F. Pengaturan Tindak Pidana Judi Menurut Qanun 13 Tahun 2003
Qanun No. 13 Tahun 2003 tentang Maisir Perjudian juga tidak memiliki kontradiksi materil dengan perundang-undangan lainnya. Perjudian tidak hanya
dilarang di Aceh, tapi di seluruh wilayah hukum Indonesia. Di samping mencantumkan al Quran dan Sunnah sebagai landasan utama, secara tegas
konsideran Qanun Maisir juga mencantumkan UU No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian. Tidak ada yang baru dan berbeda dari qanun ini kecuali soal
jenis pidana yang ditetapkan. Definisi dan larangan perjudian telah lama diatur dalam KUHPidana. Pasal 303 ayat 3 menyebutkan:
“Permainan judi adalah tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya kemungkinan mendapat untung tergantung pada peruntungan belaka, juga
karena permainannya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-
lainnya, yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya”
Pasal 1 ayat 20 Qanun Maisir menyebutkan: “maisir perjudian adalah kegiatan dan atau perbuatan yang bersifat taruhan antara dua pihak atau lebih di
mana pihak yang menang mendapatkan bayaran”. Tidak ada perbedaan prinsipil jenis kejahatan antara yang diatur dalam KUHP dan Qanun Maisir. Berbeda
dengan larangan minuman beralkohol, praktik judi sama sekali tidak dibenarkan di bumi Indonesia. Bahkan Pasal 1 KUHP secara tegas “menyatakan semua tindak
pidana perjudian sebagai kejahatan” Konsideran UU No. 7 Tahun 1974 pada bagian “Menimbang” juga
menyebutkan:
a. Bahwa perjudian pada hakekatnya bertentangan dengan Agama, Kesusilaan
dan Moral Pancasila, serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
b. bahwa oleh karena itu perlu diadakan usaha-usaha untuk menertibkan
perjudian, membatasinya sampai lingkungan sekecil-kecilnya, untuk akhirnya menuju kepenghapusannya sama sekali dari seluruh wilayah Indonesia;
Penegasan bahwa judi dilarang di semua wilayah Indonesia hingga lingkungan yang sekecil-kecilnya sampai menuju penghapusan sama sekali merupakan
tujuan yang menggambarkan bahwa kejahatan umum perjudian ini jelas tidak dikehendaki kehadirannya. Dengan demikian, kehadiran qanun tentang Maisir
sama sekali tidak bertentangan dengan produk hukum lainnya
62
BAB IV PERBANDINGAN TINDAK PIDANA JUDI MENURUT
HUKUM POSITIF DAN QANUN
A. Perbandingan Penerapan Sanksi Pidana Menurut Pasal 33 KUHP