TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA SURABAYA TERHADAP ACARA “DAHSYAT” DI RCTI (Studi Deskriptif Tentang Kepuasan Mahasiswa Surabaya Terhadap Acara “Dahsyat” Di RCTI).
KEPUASAN MAHASISWA SURABAYA TERHADAP
ACARA DAHSYAT DI RCTI
(Studi Diskriptip Kuantitatif Tentang Kepuasan Mahasiswa Surabaya
Terhadap Acara Dahsyat Di RCTI)SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur
Oleh : FITA FADLYA NPM : 0 5 4 3 0 1 0 3 2 7
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA 2010
(2)
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim….
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Dengan segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak yang besar artinya selama penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada Abi, Zainal Abidin Achamd M.si, M.Ed selaku dosen pembimbing yang sudah meluangkan waktunya untuk bimbingan & membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan support selama penyusunan skripsi ini.
Dan tak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Bpk Juwito, S.Sos, M.Si Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi yang senantiasa menebar senyuman sehingga membuat penulis tampak fresh lagi menghadapi hari esok.
3. Bpk Drs.Saifuddin Zuhri, M.Si Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi dan selaku dosen wali yang selalu memberi support untuk terus maju dan selalu berdoa.
(3)
4. Zainal Abidin Achmad, M.Si, M.Ed, dosen pembimbing yang terbaik dan “the one and only”. Terima kasih atas bantuan, perhatian, kesabaran, senyuman,
support sampai terselesaikan skripsi ini. Makasi Bi.
5. Kedua Orang Tuaku (Papa&Mama), yang berkat do’a tulusnya, support serta cinta kasihnya dalam membantu memberikan materiil, spiritual & waktu untuk menjaga penulis sampai seperti ini.
6. Untuk saudara tersayang, Mas Andry dan Nia terima kasih atas dukungannya. 7. Buat sobat-sobatku, Indah, Venna, Nita, Sita dan Laely terimakasih sudah
menemani penulis dalam menjalani kuliah di bulan-bulan terakhir. Dan tak lupa untuk Fara yang banyak membantu, Tata', Rama, Rina dan teman-teman yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
8. Terakhir, spesial untuk yang tak terbayangkan dan akan selalu menjadi kenangan, seseorang yang membuatku tegas dan berani menghadapi pilihan hidup. Thanks for your unusual love and has come in my life..
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan skripsi ini masih banyak kekurangan, mengingat masih terbatasnya ilmu pengetahuan & kemampuan yang penulis miliki. Penulis mengharap, semoga skripsi ini berguna bagi rekan-rekan di UPN “Veteran” Jawa Timur, khusunya jurusan Ilmu Komunikasi.
Surabaya, 2 February 2010
Penulis
(4)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 8
1.3Tujuan Penelitian ... 9
1.4Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Landasan Teori ... 11
2.1.1 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa ... 11
2.1.2 Penonton Televisi Sebagai Khalayak Media Massa ... 13
2.1.3 Kebutuhan Individu Dalam Penggunaan Media Massa ... 16
2.1.4 Pengertian Motif ... 18
2.1.5 Pengertian Mahasiswa ... 19
2.1.6 Pendekatan Use and Gratification ... 20
2.1.7 Kepuasan Khalayak... 25
(5)
2.2Kerangka Berpikir ... 26
2.3Hipotesis ... 29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30
3.1.1 Definisi Operasional... 30
3.1.2 Pengukuran Variabel... 31
3.2Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 34
3.2.1 Populasi ... 34
3.2.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 35
3.3Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.4Teknik Analisis Data ... 37
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Obyek Penelitian... 30
4.1.1 Gambaran Umum PT Rajawali Citra Televisi Indonesia... 41
4.1.2 Visi dan Misi PT Rajawali Citra Televisi Indonesia... 42
4.2Penyajian Data dan Analisis ... 43
4.1.1 Penyajian Data ... 43
4.1.2 Analisis... 51
1. Rata-Rata Gratification... 51
2. Pengujian Hipotesis... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan... 61
5.2Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44
Tabel 2. Profil Responden Berdasarkan Usia... 44
Tabel 3. Profil Responden Berdasarkan Seringnya Menonton Acara Dahsyat di RCTI ... 45
Tabel 4. Motif Informasi ... 47
Tabel 5. Motif Identitas Pribadi ... 48
Tabel 6. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial ... 49
Tabel 7. Motif Hiburan... 50
Tabel 8. Motif Informasi ... 51
Tabel 9. Motif Identitas Pribadi ... 52
Tabel 10. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial ... 53
Tabel 11. Motif Hiburan... 54
(7)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kurva Uji t Beda Antara Gratification Sought Dan
Gratification Obtained Motif Informasi …………... 56 Gambar 2. Kurva Uji t Beda Antara Gratification Sought Dan
Gratification Obtained Motif Identitas Pribadi... 57 Gambar 3. Kurva Uji t Beda Antara Gratification Sought Dan
Gratification Obtained Motif Integrasi Dan Interaksi Sosial... 59 Gambar 4. Kurva Uji t Beda Antara Gratification Sought Dan
Gratification Obtained Motif Hiburan ... 60
(8)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Hasil Jawaban Responden Lampiran 3 Deskriptif
Lampiran 4 Frekuensi Lampiran 5 Uji t Lampiran 6 Tabel t
(9)
ABSTRAKSI
FITA FADLYA, TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA SURABAYA TERHADAP ACARA “DAHSYAT” DI RCTI (Studi Deskriptif Tentang Kepuasan Mahasiswa Surabaya Terhadap Acara “Dahsyat” Di RCTI)
Media massa merupakan suatu sarana untuk mendapatkan informasi dan hiburan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat kesenjangan yang nyata antara gratification sought (kepuasan yang diinginkan) dan gratification obtained (kepuasan yang diperoleh) dari motif-motif mahasiswa Surabaya terhadap acara “Dahsyat” di RCTI
Motif adalah penggerak atau dorongan dari dalam diri manusia yang menyebabkan berbuat sesuatu. Motif timbul karena adanya kebutuhan dengan kata lain motif merupakan ciri dari kebutuhan. Motif terhadap media massa yang dikemukakan oleh Kriyantono (2007:211) dalam penelitian ini meliputi 4 macam motif yaitu motif informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, serta hiburan.
Adapun data diolah berdasarkan data primer hasil penyebaran kuesioner yang dibagikan kepada 100 orang responden yang merupakan mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Surabaya dan sampel diambil dengan menggunakan purposive sampling.
Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa rata-rata gratification obtained masing-masing indikator motif informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, serta hiburan lebih besar daripada rata-rata gratification sought. Sehingga dapat disimpulkan bahwa reponden puas setelah menonton acara Dahsyat di RCTI.
Dari hasil pembahasan juga didapat diketahui bahwa kepuasan mahasiswa dalam menonton acara Dahsyat di RCTI berdasarkan keempat motif tersebut mempunyai angka yang cukup signifikan, kecuali pada motif integrasi dan interaksi sosial yang tidak seignifikan.
RCTI sebagai stasiun televisi yang menayangkan acara Dahsyat sebaiknya terus menayangkan acara tersebut, karena kehadirannya sangat ditunggu-tunggu oleh mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Surabaya dan untuk mendukung hasil penelitian ini disarankan kepada peneliti-peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian serupa dengan batasan-batasan tertentu yang lebih bervariatif agar memperoleh kesimpulan yang lebih baik daripada penelitian ini Kata kunci : motif informasi, motif identitas pribadi, motif integrasi dan interaksi
(10)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hampir tiada waktu tanpa kehadiran informasi. Perkembangan teknologi komunikasi yang demikian canggih dalam penggunaan teknologi dan sistem elektronik modern, membuat semakin terbukanya saluran komunikasi dalam masyarakat yang akhirnya menggiring masyarakat ke abad informasi atau menyebutnya Gelombang Ketiga, yaitu gelombang kemajuan teknologi informasi akan mengalami puncaknya di awal millennium ketiga yang tidak bisa dielakkan lagi. Hal ini merupakan era di mana masyarakat menjadi sangat membutuhkan media dan menimbulkan ketergantungan terhadap media, sifat dan kecenderungan masing-masing media membuat efektif untuk fungsi-fungsi tertentu. Hubungan antara anggota masyarakat dengan media massa ini sudah tentu berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan mereka yang dirasakan bisa dipenuhi oleh media massa. Apakah itu sekedar mencari informasi, menambah pengetahuan atau bisa juga sekedar untuk informasi (Muchtar, 2000:86).
Harold A. Innis dan Littlejohn (1996:266) mengatakan bahwa komunikasi media adalah perpanjangan dari pikiran manusia. Media massa inilah yang dapat mewakili dalam mengetahui sesuatu. Fungsi-fungsi yang dapat dijalankan oleh media massa di zaman modern ini memungkinkan anggota masyarakat dapat memenuhi semua hal (informasi, hiburan, pendidikan, dan lain-lain) tanpa harus memindahkan tubuhnya ke sana ke mari.
(11)
2
Dari beberapa media massa yang ada, salah satu media yang dibutuhkan masyarakat adalah media televisi. Televisi hanyalah salah satu komponen media massa, seperti halnya surat kabar, radio, film, majalah. Tetapi dibandingkan dengan media lain, media televisi mempunyai banyak kelebihan, karena bersifat auditif (merangsang indera pendengaran) dan sekaligus bersifat visual (merangsang indera penglihatan). Kelebihan lainnya, media ini mampu menampilkan gambar-gambar bergerak dari realitas empirik.
Nyaris semua karakteristik yang dimiliki oleh media massa yang lain terdapat dalam televisi. Sedang penggunaannya bagi masyarakat bisa bermacam-macam, mulai dari sebagai instrumen untuk memperoleh hiburan, pendidikan, sosialisasi pembangunan sampai dengan sekedar memenuhi kebutuhan akan informasi.
Di Indonesia sendiri kehadiran televisi dan perkembangannya semakin pesat yaitu dengan munculnya 12 stastun televisi swasta yang mengudara antara lain TVRI (1964), RCTI (1989), SCTV (1990), TPI (1991), AN TV (1993), INDOSIAR (1995), METRO TV (2000), TRANS TV (2001), TRANS 7 (2006), TV GLOBAL (2002), TV ONE (2001), M&H TV (2008) dan ditambah kehadiran JTV (2001), AREK TV (2007) serta SBO TV(2007) yang merupakan stasiun swasta lokal Jawa Timur (www.surabaya.go.id).
Dengan munculnya banyak stasiun televisi swasta, berarti telah melahirkan beberapa hal berikut: (1) akumulasi atau penimbunan pesan dari media (2) Ketersediaan (ubiquity) media yang ada di mana-mana dan (3) gambaran tertentu yang ditampilkan secara bersama oleh berbagai media kepada khalayak penonton
(12)
3
(Widodo, 1996:28). Ini dapat diartikan bahwa masyarakat Indonesia tidak lagi lari dari terpaan pesan media televisi.
Dengan demikian khalayak dihadapan pada banyaknya pilihan program yang disajikan oleh para pengelola stasiun televisi. Kegiatan menonton televisi bagi individu telah menjadi bagian rutinitas sehari-hari terbukti dari banyaknya penelitian yang dilakukan para pakar komunikasi atau pakar akademis yang tertarik meneliti tentang efek dari televisi menyatakan bahwa rata-rata seseorang dalam sehari, minimal menghabiskan waktu menonton televisi selama tiga jam. Walaupun demikian, kehadiran stasiun televisi swasta paling tidak telah memberikan kontribusi tersendiri bagi dunia pertelevisian Indonesia pada umumnya dan dunia jurnalistik pada khususnya. (Widodo, 1996:28).
Televisi telah hadir dengan segala acaranya yang berisi pesan-pesan pilihan dari pihak produser atau pengelola stasiun televisi, sehingga khalayak dihadapkan banyaknya pilihan program acara yang disajikan di televisi. Khalayak atau pemirsa akan lebih selektif dalam menonton suatu acara yang sekiranya sesuai dengan kebutuhannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Melvin, Defieur dan Mc. Andrews dalam Depari (1998:5), bahwa individu-individu sebagai anggota khalayak sasaran media menaruh perhatian kepada pesan-pesan, terutama jika berkaitan dengan kepentingannya.
Televisi merupakan media massa elektronik yang paling akhir kehadirannya. Meskipun demikian televisi dinilai sebagai media massa yang paling efektif saat ini dan banyak menarik simpatik kalangan masyarakat luas karena perkembangan teknologinya begitu cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat
(13)
4
audio visualnya yang tidak lain penayangannya mempunyai jangkauan yang relatif tidak terbatas. Dengan modal audio visual yang dimiliki siaran televisi sangat komunikatif dalam memberikan pesannya, karena itulah televisi sangat bermanfaat sebagai upaya pembentukan sikap, perilaku dan sekaligus perubahan pola berpikir.
Media televisi saat ini menayangkan acara-acara yang dapat menarik perhatian penonton, seperti berita, musik, sinetron, film asing dan sebagainya. Televisi lebih mengutamakan sajian hiburan, dan hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan. Semua acara tersebut dikemas dalam cara yang berbeda-beda dan semenarik mungkin agar disukai oleh penonton. Salah satu acara televisi yang paling disukai adalah sajian musik (id.wikipedia.org/wiki/musik).
Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Sedangkan seorang ilmuwan Amerika menemukan musik terdiri atas gelombang-gelombang resonansi, yang dapat mempengaruhi perasaan seseorang dan menenangkan tubuh manusia. Sementara itu, musik mengandung berbagai macam irama, sedangkan pergerakan tubuh kita cenderung mengikuti irama-irama musik. Karena itu, perubahan perubahan-perubahan irama musik dapat mempercepat dan mengatur bioritme-bioritme kita. Karenanya, beberapa dokter mahir akan segera sungguh-sungguh memilih musik dengan berbagai macam irama untuk menyembukkan para pasien
(14)
5
dari berbagai jenis penyakit. Jadi musik kini menjadi bagian hidup dari manusia yang tak terpisahkan, tanpa musik dunia hambar. Dengan musik kita bisa mengekspresikan diri baik sedih dan senang (id.answere.yahoo.com/question/index).
Dalam beberapa dasawarsa terakhir, dunia musik mengalami banyak perkembangan. Banyak jenis musik baru yang lahir dan berkembang. Contohnya banyak kelompok musik baru yang berkibar dengan jenis musik idealis karakter (indie band) dan band-band yang beraliran pop yang sedang menjamur dikalangan anak muda saat ini.
Musik disiarkan oleh stasiun televisi akhirnya menjadi unggulan program lokal dan merajai prime time hampir di semua stasiun televisi. Saat ini acara musik yang sedang booming dan paling diminati oleh masyarakat Indonesia adalah acara musik yang disiarkan secara langsung (live) dengan penampilan grup-grup band baru dalam berbagai aliran.
Banyaknya tayangan musik yang tersiar di seluruh stasiun televisi, membuat masyarakat menjadi sebagai salah satu khalayak yang selektif. Maksudnya bahwa khalayak memiliki kebebasan memilih terhadap jumlah dan jenis isi media yang dirasa berguna bagi dirinya (McQuail, 1987:13).
Dimulai dengan penayangan Dahsyat oleh stasiun televisi RCTI yang disiarkan langsung dari studio 4 RCTI Jakarta membuat stasiun televisi lainnya juga ikut membuat acara dengan jenis yang sama. Sebut saja TRANS TV yang kini menyajikan acara musik Dering. Lalu, SCTV dengan Inbox. On The Spot
(15)
6
yang menyusul di TRANS 7 dan yang terbaru adalah J-Track yang ditayangkan oleh J TV sebagai salah satu stasiun TV lokal Surabaya.
Bisa dikatakan bahwa Dahsyat di RCTI ini menjadi pelopor tayangan acara musik pertama yang menayangkan deretan lagu teratas si Indonesia. Kemeriahan dan kekocakan yang disuguhkan oleh Trio ROL yakni, Raffi Ahmad, Olga Saputra dan Luna Maya saat membawakan acara, menjadi salah satu andalan untuk menghadirkan kesegaran di pagi hari. Hal ini membuat antusias masyarakat remaja tanah air membludak dan akhirnya membuahkan penghargaan Panasonic Award 2009 untuk kategori program musik terbaik sekaligus presenter terbaik Panasonic Award yaitu penghargaan tahunan bagi insan dan program televisi terfavorit di Indonesia berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan tabloid Citra (www.okezone.com).
Berkibarnya nama Dahsyat tidak perlu diragukan lagi, sampai-sampai tim produksi dari Japan TV ikut merekam proses Dahsyat dan membawa grup pelawak terkenal mereka di Jepang untuk syuting bersama ROL (nama beken Raffi, Olga, Luna). Nama kerjasama Asia, Japan-Indonesia Expo bulan Desember 2008 lalu, kedutaan Jepang berminat untuk melibatkan program musik paling anyar di Jakarta untuk ditayangkan di Jepang pada program Countdown Newyear 2009 (www.kapanlagi.com).
Audience dalam acara ini mejangkau dari berbagai kalangan. Maka tidak
heran bahwa musik merupakan sebuah kebutuhan hiburan yang dapat dinikmati bagi seluruh kelompok mayarakat. Kebanyakan dari mereka adalah remaja,
(16)
7
mahasiswa, dan masyarakat yang telah bekerja dengan kisaran usia antara 15-25 tahun.
Kali ini peneliti lebih memilih mahasiswa sebagai objek penelitian karena penulis merasa yakin bahwa mahasiswa memiliki kepekaan dalam berbagai hal. Bagus Takwin menjelaskan bahwa ada tiga kualitas psikologis mahasiswa. Ke-3 kualitas itu adalah: 1) keterbukaan pikiran; 2) kemampuan berfikir kritis; 3) kreativitas. Mahasiswa dirasa yakin mampu berfikir untuk mengolah informasi, baik yang diperoleh dari lingkungan maupun yang sudah ada dalam benak. Setiap saat seorang mahasiswa selalu berhadapan dengan informasi, baik dari buku, hasil observasi, media massa, iklan dan juga dari orang-orang yang ada disekelilingnya. Dalam menanggapi informasi yang dimilikinya, menafsirkan makna dan maksud informasi, mereka-reka informasi itu terhadap dirinya, serta menimbang-nimbang seberapa jauh keterangan-keterangan yang dikandung informasi itu maka dianggap penting bagi dirinya dan orang lain. Keterbukaan pemikiran inilah yang membuat mahasiswa dapat berfikir kritis. Seseorang yang berpikir kritis akan menanggapi secara hati-hati informasi-informasi yang diperolehnya. Sebelum ia mengambil keputusan tentang sebuah informasi, ia terlebih dahulu menimbang-nimbang informasi itu dengan cermat, sistematis dan memanfaatkan informasi-informasi tambahan yang mungkin ia peroleh. Dengan penambahan informasi-informasi tersebut, maka mahasiswa mampu membuka pikirannya untuk berkreatifitas, yakni dengan membuat produk atau kombinasi baru berdasarkan data atau informasi yang tersedia, dengan melalui kegiatan berbagai kemungkinan solusi serta didasarkan pada kriteria kelancaran, keaslian, keluwesan, kemampuan
(17)
8
mengelaborasi dan mengevaluasi kemungkinan-kemungkinan kombinasi baru yang dihasilkan (www.gudangilmu.com).
Penjelasan diatas yang membuat peneliti tertarik pada mahasiswa sebagai objek penelitian dalam tayangan ini. Yaitu sejauh mana tingkat kepuasan mahasiswa terhadap tayangan Dahsyat di RCTI. Krisyantono (2007:207) menjelaskan bahwa kepuasan khalayak dalam menggunakan media dapat tercapai ketika ada kesesuaian antara kebutuhan yang diinginkan dengan kebutuhan yang diperoleh dalam mengkonsumsi media. Kepuasan khalayak dalam menggunakan media pada akhirnya diukur berdasarkan kesenjangan antara gratification sought (kepuasan yang dinginkan) dengan gratification obtained (kepuasan yang diperoleh). Untuk itu, peneliti menggunakan teori uses and gratification, yang dapat menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah perilaku khalayak tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhah pribadi dan sosial khalayak. Maka seperti yang dikatakan Elihu Katz dalam Effendy (2000:290) bahwa tujuan penelitian menjadi mempertanyakan “apa yang khalayak lakukan terhadap media?” Jadi, bobotnya ialah pada khalayak yang akfif yang sengaja menggunakan media untuk mencepai tujuan khusus.
Diasumsikan khalayak pada dasarnya aktif dalam menggunakan media massa. Aktif maksudnya bahwa khalayak menggunakan media massa maupun sumber-sumber lain (non media) karena memiliki tujuan tertentu yaitu untuk memenuhi kebutuhan. Khalayak di sini juga terlihat selektif maksudnya khalayak memiliki kebebasan memilih terhadap jumlah dan jenis isi media yang dirasa berguna bagi dirinya. Asumsi bahwa khalayak aktif dan selektif disebabkan
(18)
9
adanya motif-motif tertentu yang mendasarinya, yaitu sejumlah kebutuhan individu yang ingin dipuaskan dari aktifitas penggunaan media. Aktifitas ini bertujuan untuk memperoleh kepuasan.
Dari penelitian uses and gratifications, kepuasan khalayak dalam menggunakan suatu media tertentu diukur dari dua konsep yaitu kepuasan yang diinginkan (Graffications Sought dan kepuasan yang diperoleh (Graffications Obtained) atau yang biasa yang disebut dengan motif individu menurut Mc Quail
(2000:72) meliputi (1) Informasi (Surveillance); (2) Identitas Pribadi (Personal Identify); (3) Integrasi dan Interaksi sosial (Personal Relationship); (4) hiburan (Diversi). Sedangkan konsep ke dua adalah kepuasan yang diperoleh setelah menggunakan media tersebut (Gratffications Obtained). Makin besar kesenjangan yang terjadi antara skor kedua konsep tersebut (GS > GO) maka makin tidak memuaskan media tersebut bagi khalayak dan sebaliknya makin kecil kesenjangan skor ke duanya, maka makin memuaskan acara tersebut.
Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Tayangan Dahsyat Di RCTI (Studi Deskriptif Mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur)”.ssss
1.2 Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini, masalah yang akan diangkat oleh peneliti adalah: 1. Apakah terdapat kesenjangan yang nyata antara gratification sought (kepuasan
yang diinginkan) dan gratification obtained (kepuasan yang diperoleh) dari motif informasi mahasiswa terhadap tayangan Dahsyat di RCTI ?
(19)
10
2. Apakah terdapat kesenjangan yang nyata antara gratification sought (kepuasan yang diinginkan) dan gratification obtained (kepuasan yang diperoleh) dari motif identitas pribadi mahasiswa terhadap tayangan Dahsyat di RCTI ?
3. Apakah terdapat kesenjangan yang nyata antara gratification sought (kepuasan yang diinginkan) dan gratification obtained (kepuasan yang diperoleh) dari motif integrasi dan interaksi sosial mahasiswa terhadap tayangan Dahsyat di RCTI ?
4. Apakah terdapat kesenjangan yang nyata antara gratification sought (kepuasan yang diinginkan) dan gratification obtained (kepuasan yang diperoleh) dari motif hiburan mahasiswa terhadap tayangan Dahsyat di RCTI ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat kesenjangan yang nyata antara gratification sought (kepuasan yang diinginkan) dan gratification obtained
(kepuasan yang diperoleh) dari motif informasi mahasiswa terhadap tayangan Dahsyat di RCTI.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat kesenjangan yang nyata antara gratification sought (kepuasan yang diinginkan) dan gratification obtained
(kepuasan yang diperoleh) dari motif identitas pribadi mahasiswa terhadap tayangan Dahsyat di RCTI.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat kesenjangan yang nyata antara gratification sought (kepuasan yang diinginkan) dan gratification obtained
(20)
11
(kepuasan yang diperoleh) dari motif integrasi dan interaksi sosial mahasiswa terhadap tayangan Dahsyat di RCTI.
4. Untuk mengetahui apakah terdapat kesenjangan yang nyata antara gratification sought (kepuasan yang diinginkan) dan gratification obtained
(kepuasan yang diperoleh) dari motif hiburan mahasiswa terhadap tayangan Dahsyat di RCTI.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dan penelitian ini untuk berbagai pihak adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi keilmuan di bidang komunikasi khususnya tentang cara mengukur tingkat kepuasan mahasiswa terhadap tayangan media.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini dapat dijadikan masukan yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan evaluasi atas tayangan Dahsyat.
b. Selain itu penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau referensi bagi RCTI mengenai tingkat kepuasan pemirsa melalui acara Dahsyat serta untuk menayangkan acara-acara televisi yang lebih berkualitas di masa yang akan datang.
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Televisi Sebagai Media Massa
Pada dasarnya setiap individu memilild kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan, inilah yang memunculkan motif menggunakan media massa khususnya televisi. Televisi merupakan realitas vang sangat dekat dengan realitas sesungguhnya yang memiliki daya tarik sangat kuat terhadap individu atau kelompok, akibatnya dapat menimbulkan dampak yang luas di masyarakat (Wahyudi, 1994:7). Dalam banyak hal, khalayak lebih suka menonton televisi karena sifatnya mendekati realitas dan instant, tanpa harus melalui fantasi yang dibangunnya. Sebagai media massa elektronik, estetika, psikologi, moral maupun sosial sehingga tidak ada lagi bagian yang tidak tersentuh atau terpengaruh televisi (www.klik.galamedia. com, 18.00 wib, Sabtu,19 juli, 2008). Media elektronik ini memberikan pengaruh yang kuat, di mana kekuatannya terletak pada kesegaran dan kemampuannya menyampaikan informasi baik gambar maupun suara pada khalayak luas.
Televisi merupakan penyampai pesan yang paling efektif dan dominan sehingga sangat mempengaruhi persepsi seseorang tentang suatu hal, bahkan perubahan sosial dan budaya kehidupan sehari-hari karena kita sering atau berulang-ulang menonton suatu tayangan tertentu.
(22)
Televisi sifatnya langsung, suatu pesan yang akan disampaikannya kepada penonton tidak mengalami proses yang berbelit seperti halnya dengan menggunakan bahan cetak (Effendi, 2000:176). Pesan disini dapat berupa hiburan atau informasi-informasi yang dihasilkan, yang mengutamakan kecepatan, mengandung.nilai penting dan menarik. Setiap stasiun televisi memiliki program acara dokumenter yang tidak sama, acara dokumenter yang ditampilkan tidak hanya yang bersifat informatif saja melainkan ada pula yang mengajak pemirsanya seolah-olah ikut dalam suatu perjalanan dokumenter.
Media televisi dipilih karena televisi lebih mampu menjangkau pemirsa dan mampu memenuhi kebutuhan khalayak, mampu mengatasi jarak dan waktu, sehingga khalayak yang tinggal di daerah-daerah dapat menikmati siaran televisi. Televisi sendiri dapat didefinisikan dengan, televisi siaran (television broadcast) yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri komunikasi massa yakni berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesan bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogen (Effeddy, 1993:21).
Televisi pada pokoknya.mempunyai tiga fungsi (Effendy, 2000:24) yaitu sebagai berikut:
1. Fungsi Penerangan
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana penerangan, televisi selain menyiarkan informasi dalam siaran pandangan mata atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi gambar-gambar faktual dan realistis.
(23)
2. Fungsi Pendidikan
Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan media yang layak untuk menyiarkan acara pendidikan pada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan, sesuai dengan makna pendidikan yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat.
3. Fungsi Hiburan
Fungsi hiburan yang terdapat pada siaran televisi tampak dominan. Hal ini karena televisi dapat menampilkan gambar hidup serta suaranya yang tampak nyata dan bisa dinikmati bersama.
Khalayak mempunyai berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan oleh media massa dan pengkonsumsian media hanya untuk memuaskan kebutuhan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, bila kita merasa kesepian, media massa dapat berfungsi sebagai teman. Bila kita merasa bosan dan menemui peranan yang tidak enak (bad mood), media massa berfungsi sebagai tempat pelarian dari perasaan yang tidak enak. Bila kita ingin mendapatkan sesuatu untuk dipelajari maka media massa berfungsi sebagai sahabat. Bila kita kesepian maka media massa berfungsi sebagai sahabat. Bila kita mengalami goncangan batin maka media massa memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan (escapist).
(24)
2.1.2 Pemirsa Sebagai Khalayak Aktif
Salah satu prinsip dari teori Uses and Gratification adalah anggota khalayak dianggap secara akfif menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhannya (Rahmat, 2004:65).
Manusia merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas dan mempunyai sifat yang heterogen dan anonim. Dalam hal ini masyarakat yang diteliti adalah pemirsa televisi dan sebagai khalayak aktif yang mempunyai motif untuk memenuhi kebutuhannya mengenai informasi.
Berkaitan dengan sifat khalayak yang aktif dalam menggunakan media Little John (1996:354) menyatakan bahwa:
“It view member of the as actively utilizing media contents, rather than
being acted upon by the media.”
Pendekatan ini melihat bahwa anggota-anggota khalayak secara aktif menggunakan isi-isi media, daripada bertindak pasif terhadap media. Little John dalam Lilik (2001:13) juga mengungkapkan empat karakteristik khalayak yang aktif, yaitu:
1. Selectivity
Khalayak yang aktif melakukan pertimbangen dan seleksi untuk menentukan media mana yang mereka gunakan.
(25)
2. Utilirianism
Khalayak yang aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan mencapai tujuan merek.
3. Intentionality
Menunjukkan bahwa salah satu kegunaan media adalah memberi kepuasan. 4. Involvement or effort
Khalayak mengikuti dan berpikir dengan aktif menggunakan media. Dengan kata lain mereka tidak mudah mudah dipengaruhi media.
Dengan demikian untuk memenuhi sebagian kebutuhan, khalayak bebas untuk memilih dan menggunakan sejumlah media beserta isinya atau sumber-sumber rujukan lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. Media massa yang digunakan adalah televisi karena televisi merupakan media elektronik yang dapat menjangkau seluruh daerah dan merupakan barang yang sudah umum dan dimiliki oleh sebagian masyarakat. Jadi khalayak aktif disini yaitu khalayak yang memenuhi kebutuhan akan informasi menggunakan media televisi. Menurut Dennis Mc. Quail (2000: 203) terdapat aktifitas khalayak yang berkaitan dengan penggunaan media khususnya televisi yaitu:
1. Preactivity
Perilaku individu yaitu senantiasa mencari media tertentu untuk memenuhi kepuasan akan kebutuhan intelektual.
2. Duractivity
Berkaitan dengan derajat psikologis individu yang muncul selama menonton televisi. Tipe semacam ini akan lebih terilhami oleh orientasi konstruktivis.
(26)
Fokus semacam ini adalah pada perkiraan bagaimana individu menginterprestasikan pesan-pesan media akan membawa kepuasan intelektual dan emosi bagi penontonnya.
3. Post Activity
Berkaitan dengan perilaku dan penggunaan pesan oleh individu setelah diterpa pesan. Orang yang terlibat post activity karena mereka merasa informasi yang ada memiliki nilai personal. Individu yang secara aktif mencari berita sebagai bahan komunikasi interpersonal seperti pembicaraan ringan, merupakan perilaku post activity.
2.1.3 Kebutuhan Individu dalam Penggunaan Media Massa
Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media televisi. Komunikasi dapat efektif apabila pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik minatnya, mengerti, dan melakukan kegiatan yang diinginkan komunikator.
Pada dasarnya pemirsa televisi dapat dibedakan dalam 4 hal yaitu: pemirsa heterogen (aneka ragam) yakni pemirsa televisi adalah massa, sejumlah orang sangat banyak, yang sifatnya heterogen terpencar-pencar di berbagai tempat. Selain itu pemirsa televisi dapat dibedakan pula menurut jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan taraf kehidupan, dan kebudayaan. Kedua, pribadi yakni untuk dapat diterima dan dimengerti oleh pemirsa, maka isi pesan yang disampaikan melalui televisi bersifat pribadi dalam arti sesuai dengan situasi pemirsa saat itu. Ketiga, aktif yakni pemirsa sifatnya aktif. Mereka aktif, seperti apabila mereka menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun televisi
(27)
mereka, berpikir aktif, aktif melakukan interprestasi. Mereka bertanya-tanya pada pada dirinya, apakah yang diucapkan oleh seorang penyiar televisi, benar atau tidak. Keempat, selektif yakni pemirsa sifatnya selektif. la memilih program televisi yang disukainya (Effendy, 2001:84). Memperhatikan pembedaan tersebut, maka dalam penelitian ini difokuskan pada pemirsa televisi, yaitu mahasiswa.
Mahasiswa sebagai pemirsa televisi juga mempunyai sifat yang aktif dan selektif. Dikatakan aktif karena apabila mereka menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun televisi, mereka berpikir aktif dan melakukan interprestasi. Mereka bertanya-tanya pada dirinya, apakah yang diucapkan oleh seorang penyiar televisi, benar atau tidak. Sedangkan selektif yaitu mereka memilih program televisi yang disukainya. Jadi tidak semua acara yang ditayangkan di berbagai stasiun televisi menjadi kesukaan mahasiswa ada program acara yang disukai dan tidak disukai.
2.1.4 Teori Uses and Gratifications
Konsep pemuasan kebutuhan khalayak berangkat dari beberapa asumsi dasar pcndekatan uses and gratifications. Adapun beberapa asumsi dasar dari uses and gratifications menurut Katz Jay G. Blumer dan Michael Gurevitch (dalam
Wulansari, 2005:19) adalah sebagai berikut: 1. Khalayak itu akfif
2. Dalam proses komunikasi banyak inisiatif untuk meningkatkan kepuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.
(28)
3. Media massa harus bersaing dengan sumber lainnya untuk memenuhi pemuasan kebutuhan khalayak.
4. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan oleh anggota khalayak artinya orang dianggap cukup mengerti melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.
5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan dasar dan khalayak secara aktif memilih media massa untuk memenuhi kebutuhannya sehingga mendapat kepuasan dari penggunaan media massa tersebut. Khalayak mempunyai berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan dan berharap dengan menggunakan media dapat memenuhi kebutuhannya itu. Adapun kebutuhan adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh khalayak dalam kehidupannya, Menurut Katz, Gurevitch dan Hass (1973) dalam Effendi (2000:294) mendefinisikan jenis kebutuhan dalam kaitannya dengan penggunaan media massa adalah sebagai berikut:
1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman atas lingkungan. Kebutuhan ini didasari pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, memuaskan rasa penasaran dan dorongan,untuk penyelidikan. 2. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif) adalah kebutuhan
(29)
3. Escapist needs (kebutuhan pelepasan) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.
Menurut Kriyantono (2007:211), bahwa ada empat tipologi fungsi media massa bagi individu yaitu sebagai berikut:
1. Informasi yaitu berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia. 2. Identitas pribadi yaitu berkaitan dengan peningkatan pemahaman tentang diri
sendiri.
3. Integrasi dan interaksi sosial yaitu memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial.
4. Hiburan yaitu melepaskan diri dari permasalahan.
Oleh karena itu pada teori uses and gratification ini menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagainiana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak (Katz dalam Effendi, 2000:289). Jadi, nilainya ada pada khalayak yang aktif yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. Kepuasan khalayak terbagi menjadi dua, yaitu Gratification Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO). Gratification Sought adalah kepuasan yang dicari
atau diinginkan individu ketika menggunakan suatu jenis media tertentu, sedangkan Gratification Obtained adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu media tertentu (Subiakto, 2003:3). Kepuasan khalayak terhadap penggunaan media diukur berdasarkan discrepancy atau kesenjangan antara kepuasan yang dicari (GS) dan kepuasaan yang diperoleh (GO).
(30)
Jadi pada intinya teori uses and gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif (Rakhmat, 2006:204).
2.1.5 Kepuasan Khalayak
Kebutuhan khalayak akan media massa tidak dapat terlepas dari kehidupannya. Khalayak dapat memperoleh kebutuhan berupa informasi yang didasarkan atas motif diri dapat terpenuhi dengan media massa identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, serta kebutuhan akan hiburan. Tetapi pemenuhan kebutuhan itu membuat khalayik aktif dan selektif untuk memilih dan menggunakan media massa yang pada akhirnya khalayak akan mendapat kepuasan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2002:902) dikemukakan pengertian kepuasan yaitu: “Kepuasan berasal dari kata “puas” (bentuk kata sifat) yang berarti merasa senang (lega, kenyang dan sebagainya karena sudah merasa secukup-cukupnya atau sudah terpenuhi hasrat hatinya), sedangkan “kepuasan” (bentuk kata benda) dapat diartikan sebagai suatu perihal/perasaan puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya karena sudah terpenuhi apa yang diinginkan.”
Kepuasan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah terpenuhinya kebutuhan khalayak dalam kegiatan menggunakan media yang dalam hal ini
(31)
adalah tayangan musik “Dahsyat” di RCTI berdasarkan tujuan dan motif tertentu. Untuk mencapai kepuasan tersebut, setiap individu bersifat aktif dan selektif dalam memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan kebutuhannya agar tercapai kepuasan. Asumsi bahwa khalayak aktif dan selektif disebabkan adanya motif-motif tertentu yang mendasari yaitu sejumlah kebutuhan yang ingin dipenuhi dan dipuaskan dengan menggunakan media dalam hal ini adalah tayangan musik “Dahsyat” di RCTI.
Penelitian Uses and Gratifications dilakukan untuk mengetahui motif seseorang dalam menggunakan media. disamping itu juga dapat mengungkapkan tingkat kepuasan seseorang setelah mengkonsumsi media tertentu. Berdasarkan konsep yang dilakukan oleh Philip Palmgreen kepuasan yang diteliti ada dua, yaitu Gratification Sought dan Gratification Obtained. Kepuasan yang diterima individu dalam menggunakan media massa diukur melalui adanya kesenjangan (discrepancy) antara keduanya.
2.2 Kerangka Berpikir
Televisi sebagai media massa elektronik memiliki beberapa unsur yang tidak dimiliki oleh media massa lain, yaita kata-kata, musik, sound efek dan unsur visual berupa gambar yang dihasilkan menimbulkan kesan yang mendalam pada pemirsa. Selain itu televisi mempunyai kekuatan yang terletak pada kesegarannya dan kemampuannya untuk menyampaikan informasi baik berupa gambar dan suara pada khalayak luas. Melalui media elektronik yang satu ini khalayak dapat menikmati berbagai program acara berita dan informasi hingga acara hiburan.
(32)
Banyaknya stasiun televisi yang muncul membuat khalayak untuk lebih aktif dan selektif dalam memilih program acara yang sesuai dengan kebutuhan dan motif yang mendorong seseorang untuk menggunakan media massa tersebut.
Setiap individu memiliki kebutuhan mengenai penggunaan media massa meliputi kebutuhan informasi, identitas personal, integritas dan interaksi sosial, serta hiburan. Dari empat kebutuhan itulah mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur ingin memenuhi kebutuhan dengan didasari oleh motif menggunakan media massa, antara lain: informasi, identitas personal, integritas dan interaksi sosial, serta hiburan. Kebutuhan-kebutuhan inilah yang menyebabkan timbulnya motif-motif yang mendorong aktifitas untuk menggunakan media massa, sehingga terdapat kepuasan yang diinginkan individu sebelum menonton tayangan musik Dahsyat di RCTI (GS) dan kepuasan yang diperoleh setelah menonton tayangan musik Dahsyat di RCTI (GO).
Jika mean skor GS lebih besar dari mean skor GO, maka terjadi kesenjangan dimana ada beberapa kebutuhan yang diinginkan tidak terpenuhi, sehingga tayangan musik Dahsyat di RCTI belum dapat memberikan kepuasan. Jika mean skor GS sama dengan mean skor GO, maka tidak terjadi kesenjangan dimana semua kebutuhan yang diinginkan terpenuhi, sehingga mendapat kepuasan. Sebaliknya apabila mean skor GS lebih kecil dari mean skor GO maka terjadi kesenjangan dimana kebutuhan yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan, sehingga tayangan musik Dahsyat di RCTI dapat memenuhi kepuasan dalam hal ini terpenuhinya kebutuhan individu
(33)
terhadap penggunaan media. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka berpikir pada gambar 1.
Gambar 1
Bagan Kerangka Berfikir Penelitian
Pemirsa / Mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur
Kebutuhan individu dalam m e n g g u n a k a n m e d i a (Gratification Sought / GS): 1. informasi
2. Identitas personal
3. Integritas dan interaksi sosial
4. Hburan
Menonton tayangan Dahsyat di RCTI
Kebutuhan yang diperoleh dalam menggunakan media (Gratification Obtained / GS): 1. informasi
2. Identitas personal
3. Integritas dan interaksi sosial
4. Hburan
Pengukuran Kepuasan Menonton tayangan
Dahsyat di RCTI: GS > GO = Tidak Puas
GS < GO = Puas GS = GO = Puas
Uji Beda
2.3 Hipotesis
Penelitian ini ingin melihat apakah mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur mendapatkan kepuasan dalam menonton tayangan musik Dahsyat di RCTI, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
(34)
1. Diduga terdapat kesenjangan yang nyata antara gratification sought (kepuasan yang diinginkan) dan gratification obtained (kepuasan yang diperoleh) dari motif informasi mahasiswa terhadap tayangan Dahsyat di RCTI.
2. Diduga terdapat kesenjangan yang nyata antara gratification sought (kepuasan yang diinginkan) dan gratification obtained (kepuasan yang diperoleh) dari motif identitas pribadi mahasiswa terhadap tayangan Dahsyat di RCTI.
3. Diduga terdapat kesenjangan yang nyata antara gratification sought (kepuasan yang diinginkan) dan gratification obtained (kepuasan yang diperoleh) dari motif integrasi dan interaksi sosial mahasiswa terhadap tayangan Dahsyat di RCTI.
4. Diduga terdapat kesenjangan yang nyata antara gratification sought (kepuasan yang diinginkan) dan gratification obtained (kepuasan yang diperoleh) dari motif hiburan mahasiswa terhadap tayangan Dahsyat di RCTI.
(35)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional
Gratification sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan pengguna
ketika menggunakan suatu jenis media tertentu (Kriyantono, 2007:211). Kategori motif yang diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Motif informasi, motif yang dicari mahasiswa untuk mendapatkan informasi dari pesan-pesan yang disampaikan oleh tayangan Dahsyat melalui acara yang disampaikan.
2. Motif identitas pribadi, motif yang dicari mahasiswa untuk mendapatkan identitas pribadi yaitu motif memperoleh nilai lebih sebagai pemirsa acara Dahsyat, seperti nilai-nilai sosial dan pengetahuan umum.
3. Motif integrasi dan interaksi sosial, motif mahasiswa untuk menjalankan peran sosialnya, seperti berinteraksi sesama mahasiswa dengan lingkungan sekitar. 4. Motif hiburan, motif yang dicari mahasiswa untuk mendapatkan hiburan
dengan menonton tayangan Dahsyat.
Gratification obtained adalah kepuasan nyata yang diperoleh individu atas
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu setelah individu menggunakan media (Kriyantono, 2007:213). Kategori yang diteliti pada penelitian ini adalah
(36)
1. Kepuasan informasi, kepuasan yang diperoleh mahasiswa untuk mendapatkan informasi dari pesan-pesan yang disampaikan oleh tayangan Dahsyat melalui acara yang disampaikan.
2. Kepuasan identitas pribadi, kepuasan yang diperoleh mahasiswa untuk mendapatkan identitas pribadi yaitu kepuasan memperoleh nilai lebih sebagai penonton tayangan Dahsyat seperti nilai-nilai sosial-pengetahuan umum. 3. Kepuasan integrasi dan interaksi sosial, kepuasan yang diperoleh mahasiswa
untuk menjalankan peran sosialnya.
4. Kepuasan hiburan kepuasan yang diperoleh mahasiswa untuk mendapatkan hiburan.
3.1.2 Pengukuran Variabel
Untuk mengukur kepuasan mahasiswa terhadap tayangan Dahsyat di RCTI. Penulis menggunakan rumus skala likert. Dalam skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi sangat positif sampai sangat negatif dan untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban tersebut dapat diberi nilai, misal: Sangat Setuju (SS) mempunyai nilai = 4
Setuju (S) mempunyai nilai = 3
Tidak Setuju (TS) mempunyai nilai = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) mempunyai nilai = 1 (Kriyantono, .2007:213).
(37)
Agar penelitian ini dapat diukur, maka konsep yang ada harus diketahui indikator-indikatornya telebih dahulu. Berikut ini adalah indikator dari beberapa kategori motif dan kategori kepuasan. Kategori motif yang diharapkan (GS) dalam penelitian ini dikategorikan sebagai berikut
1. Motif informasi, pengguna dikatakan memiliki motif informasi apabila mereka a. Ingin dapat mengetahui informasi mengenai lagu terbaru.
b. Ingin dapat mengetahui informasi mengenai urutan lagu terbaik. c. Ingin dapat mengetahui informasi mengenai profil kelompok band. d. Ingin dapat mengetahui informasi mengenai profil artis penyanyi.
2. Motif Identitas Pribadi, pengguna memiliki motif identitas pribadi apabila mereka:
a. Ingin dapat menemukan penunjang nilai-nilai yang baik dari profil kelompok band maupun penyanyi.
b. Ingin dapat mengidentifikasikan diri dengan ciri-ciri suatu kelompok band atau penyanyi.
c. Ingin memperoleh nilai lebih sebagai mahasiswa.
3. Motif Integrasi Dan Interaksi Sosial, pengguna dikatakan memiliki motif integrasi dan interaksi sosial apabila mereka:
a. Ingin memperoleh pengetahuan yang berkenaan dengan pergaulan anak muda.
b. Ingin dapat menemukan bahan diskusi dan interaksi sosial dengan orang lain di sekitarnya mengenai infotainment.
c. Keinginan untuk dekat dengan orang lain d. Keinginan untuk dihargai dengan orang lain.
(38)
4. Motif Hiburan, penonton dikatakan memiliki motif hiburan apabila mereka a. Ingin dapat melepaskan diri dari permasalahan
b. Ingin bersantai dan mengisi waktu luang c. Ingin menyalurkan emosi
d. Ingin mendapatkan hiburan dan kesenangan
Kategori kepuasan yang diperoleh (GO) dalam penelitian ini dikategorikan sebagai berikut
1. Kepuasan informasi, pengguna dikatakan mendapatkan kepuasan informasi apabila mereka:
a. Dapat mengetahui informasi mengenai lagu terbaru. b. Dapat mengetahui informasi mengenai urutan lagu terbaik. c. Dapat mengetahui informasi mengenai profil kelompok band. d. Dapat mengetahui informasi mengenai profil artis penyanyi.
2. Kepuasan identitas pribadi, pengguna dikatakan mendapatkan kepuasan identitas pribadi apabila mereka
a. Dapat menemukan penunjang nilai-nilai yang baik dari profil kelompok band maupun penyanyi.
b. Dapat mengidentifikasikan diri dengan ciri-ciri suatu kelompok band atau penyanyi.
c. Dapat memperoleh nilai lebih sebagai mahasiswa.
3. Kepuasan integrasi dan interaksi sosial, pengguna dikatakan mendapatkan kepuasan integrasi dan interaksi sosial apabila mereka:
a. Dapat memperoleh pengetahuan yang berkenaan dengan pergaulan anak muda.
(39)
b. Dapat menemukan bahan diskusi dan interaksi sosial dengan orang lain di sekitarnya mengenai infotainment.
c. Dapat dekat dengan orang lain d. Dapat dihargai oleh orang lain.
4. Kepuasan hiburan pengguna dikatakan mendapatkan kepuasan hiburan apabila mereka:
a. Ingin.dapat melepaskan diri dari permasalahan b. Ingin bersantai dan mengisi waktu luang c. Ingin menyalurkan emosi
d. Ingin mendapatkan hiburan dan kesenangan
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:80). Jadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Surabaya dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Berusia 19 diatas 30 tahun, baik berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan 2. Frekuensi menonton tayangan Dahsyat minimal lima kali seminggu. Karena
dengan intensitas menonton sebanyak lima kali dalam seminggu, responden dapat menilai seberapa banyak kebutuhan yang mereka harapkan dapat terpenuhi.
3. Mengisi kuesioner dengan lengkap, sehingga tidak ada data yang kurang yang dapat mengganggu penelitian.
(40)
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi tersebut, apa yang dipelajari dari sampel tersebut, kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi. Oleh karena itu. yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili (Sugiyono, 2007:81). Pada riset kuantitatif bertujuan untuk generalisasi, karena itu sampel yang baik adalah memenuhi unsur representatif. Selain itu besarnya sampel harus memadai (Suharto, 2002:58).
a. PerhitunganJumlah Sampel
Dasar pengambilan jumlah sampel minimal didasarkan atas pendapat Roscoe dalam Sri Rahayu (2004:46), yang menyebutkan bahwa pada setiap penelitian, ukuran sampel minimal harus berkisar antara 30 dan 500. Untuk itu, dalam penelitian ini diambil sampel hanya 100 orang karena telah memenuhi syarat minimal tersebut.
b. Teknik Sampling
Dari populasi, dipilih sampel secara purposive sampling, yaitu pemilihan sampel yang didasarkan atas kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Sedangkan pengisian kuesioner diambil dengan accidental sampling artinya mengambil responden yang sempat ditemui pada saat penelitiaan secara kebetulan memenuhi kriteria pada saat itu juga.
(41)
Berdasarkan jumlah sampel yang telah ditentukan, maka dapat dilakukan penyebaran sampel pada beberapa perguruan tinggi di Surabaya antara lain sebagai berikut:
No. Perguruan Tinggi Jumlah Anggota Menwa
1 UPN 10
2 UBHARA 10
3 UNAIR 10
4 UWK 10
5 UNESA 10
6 UNITOMO 10
7 UNTAG 10
8 UBAYA 10
9 UK PETRA 10
10 ITS 10
Jumlah 100 orang
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian yang mendalami, mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi pengetahuan yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan, buku-buku referensi atau hasil penelitian lain) untuk menunjang penelitiannya. (Iqbal Hasan, 2002:45).
2. Studi Lapangan (Field Research) a. Wawancara
Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat
(42)
yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). (Moh. Nazir, 2003:193)
b. Kuisioner
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan secara terperinci yang ada hubungannya dengan penulisan skripsi untuk kemudian dibagikan secara langsung kepada sejumlah responden yang telah ditetapkan. (Iqbal Hasal, 2002: 83).
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan mean. Uji atas kedua mean tersebut dilakukan untuk menegaskan
perbedaan yang ada antar kedua mean tersebut adalah merupakan perbedaan yang signifikan (perbedaan yang berarti) dan bukan hanya secara kebetulan saja.
Untuk menguji tingkat signifikansinya dilakukan dengan menggunakan uji t untuk sampel berpasangan. Adapun pertimbangan peneliti menggunakan rumus statistik karena t test adalah berfungsi untuk menguji perbandingan, uji kolerasional dan uji estimasi secara statistik. Selain itu t test digunakan untuk data yang berskala ratio atau interval. Sedangkan dalam penelitian ini datanya adalah berskala interval.
Adapun tahapan analisis datanya adalah sebagai berikut:
1. Masing-masing pernyataan dari variabel yang telah ada, baik dari gratification sought maupun gratification obtained diberi skor dan dijumlahkan sehingga
diperoleh hasil yang berupa skor gratification sought dan skor gratification obtained dari tayangan Dahsyat di RCTI.
(43)
2. Menilai apakah mahasiswa memperoleh kepuasan atau tidak dari tayangan Dahsyat di RCTI dengan membandingkan antara mean dari skor gratification sought dan skor gratification obtained, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika mean skor GS lebih besar dari mean skor GO, maka penonton tidak puas.
b. Jika mean skor GS sama dengan mean skor GO, maka penonton puas. c. Jika mean skor GS lebih kecil dari mean skor GO maka penonton puas. 3. Kedua skor yang diperoleh tersebut kemudian dibandingkan dengan
menggunakan teknik analisis t-test sampel berpasangan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan rumusan hipotesis, yaitu :
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara gratification sought dan gratification obtained
Ha : Terdapat perbedaan yang nyata antara gratification sought dan gratification obtained
b. Menentukan nilai kritis (t tabel) dengan tingkat signifikansi (α) adalah 5% dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1)
c. Menentukan nilai t hitung dengan rumus :
2
r 1
2 n r t
Di mana :
t = Test uji signifikan
r = Korelasi
(44)
Adapun korelasi dapat dihitung dengan rumus:
r =
2 2
2
2
y y n x x n y x xy n Keterangan :r = Koefisien Korelasi x = Rasio Tjiwi Kimia y = Rasio Indah Kiat n = Jumlah Data
d. Menentukan daerah penerimaan dan daerah penolakan hipotesis nol (H0) dengan ketentuan sebagai berikut :
Daerah Ho ditolak Daerah Ho ditolak Daerah Ho diterima
t tabel 3,17 t tabel
e. Keputusan
Dengan nilai pembatas (nilai kritis) antara daerah penerimaan dan penolakan Ho, maka dapat ditentukan sebagai berikut:
1) Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak, ini berarti ada perbedaan yang signifikasi antara gratification sought dan gratification obtained. 2) Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima, ini berarti tidak ada
perbedaan yang signifikasi antara gratification sought dan gratification obtained. (Sutrisno, 1986:261)
(45)
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum PT Rajawali Citra Televisi Indonesia
PT Rajawali Citra Televisi Indonesia merupakan stasiun televisi swasta pertama di Indonesia. Berdiri pada tanggal 21 Agustus 1987, stasiun televisi yang dibangun di atas tanah seluas 10 Hektar ini mulai mengudara dua tahun kemudian, tepatnya bulan Agustuus 1989.
Dengan wilayah jangkauan yang luas meliputi hampir seluruh wilayah di Indonesia, serta penggunaan Satelit domestik Palapa B2P yang memungkinkan merelay program ke seluruh pemirsanya, membuat RCTI menjadi stasiun televisi paling digemari oleh pemirsa, terbukti dari tingginya rating dan share terhadap program-program RCTI. Hal ini tentu saja membuat RCTI menjadi ladang yang subur bagi para pengiklan yang hendak mengiklankan produk dan jasa mereka.
Dibawah naungan perusahaan induknya MNC (Media Nusantara Citra), RCTI berhasil menempati posisi nomor satu diantara stasiun televisi lainnya di Indonesia. Selain itu pengembangan teknologi yang dilakukan RCTI juga memungkinkan pemirsa menikmati program-program RCTI melalui telepon seluler dan Internet. Didukung oleh lebih dari 1550 tenaga professional yang penuh semangat, berdidikasi tinggi terhadap perusahaan, berkomitmet tinggi, serta konsisten memberikan pelayan terbaik mereka terhadap pemirsa, menjadikan RCTI sebagai pelopor dalam hal penyediaan program-program informasi dan hiburan terbaik dan paling digemari oleh pemirsanya.
(46)
42
4.1.2 Visi dan Misi PT Rajawali Citra Televisi Indonesia Visi: Media utama hiburan dan informasi
Menjadi pilihan utama sebagai sumber hiburan dan informasi bagi masyarakat dengan menyajikan program yang menarik dan berkualitas dimana secara bersamaan memperhatikan keseimbangan faktor bisnis dan tanggung jawab sosial sebagai media yang dominan di tanah air.
Misi:
1. Bersama menyediakan layanan prima
Menekankan semangat kebersamaan dalam membangun sebuah tim kerja yang kuat dimana seluruh komponen perusahaan mulai dari level teratas sampai terbawah mampu bersama-sama terstimulasi, terkoordinasi, dan tersistimatisasi memberikan karya terbaiknya demi mewujudkan pelayanan terbaik dan utama. 2. Tiga pilar utama
a. Keutamaan dalam kebersamaan b. Bersatu padu
c. Oke
Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, ada 3 (tiga) nilai sebagai pilar utama yang menjadi motivasi, inspirasi, dan semangat juang insan RCTI. Proses kerja dilakukan dengan semangat kebersamaan untuk sampai pada hasil yang mendapatkan pengakuan dari para “stakeholder” atas kualitas, integritas yang ditampilkan.
(47)
43
4.2 Penyajian Data dan Analisis 4.2.1 Penyajian Data
1. Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden dengan tujuan mencari informasi yang lengkap mengenai motif dan kepuasan yang diperoleh dari acara Dahsyat di RCTI. Penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada persyaratan tertentu yang dianggap mempunyai sangkut pautnya dengan karakteristik populasi sesuai dengan tujuan penelitian.
Adapun persyaratan atau kriteria yang dipakai peneliti yang akan dijadikan sampel, antara lain :
a. Mahasiswa yang tersebar di Surabaya baik negeri maupun swasta. b. Mahasiswa yang telah berusia antara 19-27 tahun.
c. Sering menonton acara “Dahsyat” di RCTI setidaknya 5 kali seminggu.. Penelitian dilakukan secara langsung selama 4 hari berturut-turut, mulai tanggal 25-28 Januari 2010, dan pengisian kuesioner diselesaikan pada saat itu juga. Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini sebanyak 130 eksemplar, kemudian diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Dari 130 eksemplar itu dipilih sebanyak 100 sampel sesuai dengan jumlah sampel yang telah ditentukan sebelumnya.
(48)
44
2. Karakteristik Responden
Responden yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah para para mahasiswa yang berjumlah 100 orang sampel. Berdasarkan hasil jawaban responden atas kuesioner yang dibagikan, maka dapat digambarkan profil responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan seringnya dalam menonton acara Dahsyat di RCTI sebagai berikut:
Tabel 1
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (n = 100)
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-Laki 46 46%
Perempuan 54 54%
Total 100 100%
Sumber: kuesioner profil responden no. 2
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden (54 orang atau 54%) adalah perempuan dari total responden sebanyak 100 orang. Hal ini mencerminkan bahwa penonton acara Dahsyat di RCTI didominasi oleh para wanita.
Sedangkan berdasarkan usia maka distribusi responden dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2
Profil Responden Berdasarkan Usia (n = 100)
Usia Frekuensi Persentase
19 th - 22 th 40 40%
23 th - 25 th 28 28%
26 th – 27 th 32 32%
Total 100 100%
(49)
45
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden (40 orang dari 100 orang responden atau 40%) berusia 19 sampai 22 tahun. Dominasi mahasiswa yang berusia antara 19 sampai 22 tahun menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah mahasiswa semester I atau mahasiswa baru yang kebetulan mudah dijumpai di kampus-kampus perguruan tinggi yang dijadikan obyek penelitian.
Adapun berdasarkan seringnya menonton acara Dahsyat di RCTI maka distribusi responden dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3
Profil Responden Berdasarkan Seringnya Menonton Acara Dahsyat di RCTI
(n = 100)
Tingkat Keseringan Frekuensi Persentase
5 kali seminggu 53 53%
6 kali seminggu 22 22%
7 kali seminggu 25 25%
Total 100 100%
Sumber: kuesioner profil responden no. 5
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden (53 orang dari 100 orang responden atau 53%) menonton acara dahsyat 5 kali seminggu, dan secara umum dapat disimpulkan bahwa responden cukup sering menonton acara Dahsyat di RCTI.
(50)
46
3. Frekuensi Jawaban Responden
Motif mahasiswa dalam menonton acara Dahsyat di RCTI dalam penelitian ini dijabarkan ke dalam 4 macam motif. Keempat variabel tersebut dijabarkan menjadi beberapa indikator yang masing-masing diukur dengan skala likert, yaitu:
Sangat Tidak Setuju (STS) : mempunyai skor 1 Tidak Setuju (TS) : mempunyai skor 2 Setuju (S) : mempunyai skor 3 Sangat Setuju (SS) : mempunyai skor 4
Kemudian, dilakukan skoring dengan cara menjumlahkan skor dari setiap item pertanyaan dari tiap-tiap angket, sehingga diperoleh skor total dari tiap pernyataan tersebut untuk masing-masing responden. Selanjutnya tiap-tiap indikator untuk motif diukur melalui pernyataan-pernyataan yang terdapat pada angket. Dari jawaban yang telah dipilih diberi skor dan dijumlah. Jumlah skor dari tiap kategori dikategorikan ke dalam 3 interval, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Penentuan kategori interval dilakukan dengan menggunakan range. Range masing-masing kategori ditentukan dengan menggunakan rumus:
R (Range) =
interval Jenjang
dah Skor teren
-nggi Skor terti
Keterangan:
Range : Batasan dari tiap tingkatan
Skor tertinggi : Perkalian antara nitai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan Skor terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan jumlah nilai item
pertanyaan Jenjang interval : 3
(51)
47
a. Motif Informasi
Motif Informasi dalam penelitian ini dijabarkan menjadi 4 pertanyaan. Berdasarkan rumus, di atas maka diperoleh tingkat interval untuk mengetahui motif Informasi sebagai berikut:
Motif Informasi =
3 (1x4) -(4x4) = 3 4) -(16 = 3 (12) = 4
Rendah = 4 - 8 Sedang = 9 - 12 Tinggi = 13 - 16
Berdasarkan hasil tabulasi yang dilakukan dapat diketahui mengenai frekuensi jawaban responden untuk motif Informasi sebagai berikut:
Tabel 4 Motif Informasi
(n = 100)
Gratification Sought
Motif Informasi
Gratification Obtained
Motif Informasi No. Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1 Rendah 13 13% 12 12%
2 Sedang 73 73% 60 60%
3 Tinggi 14 14% 28 28%
Jumlah 100 100% 100 100%
Sumber: kuesioner I.1 & II.1/a-d
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa tingkat gratification sought atau kepuasan yang dicari berupa informasi sebagian besar responden (73 orang atau 73%) adalah sedang, demikian pula tingkat gratification obtained atau kepuasan yang diperoleh berupa informasi sebagian besar responden (60 orang atau 60%) adalah sedang. Jumlah responden yang mempunyai tingkat gratification obtained yang tinggi lebih banyak daripada responden yang
mempunyai tingkat gratification sought. Hal ini mencerminkan adanya kepuasan dalam menonton acara Dahsyat di RCTI.
(52)
48
b. Motif Identitas Pribadi
Motif Identitas Pribadi dalam penelitian ini dijabarkan menjadi 3 pertanyaan. Berdasarkan rumus, di atas maka diperoleh tingkat interval untuk mengetahui motif Identitas Pribadi sebagai berikut:
Motif Identitas Pribadi =
3 (1x3) -(4x3) = 3 3) -(12 = 3 (9) = 3
Rendah = 3 - 6 Sedang = 7 - 9 Tinggi = 10 - 12
Berdasarkan hasil tabulasi yang dilakukan dapat diketahui mengenai frekuensi jawaban responden untuk motif Identitas Pribadi sebagai berikut:
Tabel 5
Motif Identitas Pribadi (n = 100)
Gratification Sought
Motif Identitas Pribadi
Gratification Obtained
Motif Identitas Pribadi No. Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1 Rendah 26 26% 7 7%
2 Sedang 56 56% 60 60%
3 Tinggi 18 18% 33 33%
Jumlah 100 100% 100 100%
Sumber: kuesioner I.2 & II.2/a-c
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa tingkat gratification sought atau kepuasan yang dicari berupa Identitas Pribadi sebagian besar responden (56 orang atau 56%) adalah sedang, demikian pula tingkat gratification obtained atau kepuasan yang diperoleh berupa Identitas Pribadi sebagian besar
responden (60 orang atau 60%) adalah sedang. Jumlah responden yang mempunyai tingkat gratification obtained yang tinggi lebih banyak daripada responden yang mempunyai tingkat gratification sought. Hal ini mencerminkan adanya kepuasan dalam menonton acara Dahsyat di RCTI.
(53)
49
c. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
Motif Integrasi dan Interaksi Sosial dalam penelitian ini dijabarkan menjadi 4 pertanyaan. Berdasarkan rumus, di atas maka diperoleh tingkat interval untuk mengetahui motif Integrasi dan Interaksi Sosial sebagai berikut: Motif Integrasi dan Interaksi Sosial =
3 (1x4) -(4x4) = 3 4) -(16 = 3 (12) = 4
Rendah = 4 - 8 Sedang = 9 - 12 Tinggi = 13 - 16
Berdasarkan hasil tabulasi dapat diketahui mengenai frekuensi jawaban responden untuk motif Integrasi dan Interaksi Sosial sebagai berikut:
Tabel 6
Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (n = 100)
Gratification Sought
Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
Gratification Obtained Motif
Integrasi dan Interaksi Sosial No. Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1 Rendah 13 13% 1 1%
2 Sedang 71 71% 59 59%
3 Tinggi 16 16% 40 40%
Jumlah 100 100% 100 100% Sumber: kuesioner I.3 & II.3/a-d
Dari tabel di atas, diketahui bahwa tingkat gratification sought atau berupa Integrasi dan Interaksi Sosial sebagian besar responden (71 orang atau 71%) adalah sedang, demikian pula tingkat gratification obtained atau kepuasan yang diperoleh berupa Integrasi dan Interaksi Sosial sebagian besar responden (59 orang atau 59%) adalah sedang. Jumlah responden yang mempunyai tingkat gratification obtained yang tinggi lebih banyak daripada responden yang mempunyai tingkat gratification sought. Hal ini mencerminkan adanya kepuasan dalam menonton acara Dahsyat di RCTI.
(54)
50
d. Motif Hiburan
Motif Hiburan dalam penelitian ini dijabarkan menjadi 4 pertanyaan. Berdasarkan rumus, di atas maka diperoleh tingkat interval untuk mengetahui motif Hiburan sebagai berikut:
Motif Hiburan =
3 (1x4) -(4x4) = 3 4) -(16 = 3 (12) = 4
Rendah = 4 - 8 Sedang = 9 - 12 Tinggi = 13 - 16
Berdasarkan hasil tabulasi yang dilakukan dapat diketahui mengenai frekuensi jawaban responden untuk motif Hiburan sebagai berikut:
Tabel 7 Motif Hiburan
(n = 100) Gratification Sought
Motif Hiburan
Gratification Obtained Motif Hiburan No. Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1 Rendah 28 28% 12 12%
2 Sedang 63 63% 57 57%
3 Tinggi 9 9% 31 31%
Jumlah 100 100% 100 100%
Sumber: kuesioner I.4 & II.4/a-d
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa tingkat gratification sought atau kepuasan yang dicari berupa Hiburan sebagian besar responden (63 orang atau 63%) adalah sedang, demikian pula tingkat gratification obtained atau kepuasan yang diperoleh berupa Hiburan sebagian besar responden (57 orang atau 57%) adalah sedang. Jumlah responden yang mempunyai tingkat gratification obtained yang tinggi lebih banyak daripada responden yang
mempunyai tingkat gratification sought. Hal ini mencerminkan adanya kepuasan dalam menonton acara Dahsyat di RCTI.
(55)
51
4.2.2 Analisis
1. Rata-Rata Gratification
Adanya kepuasan atau ketidakpuasan responden dalam menonton acara Dahsyat di RCTI dapat dilihat dari perbandingan rata-rata (mean) dari masing-masing gratification sought atau kepuasan yang dicari dan gratification obtained atau kepuasan yang diperoleh dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika mean skor gratification sought lebih besar dari mean skor gratification obtained, maka penonton tidak puas.
2) Jika mean skor gratification sought sama dengan mean skor gratification obtained, maka penonton puas.
3) Jika mean skor gratification sought lebih kecil dari mean skor gratification obtained maka penonton puas.
a. Motif Informasi
Motif Informasi dalam penelitian ini dijabarkan menjadi 4 pertanyaan. Berdasarkan perhitungan dapat diketahui rata-rata masing-masing indikator motif Informasi sebagai berikut:
Tabel 8 Motif Informasi
Rata-Rata Skor No. Indikator Gratification Sought
Motif Informasi
Gratification Obtained Motif Informasi 1 mengetahui informasi mengenai lagu terbaru. 2,59 2,73 2 mengetahui informasi mengenai urutan lagu terbaik. 2,61 2,74 3 mengetahui informasi mengenai profil kelompok band. 2,66 2,75 4 mengetahui informasi mengenai profil artis penyanyi. 2,67 2,88
(56)
52
Dari tabel di atas diketahui bahwa rata-rata gratification obtained masing-masing indikator motif Informasi lebih besar daripada rata-rata gratification sought. Sehingga dapat disimpulkan bahwa reponden puas atas
motif informasi pada acara Dahsyat di RCTI. b. Motif Identitas Pribadi
Motif Identitas Pribadi dalam penelitian ini dijabarkan menjadi 3 pertanyaan. Berdasarkan perhitungan dapat diketahui rata-rata masing-masing indikator motif Identitas Pribadi sebagai berikut:
Tabel 9
Motif Identitas Pribadi
Rata-Rata Skor No. Indikator Gratification Sought
Motif Identitas Pribadi
Gratification Obtained
Motif Identitas Pribadi
1
Mengetahui Identitas Pribadi
mengenai lagu terbaru. 2,55 2,89
2
Mengetahui Identitas Pribadi
mengenai urutan lagu terbaik. 2,55 2,91
3
Mengetahui Identitas Pribadi
mengenai profil kelompok band. 2,58 3,05
Sumber: kuesioner I.2 & II.2/a-c
Dari tabel di atas diketahui bahwa rata-rata gratification obtained masing-masing indikator motif Identitas Pribadi lebih besar daripada rata-rata gratification sought. Sehingga dapat disimpulkan bahwa reponden puas atas
(57)
53
c. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
Motif Integrasi dan Interaksi Sosial dalam penelitian ini dijabarkan menjadi 4 pertanyaan. Berdasarkan perhitungandapat diketahui rata-rata masing-masing indikator motif Integrasi dan Interaksi Sosial sebagai berikut:
Tabel 10
Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
Rata-Rata Skor No. Indikator Gratification Sought
Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
Gratification Obtained
Motif Integrasi dan Interaksi Sosial 1
memperoleh pengetahuan yang berkenaan dengan pergaulan anak muda.
2,50 2,77
2
menemukan bahan diskusi dan interaksi sosial dengan orang lain di sekitarnya mengenai
infotainment.
2,67 2,79
3
ingin dekat dengan orang lain 2,68 3,11
4
ingin dihargai dengan orang lain. 2,69 3,24
Sumber: kuesioner I.3 & II.3/a-d
Dari tabel di atas diketahui bahwa rata-rata gratification obtained masing-masing indikator motif Integrasi dan Interaksi Sosial lebih besar daripada rata-rata gratification sought. Sehingga dapat disimpulkan bahwa reponden puas atas motif Integrasi dan Interaksi Sosial pada acara Dahsyat di RCTI.
d. Motif Hiburan
Motif Hiburan dalam penelitian ini dijabarkan menjadi 4 pertanyaan. Berdasarkan perhitungan dapat diketahui rata-rata masing-masing indikator motif Hiburan sebagai berikut:
(58)
54
Tabel 11 Motif Hiburan
Rata-Rata Skor No. Indikator Gratification Sought
Motif Hiburan
Gratification Obtained
Motif Hiburan
1 melepaskan diri dari permasalahan 2,59 2,81
2 bersantai dan mengisi waktu luang 2,39 2,83
3 menyalurkan emosi 2,44 2,74
4
mendapatkan hiburan dan
kesenangan 2,46 2,76
Sumber: kuesioner I.4 & II.4/a-d
Dari tabel di atas diketahui bahwa rata-rata gratification obtained masing-masing indikator motif Hiburan lebih besar daripada rata-rata gratification sought. Sehingga dapat disimpulkan bahwa reponden puas atas
motif Hiburan pada acara Dahsyat di RCTI.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan perbandingan antara gratification sought dan skor gratification obtained dalam menonton acara Dahsyat di RCTI yang diketahui
bahwa dari semua indikator tersebut penonton merasa puas, selanjutnya dilakukan pengujian secara statistik menggunakan uji t sampel berpasangan untuk mengetahui apakah perbedaan mean tersebut signifikan atau tidak, artinya apakah kepuasan yang diperoleh tersebut signifikan atau tidak.
(59)
55
a. Uji t Perbandingan Antara Gratification Sought Dan Gratification
Obtained Motif Informasi
Prosedur uji t beda sampel berpasangan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5% dengan 2 sisi (α = 0,025) 2)Derajat kebebasan / degree of freedom (df) = n - 1 = 4 - 1 = 3
3)t tabel (0,025 ; 3) = 4,177
Ha : Diduga terdapat perbedaan antara gratification sought dan gratification obtained dalam menonton acara Dahsyat di RCTI.
Ho : Diduga tidak terdapat perbedaan antara gratification sought dan gratification obtained dalam menonton acara Dahsyat di RCTI.
4)Kriteria:
a) Apabila -t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima, berarti tak ada perbedaan yang signifikan antara gratification sought dan gratification obtained
b) Apabila t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan yang signifikan antara gratification sought dan gratification obtained.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS, dapat diketahui nilai t hitung gratification sought dan gratification obtained informasi sebesar -5,710. Apabila digambarkan dalam kurva uji t sebagai berikut:
(60)
56
Gambar 1
Kurva Uji t Beda Antara
Gratification Sought Dan Gratification Obtained Motif Informasi
Karena t hitung gratification sought dan gratification obtained motif
informasi lebih kecil daripada -t tabel yaitu -5,710 < -4,177 maka disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara gratification sought dan gratification obtained motif informasi dalam menonton acara Dahsyat di
RCTI.
b. Uji t Beda Antara Motif Dan Kepuasan Identitas Pribadi
Prosedur uji t beda sampel berpasangan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5% dengan 2 sisi (α = 0,025) 2)Derajat kebebasan / degree of freedom (df) = n - 1 = 3 - 1 = 2
3)t tabel (0,025 ; 2) = 6,205
Ha : Diduga terdapat perbedaan antara gratification sought dan gratification obtained dalam menonton acara Dahsyat di RCTI.
Ho : Diduga tidak terdapat perbedaan antara gratification sought dan gratification obtained dalam menonton acara Dahsyat di RCTI.
Ho diterima
Ho ditolak
4,177
t tabel
-4,177
t tabel
-5,710
t hitung
(61)
57
4)Kriteria:
a) Apabila -t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima, berarti tak ada perbedaan yang signifikan antara gratification sought dan gratification obtained
b) Apabila t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan yang signifikan antara gratification sought dan gratification obtained.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS, dapat diketahui nilai t hitung gratification sought dan gratification obtained motif identitas pribadi sebesar -9,650. Apabila digambarkan dalam kurva uji t sebagai berikut:
Gambar 2
Kurva Uji t Beda Antara
Gratification Sought Dan Gratification Obtained Motif Identitas Pribadi
Ho diterima
Ho ditolak
6,205
t tabel
Ho ditolak
-9,650
t hitung
-6,205
t tabel
Karena t hitung gratification sought dan gratification obtained motif identitas pribadi lebih kecil daripada -t tabel yaitu -9,650 < -6,205 maka disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara gratification sought dan gratification obtained motif identitas pribadi dalam menonton acara
(62)
58
c. Uji t Beda Antara gratification sought dan gratification obtained motif Integrasi Dan Interaksi Sosial
Prosedur uji t beda sampel berpasangan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5% dengan 2 sisi (α = 0,025) 2) Derajat kebebasan / degree of freedom (df) = n - 1 = 4 - 1 = 3
3) t tabel (0,025 ; 3) = 4,177
Ha : Diduga terdapat perbedaan antara gratification sought dan gratification obtained dalam menonton acara Dahsyat di RCTI.
Ho : Diduga tidak terdapat perbedaan antara gratification sought dan gratification obtained dalam menonton acara Dahsyat di RCTI.
4) Kriteria:
a) Apabila -t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima, berarti tak ada perbedaan yang signifikan antara gratification sought dan gratification obtained
b) Apabila t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan yang signifikan antara gratification sought dan gratification obtained.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS, dapat diketahui nilai t hitung gratification sought dan gratification obtained motif integrasi dan interaksi sosial sebesar -3,653. Apabila digambarkan dalam kurva uji t sebagai berikut:
(1)
Tabel 4.28
Variabel Keterbukaan Dalam Komunikasi Ke Bawah No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
1 Tinggi 64 44,8%
2 Sedang 73 51,0%
3 Rendah 6 4,2%
Jumlah 143 143
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa 64 orang atau 44,8% responden menyatakan bahwa variabel Keterbukaan Dalam Komunikasi Ke Bawah di PT Antar Surya Jaya pada pada kategori tinggi, kategori sedang sebanyak 73 orang atau 51%, dan kategori rendah sebanyak 6 orang atau 4,2%. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa variabel Keterbukaan Dalam Komunikasi Ke Bawah pada pada kategori sedang.
Hal ini berarti bahwa suasana penuh keterbukaan dalam komunikasi ke bawah cukup dilaksanakan di PT Antar Surya Jaya, seperti semua personel dapat menerima informasi yang meningkatkan kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka, suasana umum yang dipenuhi keterusterangan terlihat meliputi hubungan antarpersona di seluruh tingkat organisasi, semua personel dapat mengatakan “isi pikiran mereka” tanpa memandang mereka berbicara dengan bawahan atau dengan atasan, serta semua personel relatif mudah memperoleh informasi yang berkaitan langsung dengan pekerjaan mereka saat itu.
e. Deskripsi Variabel Mendengarkan Dalam Komunikasi Ke Atas Tabel 4.29
(2)
Variabel Mendengarkan Dalam Komunikasi Ke Atas No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
1 Tinggi 66 46,2%
2 Sedang 59 41,3%
3 Rendah 18 12,6%
Jumlah 143 143
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa 66 orang atau 46,2% responden menyatakan bahwa variabel Mendengarkan Dalam Komunikasi Ke Atas di PT Antar Surya Jaya pada pada kategori tinggi, kategori sedang sebanyak 59 orang atau 41,3%, dan kategori rendah sebanyak 18 orang atau 12,6%. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa variabel Mendengarkan Dalam Komunikasi Ke Atas pada pada kategori tinggi.
Hal ini berarti bahwa suasana penuh mendengarkan dalam komunikasi ke atas cukup dilaksanakan di PT Antar Surya Jaya, seperti atasan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikiran luas mengenai semua saran atau laporan masalah yang diajukan oleh personel pada semua tingkat bawahan dalam organisasi, serta informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting oleh atasan mereka untuk dilaksanakan. f. Deskripsi Variabel Perhatian Pada Tujuan-Tujuan Berkinerja Tinggi
Tabel 4.30
Variabel Perhatian Pada Tujuan-Tujuan Berkinerja Tinggi No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
1 Tinggi 47 32,9%
2 Sedang 82 57,3%
(3)
Jumlah 143 143 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa 47 orang atau 32,9% responden menyatakan bahwa variabel Perhatian Pada Tujuan-Tujuan Berkinerja Tinggi di PT Antar Surya Jaya pada pada kategori tinggi, kategori sedang sebanyak 82 orang atau 57,3%, dan kategori rendah sebanyak 14 orang atau 9,8%. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa variabel Perhatian Pada Tujuan-Tujuan Berkinerja Tinggi pada pada kategori sedang.
Hal ini berarti bahwa suasana penuh perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi cukup dilaksanakan di PT Antar Surya Jaya, seperti personel di semua tingkat dalam organisasi menunjukkan komitmen terhadap tujuan berkinerja tinggi (produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah), terdapat perhatian yang serius kepada kesejahteraan semua personel penting bagi manajemen seperti pentingnya tujuan organisasi berkinerja tinggi, serta sering terdapat pertukaran informasi di antara kelompok-kelompok kerja yang berbeda untuk peningkatan kemampuan penyelesaian masalah.
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari analisis dan interpretasi data yang telah diuraikan, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah:
1. Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa rata-rata gratification obtained masing-masing indikator motif Informasi lebih besar daripada rata-rata gratification sought. Sehingga dapat disimpulkan bahwa reponden puas atas motif informasi pada acara Dahsyat di RCTI.
2. Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa rata-rata gratification obtained masing-masing indikator motif Identitas Pribadi lebih besar daripada rata-rata gratification sought. Sehingga dapat disimpulkan bahwa reponden puas atas motif Identitas Pribadi pada acara Dahsyat di RCTI.
3. Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa rata-rata gratification obtained masing-masing indikator motif Integrasi dan Interaksi Sosial lebih besar daripada rata-rata gratification sought. Sehingga dapat disimpulkan bahwa reponden puas atas motif Integrasi dan Interaksi Sosial pada acara Dahsyat di RCTI.
4. Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa rata-rata gratification obtained masing-masing indikator motif Hiburan lebih besar daripada rata-rata gratification sought. Sehingga dapat disimpulkan bahwa reponden puas atas motif Hiburan pada acara Dahsyat di RCTI.
(5)
62
5. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS didapat bahwa t hitung gratification sought dan gratification obtained motif informasi lebih kecil daripada -t tabel yaitu -5,710 < -4,177 maka disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara gratification sought dan gratification obtained motif informasi dalam menonton acara Dahsyat di RCTI.
6. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS didapat bahwa t hitung gratification sought dan gratification obtained motif identitas pribadi lebih kecil daripada -t tabel yaitu -9,650 < -6,205 maka disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara gratification sought dan gratification obtained motif identitas pribadi dalam menonton acara Dahsyat di RCTI.
7. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS didapat bahwa t hitung gratification sought dan gratification obtained motif integrasi dan interaksi sosial terletak di antara t tabel dan -t tabel maka disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara gratification sought dan gratification obtained motif integrasi dan interaksi sosial dalam menonton acara Dahsyat di RCTI.
8. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS didapat bahwa t hitung gratification sought dan gratification obtained motif hiburan lebih kecil daripada -t tabel yaitu -6,888 < -4,177 maka disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara gratification sought dan gratification obtained motif hiburan dalam menonton acara Dahsyat di RCTI.
(6)
63
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang telah diambil maka saran-saran yang dapat penulis ajukan yang berkaitan dengan penelitian adalah sebagai berikut:
1. RCTI sebagai stasiun televisi yang menayangkan acara Dahsyat sebaiknya terus menayangkan acara tersebut, karena kehadirannya sangat ditunggu-tunggu oleh mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Surabaya.
2. Untuk mendukung hasil penelitian ini disarankan kepada peneliti-peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian serupa dengan batasan-batasan tertentu yang lebih bervariatif agar memperoleh kesimpulan yang lebih baik daripada penelitian ini.