Implementasi penilaian hasil belajar berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa : studi kasus pada SMK Negeri bidang keahlian bisnis dan manajemen, program keahlian akuntansi se-kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

(1)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA

Studi Kasus pada SMK Negeri Bidang Keahlian Khusus Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Anastasia Vriska Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri Bidang Keahlian Khusus Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dapat diimplementasikan dengan baik. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri Bidang Keahlian Khusus Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 27 November 2014 – 27 Februari 2015.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Program Keahlian Akuntansi, SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang berjumlah 858 siswa. Jumlah sampel penelitian sebanyak 286 siswa. Teknik penarikan sampel adalah Purposive Sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi yang tersebar di 3 SMK Negeri, yaitu: SMK N 1 Depok, SMK N 1 Godean dan SMK N 1 Tempel. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara kuantitatif dan diintepretasikan secara kualitatif dengan menggunakan PAP II.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan secara baik dan sangat baik (67,8% dari 280 siswa) dengan mean sebesar 75,66; 2) dimensi jenis-jenis penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan secara baik dan sangat baik (51,1% dari 280 siswa) dengan mean sebesar 13,71; (3) dimensi prinsip dan pendekatan penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan secara baik dan sangat baik (59,3% dari 280 siswa) dengan mean sebesar 15,58; (4) dimensi teknik penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan secara baik dan sangat baik (58,9% dari 280 siswa) dengan mean sebesar 46,37.


(2)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF LEARNING ASSESSMENT BASED ON STUDENTS’ PERCEPTION TOWARDS THE CURRICULUM OF 2013

A Case Study in State Vocational High School on Business and Management Expertise, Accounting Program in Sleman Regency,

Yogyakarta Special Territory

Anastasia Vriska Sanata Dharma University

2015

This study aims to determine whether learning assessment based on Curriculum 2013 in State Vocational High School on Business and Management Expertise, Accounting Program in Sleman Regency, Yogyakarta Special Territory has been implemented well. This study was a descriptive research. The study was conducted in State Vocational High School of Business and Management Expertise, Accounting Program in Sleman Regency, Yogyakarta Special Territory from November 27, 2014 to February 27, 2015.

The research population were 858 students of Accounting Program, State Vocational High School on Business and Management Expertise, in Sleman Regency, Yogyakarta Special Territory. The number of samples were 286 students. The technique was Purposive Sampling. The research samples were the students of the eleventh grade of Accounting Program who spread in 3 public vocational high schools, they were: SMK N 1 Depok, SMK N 1 Godean and SMK N 1 Tempel. The data gathering technique was questionnaire. The data were analyzed quantitatively and interpreted qualitatively by using PAP II.

The result of the research shows that: (1) Learning assessment based on the Curriculum 2013 has been implemented well (67,8% out of 280 students) with the mean is 75,66; (2) The dimension of the learning assessment based on the Curriculum 2013 has been implemented well (51,1% out of 280 students) with the mean is 13,71; (3) The dimension of principle and approach to learning assessment based on the Curriculum 2013 has been implemented well (59,3% out of 280 students) with the mean is 5,58; (4) The dimension of learning assessment technique based on the Curriculum 2013 has been implemented well (58,9% out of 280 students) with the mean is 46,37.


(3)

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR

BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI

SISWA

Studi Kasus pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh: Anastasia Vriska NIM: 111334029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

i

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR

BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI

SISWA

Studi Kasus pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh: Anastasia Vriska NIM: 111334029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Hari tidak akan berarti tanpa adanya sinar mentari di siang hari dan sinar rembulan di malam hari, begitu juga

dengan hidup tidak akan indah tanpa adanya tujuan, harapan serta tantangan.

Meski terasa berat, manisnya hidup akan senantiasa ada apabila dilakukan dengan kerja keras, semangat,

pengorbanan, keikhlasan dan kesabaran untuk menyandang gelar Sarjana Pendidikan.

Proses ini berlalu hampir satu tahun, yang melibatkan orang-orang terkasih dan tersayang.

Setiap kata-kata yang terukir pada karya kecil dan sederhana ini, ku persembahan kepada:

Tuhan Yesus, Santo Yusuf dan Bunda Maria, Santa Anastasia,

Kedua Orang Tua Ku Bapak Antonius Sihono dan Ibu Cornelia Tutik Iriantiningsih,

Kakak Ku FX. Deni Heri Setiawan, Keluarga Besar, Sahabat, Teman, dan


(8)

v MOTTO

Make Your Influence Positife (Penulis)

Setiap aksi memiliki reaksi, setiap perbuatan memiliki konsekuensi dan setiap kebaikan

memiliki suatu balasan yang baik. (Penulis)

Si Vis Meria Ama Finis Studio Sed Non Amoris (Albertus Herry A.N)

Belajarlah dari masa lalu, hiduplah di masa sekarang dan rencanakan sesuatu yang indah untuk hari esok.

(Ibu C. Tutik Iriantiningsih)

Jadilah manusia yang kuat seperti karang di lautan, hadapi semua tantangan dengan senyum kebahagiaan


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 November 2015 Penulis


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Anastasia Vriska Nomor Mahasiswa : 111334029

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA

Studi Kasus pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 24 November 2015

Yang menyatakan


(11)

viii ABSTRAK

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA

Studi Kasus pada SMK Negeri Bidang Keahlian Khusus Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Anastasia Vriska Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri Bidang Keahlian Khusus Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dapat diimplementasikan dengan baik. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri Bidang Keahlian Khusus Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 27 November 2014 – 27 Februari 2015.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Program Keahlian Akuntansi, SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang berjumlah 858 siswa. Jumlah sampel penelitian sebanyak 286 siswa. Teknik penarikan sampel adalah Purposive Sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi yang tersebar di 3 SMK Negeri, yaitu: SMK N 1 Depok, SMK N 1 Godean dan SMK N 1 Tempel. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara kuantitatif dan diintepretasikan secara kualitatif dengan menggunakan PAP II.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan secara baik dan sangat baik (67,8% dari 280 siswa) dengan mean sebesar 75,66; 2) dimensi jenis-jenis penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan secara baik dan sangat baik (51,1% dari 280 siswa) dengan

mean sebesar 13,71; (3) dimensi prinsip dan pendekatan penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan secara baik dan sangat baik (59,3% dari 280 siswa) dengan mean sebesar 15,58; (4) dimensi teknik penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan secara baik dan sangat baik (58,9% dari 280 siswa) dengan


(12)

ix ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF LEARNING ASSESSMENT BASED ON STUDENTS’ PERCEPTION TOWARDS THE CURRICULUM OF 2013

A Case Study in State Vocational High School on Business and Management Expertise, Accounting Program in Sleman Regency,

Yogyakarta Special Territory

Anastasia Vriska Sanata Dharma University

2015

This study aims to determine whether learning assessment based on Curriculum 2013 in State Vocational High School on Business and Management Expertise, Accounting Program in Sleman Regency, Yogyakarta Special Territory has been implemented well. This study was a descriptive research. The study was conducted in State Vocational High School of Business and Management Expertise, Accounting Program in Sleman Regency, Yogyakarta Special Territory from November 27, 2014 to February 27, 2015.

The research population were 858 students of Accounting Program, State Vocational High School on Business and Management Expertise, in Sleman Regency, Yogyakarta Special Territory. The number of samples were 286 students. The technique was Purposive Sampling. The research samples were the students of the eleventh grade of Accounting Program who spread in 3 public vocational high schools, they were: SMK N 1 Depok, SMK N 1 Godean and SMK N 1 Tempel. The data gathering technique was questionnaire. The data were analyzed quantitatively and interpreted qualitatively by using PAP II.

The result of the research shows that: (1) Learning assessment based on the Curriculum 2013 has been implemented well (67,8% out of 280 students) with the mean is 75,66; (2) The dimension of the learning assessment based on the Curriculum 2013 has been implemented well (51,1% out of 280 students) with the mean is 13,71; (3) The dimension of principle and approach to learning assessment based on the Curriculum 2013 has been implemented well (59,3% out of 280 students) with the mean is 5,58; (4) The dimension of learning assessment technique based on the Curriculum 2013 has been implemented well (58,9% out of 280 students) with the mean is 46,37.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis mengucapkan kepada Tuhan Yesus yang telah melimpahkan cinta kasih dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR BERADASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA” Studi Kasus pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan bantuan, bimbingan, arahan, dukungan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Kaprodi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma.


(14)

xi

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah sabar membimbing, mengarahkan, mengoreksi dan memberikan saran serta masukan yang berguna selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Dr. S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. dan Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan dan saran untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah membagikan ilmu pengetahuan selama proses perkuliahan.

7. Staf Sekretariat Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah membantu saya dalam menyelesaikan urusan administrasi kemahasiswaan.

8. Kedua Orang Tuaku Bapak Antonius Sihono dan Ibu Cornelia Tutik Iriantingsih yang dengan sabar memberikan doa, semangat, nasihat, perhatian, kasih sayang dan dukungan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 9. Kakakku FX. Deni Heri Setiawan yang selalu memberikan doa, semangat dan

dukungan.

10.Albertus Herry A.N yang dengan setia mendengarkan keluh kesahku, memberikan doa, semangat, dan saran yang membangun selama proses penyusunan skripsi ini.


(15)

xii

11.Teman-teman satu bimbingan dosen skripsi : Elin, Mega, Resa, Alfon, Dina dan Sirilius yang telah membantu dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini. Sukses untuk kita semuanya.

12.Sahabat baik yang selalu membantuku selama proses perkuliahan: Stella, Elin dan Eltia. I Love You Girl.

13.Teman-teman Pendidikan Akuntansi Angkatan 2011 atas kebersamaannya selama proses perkuliahan.

14.Semua pihak yang mendukung, membantu dan berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna karena masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.


(16)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Batasan Masalah... 7

C.Rumusan Masalah ... 7

1. Masalah Umum... 7


(17)

xiv

D.Tujuan Penelitian ... 8

1. Tujuan Umum ... 8

2. Tujuan Khusus ... 9

E.Manfaat Penelitian ... 10

BAB II.KAJIAN TEORITIK ... 11

A.Tinjauan Umum Kurikulum ... 11

1.Pengertian Kurikulum ... 11

2.Komponen Kurikulum ... 13

a.Komponen Tujuan ... 13

b.Komponen Isi/materi ... 14

c.Komponen Proses ... 14

d.Komponen Evaluasi ... 15

3. Perkembangan Kurikulum di Indonesia ... 16

4. Peranan Kurikulum ... 20

5. Fungsi Kurikulum ... 21

B.Kurikulum 2013 ... 24

1. Konsep Dasar Kurikulum 2013 ... 24

2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 ... 25

a. Tantangan Internal ... 25

b. Tantangan Eksternal ... 26

c. Penyempurnaan Pola Pikir ... 27

d. Penguatan Tata Kelola ... 27


(18)

xv

3. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 28

4. Tujuan Kurikulum 2013 ... 29

5. Keunggulan Kurikulum 2013 ... 29

C.Penilaian Hasil Belajar Dalam Kurikulum 2013 ... 30

1. Pengertian Penilaian Hasil Belajar ... 30

2. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar ... 32

a. Fungsi Penilaian Hasil Belajar ... 32

b. Tujuan Penilaian Hasil Belajar... 33

3. Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar ... 33

4. Prinsip dan Pendekatan Penilaian Hasil Belajar ... 36

5. Teknik Penilaian Hasil Belajar ... 40

a. Teknik dan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Kompetensi Sikap ... 41

b. Teknik dan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Kompetensi Pengetahuan ... 47

c. Teknik dan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Kompetensi Keterampilan ... 50

D.Persepsi Siswa ... 53

1. Pengertian Persepsi Siswa ... 53

a. Persepsi ... 53

b. Siswa ... 55

2. Subproses Dalam Persepsi ... 56


(19)

xvi

a. Objek yang dipersepsi ... 57

b. Alat Indera, Syaraf dan Pusat Susunan Syaraf ... 57

c. Perhatian ... 57

4. Objek Persepsi ... 58

BAB III.METODE PENELITIAN ... 59

A.Jenis Penelitian ... 59

B.Tempat dan Waktu Penelitian... 59

1. Tempat Penelitian... 59

2. Waktu Penelitian ... 60

C.Subjek dan Objek Penelitian ... 60

1. Subjek Penelitian ... 60

2. Objek Penelitian ... 60

D.Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 60

1. Populasi ... 60

2. Sampel ... 61

3. Teknik Sampling ... 62

a.Menentukan Sekolah ... 63

b.Menentukan Siswa ... 64

E.Teknik Pengumpulan Data ... 66

1. Kuesioner ... 66

2. Penyusuan Kuesioner ... 68

F. Teknik Pengujian Instrumen ... 70


(20)

xvii

2. Uji Reliabilitas (Keandalan) ... 72

G.Teknik Analisis Data ... 74

1. Variabel Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 .. 75

a. Dimensi Jenis jenis Penilaian Hasil Belajar ... 75

b. Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian Hasil Belajar ... 76

c. Dimensi Teknik Penilaian Hasil Belajar ... 76

BAB IV.ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 78

A.Deskripsi Responden ... 79

1. Berdasarkan Jenis Kelamin ... 79

2. Berdasarkan Sekolah ... 80

B.Deskripsi Data ... 80

1. Deskripsi Implementasi Penilaian Hasil Belajar ... 80

a. SMK N 1 Depok ... 83

b. SMK N 1 Godean ... 85

c. SMK N 1 Tempel ... 88

2. Deskripsi Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar ... 90

a. SMK N 1 Depok ... 93

b. SMK N 1 Godean ... 95

c. SMK N 1 Tempel ... 98

3. Deskripsi Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian Hasil Belajar ... 100


(21)

xviii

b. SMK N 1 Godean ... 106

c. SMK N 1 Tempel ... 108

4. Deskripsi Implementasi Aspek Teknik Penilaian Hasil Belajar ………..111

a. SMK N 1 Depok ... 115

b. SMK N 1 Godean ... 117

c. SMK N 1 Tempel ... 119

C.Pembahasan Hasil Penelitian ... 122

1. Dimensi Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar ... 123

2. Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian Hasil Belajar ... 126

3. Dimensi Teknik Penilaian Hasil Belajar ... 131

BAB V. PENUTUP ... 138

A.Kesimpulan ... 138

B.Keterbatasan ... 139

C.Saran ... 140

DAFTAR PUSTAKA ... 143


(22)

xix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Jenis-jenis Penilaian Yang Dilakukan Oleh Pendidik, Satuan

Pendidikan, Dan Pemerintah ... 34 Tabel 2.2 Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI 1) Dan Sikap Sosial (KI 2)

Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan ... 43 Tabel 2.3 Kompetensi Inti Pengetahuan (KI 3) Kelas X, XI, XII Sekolah

Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan ... 48 Tabel 2.4 Kompetensi Inti Keterampilan (KI 4) Kelas X, XI, XII Sekolah

Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan ... 51 Tabel 3.1 Tempat Penelitian SMK Negeri se-Kabupaten Sleman,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ... 60 Tabel 3.2 Data Populasi Siswa SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan

Manajemen, se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta ... 61 Tabel 3.3 Data Siswa SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen

se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ... 64 Tabel 3.4 Data Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten

Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ... 65 Tabel 3.5 Perhitungan Sampel Siswa Kelas XI Program Keahlian

Akuntansi SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen

se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ... 65 Tabel 3.6 Skor Skala Likert untuk Kuesioner ... 68


(23)

xx

Tabel 3.7 Daftar Penyusunan Kuesioner ... 68 Tabel 3.8 Ringkasan Pengujian Validitas Variabel Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 Menurut Persepsi Siswa... 72 Tabel 3.9 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 73 Tabel 4.1 Data Penyebaran Kuesioner ... 78 Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 79 Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Nama Sekolah ... 80 Tabel 4.4 Implementasi Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum

2013 Menurut Persepsi Siswa ... 81 Tabel 4.5 Nilai-nilai Statistika Implementasi Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 82 Tabel 4.6 Implementasi Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum

2013 di SMK N 1 Depok ... 84 Tabel 4.7 Nilai-nilai Statistika Implementasi Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Depok ... 85 Tabel 4.8 Implementasi Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum

2013 di SMK N 1 Godean ... 86 Tabel 4.9 Nilai-nilai Statistika Implementasi Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean ... 87 Tabel 4.10 Implementasi Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum

2013 di SMK N 1 Tempel ... 88 Tabel 4.11 Nilai-nilai Statistika Implementasi Penilaian Hasil Belajar


(24)

xxi

Tabel 4.12 Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 Menurut Persepsi Siswa... 91 Tabel 4.13 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 92 Tabel 4.14 Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Depok ... 93 Tabel 4.15 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Depok ... 94 Tabel 4.16 Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean ... 96 Tabel 4.17 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean ... 97 Tabel 4.18 Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Tempel ... 98 Tabel 4.19 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Tempel ... 99 Tabel 4.20 Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian Hasil

Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 Menurut Persepsi Siswa ... 101 Tabel 4.21 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Prinsip dan

Pendekatan Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 .. 102 Tabel 4.22 Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian Hasil


(25)

xxii

Tabel 4.23 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Prinsip dan

Pendekatan Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Depok ... 105 Tabel 4.24 Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian Hasil

Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean... 106 Tabel 4.25 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Prinsip dan

Pendekatan Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean ... 107 Tabel 4.26 Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian Hasil

Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Tempel ... 109 Tabel 4.27 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Prinsip dan

Pendekatan Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013

di SMK N 1 Tempel ... 110 Tabel 4.28 Implementasi Dimensi Teknik Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 Menurut Persepsi Siswa... 112 Tabel 4.29 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 114 Tabel 4.30 Implementasi Dimensi Teknik Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Depok ... 115 Tabel 4.31 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Teknik Penilaian


(26)

xxiii

Tabel 4.32 Implementasi Dimensi Teknik Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean ... 117 Tabel 4.33 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean ... 119 Tabel 4.34 Implementasi Dimensi Teknik Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Tempel ... 120 Tabel 4.35 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Tempel ... 121 Tabel 4.36 Deskripsi Butir Kuesioner Dimensi Jenis-jenis Penilaian Hasil

Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 124 Tabel 4.37 Deskripsi Butir Kuesioner Dimensi Prinsip dan Pendekatan

Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 128 Tabel 4.38 Deskripsi Butir Kuesioner Dimensi Teknik Penilaian Hasil


(27)

xxiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 146 Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 153 Lampiran 3 Uji Validitas & Reliabilitas ... 175 Lampiran 4 Deskripsi Data Responden ... 179 Lampiran 5 PAP II & Deskripsi Data ... 181 Lampiran 6 Deskripsi Butir Kuesioner ... 194 Lampiran 7 Tabel Statistik & Perhitungan r Tabel ... 201 Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian ... 204


(28)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan bangsa Indonesia saat ini dipengaruhi oleh adanya perkembangan globalisasi yang terus meningkat. Pengaruh globalisasi ini menjadi kekuatan yang besar bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara sehingga membuat banyak perubahan yang terjadi dalam segala aspek, terutama dalam bidang pendidikan. Dalam rangka upaya peningkatan pembangunan Negara Indonesia yang maju, hal utama yang harus dilakukan pemerintah adalah memperbaiki pendidikan ke arah yang lebih baik. Dengan melalui pendidikan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam mencetak generasi penerus bangsa sebagai sarana dan prasarana dalam menunjang perkembangan sumber daya manusia di era globalisasi saat ini. Oleh sebab itu, cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah dengan memberikan perhatian, penanganan, dan prioritas secara sungguh-sungguh dalam rangka perancangan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di lapangan. Selain itu, usaha nyata yang telah dilakukan pemerintah bagi pembangunan pendidikan berupa adanya kurikulum, yang dapat dilihat dalam undang-undang No. 20 Tahun 2001 (SISDIKNAS) pasal 1 ayat (9) yaitu “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang


(29)

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Hidayat, 2013:22).

Dari Indonesia merdeka hingga sampai saat ini kurikulum dalam dunia pendidikan mengalami perubahan secara siginifikan. Perubahan atau pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa sistem pendidikan itu bersifat dinamis, dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan Negara Indonesia terutama meningkatkan hasil belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran. Kurikulum yang mengalami perubahan terjadi pada tahun 1947, tahun 1952, tahun 1964, tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 2004, tahun 2006, dan kurikulum yang terbaru yaitu tahun 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan oleh pemerintah berbasis pada kompetensi. Kurikulum ini merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi atau KBK yang pernah diuji cobakan pada tahun 2004. Penerapan dan pelaksanaan Kurikulum 2013 mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2013/2014, baik pada tingkat sekolah dasar maupun menengah yang berorientasi pada peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam sebuah jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.

Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan peserta didik


(30)

berupa penguasaan terhadap seperangkap kompetensi tertentu. Hal ini sejalan dengan UU yang dibuat oleh pemerintah yaitu UU No. 20 Tahun 2003 bagian umum antara lain: ditegaskan bahwa salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional adalah pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi. Secara konseptual Kurikulum 2013 dicita-citakan untuk menghasilkan generasi masa depan yang cerdas secara komprehensif yakni tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga cerdas secara emosi, sosial, dan spiritual.

Implementasi pada Kurikulum 2013 akan dilaksanakan secara terbatas dan bertahap dimulai pada tahun ajaran 2013/2014 (Juli 2013) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, baik sekolah negeri maupun swasta (Mulyasa, 2013:9). Untuk mencapai tujuan tersebut Kurikulum 2013 menuntut perubahan pada berbagai aspek lain terutama pada aspek penilaian dalam implementasinya di lapangan. Aspek penilaian merupakan elemen penting dalam mengimplementasikan suatu kurikulum, karena dapat mengetahui hasil belajar peserta didik berupa penguasaan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah atau belum dikuasai peserta didik, menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu tertentu, menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang memiliki kelemahan dalam belajar, dan dapat memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.


(31)

Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lainnya. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penegasan tersebut tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penilaian hasil belajar yang diterapkan kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang dijadikan sebagai kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen dalam penilaian hasil belajar peserta didik. Data dari hasil penilaian meliputi data perkembangan belajar siswa dalam proses pelaksanaan belajar sehari-hari hasil pengamatan guru, penilaian diri, penilaian teman, hasil ulangan harian lisan maupun tulisan, nilai hasil karya, dan nilai tugas yang terhimpun menjadi nilai portofolio. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai cara sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik (Hidayat, 2013:119). Dengan adanya penilaian hasil belajar, maka sekolah telah memberikan kontribusi untuk meningkatkan, memajukan dan memperbaiki mutu pendidikan di sekolah Indonesia serta menghasilkan generasi penerus bangsa yang kompeten dalam segala bidang.


(32)

Namun pada kenyataan saat ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengeluarkan kebijakan berupa pemberitahuan bahwa Kurikulum 2013 dihentikan. Pemberhentian Kurikulum 2013 ini didasari atas pertimbangan rekomendasi tim evaluasi implementasi Kurikulum 2013 dan diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan. Penghentian Kurikulum 2013 karena dilandasi berbagai macam masalah yaitu diantaranya: kurangnya kesiapan buku, sistem penilaian, penataran guru, pendamping guru dan pelatihan kepala sekolah yang belum merata. Menurut Anies pendidikan Indonesia menghadapi masalah yang tidak sederhana, karena Kurikulum 2013 diproses secara cepat dan sudah dilaksanakan di seluruh Indonesia sebelum kurikulum tersebut pernah dievaluasi secara lengkap dan menyeluruh. Belum adanya kesiapan dari semua pihak inilah membuat Kurikulum 2013 belum dapat dilaksanakan secara optimal, karena masih mengalami banyak kendala yang menghambat kegiatan belajar mengajar. Selain itu ketergesaan penerapan Kurikulum 2013 ini yang merasakan akibatnya adalah anak-anak, guru dan orang tua. (www.tinoberita.blogspot.com).

Selain itu, kurangnya sarana dan prasarana pendidikan membuat guru dan siswa mengalami kesulitan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hal ini terlihat dari pihak guru yang mengalami kesulitan buku berbasis Kurikulum 2013 yang belum dibagikan secara merata oleh pemerintah pusat, sehingga membuat guru menggunakan buku seadanya untuk mengajar yang berbasis KTSP dan guru juga merasakan


(33)

bahwa penilaian Kurikulum 2013 terlalu rumit. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi yang diberikan oleh pemerintah. Pihak lain yang mengalami kesulitan selanjutnya adalah siswa. Hal ini terlihat bahwa siswa harus lebih aktif dalam belajar di kelas maupun di rumah, karena siswa harus mencari, mempelajari materi secara mandiri maupun berkelompok untuk memahami materi pembelajaran dan kegiatan yang dilakukan siswa ini dinilai oleh guru yang meliputi kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Sehingga banyak siswa yang mengeluhkan pelaksanaan Kurikulum 2013. Kesulitan inilah yang dirasakan guru dan siswa membuat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan untuk memberhentikan Kurikulum 2013 untuk kepentingan bersama. Sehingga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menginstruksikan kepada seluruh sekolah untuk kembali menggunakan Kurikulum 2006 atau KTSP pada semester selanjutnya yaitu semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Kebijakan ini dilaksanakan agar tidak ada lagi pihak yang merasakan kerugian dari penerapan Kurikulum 2013.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 Menurut Persepsi Siswa” Studi Kasus pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.


(34)

B. Batasan Masalah

Agar lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan dan memperoleh hasil yang diinginkan, maka peneliti membatasi ruang lingkup masalah sebagai berikut:

1. Penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 menurut persepsi siswa yang diimplementasikan pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Implementasi Penilaian Hasil Belajar berdasarkan Kurikulum 2013 meliputi dimensi jenis-jenis penilaian, prinsip dan pendekatan penilaian serta teknik penilaian pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah ditentukan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Masalah Umum :

Apakah penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dapat diimplementasikan dengan baik?


(35)

2. Masalah Khusus :

a. Apakah jenis-jenis penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dapat diimplementasikan dengan baik?

b. Apakah prinsip dan pendekatan penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dapat diimplementasikan dengan baik?

c. Apakah teknik penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dapat diimplementasikan dengan baik?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Tujuan Umum :

Untuk mengetahui apakah penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan


(36)

Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dapat diimplementasikan dengan baik.

2. Tujuan Khusus :

a. Untuk mengetahui apakah jenis-jenis penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dapat diimplementasikan dengan baik.

b. Untuk mengetahui apakah prinsip dan pendekatan penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dapat diimplementasikan dengan baik.

c. Untuk mengetahui apakah teknik penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dapat diimplementasikan dengan baik.


(37)

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan guru sebagai gambaran nyata tentang penilaian hasil belajar peserta didik berdasarkan Kurikulum 2013 yang telah dilaksanakan, sehingga guru menjadikannya sebagai bahan evaluasi dan refleksi untuk perbaikan pelaksanaan penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sekolah sebagai bahan pertimbangan kebijakan dalam mengoptimalkan kinerja guru khususnya pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik yang berdasarkan Kurikulum 2013.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi daftar pustaka bagi mahasiswa yang membutuhkannya.

4. Bagi Instansi Pemerintah (DIKPORA Kab. Sleman)

Hasil penelitian ini dapat digunakan DIKPORA Kabupaten Sleman untuk meningkatkan kualitas kinerja guru.

5. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini digunakan penulis untuk menambah informasi pengetahuan tentang pendidikan dan pelaksanaan Kurikulum 2013 yang telah dilaksanakan oleh lembaga pendidikan.


(38)

11 BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Tinjauan Umum Kurikulum 1. Pengertian Kurikulum

Pengertian kurikulum menurut Arifin (2011:2-3) berpendapat bahwa secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”.

Dalam bahasa Perancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat di dalamnya.

Curriculum is the entire school program and all the people involved in.

Program tersebut berisi mata pelajaran (courses) yang harus ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu tertentu, seperti SD/MI (enam tahun), SMP/MTs (tiga tahun), SMA/SMK/MA (tiga tahun) dan seterusnya. Dengan demikian secara terminologis istilah kurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan oleh peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah.

Arifin (2011:3) menjelaskan bahwa ada beberapa implikasi dari pengertian tradisional, yaitu: (a) kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, yang merupakan budaya dan pengalaman masa lampau yang


(39)

mengandung nilai positif untuk disampaikan kepada generasi muda. Mata pelajaran tersebut harus mewakili semua aspek kehidupan dan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan; (b) peserta didik harus mempelajari dan menguasai seluruh mata pelajaran; (c) mata pelajaran hanya dipelajari di sekolah secara terpisah-pisah; dan yang terakhir (d) tujuan akhir kurikulum adalah untuk memperoleh ijazah.

Menurut A. Ferry T. Indratno kurikulum adalah program dan isi dari suatu sistem pendidikan yang berupaya melaksanakan proses akumulasi pengetahuan antar generasi dalam masyarakat. Bila ditarik benang merah, maka kurikulum dapat dipahami sebagai alat sentral bagi keberhasilan pendidikan (Yamin, 2012:15). Sementara pengertian kurikulum secara modern adalah semua kegiatan dan pengalaman potensial (isi/materi) yang telah disusun secara ilmiah baik yang terjadi di dalam kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Ada juga pengertian kurikulum yang lebih luas yaitu semua kegiatan dan pengalaman belajar serta segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi peserta didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai pendidikan. Segala sesuatu yang dimaksud disini merupakan hidden curriculum misalnya fasilitas sekolah, lingkungan yang aman, bersih, indah, berbunga, suasana keakraban, kerja sama yang harmonis untuk saling mendorong dalam proses pembelajaran yang disertai menggunakan media dan sumber belajar yang memadai (Arifin, 2011:4-5).


(40)

2. Komponen Kurikulum

Dalam kurikulum harus memiliki beberapa komponen pendukung dalam mengembangkan kurikulum pendidikan, hal ini bertujuan agar pendidikan yang dijalani oleh suatu lembaga pendidikan dapat mengembangkannya secara baik. Menurut Arifin (2011:82-94) terdapat 4 (empat) komponen kurikulum, yaitu: a. Komponen Tujuan

Tujuan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis, karena akan mengarahkan dan memengaruhi komponen kurikulum lainnya. Dalam penyusunan suatu kurikulum, perumusan tujuan kurikulum harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum menetapkan komponen yang lainnya. Tujuan pendidikan suatu negara tidak bisa dipisahkan dan merupakan penjabaran dari tujuan negara atau falsafah negara, karena pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan negara. Tujuan pendidikan nasional dirumuskan langsung oleh pemerintah sebagai pedoman bagi pengembangan tujuan pendidikan yang lebih khusus. Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap lembaga pendidikan, baik pendidikan formal (TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA) maupun pendidikan non formal (lembaga kursus, pesantren). Tujuan kurikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran seperti bidang studi Pendidikan Agama Islam, IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, dan sebagainya. Tujuan pembelajaran umum adalah tujuan yang ingin dicapai pada setiap pokok bahasan, sementara tujuan pembelajaran khusus (instructional objective) adalah tujuan dari setiap subpokok bahasan.


(41)

b. Komponen Isi/materi

Isi/materi kurikulum pada hakikatnya adalah semua kegiatan pengalaman yang dikembangkan dan disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Secara umum, isi kurikulum itu dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu: (1) logika, merupakan pengetahuan tentang benar-salah berdasarkan prosedur keilmuan; (2) estetika, merupakan pengetahuan tentang indah-jelek yang ada nilai seni; dan (3) etika, merupakan pengetahuan tentang baik-buruk, nilai, dan moral. Berdasarkan pengelompokan isi kurikulum harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip, diantaranya sebagai berikut: (1) mengandung bahan kajian atau topik-topik yang dapat dipelajari peserta didik dalam proses pembelajaran; dan (2) berorientasi pada standar kompetensi lulusan, standar kompetensi mata pelajaran, dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Pemilihan isi kurikulum juga dapat mempertimbangkan kriteria sebagai berikut: (1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; (2) sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik; (3) bermanfaat bagi peserta didik, masyarakat, dunia kerja, bangsa dan negara untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang, dan (4) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Komponen Proses

Proses pelaksanaan kurikulum harus menunjukkan adanya kegiatan pembelajaran, yaitu upaya guru untuk membelajarkan peserta didik di dalam sekolah melalui kegiatan tatap muka, maupun di luar sekolah


(42)

melalui kegiatan terstruktur dan mandiri. Dalam konteks inilah guru dituntut untuk menggunakan berbagai strategi pembelajaran, metode mengajar, media pembelajaran, dan sumber belajar lainnya. Pemilihan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan kurikulum (SK/KD), karakteristik materi pelajaran, dan tingkat perkembangan yang dapat digunakan guru dalam menyampaikan isi kurikulum, antara lain: (1) startegi ekspositori klasikal, yaitu guru lebih banyak menjelaskan materi yang sebelumnya telah diolah sendiri, sementara siswa lebih banyak menerima materi yang telah jadi; (2) strategi pembelajaran heuristik yaitu

discovery dan inquiry; (3) strategi pembelajaran kelompok kecil berupa kerja kelompok dan diskusi kelompok, serta (4) strategi pembelajaran secara individual.

d. Komponen Evaluasi

Untuk mengetahui efektivitas kurikulum dalam upaya memperbaiki penyempurnaan kurikulum diperlukan komponen evaluasi. Evaluasi kurikulum merupakan usaha yang sulit dan kompleks, karena banyak aspek yang harus dievaluasi, orang yang terlibat, dan luasnya kurikulum yang harus diperhatikan. Evaluasi kurikulum memerlukan ahli-ahli yang mengembangkannya menjadi suatu disiplin ilmu. Evaluasi kurikulum juga sangat erat hubungannya dengan definisi kurikulum sebagai kumpulan mata pelajaran yang meliputi semua kegiatan dan pengalaman anak di dalam maupun di luar sekolah.


(43)

3. Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Menurut Hidayat (2013:1-18) semenjak Indonesia merdeka pada tahun 1945 hingga saat ini kurikulum dalam dunia pendidikan mengalami banyak perubahan. Perubahan yang terjadi yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Kurikulum yang pertama lahir setelah Indonesia merdeka adalah kurikulum pada tahun 1947 atau rencana pelajaran 1947. Rencana Pelajaran 1947 merupakan pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda dengan mengurangi pendidikan kecerdasan intelektual. Kurikulum 1947 dilandasi semangat zaman dan suasana kehidupan berbangsa dengan spirit merebut kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka, berdaulat, sejajar dengan bangsa lain, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Setelah Rencana Pelajaran 1947, kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan pada tahun 1952. Pada tahun 1952 pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan menerbitkan buku Pedoman Kurikulum untuk jenjang Sekolah Dasar yang lebih merinci pada setiap mata pelajaran yang diberi nama dengan Rencana Pelajaran Terurai 1952 bertujuan untuk membimbing para guru dalam kegiatan mengajar di Sekolah Dasar. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem Pendidikan Nasional. Ciri dari kurikulum 1952 ini memiliki setiap rencana pelajaran sehari-hari, silabus mata pelajaran jelas, dan seorang guru mengajar satu mata pelajaran.

Menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kurikulum ini diberi nama Rencana Pendidikan 1964


(44)

atau kurikulum 1964. Dalam pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapatkan pengetahuan akademik pada jenjang SD sebagai pembekalan, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yaitu; daya cipta, rasa, karsa, karya dan moral. Penyempurnaan kurikulum 1964 masih mengalami perubahan yaitu menjadi kurikulum 1968, hal ini dipengaruhi oleh perubahan sistem politik dari pemerintahan rezim Orde Lama ke rezim pemerintahan Orde Baru. Kurikulum ini menjadi citra sebagai produk Orde Lama yang menekankan pada pendekatan organisasi materi pelajaran menjadi kelompok pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah jam pelajaran pada kurikulum 1968 adalah 9 mata pelajaran yang menitikberatkan pada materi apa saja yang diberikan kepada siswa untuk setiap jenjang pendidikan. Dari segi tujuan pendidikan kurikulum 1968 diarahkan untuk membentuk manusia yang berdasarkan pada Pancasila sejati, kuat, sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan, keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.

Pembaharuan penyempurnaan kurikulum terjadi dengan diterbitkannya Kurikulum 1975/1976. Kurikulum 1975 untuk SD/ SMP dan SMA sementara kurikulum 1976 untuk Sekolah Keguruan yaitu SPG dan Sekolah Menengah Kejuruan (STM, SMEA). Komponen yang terkandung dalam kurikulum 1975 memuat tentang: (a) tujuan institusional baik SD, SMP, dan SMA/ SPG/ SMEA/ STM yaitu tujuan yang hendak dicapai lembaga pendidikan dalam melaksanakan program pendidikannya; (b) struktur program kurikulum, yaitu


(45)

kerangka umum program pengajaran yang akan diberikan pada tiap sekolah; dan (c) garis-garis besar program pengajaran, yang didalamnya terdapat hal-hal yang berhubungan dengan program pengajaran. Dalam perkembangannya kurikulum 1975 dianggap sudah tidak relevan lagi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemudian kurikulum 1984 lahir sebagai perbaikan atau revisi terhadap kurikulum 1975. Kurikulum 1984 memiliki ciri sebagai berikut: (a) berorientasi kepada tujuan pembelajaran instruksional; (b) pendekatan pembelajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif atau (CBSA); (c) materi pelajaran yang dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral; (d) menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan; (e) materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa; dan (f) menggunakan pendekatan keterampilan proses.

Kurikulum 1984 dalam proses pembelajaran lebih menekankan pada pola pembelajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar sehingga kurang memperhatikan muatan isi pelajaran. Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan dari kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ciri-ciri yang dimiliki oleh kurikulum 1994, diantaranya: (a) pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan; (b) pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat dan berorientasi kepada materi pelajaran/isi; (c) kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa seluruh Indonesia;


(46)

(d) dalam pelaksanaan kegiatan hendaknya guru memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa untuk aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial; (e) dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa; (f) pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks; dan (g) pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa. Penyempurnaan kurikulum 1994 yang dilakukan oleh pemerintah merupakan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama meningkatkan hasil belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran.

Kurikulum 2004 merupakan penyempurnaan kurikulum 1994 yang dijadikan sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik menjadi desentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU No. 23 dan 25 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Pertimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Kurikulum 2004 diberi nama dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi atau KBK yang menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan kompetensi atau tugas-tugas tertentu yang sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Kurikulum Berbasi Kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (a) menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal; (b) berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman; (c) penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi; (d) sumber belajar


(47)

bukan hanya guru tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif; dan (e) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah mendorong penyelenggara pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP sebagai kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan. Esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi.

4. Peranan Kurikulum

Menurut Hamalik (2007:11-13) terdapat tiga peranan kurikulum yang dinilai sangat penting, yaitu (a) peranan konservatif, memiliki suatu tanggung jawab mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial pada generasi muda; (b) peranan kritis dan evaluatif, sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada melainkan juga menilai dan memilih berbagai unsur kebudayaan yang akan diwariskan; serta (c) peranan kreatif, melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif untuk menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa sekarang maupun masa mendatang.


(48)

5. Fungsi Kurikulum

Dilihat dari sisi pengembang kurikulum atau guru, kurikulum memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: (a) fungsi preventif, yaitu mencegah kesalahan para pengembang kurikulum terutama dalam melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana kurikulum; (b) fungsi korektif, yaitu mengoreksi dan membetulkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pengembang kurikulum dalam melaksanakan kurikulum; dan (c) fungsi konstruktif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi para pelaksana dan pengembang kurikulum untuk membangun kurikulum yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Menurut Arifin (2011:13-16) mengatakan bahwa fungsi kurikulum dapat juga ditinjau dalam berbagai perspektif, antara lain: (a) Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan, merupakan alat untuk

membentuk manusia seutuhnya sesuai dengan visi, misi dan tujuan Pendidikan Nasional termasuk berbagai tingkatan tujuan pendidikan yang ada dibawahnya. Kurikulum sebagai alat dapat diwujudkan dalam bentuk program, yaitu kegiatan dan pengalaman belajar yang harus dilaksanakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran;

(b) Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah, merupakan pedoman untuk mengatur dan membimbing kegiatan sehari-hari di sekolah, baik kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler maupun kokurikuler. Pengaturan kegiatan ini sangat penting agar tidak terjadi tumpang tindih, seperti jenis program pendidikan apa yang sedang dan akan dilaksanakan;


(49)

(c) Fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan meliputi fungsi kesinambungan, yaitu sekolah pada tingkat yang lebih atas harus mengetahui dan memahami kurikulum sekolah yang dibawahnya, sehingga dapat dilakukan penyesuaian kurikulum, dan fungsi penyiapan tenaga, yaitu bilamana sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga yang terampil mempelajari yang diperlukan mengenai kemampuan akademik, kecakapan atau keterampilan, kepribadian maupun hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial;

(d) Fungsi kurikulum bagi guru, merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum sekaligus sebagai pelaksana kurikulum di lapangan. Guru juga sebagai faktor kunci (key factor) dalam keberhasilan suatu kurikulum. Efektivitas suatu kurikulum tidak akan tercapai jika guru tidak dapat memahami dan melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran, artinya guru tidak hanya berfungsi sebagai pengembang kurikulum tetapi juga sebagai pelaksana kurikulum. Guru dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya sesuai dengan perkembangan kurikulum, perkembangan IPTEK, perkembangan masyarakat, perkembangan psikologi belajar, dan perkembangan ilmu pendidikan;

(e) Fungsi kurikulum bagi pengawas merupakan pedoman, patokan, atau ukuran dalam membimbing kegiatan guru di sekolah. Kurikulum dapat digunakan oleh pengawas untuk menyempurnakan atau memperbaiki usaha pengembangan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan. Pengawas


(50)

juga perlu mencari data dan informasi mengenai faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum dengan meningkatkan mutu guru, kelengkapan sarana pendidikan, pemantapan sistem administrasi, bimbingan konseling, dan keefektifan penggunaan perpustakaan. Implikasinya pengawas harus menguasai kurikulum yang berlaku;

(f) Fungsi kurikulum bagi masyarakat, dapat mengetahui pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kurikulum suatu sekolah. Masyarakat yang cerdas dan humanis akan selalu memberikan bantuan, baik moril maupun materil dalam pelaksanaan kurikulum, memberikan saran-saran dan pendapat sesuai dengan keperluan, dan berperan secara aktif, baik langsung maupun tidak langsung; serta

(g) Fungsi kurikulum bagi pemakai lulusan, akan menggunakan lulusan menjadi tenaga kerja yang bermutu tinggi dan mampu berkompetisi agar dapat meningkatkan produktivitasnya. Biasanya para pemakai kurikulum melakukan seleksi yang ketat dalam penerimaan calon tenaga kerja. Studi kurikulum akan banyak membantu pemakai lulusan dalam menyeleksi calon tenaga kerja yang handal, energik, disiplin, bertanggung jawab, jujur, ulet, tepat, dan berkualitas dalam bekerja.


(51)

B. Kurikulum 2013

1. Konsep Dasar Kurikulum 2013

Menurut Mulyasa (2013:66-68) menjelaskan dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan. Untuk kepentingan tersebut pemerintah melakukan penataan kurikulum. Kurikulum yang saat ini sedang dikembangkan oleh pemerintah adalah Kurikulum 2013 yang berbasis kompentensi. Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang pernah diuji cobakan pada tahun 2004. KBK atau competency based curriculum dijadikan sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk pengembangan berbagai ranah pendidikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam sebuah jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.

Pada hakikatnya kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang merefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut: (a) pengetahuan (knowledge), adalah kesadaran dalam bidang kognitif; (b) pemahaman (understanding), adalah kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu; (c) kemampuan (skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya; (d) nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah


(52)

menyatu dalam diri seseorang; (e) sikap (attitude), adalah perasaan senang- tidak senang, suka-tidak suka atau reaksi terhadap suatu rangsangan dari luar; dan (f) minat (interest), adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Berdasarkan analisis kompetensi di atas Kurikulum 2013 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan kompetensi tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkap kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam belajar.

2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

Dalam Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Tantangan internal, antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan


(53)

orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. b. Tantangan eksternal, antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai

isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations

(ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan

ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain


(54)

banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

c. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut: (1) penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama; (2) penguatan pola pembelajaran interaktif merupakan interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya; (3) penguatan pola pembelajaran secara jejaring sehingga peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet; (4) penguatan pola pembelajaran aktif-mencari merupakan pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik; (5) penguatan pola belajar sendiri dan kelompok atau berbasis pada tim; (6) penguatan pembelajaran berbasis multimedia; (7) penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; (8) penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan (9) penguatan pola pembelajaran kritis.

d. Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: (1) penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif; (2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan (3)


(55)

penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

e. Penguatan materi, dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

3. Karakteristik Kurikulum 2013

Karakteristik yang dimiliki kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, sebagai berikut: (a) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual-sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkan dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; (b) menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar, agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; (c) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; (d) mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran; (e) mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; dan (f) mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, yang saling memperkuat (reinforced) dan


(56)

memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan, baik organisasi horizontal dan vertikal.

4. Tujuan Kurikulum 2013

Menurut Pemendikbud Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, afektif dan mampu memberikan kontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Untuk mencapai tujuan tersebut menuntut perubahan pada berbagai aspek lain terutama dalam implementasinya di lapangan. Pada proses penilaian hasil belajar akan berfokus pada output hasil penilaian yang berbasis pada kemampuan peserta didik melalui penilaian proses dan portofolio secara utuh dan menyeluruh, sehingga Kurikulum 2013 memerlukan penambahan jam pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar (Mulyasa, 2013:66).

5. Keunggulan Kurikulum 2013

Keunggulan yang dimiliki oleh Kurikulum 2013 menurut Mulyasa (2013:163-164) mengharapkan implementasi Kurikulum 2013 dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan karena Kurikulum 2013 yang secara konseptual memiliki beberapa keunggulan, yaitu: (a) Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah atau konstektual karena berakar, berfokus, dan bermuara pada hakekat


(57)

peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing; (b) Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain, seperti penguasaan ilmu pengetahuan, keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, dan pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu; serta (c) ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.

C. Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013 1. Pengertian Penilaian Hasil Belajar

Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lainnya, khususnya pembelajaran. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penegasan tersebut tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar penilaian menurut Kusnandar (2014:35) memiliki tujuan, yaitu diantaranya: (a) perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan


(58)

kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, (b) pelaksanaan penilaiaan peserta didik secara profesional terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan (c) pelaporan hasil penilaiaan peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.

Menurut Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh peserta didik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis selama proses pembelajaran yang mencakup tentang: (a) penilaian autentik, adalah bentuk yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya; (b) penilaian diri, adalah teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif; (c) penilaian tugas, adalah penilaian atas proses dan hasil pengerjaan tugas yang dilakukan secara mandiri dan atau kelompok; (d) penilaian projek, adalah penilaian terhadap suatu tugas berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data sampai pelaporan; (e) ulangan harian, adalah penilaian yang dilakukan setiap menyelesaikan satu muatan pembelajaran; (f) ulangan tengah semester, adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam paruh pertama semester; dan (g)


(59)

ulangan akhir semester, adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam satu semester. Pengertian lain tentang penilaian menurut Kunandar (2014:35) adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan peserta didik perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran dengan benar.

2. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar a. Fungsi Penilaian Hasil Belajar

Menurut Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki beberapa fungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Fungsi dari penilaian hasil belajar oleh pendidik yaitu:

1) Formatif, berarti memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian selama proses pembelajaran dalam satu semester, sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu dan mau. Hasil dari kajian terhadap kekurangan peserta didik digunakan untuk memberikan pembelajaran remedial dan perbaikan RPP serta proses pembelajaran yang dikembangkan guru untuk pertemuan berikutnya; dan

2) Sumatif, berarti menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada akhir suatu semester, satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di


(60)

satuan pendidikan. Hasil dari penentuan keberhasilan ini digunakan untuk menentukan nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan belajar satuan pendidikan seorang peserta didik.

b. Tujuan Penilaian Hasil Belajar

1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program pengayaan;

2) Untuk menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu tahunan, dan masa studi satuan pendidikan;

3) Untuk menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar; dan

4) Untuk memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.

3. Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar

Pihak-pihak yang dapat melakukan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik ada tiga yaitu pendidik (guru), satuan pendidikan (sekolah), dan pemerintah. Penilaian oleh pendidik adalah penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh pendidik (guru) secara berkesinambungan yang bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk


(61)

meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian oleh pendidik merupakan penilaian pertama setelah peserta didik menjalani proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil penilaian yang dilakukan oleh guru harus dapat diuji keakuratannya melalui penilaian oleh satuan pendidikan dan pemerintah. Artinya, hasil penilaian oleh guru akan sebanding atau relatif sama dengan hasil penilaian oleh satuan pendidikan dan pemerintah. Peserta didik yang dinyatakan kompeten pada suatu materi tertentu melalui penilaian oleh guru, selayaknya kompeten juga melalui penilaian oleh satuan pendidikan dan pemerintah (Kunandar, 2014:78). Berikut ini adalah jenis-jenis penilaian hasil belajar menurut Kusnandar yang dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini:

Tabel 2.1

Jenis-jenis Penilaian Yang Dilakukan Oleh Pendidik, Satuan Pendidikan Dan Pemerintah

Penilaian Jenis Unsur yang

terlibat

Ruang Lingkup Materi Pendidik Ulangan harian

(penilaian proses akhir KD)

Pendidik Kompetensi dasar

Pendidik (koordinasi satuan pendidikan) Ulangan Tengah Semester (penilaian akhir beberapa SK/akhir sebuah SK)

Pendidik Beberapa KD

Ulangan Akhir Semester ganjil (komprehensif, seluruh kompetensi dalam satu semester)


(62)

Penilaian Jenis Unsur yang terlibat

Ruang Lingkup Materi Ulangan

kenaikan kelas/akhir semester genap

Pendidik SKL yang dipelajari pada tahun yang bersangkutan

Satuan Pendidikan

Ujian tingkat kompetensi

Pendidik  Dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh pemerintah.

 Ujian tingkat kompetensi pada akhir kelasVI (tingkat 3), kelas IX (tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat6) dilakukan melalui UN.

Ujian sekolah Pendidik  Mata pelajaran kelompok iptek yang tidak di ujikan dalam UN.

 Aspek kognitif agama dan akhlak mulia serta kewarganegaraan dan kepribadian.

Pemerintah Ujian Mutu Tingkat Kompetensi

Pemerintah  Dilakukan dengan metode survei oleh pemerintah pada akhir kelas II (tingkat1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat5).

Ujian Nasional Pemerintah Seluruh SKL (Kunandar, 2014:81)


(63)

4. Prinsip dan Pendekatan Penilaian Hasil Belajar

Menurut Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian menjabarkan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdapat prinsip-prinsip sebagai berikut: (a) objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai; (b) terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan; (c) ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya; (d) transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat di akses oleh semua pihak; (e) akuntabel, berarti dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya; dan (f) edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Sementara dalam Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menjabarkan prinsip umum penilaian yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang sudah ada dalam Permendikbud No. 66 Tahun 2013. Prinsip umum dalam penilaian hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut: (a) sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.; (b) objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai; (c) adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena


(64)

berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender; (d) terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran; (e) terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; (f) holistik atau berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik; (g) sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku; (h) akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi teknik, prosedur maupun hasilnya; dan (i) edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik dalam belajar.

Penilaian pembelajaran pada Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 menggunakan acuan kriteria yang merupakan penilaian kemajuan peserta didik dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang ditetapkan. Skor yang diperoleh dari hasil suatu penilaian baik yang formatif maupun sumatif seorang peserta didik tidak dibandingkan dengan skor peserta didik lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang dipersyaratkan. Bagi siswa yang belum berhasil mencapai kriteria akan diberi kesempatan untuk mengikuti pembelajaran remedial yang dilakukan setelah suatu kegiatan penilaian (bukan di akhir semester) baik secara individual, kelompok, maupun kelas. Bagi mereka yang berhasil dapat


(65)

diberi program pengayaan sesuai dengan waktu yang tersedia baik secara individual maupun kelompok. Program pengayaan merupakan pendalaman atau perluasan dari kompetensi yang dipelajari. Pandangan lain menurut Kusnandar (2014:44-45) tentang pendekatan penilaian pada Kurikulum 2013 menggunakan acuan patokan dan ketuntasan belajar, yaitu:

a. Penilaian Acuan Patokan (PAP), artinya semua kompetensi perlu dinilai dengan menggunakan acuan patokan berdasarkan pada indikator hasil belajar. Sekolah menetapkan acuan patokan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.

b. Ketuntasan Belajar, ditentukan dengan kriteria minimal ideal sebagai berikut:

1) Untuk KD pada KI-III dan KI-IV, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai <75 dari hasil tes formatif; dan dinyatakan sudah tutas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai >75 dari hasil tes formatif.

2) Untuk KD pada KI-I dan KI-II, seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang di pelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai >75 dari hasil tes formatif.

3) Untuk KD pada KI-I dan KI-II, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan dengan memerhatikan aspek sikap pada KI-I dan KI-II untuk seluruh mata pelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara


(1)

LAMPIRAN 8


(2)

205

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

(4)

207

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

209

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Implementasi penilaian dan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian dan masa kerja : studi kasus pada SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen se-Kabupaten Sleman.

0 0 245

Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa: studi kasus pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se- Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 263

Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi guru : studi kasus pada guru mata pelajaran akuntansi SMK negeri dan swasta bidang keahlian bisnis dan manajemen program keahlian akuntansi se-Kabupaten Sleman.

0 0 273

Implementasi penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa : studi kasus pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 3 317

Implementasi penilaian hasil belajar berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi guru studi kasus pada SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen, program keahlian akuntansi se-Kabupaten Sleman.

0 0 261

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR KURIKULUM 2013 PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK 2 SURAKARTA.

0 0 224

HAMBATAN GURU DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN KOMPETENSI KEAHLIAN MULTIMEDIA PADA PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SMK SE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 0 166

PERSEPSI GURU TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 2 152

IMPLEMENTASI EMPLOYABILITY SKILLS PADA SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI BIDANG KEAHLIAN BISNIS MANAJEMEN

0 0 9

Karakteristik Perangkat Tes Teori Kejuruan SMK Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi di Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 4 13