PENGARUH GENIUS LEARNING METHOD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP GEOGRAFI.

(1)

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

PENGARUH GENIUS LEARNING METHOD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP GEOGRAFI

(Studi Quasi Eksperimen pada Materi Hakikat Geografi di Kelas X SMAN 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Geografi

Oleh :

SITI AFIFAH NUR FAJRIAH NIM: 1101640

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGARUH GENIUS LEARNING METHOD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP GEOGRAFI

(Studi Quasi Eksperimen pada Materi Hakikat Geografi di Kelas X SMAN 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka)

Oleh

Siti Afifah Nur Fajriah, S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2007

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Geografi

© Siti Afifah Nur Fajriah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Nopember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I,

PROF. DR. HJ. ENOK MARYANI, M.S NIP. 19600121 198503 2 001

Pembimbing II

DR. EPON NINGRUM, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001

Mengetahui Ketua Program Studi,

PROF. DR. IR. DEDE ROHMAT, M.T NIP. 19640603 198903 1 001


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul: PENGARUH GENIUS

LEARNING METHOD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP GEOGRAFI

(Studi Quasi Eksperimen pada Materi Hakikat Geografidi Kelas X SMAN 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka)ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Nopember 2013

Siti Afifah Nur Fajriah NIM. 1101640


(5)

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

Abstrak

PENGARUH GENIUS LEARNING METHOD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP GEOGRAFI

(Studi Quasi Eksperimen Pada Materi Hakikat Geografidi Kelas X SMAN 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka)

Oleh :

Siti Afifah Nur Fajriah

Pembimbing I : Prof. Dr. Enok Maryani, MS Pembimbing II : Dr Epon Ningrum, M.Pd

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh lemahnya pemahaman konsep geografi peserta didik di SMA Negeri 1 Kasokandel. Salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep adalah genius learning Method. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh genius learning methods terhadap pemahaman konsep. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain non

equivalent pretest postest design. Subjek pada penelitian ini terdiri dari tiga kelas yang

berbeda: Kelas eksperimen pertama menggunakan perlakuan genius learning method teknk rotasi refleksi, kelas eksperimen kedua menggunakan genius learning method teknik operan kertas ide dan satu kelas kontrol yang menggunakan expository learning method. Instrumen penelitian menggunakan tes, observasi, dan lembar tugas. Analisis data menggunkan statistik, yaitu uji validitas, uji realibilitas, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) terdapat perbedaan pemahaman konsep dari peserta didik sebelum dan setelah pembelajaran di kelas eksperimen pertama, 2) terdapat perbedaan pemahaman konsep dari peserta didik sebelum dan setelah pembelajaran di kelas eksperimen kedua, 3) terdapat perbedaan pemahaman konsep dari peserta didik sebelum dan setelah pembelajaran pada kelas kontrol. 4) tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep setelah pembelajaran antara kelas eksperimen pertama dan kedua. 5) terdapat perbedaan pemahaman konsep pseserta didik antara kelas eksperimen pertama dan kelas kontrol, dan 6) terdapat perbedaan pemahaman konsep peserta didik antara kelas eksperimen pertama dan kelas kontrol. Kesimpulannya, genius learning method berpengaruh terhadap pemahaman konsep geografi peserta didik. Rekomendasi genius learning method ini dapat digunakan pada kondisi pemahaman konsep geografi peserta didik yang memiliki kecenderungan rendahnya minat membaca, baru mengenal kata yang ada dalam konsep geografi (lemahnya pemahaman konsep geografi), dan kurang memahami adanya keterkaitan antara pemahaman konsep di dalam buku dengan kondisi faktual di lapangan atau bahkan yang biasa dipakai untuk bahasa informasi pada kalimat berita. Seperti, media cetak, media elektronik, dan media online.


(6)

THE INFLUENCE OF GENIUS LEARNING METHOD FOR UNDERSTANDING OF THE CONCEPT OF GEOGRAPHY (Quasi-Experimental Studies in Material Natur of Geography in Grade X

SMAN 1 Kasokandel Majalengka) By :

Siti Afifah Nur Fajriah

Supervisor I: Prof. Dr. Enok Maryani, MS Supervisor II: Dr. Epon Ningrum, M.Pd

This research was based on the lack of understanding of the concept of geography students at SMA Negeri 1 Kasokandel. One of the methods wich can improve the understanding of concept is genius learning method. The research methods in this research are the experimental method and the use of a non equivalent pretest-postets design. The subjects of the research are students from three different classes:one class treated with thereflection rotation technique of genius learning method,one class treated with the paper operand idea technique, and one control class wich was treated expository learning method. The instruments of the research were tests, observations, and worksheets. The data went through the following tests: the validity test, reliability test,test of normality, test of homogenity, and hypothetical test. The results showed that: 1) there are differences in understanding the concept of learners before and after the first experimental learning in the classroom, 2) there are differences in understanding the concept of learners before and after classroom second experiment, 3) there are differences in understanding the concept of the learner before and after learning to control class. 4) there is no understanding of the concept after learning the difference between first and second class experiment. 5) there is a difference between the students' understanding of concepts pseserta first experimental class and the control class, and 6) there is a difference between understanding the concept of learners first experimental class and control class. In conclusion, the genius learning method has influence on the students’ understanding of concepts. Recommendations in this study is that genius learning this method can be used in understanding the concept of geographic conditions learners who have a tendency to low interest in reading, words that are new to the concept of geography (lack of understanding of the concept of geography), and lack of understanding of the relationship between the understanding of the concepts in the book with factual conditions in the field or even the language that is commonly used for information on news sentences. Like, print media, electronic media, and online media.


(7)

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ... i

HAK CIPTA ... ii

LEMBAR Pengesahan ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

UCAPAN TERIMAKASIH ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Nasional ... 11

B. Pembelajaran Geografi ... 12

1. Pengertian Pembelajaran ... 12

2. Pembelajaran Geografi ... 13

C. Kompetensi Guru ... 16

1. Kompetensi Pedagogik ... 16

2. Kompetensi Profesional ... 18

3. Kompetensi Sosial ... 18

4. Kompetensi Kepribadian ... 19

D. Pemahaman Konsep ... 23

E. Konsep Geografi ... 32

F. Genius Learning Method ... 33

1. Pengertian Genius Learning Method ... 33

2. Prinsip Genius Learning Method ... 34

3. Keunggulan Genius Learning Method ... 35

4. Implikasi dalam Proses Pembelajaran ... 36

5. Langkah Genius Learning Method ... 37

G. Expository Learning Method ... 48

1. Pengertian Expository Learning Method ... 48


(8)

3. Keunggulan dan Kelemahan Expository Learning Methood 49

4. Langkah Expository Learning Method ... 51

H. Hipotesis Penelitian ... 51

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 54

B. Metode dan Desain Penelitian ... 54

C. Subjek Penelitian ... 57

D. Definisi Operasional ... 59

1. Pemahaman Konsep ... 59

2. Genius Learning Method ... 60

3. Expository Learning Method ... 63

E. Instrumen Penelitian ... 64

1. Soal Tes ... 64

2. Tugas (LKS) ... 66

3. Lembar Observasi ... 66

F. Validasi Instrumen ... 66

1. Uji Validitas ... 66

2. Uji Reliabilitas ... 69

3. Uji Tingkat Kesukaran ... 69

4. Daya Pembeda ... 70

G. Pengolahan Data Pemahaman Konsep Sebelum dan Setelah Pembelajaran ... 73

H. Tehnik Pengumpulan Data ... 74

I. Prosedur dan Alur Penelitian ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 77

1. Lokasi Penelitian ... 77

a. Lokasi SMA Negeri 1 Kasokandel ... 77

b. Sumber Daya ... 79

c. Kurikulum ... 82

2. Data Hasil Penelitian ... 83

B. Analisis Data ... 114

1. Uji Normalitas ... 114

2. Uji Homogenitas ... 116

3. Uji Hipotesis ... 118

C. Pembahasan ... 124

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 138

B. Rekomendasi ... 140

DAFTAR PUSTAKA ... 142


(9)

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kompetensi Pendidikan sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun

2005tentang Standar Nasional Pendidikan dan Undang

Undang Nomor14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ...

2.2 Pemasukan Informasi untuk Masing-masing Gaya Belajar ...

2.3 Menu Kecerdasan Jamak ... 44

3.1. Daftar Nilai Rata-rata Ulangan Harian (UH) Tahun Pelajaran 2010 – 2011sampai dengan 2012 – 2013 ... 55

3.2. Jumlah dan Nilai Rata-rata Pengetahuan Awal Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Kasokandel Tahun Ajaran 2012 – 2013 ... 58

3.3 Nama Kelas dan Waktu Jam Pelajaran Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Kasokandel Tahun Ajaran 2012 – 2013 ... 59

3.4. Operasionalisasi Pemahaman Konsep ... 59

3.5. Kisi-kisi Soal Tes Obyektif Pemahaman Konsep ... 65

3.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Pemahaman Konsep ... 68

3.7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pilihan Ganda Soal Pemahaman Konsep ... 69

3.8. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Soal Pemahaman Konsep 70 3.9. Hasil Uji Daya Beda Instrumen Pemahaman Konsep... . 3.10. Deskripsi Kualitas Soal Tes Pemahaman Konsep ... 72

4.1. Jumlah Tenaga Pendidik ... 80

4.2 Jumlah Kelas dan Peserta Didik ... 81

4.3. Hasil Uji Normalitas Pemahaman Konsep Pada Kelas Eksperimen

Pertama ...

4.4 Hasil Uji Normalitas Pemahaman Konsep Pada Kelas Eksperimen Kedua ...

4.5 Hasil Uji Normalitas Pemahaman Konsep Pada Kelas Kontrol ... .

4.6. Hasil Uji Homogenitas Data Sebelum dan Setelah Pembelajaran

4.7. Hasil Uji Perbedaan Sebelum dan Setelah Pembelajaran Pada

Kelas Eksperimen Pertama ...

4.8. Hasil Uji Perbedaan Sebelum dan Setelah Pembelajaran Pada

Kelas Eksperimen Kedua ...

4.9. Hasil Uji Perbedaan Sebelum dan Setelah Pembelajaran Pada

Kelas Kontrol...

4.10. Hasil Uji Perbedaan Pemahaman konsep Setelah Pembelajaran

Antara Kelas Eksperimen Pertama dengan Kedua ...

4.11. Hasil Uji Perbedaan Pemahaman konsep Setelah Pembelajaran

Antara Kelas Eksperimen Pertama dengan Kontrol ...

4.12 Hasil Uji Perbedaan Pemahaman konsep Setelah Pembelajaran

Antara Kelas Eksperimen Kedua dengan Kontrol ...

4.13 Desain Pembelajaran Genius Learning Method Teknik Rotasi

Refleksi dan Teknik Operan Kertas Ide Pada Pemahama Konsep Geografi ... 21 43 44 54 58 59 59 65 68 69 70 71 72 80 81 114 115 116 117 119 120 121 122 123 124 128


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Bagan Alur Perlakuan Penelitian ... 56

3.2 Prosedur Penelitian ... 76 4.1 Peta Lokasi Penelitian ... 78


(11)

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1. Persentase Kenaikan Pemahaman Konsep Setelah Pembelajaran

Pada Kelas Eksperimen Pertama... 90

4.2. Linier Regresi N-Gain Peserta Didik secara Individu Kelas

Eksperimen Pertama ... 92

4.3. Persentase Kenaikan Pemahaman Konsep Setelah Pembelajaran

Pada Kelas Eksperimen Kedua... 98

4.4. Linier Regresi N-Gain Peserta Didik secara Individu Kelas

Eksperimen Kedua ... 100

4.5. Persentase Kenaikan Pemahaman Konsep Setelah Pembelajaran

Pada Kelas Kontrol... 104

4.6. Linier Regresi N-Gain Peserta Didik secara Individu Kelas

Eksperimen Kontrol ... 106

4.7. Perbedaan Pemahaman Konsep Setelah Pembelajaran antara Kelas

Eksperimen Pertama dengan Kedua ... 107

4.8. N-Gain Individu antara Kelas Eksperimen Pertama dan Kedua ... 108

4.9. Perbedaan Pemahaman Konsep Setelah Pembelajaran antara Kelas

Eksperimen Pertama dengan Kontrol ... 109

4.10. N-Gain Individu antara Kelas Eksperimen Pertama dan Kontrol .... 111

4.11. Perbedaan Pemahaman Konsep Setelah Pembelajaran antara Kelas

Eksperimen Kedua dengan Kontrol ... 113


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Bahan Ajar ... 147

2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 149

3. Kisi-kisi Pretest dan Posttes Pemahaman Konsep ... 152

4. Kisi-kisi tugas Pemahaman Konsep ... 169

5. Soal Pre dan Pos test ... 171

6.` Perangkat Pembelajaran Pertemuan Pertama ... 176

A. Perangkat Kelas Eksperimen Pertama ... 177

B. Perangkat Kelas Eksperimen Kedua ... 189

C. Perangkat Kelas Kontrol ... 201

7. Perangkat Pembelajaran Pertemuan Kedua ... 212

A. Perangkat Kelas Eksperimen Pertama ... 213

B. Perangkat Kelas Eksperimen Kedua ... 228

C.Perangkat Kelas Kontrol ... 243

8. Pedoman Observasi ... 256

9. Skor Uji Coba InstrumenPerhitungan Anates 4.0.2 ... 259

10. Analisis Validitas dan Reliabilitas... ... 267

11. Data Pemahamaham Konsep Sebelum dan Setelah Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen Pertama ... 271

1. Data Pemahamaham Konsep Sebelum dan Setelah Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen Kedua ... 272

2. Data Pemahamaham Konsep Sebelum dan Setelah Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen Kontrol ... 273

3. Pemahamaham Konsep Geografi antara Eksperimen Pertama dan Kedua ... 274

4. Pemahaman Konsep Geografi antara Kelas Eksperimen Pertama dan Kontrol... ... 275

5. Gain Pemahaman Konsep antara Kelas Eksperimen Kedua dan Kontrol ... 276

6. Daftar Nama Pembagian Tugas Kelompok ... 277

7. Nilai Hasil Tugas Kelompok ... 278

8. Nilai Gain Post Test+Kelompok dan Individu Pada Kelas Eksperimen Pertama ... 279

20. Nilai Gain Post Test+Kelompok dan Individu Pada Kelas Eksperimen Kedua ... 280

21. Nilai Gain Post Test+Kelompok dan Individu Pada Kelas Kontrol ... 281

22. Perhitungan Uji Normalitas... 282

23. Perhitungan Uji Homogenitas ... 285

24. Perhitungan Uji Hipotesis ... 288

25. Foto-foto Penelitian ... 294


(13)

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang–Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 SISDIKNAS,

pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Sekolah sebagai suatu wadah yang berperan dalam penyampaian ilmu pengetahuan pada umumnya, dan permasalahan pendidikan pada khususnya.Sekolah memiliki andil yang sangat besar dalam ketercapaian tujuan pendidikan. Berbagai macam upaya bagi masalah pendidikan secara umum telah diciptakan dan bahkan direalisasikan, salah satu contohnya yaitu perbaikan kurikulum yang terus mengalami perubahan. Dalam hal ini guru memiliki kewajiban untuk berlangsungnya efektivitas dan efisiensipembelajaran sebagai bagian dari pendidikan itu sendiri. Seperti yang dikemukaka oleh Sumarmi (2012:3).

Ada tiga faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan yaitu: (1) perangkat keras (hardware) yang meliputi ruang belajar, peralatan praktik, laboratorium, dan perpustakaan; (2) perangkat lunak

(software) yang meliputi kuriklum,program pembelajaran, manajemen

sekolah, sistem pembelajaran, dan lan-lain; (3) perangkat pikir (brainware) yaitu guru, kepala sekolah, peserta didik, dan orang-orang yang terkait dalam proses tersebut.

Pembelajaran merupakan proses mendidik yang paling mendasar bagi para guru, untuk mencapai tujuan yang akan dicapai, terutama dalam hal transfer (memberikan pengetahuan) kepada peserta didik. Tahapan ini tertuang dalam program pembelajaran yang disusun oleh guru dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20


(14)

silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,

sumber belajar dan penilaian hasil belajar”.

Berdasar pada standar kompetensi dan kompetensi dasar jenjang sekolah menengah atas (SMA) pelajaran geografi merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang hayat dan mendorong peningkatan kehidupan. Lingkup bidang kajiannya memungkinkan manusia memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia sekelilingnya yang menekankan pada aspek spasial, dan ekologis dari eksistensi manusia. Bidang kajian geografi meliputi bumi, aspek, dan proses pembentuknya, hubungan kausal dan spasial manusia dengan lingkungannya, serta interaksi manusia dengan lokasi tempat tinggalnya. Sebagai suatu disiplin integratif, geografi memadukan dimensi alam fisik dengan dimensi manusia dalam menelaah keberadaan dan kehidupan manusia di tempat dan lingkungannya (interelasi dan interdependensi).

Maryani (2006:30) menyatakan saat ini, di persekolahan ilmu geografi seringkali dianggap tidak menarik untuk dipelajari. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor (1) pelajaran geografi seringkali terjebak pada aspek kognitif tingkat rendah yaitu menghafal nama-nama tempat, sungai dan gunung, atau sejumlah fakta lainnya; (2) Ilmu geografi seringkali dikaitkan ilmu yang hanya pembuatan peta; (3) Geografi hanya menggambarkan tentang perjalanan manusia di permukaan bumi; (4) proses pembelajaran ilmu geografi cenderung bersifat verbal; kurang melibatkan fakta-fakta aktual, tidak menggunakan media konkrit dan teknologi mutakhir; (5) kurang aplikabel dalam memecahkan masalah-masalah yang berkembang saat ini.

Untuk itu diperlukan adanya guru yang kompeten. Karena dengan terbentuknya kompetensi guru, maka dapat mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional yang mengacu pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang terurai ke dalam empat komponen, yaitu (1) kompetensi pedagogis, (2) kompetensi profesional, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi kepribadian.

Selanjutnya, setelah terbentuk adanya empat komponen kompetensi guru dalam diri pendidik (guru). Diharapkan muncul adanya guru-guru profesional yang ahli dalam bidangnya. Salah satunya yaitu pelajaran geografi diajarkan oleh guru yang berlatar belakang geografi. Sehingga pada saat memberikan materi


(15)

3

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

hakikat geografi berdasarpada SK dan KD yang berlaku. Guru tersebut mampu membangun dan mengembangkan pemahaman konsep geografi peserta didik. Selain itu peserta didik dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat dan wilayah. Sedangkan yang terjadi di persekolahan berbeda, kendati pun Kurikulum Nasional mengalami perubahan dan pergantian dari masa ke masa. Kegiatan belajar mengajar geografi tetap diberlakukan secara konvensional berdasar pada hafalan (rote learning). Padahal tuntutan dari Undang-undang Sisdiknas beracuan pada belajar kognitif yang lebih menekankan proses dibandingkan hasil. Rendahnya pemahaman tersebut menurut Sumarmi (2012: 5), disebabkan oleh:

(1) banyak peserta didik mampu menghapal dengan baik terhadap konsep-konsep Geografi, baik konkret maupun konsep-konsep abstrak yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahami maknanya. (2) sebagian besar peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari di sekolah dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/dimanfaatkan di masyarakat. Padahal, mereka sebetulnya sangat membutuhkan pemahaman konsep-konsep yang berhubungan dengan pekerjaan dan yang diperlukan masyarakat pada umumnya, di mana mereka akan hidup dan bekerja.

Pasya (2006: 95-96) mengatakan “pemahaman geografi dimulai dari yang

konkrit secara bertahap akan menuju kepada hal yang abstrak.” Hal ini selaras

dengan pernyataan Ningrum (2009: 59) “Penguasaan konsep-konsep yang

terkandung di dalam suatu materi pembelajaran oleh peserta didik sangat penting

bahkan merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki peserta didik”.

Dalam National Geography Standards(1994. P.18)Geography is an integrative discipline that brings together the physical and human dimensions of the world in the study of people, places, and environments. Its subject matter is earth’s surface and the processes that shape it, the relationships between people and evironments, and the connections between people and places.

Untuk mempelajari geografi diperlukan pemahaman konsep geografi. Hal ini berarti memahami pengertian istilah-istilah yang digunakan disiplin ilmu geografi. Karena geografi merupakan integrasi disiplin ilmu dari dimensi fisik (alam) dan manusia (sosial). Dengan mempelajari geografi peserta didik dan guru melihat makna dalam pengaturan berbagai hal dalam ruang; melihat hubungan


(16)

antara orang-orang, tempat dan lingkungan; dan keterkaitan dari terapan/aplikasi spasial (ruang dan tempat) dengan ekologi (manusia/interaksi lingkungan)

perspektif untuk situasi kehidupan. Maryani (2010: 6) menyatakan “Geografi

senantiasa mengembangkan asas, konsep, metode dan pendekatan untuk mengembangkan teori-teori yang relevan dengan kebutuhan manusia sehingga memiliki nilai praktis, bukan hanya membuat manusia semakin cerdas memilih ruang tetapi juga mengembangkan mata pencaharian secara profesional. Image manusia tentang ruang dan bagaimana manusia memanfaatkan ruang sangat tergantung pada pengalaman, pengetahuan, sikap dan nilai-nilai yang dianutnya,

semua itu ditransformasikan melalui pendidikan”.

Cher (2013: 20) mengatakan banyak peserta didik berpendapat bahwa pengetahuan itu setara dengan pengertian. Mereka berpikir bahwa bila mereka mengetahui banyak hal, mereka menjadi pintar dan mengerti segalanya. Namun peserta didik yang mengaku mengetahui banyak hal, tidak selalu mendapatkan hasil yang lebih baik dalam tugas dan ujian, dibanding peserta didik yang memahami apa yang telah mereka pelajari. Pada ranah pemahaman konsep, peserta didik tidak hanya sekedar menginggat informasi terkait pembelajaran, sementara itu pembelajaran geografi di kelas X SMAN 1 Kasokandel masih bersifat hafalan (rote learning). Salah satunya terlihat pada saat memahami konsep geografi. Banyak istilah-istilah baru yang sulit dipahami oleh peserta didik. sehingga apabila dilakukan tes pada akhir pembelajaran rata-rata nilai mereka bagus tapi pada saat dilakukan UTS/UAS (Ulangan Tengah Semester/Ujian Akhir Semester) nilai peserta didik, sebagian masih ada yang di bawah standar KKM. begitupun pada saat peserta didik mengikuti UN (Ujian Nasional). Karena soal tentang hakikat geografi yang didalamnya mengupas konsep geografi selalu muncul padasaat UN.

Kekhawatiran guru pun muncul terutama pada saat transisi kurikulum seperti saat ini (peralihan dari KTSP ke Kurikulum 2013). Pada tahun pelajaran 2013/2014 SMAN 1 Kasokandel masih menggunakan KTSP, untuk penjurusan program studi dilakukan pada kelas XI, yaitu program IPS dan IPA.Peserta didik yang naik ke kelas XI IPA sesuai dengan acuan pada KTSP tidak diberikan pelajaran geografi sehingga pengetahuan tentang geografi seolah-olah menjadi


(17)

5

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

berhenti dan selesai padahal informasi tentang geografi tidak bisa lepas begitu saja, apalagi bila melihat kondisi geografis negara Indonesia. Diharapkan keberlangsungan pembelajaran geografi dapat melecut pemahaman konsep geografi peserta didik.

Hal itu jelas dibutuhkan suatu metode sehingga kegiatan belajar mengajar (KBM) menjadi bermakna yang dapat menyimpan informasi geografi lebih lama dalam memori tiap peserta didik, setidaknya ada beberapa konsep dalam pembelajaran geografi yang dapat membentuk pola pikir peserta didik. Jika melihat kondisi peserta didik saat ini, pada umumnya peserta didik kurang memiliki rasa percaya diri (self confidence) akan kemampuan dalam dirinya. Salah satu buktinya, yaitu saat mengikuti UTS/UAS. Ada sebagian peserta didik yang langsung mengisikan jawaban yang diperoleh dari temannya walaupun temannya juga dapat dari temannya, tanpa disensor terlebih dahulu. Jelas hasil yang dicapai tidak akan optimal, meskipun bisa jadi jawaban yang mereka dapatkan benar tapi pada prinsipnya tidak menambah pengetahuan dan pemahaman geografi. Karena target peserta didik bukan bisa atau paham, tapi hasil berupa nilai yang diperoleh secara praktis. Seharusnya kemampuan dalam diri peserta didiklah yang paling penting dan berharga. Bukan berpatok pada nilai yang mereka hasilkan secara instan.

Santrock (2007: 351) mengatakan pemahaman konseptual adalah aspek kunci dari pembelajaran. Salah satu tujuan pengajaran yang penting adalah membantu murid memahami konsep utama dalam suatu subjek, bukan sekedar mengingat fakta yang terpisah-pisah. Dalam banyak kasus, pemahaman konsep akan berkembang apabila guru dapat membantu peserta didik mengeksplorasi topik secara mendalam dan memberi mereka contoh yang tepat dan menarik dari suatu konsep. Konsep adalah bagian utama dari pemikiran.

Bila dikaitkan dengan pemahaman konsep pada pelajaran geografi, maka terdapat 10 konsep esensial geografi yang harus diketahui oleh masing-masing peserta didik. Diantaranya yaitu konsep lokasi, jarak, keterjangkauan, pola, morfologi, aglomerasi, nilai kegunaan, interaksi dan interdependensi, diferensiasi area, dan keterkaitan keruangan. Hal ini dalam KTSP tertuang pada standar kompetensi (SK), 1. menafsirkan konsep, pendekatan, prinsip dan aspek geografi; dan


(18)

kompetensi dasar (KD) 1.1 menjelaskan konsep geografi (pada KTSP). Sedangkan pada kurikulum 2013 terdapat kompetensi inti (KI), 3. Memahami,

menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah; dan kompetensi dasar (KD), 3.1 memahami pengetahuan dasar geografi dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Metode pembelajaran yang ditawarkan oleh genius learning

Methodadalah suatu sistem yang terancang dengan proses yang sangat efisien

meliputi diri peserta didik, guru, proses pembelajaran dan lingkungan pembelajaran. Dalam Genius Learning. guru menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses pembelajaran, sebagai subjek pendidikan bukan hanya objek semata. Kedua proses ini memang diusahakan untuk bisa dicapai secara bersamaan. Untuk itulah genius learning dirancang, yakni untuk menjembatani jurang yang memisahkan antara proses mengajar dan proses belajar. Gunawan

(2012: 96) menyatakan “Satu cara yang efektif untuk membantu peserta didik

mempelajari dan mengingat materi pelajaran yang banyak adalah dengan mengatur informasi ke dalam satu konsep atau tema. Dengan melakukan hal ini, peserta didik dapat melihat gambaran besar dari apa yang sedang ia pelajari dan mampu memahami materi secara lebih mendalam. Dengan demikian peserta didik akan lebih mengingat kembali, fakta, data, informasi, pikiran, gambar, ingatan,

perasaan, dan emosi yang berhubungan dengan konsep tersebut”.

Rose and Nicholl (2009: 95) menyatakan “menanamkan informasi pada

memori menetap mensyaratkan untuk menyelidiki implikasi dan signifikansi-makna seutuhnya-dengan secara seksama mengeksplorasi bahan subjek yang bersangkutan. Ada perbedaan besar antara mengetahui dan memahami benar-benar sesuatu. Semata mengubah fakta ke dalam makna pribadinya adalah unsur


(19)

7

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

Accelerated Learning (cara belajar dipercepat), beragam nama lainnya yaitu Quantum learning, Quantum Teaching, Super Learning, Efficient and Effective Learning. Meier (2012: 36) menyatakan “Praktisi A.L menginginkan agar

pembelajar mengalami kegembiraan belajar sebab mereka tahu betapa pentingnya

itu. “Kegembiraan” bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Ini tidak ada hubungannya dengan kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang

dangkal. Namun “kegembiraan ini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan

penuh, dan terciptanya makna pemahaman, nilai yang membahagiakan pada diri peserta didik. Itu adalah kegembiraan melahirkan sesuatu yang baru. Dan kegembiraan ini jauh lebih penting untuk pembelajaran daripada segala teknik

atau metode atau medium yang mungkin dipilih untuk digunakan”. Menurut

Jensen (2011: 250) cara pemahaman pada otak itu lebih melalui diskriminasi pola ketimbang melalui fakta tunggal atau daftar tunggal. Tahap-tahap awal dari pengolahan umumnya paralel dan bukannya serial, dan tahap-tahap tersebut menonjolkan hasil analisis dari pencocokan pola dan bukannya mendeteksi hal-hal yang menonjol (features). Dalam mengidentifikasi sebuah objek, misalnya,

dengan mengumpulkan informasi – sering dalam waktu kurang dari satu detik –

berdasarkan ukuran, warna, bentuk, tekstur permukaan, bobot bau dan gerakan”.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk memaknai arti dari

“pemahaman” dalam pembelajaran, peserta didik harus mulai terbiasa dengan

penerimaan diri, harga diri, dan kepercayaan diri, tujuan dan penetapan tujuan. Peran guru sebagai fasilitator dan katalisator. Selama proses pembelajaran untuk membantu pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran geografi yaitu guru memiliki peran dalam memfasilitasi proses pembelajaran di kelas, karena pada dasarnya geografi tidak hanya dapat dipahami melalui buku semata. Selanjutnya pada saat proses pembelajaran, sebaiknya guru tidak langsung memvonis KD dalam SK ini sulit dan KD dalam SK itu mudah. Sehingga dalam memberikan materi dan soal-soal pembelajaran guru cenderung mengikuti apa yang tertera dalam buku paket atau pun LKS yang disediakan oleh penerbit karena pada prinsipnya guru sebagai katalisator guru dapat membantu peserta didik dalam menemukan kekuatan dan kelebihan yang mereka milik. Dengan demikian,


(20)

permasalahan tentang rendah atau kurangnya rasa percaya diri peserta didik dalam menjawab UTS/UAS/UN dikarenakan pada proses pembelajaran peserta didik tidak menemukan relevansi dengan kehidupan nyatanya. Peserta didik hanya berpikir sekolah itu untuk menyeleseikan UTS/UAS/UN. Maka diperlukanlah metode pembelajaran yang dapat mengasah pemahaman konsep, metode yang tidak hanya melihat peserta didik sebagai objek dari pendidikan yang berlaku di sekolah tapi peserta didik sebagai subjek pendidikan (student oriented). Untuk itu

maka judul penelitian ini adalah: “Pengaruh Genius Learning Method Terhadap

Pemahaman Konsep (Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi di

Kelas X SMAN 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka)”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh

penggunaan Genius Learning Method terhadap pemahaman konsep peserta didik

pada mata pelajaran geografi?” Permasalahan tersebut dijabarkan dalam

pernyataan:

1. Bagaimana perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik di kelas

yang menggunakan Genius Learning Method teknik rotasi refleksi sebelum dan setelahpembelajaran pada kelas eksperimen pertama?

2. Bagaimana perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik di kelas

yang menggunakan Genius Learning Method teknik operan kertas ide sebelum dan setelah pembelajaran pada kelas eksperimen kedua?

3. Bagaimana perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik di kelas

yang menggunakan Expository Learning Method sebelum dan setelah pembelajaran pada kelas kontrol?

4. Bagaimana perbedaanpemahaman konsep geografi peserta didik antara kelas

yang menggunakan Genius Learning Method Teknik Rotasi Refleksi dan kelas yang menggunakan Genius Learning Method Teknik Operan Kertas Ide?


(21)

9

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

5. Bagaimana perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik pada kelas

yang menggunakan Genius Learning Method Teknik Rotasi Refleksi dan kelas yang menggunakan Expository Learning Method?

6. Bagaimana perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik antara kelas

yang menggunakan Genius Learning Method Teknik Operan Kertas Ide dan kelas yang menggunakan Expository Learning Method?

C. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik di kelas

yang menggunakan Genius Learning Method teknik rotasi refleksi sebelum dan setelah pembelajaran.

2. Menganalisis perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik di kelas

yang menggunakan Genius Learning Method teknik operan kertas ide sebelum dan setelah pembelajaran.

3. Menganalisis perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik di kelas

yang menggunakan Expository Learning Method sebelum dan setelah pembelajaran.

4. Mengkaji perbedaanpemahaman konsep geografi peserta didik antara kelas

yang menggunakan Genius Learning Method Teknik Rotasi Refleksi dan kelas yang menggunakan Genius Learning Method Teknik Operan Kertas Ide.

5. Mengkajipemahaman konsep geografi peserta didik pada kelas yang

menggunakan Genius Learning Method Teknik Rotasi Refleksi dan kelas yang menggunakan Expository Learning Method.

6. Mengkaji perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik antara kelas

yang menggunakan Genius Learning Method Teknik Operan Kertas Ide dan kelas yang menggunakan Expository Learning Method.


(22)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi guru tentang penerapan pemahaman konsep

Genius Learning Method teknik rotasi refleksi dan teknik operan kertas ide

sehingga dapat dijadikan salah satu alternatif metode pembelajaran.

2. Sebagai informasi bagi guru mengenai perbedaan pemahaman konseppeserta

didik sebelum dan setelah pembelajaran, dilihat dari nilai tes, tugas (LKS)maupun hasil observasi antara kelas eksperimen pertama yang menerapkan Genius Learning Method teknik rotasi refleksi dan kelas eksperimen kedua yang menerapkan Genius Learning Method teknik operan kertas ide.

3. Sebagai informasi bagi guru mengenai perbedaan pemahaman konseppeserta

didik sebelum dan setelah pembelajaran, baik dari nilai tes, tugas (LKS) maupun hasil obsevasi antara kelas eksperimen pertama yang menerapkan

Genius Learning Method teknik rotasi refleksi dan kelas kontrol yang

menerapkan Expository Learning Method.

4. Sebagai informasi bagi guru mengenai perbedaan pemahaman konseppeserta

didik sebelum dan setelah pembelajaran, baik dari nilai tes, tugas (LKS) maupun hasil obsevasi antara kelas eksperimen kedua yang menerapkan

Genius Learning Method teknik operan kertas ide dan kelas kontrol yang

menerapkan Expository Learning Method.

5. Memberikan pengalaman baru bagi peserta didik dengan Genius Learning

Methoddan diharapkan dapat memberikan kesadaran akan adanya perbedaan


(23)

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kasokandel. Alamat dari SMAN 1 Kasokandel di Jalan Desa Kasokandel Timur No. 65 Kode pos 45453, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka. Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 274, terdiri dari kelas X-1 sampai dengan X-8. Alasan dilakukanya penelitian ini di SMAN X-1 Kasokandel untuk standar kompetensi (SK), 1. menafsirkan konsep, pendekatan, prinsip dan aspek geografi; dan kompetensi dasar (KD) 1.1 menjelaskan konsep geografi hampir setiap tahunnya di bawah standar KKM, bisa dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

Daftar Nilai Rata-rata Ulangan Harian (UH) Tahun Pelajaran 2010-2011 samapai dengan 2012 - 2013

Tahun Ajaran Nilai Rata-rata UH

SK KD semester 1 kelas X

Persentase mencapai KKM (%)

2012 – 2013 6,37 63

2011 – 2012 6,64 50

2010 – 2011 6,42 68

Sumber : Buku Legger Peserta Didik

Untuk mengantisipasi hal diatas diperlukan adanya upaya antisipasi oleh guru yaitu menentukan metode yang tepat dalam proses pembelajaran agar

pemahaman konsep geografi peserta didik pada tahun ajaran 2013 – 2014 tidak

mengalami nilai di bawah standar KKM yaitu 75.

B. Metode dan Desain Penelitian

Pengertian dan tujuan metode eksperimen dikemukakan Surakhmad (1998: 149) sebagai berikut : Dalam arti kata yang luas, bereksperimen adalah


(24)

Kelas Pre test Perlakuan Post test

A O X1 O

B O X2 O

C O O

waktu

mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil. Hasil itu untuk menegaskan bagaimana kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki. Tujuan eksperimen bukanlah pada pengumpulan data dan deskripsi data melainkan pada penemuan-penemuan faktor-faktor akibat, karena itu di dalam eksperimen orang itu bertemu dengan dinamik dalam interaksi variabel-variabel.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Metode ini dapat diartikan bukan merupakan eksperimen murni tetapi seperti murni sehingga disebut juga eksperimen semu. Metode ini digunakan jika ada beberapa hal yang sulit dilakukan, terutama dalam pengontrolan variable.

Menurut Sukmadinata (2012:207) bahwa “eksperimen quasi bisa digunakan

minimal kalau dapat mengontrol satu variable meskipun dalam bentuk

memasangkan beberapa karakteristik, kalau bisa random lebih baik”. Bentuk

penelitian ini berupa adanya pre test dan post test terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui pemahaman konsep geografi peserta

didik.Desain yang digunakan yaitu Nonequivalent Groups Pretest – Posttest

Design. McMillan dan Sally (2001: 467) mengatakan “desain ini sangat lazim dan

berguna dalam pendidikan, karena tidak mungkin menempatkan subjek secara acak. Peneliti menggunakannya secara utuh, kelompok subjek yang telah ditentukan, memberi pretest, mengelola kondisi perlakuan pada satu kelompok, dan memberinya posttest. Perbedaan desain ini hanyalah pada penempatan acak, seperti pada desain pretest – posttest control group”.


(25)

56

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

Keterangan:

Kelas A = Kelas Eksperimen pertama, dengan Genius Learning Methodteknik rotasi refleksi.

Kelas B = Kelas Eksperimen kedua, dengan Genius Learning Methodteknik operan kertas ide.

Kelas C = Kelas kontrol, penerapan metode pembelajaran ekspository

O = Pre Test dan Posttest

X1 = Perlakuan menggunakan Genius Learning Methodteknik rotasi

Refleksi.

X2 = Perlakuan menggunakan Genius Learning Methodteknik operan kertas

ide.

Penelitian ini terbagi ke dalam tiga kelas penelitian, yaitu kelas eksperimen pertama yang menggunakan genius learning method teknik rotasi refleksi, kelas eksperimen dua mengggunakan genius learning method teknik operan kertas ide dan kelas kontrol dengan expository learning method. Proses penelitian ini dijelaskan pada gambar bagan 3.1 analisa alur perlakuan penelitian, sebagai berikut:

Kelas A Kelas B Kelas C

(KE1) (KE2) (KK)

O1 X1 O2 O1 X2 O2 O1 O2

H1 H2 H3

H4 H6

H5


(26)

Keterangan :

(KE1) : Kelas Eksperimen 1

(KE2) : Kelas Eksperimen 2

(KK) : Kelas Kontrol

O1 : Observasi 1 (Pre test)

O2 : Observasi 2 (Post test + Tugas kelompok)

H1, H2, H3, H4, H5, H6 : Hipotesis 1, Hippotesi 2, Hipotesis3, Hipotesis 4,

Hipotesis 5, Hipotesis 6

Berdasarkan gambar 3.1 bagan alur perlakuan penelitian, tiap kelas penelitian mendapatkan observasi kesatu berupa pre test. Kelas Eksperimen pertama yaitu kelas X.6 akan mendapatkan perlakuan genius learning method teknik rotasi refleksi. Selanjutnya kelas eksperimen kedua yaitu kelas X.8 akan mendapatkan perlakuan genius learning method teknik rotasi refleksi dan kelas kontrol yaitu kelas X.4 tidak mendapatkan perlakuan, tapi menngunakan expository learning

method yang biasa digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Setelah

mendapatkan perlakuan, ketiga kelas penelitian mendapatkan observasi kedua yaitu post test ditambah nilai tugas kelompok. Hasil pre test dan post test ditambah dengan nilai tugas kelompok pada tiap kelas penelitian akan diuji dengan menggunakan uji t guna menjawab hipotesis 1, hipotesi 2, hipotesi 3, hipotesis 4, hipotesis 5, dan hipotesis 6.

C. Subjek Penelitian

Sugiyono (2013: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Selanjutnya menurut Sugiyono (2013: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada di populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,


(27)

58

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X tahun ajaran 2013/2014 yang mencakup 8 kelas paralel berjumlah 274 peserta didik, yaitu kelas X-1 sampai dengan kelas X-8. Sampel penelitian ini mengambil 3 kelas yaitu untuk kelas eksperimen pertama, kelas eksperimen kedua dan kelas kontrol.

Tabel 3.2

Jumlah dan Nilai Rata-rata Pengetahuan Awal Peserta Didik Kelas X

SMAN 1 Kasokandel Tahun Ajaran 2012 – 2013

Kelas Jumlah Peserta didik

kelas X

Nilai Rata – rata

Pengetahuan Awal Peserta didik Kelas X

X-1 36 74,7

X-2 34 73,5

X-3 33 73,6

X-4 34 73,8

X-5 33 72,2

X-6 34 73,9

X-7 33 72.7

X-8 34 73,8

Sumber: Buku Legger Peserta Didik

Berdasarkan tabel 3.2 maka diperoleh subyek penelitian terdiri dari dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen pertama yaitu kelas X-6 dengan genius learning Method teknik rotasi refleksi dan eksperimen kedua dengan genius learning Method teknik operan kertas ide yaitu kelas X-8 juga kelas kontrol dengan expository learning Method yaitu kelas X-4. Alasan pemilihan kelas ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

1. Ketiga kelas tersebut berjumlah 34 orang.

2. Ketiga kelas tersebut belum memperoleh Kompetensi Dasar 1.1

Menjelaskan Konsep Geografi.

3. Guru Geografi yang mengajar adalah sama.

4. Ketiga kelas tersebut mempunyai nilai akademik yang hampir sama untuk

pelajaran geografi setelah dilakukan tes pengetahuan awal geografi.

5. Waktu pelaksanaan jam pelajaran sama, yaitu pada jam ke-1 dan 2.


(28)

Tabel 3.3

Nama Kelas dan Waktu Jam Pelajaran Peserta Didik Kelas X

SMAN 1 Kasokandel Tahun Ajaran 2012 – 2013

Nama Kelas Waktu Jam Pelajaran

Hari Jam Ke

X-1 Sabtu 6 - 7

X-2 Jum’at 3 - 4

X-3 Sabtu 4 – 5

X-4 Jum’at 1 – 2

X-5 Kamis 5 – 6

X-6 Sabtu 1 – 2

X-7 Rabu 3 – 4

X-8 Rabu 1 – 2

Sumber: Penelitian, 2013

D. Definisi Operasional

1. Pemahaman Konsep

Bloom (1978: 90) menyatakan “Pemahaman konsep yang diukur terdiri

dari tiga kategori, yaitu menterjemahkan, menafsirkan, dan mengekstrapolasi”.

Pemahaman konsep peserta didik akan diukur menggunakan instrumen berupa pre test dan pos tes pilihan ganda dan tugas yang terdapat dalam LKS (Lembar Kerja Siswa) yang mencakup indikator-indikator pemahaman konsep yang tertuang dalam tabel 3.4:

Tabel 3.4

Operasionalisasi Pemahaman Konsep Geografi

Variabel Dimensi Indikator

Pemahaman Konsep

Translasi: a) Mengidentifikasi pengertian geografi berdasarkan

periode waktu.

b) Mengidentifikasipertanyaan geoggrafi dari where,

when dan how.

c) Mengidentifikasi cabang ilmu geografi manusia.

d) Mengidentifikasi pengaruh garis lintang dan bujur

dalam kehidupan sehari-hari.

e) Mengidentifikasi ruang lingkup geografi.

Interpretasi: a) Membedakan aliran fisis determinis dan posibilis dalam

kehidupan sehari-hari.

b) Membedakan 5 dari 10 konsep geografi.

Ekstrapolasi: a) Menjelaskan 5 dari 10 konsep geografi dalam

kehidupan sehari-hari.

b) Memprediksi luas pulau di Indonesia.

c) Memprediksi perbedaan waktu di Indonesia.


(29)

60

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

2. Genius Learning Method

Genius Learning Method adalah suatu rangkaian pendekatan praktis

dalam meningkatkan hasil pembelajaran yang memiliki delapan tahap pembelajaran yaitu menciptakan suasana kondusif, menghubungkan, gambaran besar, tetapkan tujuan, pemasukan informasi, aktivasi, demonstrasi, serta ulangi dan jangkarkan. Pada tahap ulangi dan jangkarkan dilakukan teknik pada tiap kelas eksperimen (kelas eksperimen pertama dengan menggunakan teknik rotasi refleksi dan kelas eksperimen kedua dengan menggunakan teknik oprean kertas ide). Genius Learning membantu anak didik untuk bisa mengembangkan kelebihan mereka sesuai dengan gaya belajar masing-masing karena proses pembelajaran yang terbaik yang dapat diberikan kepada para peserta didik adalah suatu proses yang diawali dengan menggali dan mengerti kebutuhan anak didik. 1. Genius Learning Method Teknik Rotasi Refleksi (Eksperimen pertama)

Apersepsi.

1) Suasana Kondusif.

a) Di pimpin oleh satu orang, peserta didik mempersiapkan dirinya untuk

mengikuti KBM dilanjutkan dengan mengucapkan salam, peserta didik bersama guru berdoa dilanjutkan dengan membaca salah satu

Surat dalam Al-Qur’an.

b) Mengecek presensi kehadiran peserta didik.

Motivasi.

2) Hubungkan.

c) Guru mengingatkan kembali materi minggu lalu dengan memberikan

3 hal penting terkait materi pelajaran. Melakukan pre test. Eksplorasi.

3) Gambaran besar.

d) Guru menayangkan infokus, pada tayangan pertama terdapat kata

kunci yang akan dipelajari terkait materi pelajaran.

4) Tetapkan tujuan

e) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran untuk


(30)

5) Pemasukan Informasi.

f) Guru membagikan bahan ajar, selanjutnya menampilkan slide

berkenaan dengan materi pelajaran.

6) Aktivasi.

g) Coba buat ringkasan cerita dalam pikiran anda apa yang paling

penting berkenaan dengan materi pelajaran. Kerja Kelompok.

7) Demonstrasi.

p) Peserta didik menyampaikan kembali ringkasan cerita.Melakukan post

test.

Elaborasi.

8) Ulangi dan jangkarkan.

i) Menempelkan di dinding beberapa lembar kosong (A4) yang diberi

judul materi pelajaran hari ini.

j) Meminta kelompok yang pertama mengelilingi kertas tersebut dan

memberikan ide/pandangan terhadap topik yang diberikan dengan waktu 1 menit.

k) Setelah itu lanjutkan dengan kelompok berikutnya.

l) Kelompok terakhir ditugaskan untuk merangkum informasi yang telah

terkumpul dan menjelaskannya kepada seluruh kelas. Konfirmasi.

m) Guru mengulas kembali kertas-kertas yang dibuat peserta didik

dengan menggunakan teknik rotasi refleksi.

n) Guru memberi pujian atau penghargaan kepada seluruh kelompok

yang telah menerapkan teknik rotasi refleksi dan

mempresentasikannya dengan baik

o) Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas

Penutup.

q) Guru memberikan tugas dan menyampaikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya.


(31)

62

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

2. Genius Learning Strategy Teknik Operan Kertas Ide (Eksperimen kedua)

Apersepsi.

1) Suasana Kondusif.

a) Di pimpin oleh satu orang, peserta didik mempersiapkan dirinya untuk

mengikuti KBM dilanjutkan dengan mengucapkan salam, peserta didik bersama guru berdoa dilanjutkan dengan membaca salah satu

Surat dalam Al-Qur’an.

b) Mengecek presensi kehadiran peserta didik.

Motivasi.

2) Hubungkan.

c) Guru mengingatkan kembali materi minggu lalu dengan memberikan

3 hal penting terkait materi pelajaran. Melakukan pre test. Eksplorasi.

3) Gambaran besar.

d) Guru menayangkan infokus, pada tayangan pertama terdapat kata

kunci yang akan dipelajari terkait materi pelajaran.

4) Tetapkan tujuan

e) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran untuk

dipelajari peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).

5) Pemasukan Informasi.

f) Guru membagikan bahan ajar, selanjutnya menampilkan slide

berkenaan dengan materi pelajaran.

6) Aktivasi.

g) Coba buat ringkasan cerita dalam pikiran anda apa yang paling

penting berkenaan dengan materi pelajaran. Kerja Kelompok

7) Demonstrasi.

r) Peserta didik menyampaikan kembali ringkasan cerita. Melakukan

posttest

Elaborasi.

8) Ulangi dan jangkarkan.


(32)

j) Setiap kelompok menuliskan apa yang mereka ketahui tentang topik topik tersebut dalam waktu 1 menit.

k) Setelah waktu yang ditentukan habis, kelompok 1 menyerahkan kertas

tersebut pada kelompok 2, setelah membaca hasil kelompok 1, menambahkan apa yang dianggap kurang,selanjutnya kelompok 2 menyerahkan pada kelompok 3 dan seterusnya.

l) Kelompok terakhir mencari referensi dari pernyataan yang telah

dituliskan ke atas kertas.

m) Menuliskan nomor dan sumber yang digunakan sebagai referensi.

n) Menunjukkan hasilnya kepada seluruh kelas dan menempelkan di

dinding. Konfirmasi.

o) Guru mengulas kembali kertas-kertas yang dibuat peserta didik

dengan menggunakan teknik operan kertas ide.

p) Guru memberi pujian atau penghargaan kepada seluruh kelompok

yang telah menerapkan teknik operan kertas ide dan

mempresentasikannya dengan baik

q) Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas.

Penutup.

s) Guru memberikan tugas dan menyampaikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya

t) Guru mengucapkan salam

3. Expository Learning Methode

Apersepsi.

1) Persiapan (Preparation).

a) Di pimpin oleh satu orang, peserta didik mempersiapkan dirinya untuk

mengikuti KBM dilanjutkan dengan mengucapkan salam, peserta didik bersama guru berdoa dilanjutkan dengan membaca salah satu

Surat dalam Al-Qur’an.


(33)

64

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

Motivasi.

2) Penyajian (Presentation).

c) penggunaan bahasa, intonasi suara, menjaga kontak mata dengan

peserta didik, dan menggunakan joke-joke yang menyegarkan. Melakukan pre test.

Eksplorasi.

3) Menghubungkan (correlation).

d) Mengorelasikan bahan menjadi lebih bermakna.

4) Menyimpulkan (generalization)

e) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran untuk

dipelajari peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Melakukan posttest

Elaborasi.

5) Penerapan (Aplication).

f) Langkah unjuk kemampuan peserta didik setelah mereka menyimak

penjelasan guru. Konfirmasi.

g) Guru bertanya ulang apa yang telah dipelajari.

Penutup.

h) Guru memberikan tugas dan menyampaikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya

i) Guru mengucapkan salam

E. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perangkat Tes, LKS yang di dalamnya terdapat tugas dan observasi.

1. Soal tes dilakukan untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep geografi

peserta didik setelah pembelajaran antara kelas eksperimen pertama dan kelas eksperimen kedua berupa pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur pengetahuan awal dan ketercapaian hasil belajar peserta didik setelah dilakukan perlakuan, tes disusun berdasarkan indikator standar kompetensi


(34)

dan kompetensi dasar pada mata pelajaran geografi yang dibuat juga berdasar pada indikator pemahaman konsep dari Taksonomi Bloom. Selanjutnya secara kuantitatif akan dilihat proses dari pemahaman konsep geografi serta hasil pembelajaran peserta didik sebelum dan setelah perlakuan.

Berdasarkan tabel 3.5 untuk pemahaman konsep terdapat tiga indikator yaitu: 1) translaasi (mengidentifikasi pengertian geografi berdasarkan periode waktu, mengidentifikasipertanyaan geoggrafi dari where, when dan how,

mengidentifikasi cabang ilmu geografi manusia, mengidentifikasi pengaruh

garis lintang dan bujur dalam kehidupan sehari-hari, mengidentifikasi ruang lingkup geografi), 2) interpretasi (membedakan aliran fisis determinis dan posibilis dalam kehidupan sehari-hari, membedakan 5 dari 10 konsep geografi.), dan ekstrapolasi (menjelaskan 5 dari 10 konsep geografi dalam kehidupan sehari-hari, memprediksi luas pulau di Indonesia, memprediksi perbedaan waktu di Indonesia.).

Tabel 3.5

Kisi-kisi Soal Tes Objektif Pemahaman Konsep Geografi

Variabel Indikator Penjabaran No Soal

Pemahaman Konsep

Translasi: a) Mengidentifikasi pengertian geografi

berdasarkan periode waktu.

b) Mengidentifikasi pertanyaan geoggrafi

dari where, when dan how.

c) Mengidentifikasi cabang ilmu geografi

manusia.

d) Mengidentifikasi pengaruh garis

lintang dan bujur dalam kehidupan sehari-hari.

e) Mengidentifikasi ruang lingkup

geografi. 1,2,3,4 5 6,7 8 9,10,11

Interpretasi: a) Membedakan aliran fisis determinis

dan posibilis dalam kehidupan sehari-hari.

b) Membedakan 5 dari 10 konsep

geografi.

12,13 14,15,16,17, 18

Ekstrapolasi: a) Menjelaskan 5 dari 10 konsep geografi

dalam kehidupan sehari-hari.

b) Memprediksi luas pulau di Indonesia.

c) Memprediksi perbedaan waktu di

Indonesia.

19,20,21,22, 23

24 25


(35)

66

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

2. Tugas (LKS)

Tugas yang terdapat dalam LKS (Lembar Kerja Siswa) digunakan untuk mengukur pemahaman konsep geografi dalam bentuk uraian.

3. Lembar Observasi

Format observasi digunakan untuk memantau keterlaksanaan pembelajaran dengan Genius Learning Method Teknik Rotasi Refleksi (Kelas Esperimen Pertama), Genius Learning MethodTeknik Operan Kertas Ide (Kelas Eksperimen Kedua), dan epository learning Method (Kelas Kontrol).

Dalam penelitian diperlukan instrumen yang telah memenuhi persyaratan,

Sukmadinata (2012: 228) menyatakan “validitas menunjukkan hasil dari suatu

pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur”. Selanjunya Widayoko

(2009: 144) menyatakan instrumen tes dilakukan reliable jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali.

F. Validasi Instrumen

1. Uji validitas

Sugiyono (2013 :173) mengatakan “Instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Pengujian validitas ini menggunakan formula Product Moment Pearson dengan bantuan program SPSS 16,0 for window, bila nilai korelasi dibawah 0,30 maka butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang (Sugiyono, 2013 : 179). Formula korelasi Product Moment Pearson yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : (Arikunto, 2005 : 72)

rxy =

 

 } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n Keterangan:

r xy =koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

x = Skor tiap items y = Skor total items


(36)

Uji validitas soal pemahaman konsep pada KD menjelaskan pemahaman konsep dapat dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi dari tiap item yang terkoreksi dengan menggunakan software anates ver 4.0.2 oktober 2003dan SPSS 16 for window. Adapun interpretasi dari koefisien korelasinya adalah sebagai berikut:

>0,4 = Butir soal sangat baik 0,3 - 0,39 = Butir soal baik

0,2 - 0,29 = Butir soal harus direvisi/ diperbaiki < 0,19 = Butir soal jelek / jangan digunakan

Validitas butir soal hasil uji coba instrumen pada soal pilihan ganda untuk peserta didik SMAN 1 Jatiwangi kelas X-2 berdasarkan tabel 3.6. Soal yang validitasnya baik/sangat baik berdasar Corrected Item-Total Correlation di atas 0,3 dengan demikian bila merujuk pada pernyataan sugiyono maka soal-soal yang jelek tidak dipakai. Hal ini dikarenakan soal-soal yang valid dan reliabel dapat mewakili indikator/tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai SKKD yang berlaku. Soal-soal telah dibuat dalam beberapa soal kloning yang setara, sehingga ketika salah satu soal dikategorikan jelek dan dibuang, maka masih terdapat soal yang mewakili indikator/tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hasil uji validitas soal pilihan ganda pada tabel 3.6, dari 30 soal yang diujicobakan, terdapat 25 soal yang valid untuk dijadikan alat ukur pemahaman konsep pada kelas eksperimen pertama, kedua dan kelas kontrol, yang mewakili indikator pemahaman konsep sesuai dengan adaptasi Taksonomi Bloom (translasi, interpretasi dan ektrapolasi) juga mewakili indikator yang telah ditetapkan sesuai SKKD kelas X semester 1 pada pelajaran geografi.


(37)

68

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Pemahaman Konsep Geografi

Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Varianc e if Item Deleted Correcte d Item-Total Correlati on Squared Multiple Correlatio n Cronbach's Alpha if Item Deleted

Interpretasi Keterangan

VAR00001 20.2424 26.752 .369 . .799 Baik Dipakai

VAR00002 20.3333 26.229 .416 . .796 Sangat baik Dipakai

VAR00003 20.3333 28.479 -.085 . .815 Jelek -

VAR00004 20.3030 26.655 .337 . .799 Baik Dipakai

VAR00005 20.3636 26.364 .367 . .798 Baik Dipakai

VAR00006 20.6364 28.364 -.064 . .817 Jelek -

VAR00007 20.3636 26.614 .312 . .800 Baik Dipakai

VAR00008 20.3939 25.934 .446 . .795 Sangat baik Dipakai

VAR00009 20.4242 26.002 .418 . .796 Sangat baik Dipakai

VAR00010 20.3333 26.417 .373 . .798 Baik Dipakai

VAR00011 20.2424 28.564 -.109 . .814 Jelek -

VAR00012 20.5455 26.443 .303 . .801 Baik Dipakai

VAR00013 20.4545 26.193 .368 . .798 Baik Dipakai

VAR00014 20.3636 26.239 .395 . .797 Baik Dipakai

VAR00015 20.4848 26.070 .386 . .797 Baik Dipakai

VAR00016 20.3939 25.434 .557 . .790 Sangat baik Dipakai

VAR00017 20.3939 25.684 .501 . .792 Sangat baik Dipakai

VAR00018 20.3939 26.246 .378 . .798 Sangat baik Dipakai

VAR00019 20.2727 26.580 .381 . .798 Baik Dipakai

VAR00020 20.4242 25.814 .458 . .794 Sangat baik Dipakai

VAR00021 20.4545 26.131 .381 . .797 Baik Dipakai

VAR00022 20.3636 26.614 .312 . .800 Baik Dipakai

VAR00023 20.4242 26.314 .352 . .799 Baik Dipakai

VAR00024 20.3636 26.051 .437 . .795 Sangat baik Dipakai

VAR00025 20.4545 25.881 .433 . .795 Sangat baik Dipakai

VAR00026 20.3030 26.718 .322 . .800 Baik Dipakai

VAR00027 20.3333 28.542 -.099 . .816 Jelek -

VAR00028 20.3939 26.246 .378 . .798 Baik Dipakai

VAR00029 20.4242 28.002 .008 . .813 Jelek -

VAR00030 20.4242 26.314 .352 . .799 Baik dipakai


(38)

2. Uji Reliabilitas

Sugiyono (2013 : 173) mengatakan “Instrumen yang reliabel adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama

akan menghasilkan data yang sama”. Kriteria yang digunakan untuk mengetahui

tingkat reliabel tidaknya soal, yaitu kriteria dari Guilford 1956 (Rosnenty, 2010: 72) sebagai berikut:

>0,20 = sangat tidak reliabel

0,20 - <0,40 = tidak reliabel 0,40 - <0,70 = cukup reliabel 0,70 - <0,90 = reliable 0,90 - < 1,00 = sangat reliabel

1,00 = sangat sempurna

Setelah dilakukan pengolahan data melalui SPSS 16,0 for window, maka didapat nilai cronbach’s Alpha sesuai dengan tabel 3.7 yaitu reliabel karena menunjukkan nilai 0,8.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Pemahaman Konsep Geografi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items N of Items

.806 .804 30

Sumber: Hasil Penelitian 2013

3. Uji Tingkat Kesukaran

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan anates versi 4.0.9 sesuai dengan tabel 3.8 maka diperoleh soal mudah sebanyak 12 soal dan soal sedang sebanyak 18 soal.


(39)

70

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

Tabel 3.8

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Soal Pilihan Ganda Pemahaman Konsep Geografi

No Butir Jumlah Betul Tingkat Kesukaran (%) Tafsiran

1 28 84.85 Mudah

2 25 75.76 Mudah

3 23 69.70 Sedang

4 26 78.79 Mudah

5 23 69.70 Sedang

6 17 51.52 Sedang

7 24 72.73 Mudah

8 23 69.70 Sedang

9 22 66.67 Sedang

10 25 75.76 Mudah

11 28 84.85 Mudah

12 18 54.55 Sedang

13 13 63.64 Sedang

14 24 72.73 Mudah

15 20 60.61 Sedang

16 23 69.70 Sedang

17 23 69.70 Sedang

18 23 69.70 Sedang

19 27 81.82 Mudah

20 20 66.67 Sedang

21 21 63.64 Sedang

22 24 72.73 Mudah

23 22 66.67 Sedang

24 24 72.73 Mudah

25 21 63.64 Sedang

26 26 78.79 Mudah

27 25 75.76 Mudah

28 23 69.70 Sedang

29 22 66.67 Sedang

30 22 66.67 Sedang

Sumber: Hasil Penelitian, 2013

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara warga belajar atau peserta didik yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan warga belajar yang kurang atau belum menguasai materi yang ditanyakan (Depdiknas, 2008).Untuk mengetahui daya pembeda soal rumus yang diguankan sebagai berikut :


(40)

Tabel 3.9

Hasil Uji Daya Beda Instrumen Pemahaman Konsep Geografi

No Butir Kelompok Atas Butir Kelompok

Bawah

Beda

Indeks DP (%) Kategori

1 9 6 3 33.33 Cukup

2 9 5 4 44.44 Baik

3 8 6 2 22.22 Cukup

4 9 4 5 55.56 Baik

5 8 3 5 55.56 Baik

6 6 5 1 11.11 Jelek

7 7 4 3 33.33 Cukup

8 8 2 6 66.67 Baik

9 5 3 2 22.22 Cukup

10 9 5 4 44.44 baik

11 6 8 -2 -22.22 Jelek

12 6 3 3 33.33 Cukup

13 8 2 6 66.67 Baik

14 8 3 5 55.56 Baik

15 7 3 4 44.44 Baik

16 9 2 7 77.78 Baik sekali

17 7 3 4 44.44 Baik

18 8 4 4 44.44 Baik

19 9 4 5 55.56 Baik

20 8 3 5 55.56 Baik

21 8 3 5 55.56 Baik

22 8 4 4 44.44 Baik

23 8 3 5 55.56 Baik

24 7 2 5 55.56 Baik

25 8 3 5 55.56 Baik

26 9 5 4 44.44 Baik

27 8 7 1 11.11 Jelek

28 9 4 5 55.56 Baik

29 7 6 1 11.11 Jelek

30 9 4 5 55.56 Baik

Sumber: Hasil Penelitian, 2013

Adapun kriteria kategori daya pembeda adalah sebagai berikut: 0,00 < D < 0,20 = Jelek

0,20 < D < 0,40 = Cukup 0,40 < D < 0,70 = Baik


(41)

72

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

Berdasarkan tabel 3.9 Soal hasil ujicoba yang jumlahnya 30 butir tersebut, setelah hasilnya diolah melalui daya beda, maka diperoleh kategori baik sekali, baik, cukup dan jelek. Terdapat dua klasifikasi soal, yaitu butir kelompok atas dan butir kelompok bawah dengan beda indeks.

Tabel 3.10

Deskripsi Kualitas Soal Tes Pemahaman Konsep Geografi

Nomor Soal

Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda

No. Uji konsep

1 1 Baik Mudah Cukup

2 2 Sangat baik Mudah Baik

4 3 Baik Mudah Baik

5 4 Baik Sedang Baik

7 5 Baik Mudah Cukup

8 6 Sangat baik Sedang Baik

9 7 Sangat baik Sedang Cukup

10 8 Baik Mudah baik

12 9 Baik Sedang Jelek

13 10 Baik Sedang Cukup

14 11 Baik Mudah Baik

15 12 Baik Sedang Baik

16 13 Sangat baik Sedang Baik

17 14 Sangat baik Sedang Baik sekali

18 15 Sangat baik Sedang Baik

19 16 Baik Mudah Baik

20 17 Sangat baik Sedang Baik

21 18 Baik Sedang Baik

22 19 Baik Mudah Baik

23 20 Baik Sedang Baik

24 21 Sangat baik Mudah Baik

25 22 Sangat baik Sedang Baik

26 23 Baik Mudah Baik

28 24 Baik Sedang Baik

30 25 Baik Sedang Baik

Sumber: Hasil Penelitian, 2013

Berdasarkan tabel 3.10 menunjukan bahwa dari 30 soal pilihan ganda yang telah diujicobakan, didapat 25 soal yang validitas soalnya baik sebanyak 16 (64%) dan sangat baik sebanyak 9 soal (36%). Tingkat kesukaran soal untuk menguji pemahaman konsep geografi yang terdapat soal mudah berjumlah 10 (40%), soal sedang 15 (60%). Untuk daya pembeda terdapat soal berkategori cukup sebanyak 4 (16%), soal baik 20 (80%), dan soal baik sekali 1 (4%). Kesimpulan yang


(42)

didapat dari hasil uji coba, maka 25 soal pemahaman konsep geografi memenuhi syarat untuk digunakan sebagai soal pre test dan pos test pada kelas penelitian.

G. Pengolahan Data Pemahaman KonsepGeografi Sebelum dan Setelah Pembelajaran

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan mengetahui alpha sebuah data berdistribusi mendekati normal dengan symbol bell shaped menceng kekiri atau ke kanan. Diantara syarat untuk menggunakan uji komparatif (uji t) adalah data harus berdistribusi normal,apabila tidak berdistribusi normal maka pengujian dengan uji t tidak bisa dilakukan.Perhitungan uji normalitas dapat juga dilakukan dengan bantuan program SPSS, yakni dengan menggunakan uji Kolmogrov-smirnov,

yaitu dengan membandingkan Probabilitas (sig) dengan nilai Alpha (α). Dengan

kriteria pengujian, jika probabilitas (sig) > Alpha (α), maka hasil tes berdistribusi normal. Kaidah hipotesis uji Kolmogrov-smirnov berbunyi :

Hο : angka signifikan (sig) < 0,05 , maka data tidak berdistribusi normal

H1: angka siginifikan (sig) > 0,05 , maka data berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui distribusi data homogeny atau tidak. Jika menggunakan program SPSS, maka dapat dilakukan dengan analisis parametric untuk data normal dan non parametric jika data tidak normal yaitu dengan menggunakan Two Related Sample Test yaitu dengan

membandingkan angka siginifikan (sig) dengan nilai Alpha (α). Dengan criteria :

Jika probabilitas (sig) > Alpha (α), maka hasil tes berdistribusi homogen

Jika probabilitas (sig) < Alpha (α), maka hasil tes berdistribusi tidak homogen.

3. Uji Hipotesis

Adapun teknik statistik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji t. Menurut Sugiyono (2007: 273) rumus uji t-test sampel related sebagai berikut :


(43)

74

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

dimana:

Untuk pengujian hipotesis ini menggunakan bantuan program SPSS 16 yaitu Paired t test jika data berasal dari subyek yang sama dan Independen t test jika data berasal dari subyek yang berbeda.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah 1) studi literatur, 2) observasi, 3) studi dokumentasi, dan 4) tes tertulis berupa LKS.

a. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep geografi dilakukan pengolahan data terhadap tugas yang diberikan pada peserta didik, skor pretes dan

posttesditambah dengan nilai tugas, nilai mean difference analisis hasil observasi

dalam setiap perlakuan pada kelas eksperimen pertama dan kedua. Pengolahan data tehadap test dan tugas setelah pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep geografi. Perhituangan mean difference dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik.

Untuk pengambilan data pemahaman konsep setelah pembelajaran pada kelas eksperimen pertama, kedua dan kontrol, yaitu dengan cara menggabungkan antara nilai pos tes dan tugas, dengan menggunakan rumus:

Nilai Setelah Pembelajaran : 2 X Pos Test + 1X Tugas Kelompok 3

2 1 1 1

2 1

n n

sgab x x

t


(44)

Selanjutnya analisis hasil observasi dimaksudkan untuk mengamati secara sistematis nilai perbedaan pemahaman konsep geografi dalam metode pembelajaran setiap pertemuan (genius learning Method setelah perlakuan pada kelas eksperimen pertama yang menggunakan Genius Learning Method teknik rotasi refleksi dan kelas eksperimen kedua yang menggunakan Genius Learning

Method teknik operan kertas ide) diterapkan. Analisis data dalam penelitian ini

menggunakan cara statistik dan deskriptif kuantitatif. Langkah-langkah yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian ini terdiri dari 1) penskoran, 2) uji normalitas, 3) homogenitas, 4) uji hipotesis, dan 5) analisis hasil observasi.

I. Prosedur dan Alur Penelitian

Sesuai dengan bagan 3.1penelitian ini berdasarkan pada studi pustaka dan studi empiris, selanjutnya peneliti mulai melakukan identifikasi masalah terkait dengan kejadian empiris yang terjadi pada proses pembelajaran geografi, setelah identifikasi permasalahan terkumpul maka peneliti mulai merumuskan beberapa masalah penelitian berdasar studi pustaka dan studi empiris. Landasan konseptual

merupakan kunci dari peneliatian, dimana peneliti mulai merencanakan “goal”

yang telah di setting berdasar kurikulum nasional yang berlaku, untuk sementara di kelas X SMAN 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka masih menggunakan Kurikulum SMAN 1 Kasokandel (KTSP), begitupun dengan perangkat pembelajaran yang disesuaikan dengan KD 1.1 Menjelaskan Konsep geografi. Selanjutnya pembuatan instrumen yang uji validasi soalnya dilakukan di SMAN 1 Jatiwangi. Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan acuan perangkat pembelajaran berdasar pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian yang terdiri dari bahan ajar, LKS, dan lembar observasi. Kemudian baru dilakukan proses pembelajaran (penelitian eksperimen) dan dilakukan pengumpulan data. Kesimpulan dan rekomendasi merupakan tahapan akhir setelah sebelumnya dilakukan pembelajaran (penelitian eksperimen). Proses pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pemahaman konsep geografi peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran.


(45)

76

Siti Afifah Nur Fajriah, 2013

Gambar 3.2 Bagan Prosedur Penelitian 2013 Studi Pustaka dan Empiris

Identifikasi Masalah

Rumusan Masalah

Genius learning Method

teknik rotasi refleksi

Pemahaman Konsep Geografi

Sebelum Pembelajaran Pretest

Uji Validasi Soal di SMAN 1 Jatiwangi Kab. Majalengka Landasan Konseptual

Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian

Proses Pembelajaran dan Pengumpulan Data di SMAN 1 Kasokandel Kab. Majalengka

Genius learning Method

teknik operan kertas ide

Expository Learning Methode

Pemahaman Konsep Geografi setelah Pembelajaran

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Rekomendasi


(1)

peningkatan pemahaman konsep setelah pembelajaran pada kelas eksperimen pertama dan kedua dapat tercapai jika peserta didik mulai sadar mengenai manfaat yang akan diperoleh pada masa yang akan datang. Peserta didik memahami gaya belajar yang biasa mereka gunakan dan secara tidak langsung peserta didik bisa mengetahui kecerdasan apa yang mereka miliki, meski untuk yang satu ini guru masih belum detail memahami kecerdasan yang dimiliki masing-masing peserta didik. Adanya kesesuaian kompetensi dasar dengan genius learning Method berkenaan dengan pemahaman konsep berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman peserta setelah pembelajaran.

B. Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian pada kelas eksperimen pertama yang menggunakan genius learning method teknik rotasi refleksi dan kelas eksperimen kedua yang menggunakan genius learning Method teknik operan kertas ide, pada pemahaman konsep dari masing-masing peserta didik dari kedua kelas tersebut dalam proses pembelajaran sebelum dan setelah perlakuan sebaiknya dapat ditingkatkan kembali. Sehingga pemahaman konsep peserta didik dari kedua kelas eksperimen tersebut lebih kuat dan hasil uji hipotesisnya menunjukkan perbedaan yang lebih kompetitif.

2. Sebelum dilakukan penerapan genius learning method teknik rotasi refleksi dan teknik operan kertas ide, pada pertemuan sebelumnya, sebaiknya peserta didik diberikan arahan mengenai tahapan-tahapan dari Method pembelajaran ini, sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung peserta didik dan guru dapat mengefektifkan dan mengefisienkan waktu.

3. Penerapan Genius Learning Method Teknik Rotasi Refleksi dan Genius Learning Method Teknik Operan Kertas Ide ini sangat cocok bagi sekolah


(2)

141

dengan kondisi peserta didik yang betul-betul membutuhkan bimbingan untuk memahami konsep geografi. Pemahaman konsep geografi ini notabene sangat sulit dipahami bagi peserta didik yang memiliki kecenderungan rendahnya minat membaca, baru mengenal kata yang ada dalam konsep geografi (lemahnya pemahaman konsep geografi), dan kurang memahami adanya keterkaitan antara pemahaman konsep geografi di dalam buku dengan kondisi faktual di lapangan atau bahkan yang biasa dipakai untuk bahasa informasi pada kalimat berita. Seperti, media cetak, media elektronik, dan media online.

4. Bagi guru yang akan menggunakan genius learning method, selain teknik rotasi refleksi dan teknik operan kertas ide yang telah digunakan. Disarankan dapat menggunakan teknik lainnya juga, yaitu: teknik penutup sesi pembelajaran, membicarakan topik, “ngobrol” santai, donat dan komentar penutup yang yang dapat digunakan pada materi pelajaran yang lain dengan lebih memotivasi peserta didik dan penggunaan waktu yang efisien.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Agustin, M. (2011). Permasalahan Belajardan Inovasi Pembelajaran: Panduan untuk Guru, Konselor, Psikolog, Orang Tua, dan Tenaga Keguruan. Bandung: Refika Aditama.

American Geographical Society. 1994. Geography for Life: National Standards 1994. Washington: National Geographic Research & Exploration.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Bloom, B. S.(1956). Taxonomy of Educational Objectives. The Classification of

Educational Goals. USA: Longmans

Budiningsih, C. A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Cher, T. A. (2013). Mengapa Harus Belajar dengan Tegas. Jakarta: Indeks. Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga Daldjoeni, N. (1997). Pengantar Geografi untuk Mahasiswa dan Guru Sekolah.

Bandung: Alumni.

DePorter, B, dan Mike H. (2013). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa

Djamarah, S. B, dan Aswan Z. (2012). Metode Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gunawan, A. W. 2012. Genius Learning Strategy, Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia.

Hamruni. (2012). Metode Pembelajaran. Yogyakarta: Insani Madani.

Jacobsen, D. A, dkk. (2009). Methods for Teaching; Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK – SMA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jensen, E. (2010). Guru Super dan Super Teaching: Lebih dari 1000 Strategi

Praktis Pengajaran Super. Jakarta: Indeks.

Jensen, E. (2011). Pembelajaran Berbasis Otak; Paradigma Pengajaran Baru. Jakarta: Indeks.


(4)

143

Kuswana, W. S. (2012). Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berpikir. Bandumg: Rosda Karya.

Maryani, E. (2009). Kompilasi Pendidikan Geografi dalam Konteks IPS yang dimuat dalam Ilmu Pendidikan. Bandung.

McMillan JH, dan Sally S. (1989). Research In Education A Conceptual Introduction – Penelitian Dalam pendidikan pengantar konsep (Terjemahan). New York: Longman.

Meier, D. (2012). The Accelerated Learning Handbook (Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Guruan dan Pelatihan. Bandung:Kaifa. Ningrum, E. (2009). Kompetensi Profesional Guru dalam Konteks Metode

Pembelajaran. Bandung: Buana Nusantara.

Pasya, G. K. (2006). Geografi- Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung : Buana Nusantara

PerMenDikNasRepublik IndonesiaNomor 41 Tahun 2007

PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 3.

Rose, C, dkk. (2009). Accelerated Learning for The 21st Century Cara Belajar Cepat Abad XXI. Bandung: Nuansa.

Russel, L. (2011). The Accelerated Learning Fieldbook Panduan Belajar Cepat untuk Pelajar dan Umum. Bandung: Nusa Media.

Sagala, S. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. (2011). Metode Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Guruan.

Akarta: Prenada Media.

Santrock, J. W. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(5)

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta

Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Sumaatmadja, N. (2005). Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya dan

Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.

Sumaatmadja, N. (1997). Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.

Sumarmi. (2012). Model-model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media Publishing.

Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Penelitian Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung: Tarsito

Suyono. (2011). Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Rosdakarya

Taufik. (2010). Metode Belajar Mengajar. Jakarta: Inti Prima. Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003.

Uno, H. B. (2009). Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta. Bumi Aksara.

Usman, H. dan Akbar, P. S.(2008). Pengantar Statistik. Jakarta: PT. Bumi Aksara Widoyoko, S. E. P. (2012). Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis

Bagi Guru dan Calon Guru. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wijaya, C. dan Rusyan, T.(1994). Kemampuan Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya

Internet

Khafid S. (2011). Problematika Penanaman Wawasan Kegeografian. Seminar Nasional dan PIT IGI XIV Singaraja Undiksha. www.undiksha.ac.id/media/673.pdf. 4 Maret 2013

Maryani, E. 2006. Geografi dalam Perspektif Keilmuan dan Pendidikan di Persekolahan. Bandung: UPI Bandung. file.upi.edu/geografi/maryani. 12 Nopember 2012.


(6)

145

Maryani, E. 2010. Pidato Pengukuhan Guru Besar Dimensi Geografi Dalam Kepariwisataan dan Relevansinya dengan Dunia Pendidikan. Bandung: UPI Bandung. file.upi.edu. 12 Nopember 2012