaman, maka peluang untuk menang semakin besar b. Perjudian yang mempunyai peluang untuk menang itu tidak tergantung pada orang yang bertaruh atau orang yang bermain, akan tetapi tergantung dari faktor luar dirinya, bentuk ini misalnya dalam peraturan judi dadu, judi bola, adu merpati dan sebagainya. c. Untuk lebih jelasnya terdapat pada kejelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1981, tentang pelaksanaan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang penggolongan perjudian disebutkan beberapa bentuk perjudian yang meliputi: a Perjudian di kasino, antara lain terdiri dari: 1 Roulette. 2 Black jack. 3 Boccart. 4 Creps. 5 Keno. 6 Tombola. 7 Super pingpong. 8 Lotto fair. 9 Pauk yu. 10 Sataan. 11 Slot machine. 12 Jie sie wheel. 13 Chick a luck. 14 Big sie wheel. 15 Lempar paser, bulu ayam pada sasaran, atau pada papan nama yang berputar. 16 Foker. 17 Twenty one. 18 Hwa-hwee. 19 Kiu-kiu. b Perjudian di tempat keramaian antara lain terdiri dari perjudian dengan: 1 Lempar paser. 2 Lempar gelang. 3 Lempar koin. 4 Kim. 5 Pancingan. 6 Menembak sasaran yang tidak berputar. 7 Lempar bola. 8 Adu ayam. 9 Adu kerbau. 10Adu sapi. 11Adu domba atau kambing. 12Pacuan kuda. 13Pacuan anjing. 14Hailai. 15Moyang atau mencak. 16Kerapan sapi. 17Erek-erek. c Perjudian yang berkaitan dengan alasan-alasan lain, antara perjudian yang dikaitkan dengan kebiasaan-kebiasaan seperti misalnya: 1 Adu ayam. 2 Adu sapi. 3 Adu kerbau. 4 Kerapan sapi. 5 Pacuan kuda. 6 Adu domba atau kambing. Penjelasan tersebut dikatakan bentuk-bentuk perjudian yang terdapat dalam sub c, di atas seperti adu ayam, adu Sapi sebagainya itu, tidak termasuk perjudian apabila kebiasaan yang bersangkutan berkaitan dengan upacara keagamaan sepanjang hal itu tidak merupakan perjudian. Berbicara mengenai perjudian, disini akan menimbulkan pandangan yang pro dan kontra. Timbulnya pandangan yang berbeda di masyakat itu adalah merupakan suatu gejala sosial atau reaksi sosial mengenai perjudian.Pada umumnya masyaakat memandang perjudian itu adalah bertentangan dengan akhlak manusiawi, disebabkan oleh akses yang ditimbulkan dari perjudian itu. Semua orang ingin dirinya tidak dipengaruhi oleh hal yang bertentangan dengan keadaan masyarakat pada umumnya, mereka berusaha untuk sedapat mungkin menjauhi perbuatan- perbuatan tidak susila. Timbulnya reaksi sosial dari masyarakat itu menandakan bahwa masyarakat tidak ingin disebut sebagai masyarakat yang tidak susila. Judi juga merupakan kejahatan konvensional. Sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dimana modus perjudian mengalami perkembangan dari konvensional menjadi modern. Untuk bermain judi tidak perlu bertemu Bandar secara fisik di suatu tempat. Permainan judi dapat dilakukan dimanapun dengan melalui akses internet. 17 Judi dapat diakses melalui hand phone, notebook, tablet, dan lain sebagainya. 18

C. Dasar Hukum Tindak Pidana Judi

Dokumen yang terkait

Penerapan Undang-Undang nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Kajian Putusan No.1554/Pid.B/2012/PN.Mdn)

2 99 187

Tindak Pidana Dan Pertanggungjawaban Pidana Pengembang Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dalam Penyediaan Prasarana, Sarana Dan Utilitas Umum Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman

4 93 182

Mekanisme Penyidikan Tindak Pidana Penipuan Melalui Internet Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 SKRIPSI

5 69 99

Analisis Yuridis Mengenai Dualisme Kewenangan Mengadili Tindak Pidana Korupsi Antara Pengadilan Negeri Dan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

0 65 109

Tinjauan Yuridis Mengenai Tindak Pidana Pemilu dan Proses Penyelesaian Perkaranya dalam Persfektif Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD

0 31 103

Perkembangan Pidana Penjara Dari KUHP Ke Konsep KUHP Baru

2 39 88

PERBEDAAN TINDAK PIDANA HOMOSEKSUAL DALAM PERUMUSAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) DAN QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG HUKUM JINAYAT

0 3 1

Tindak Pidana Judi Menurut Hukum Positif (Kuhp) Dan Qanun Nomor 13 Tahun 2003

0 3 21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tindak Pidana Judi Menurut Hukum Positif (Kuhp) Dan Qanun Nomor 13 Tahun 2003

0 0 18

STUDI KOMPARASI PERTANGGUNGJAWABAN PENYERTAAN TINDAK PIDANA (DELNEMING) MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF (KUHP) DAN HUKUM PIDANA ISLAM (FIKIH JINAYAH) - STAIN Kudus Repository

0 0 13