Implementasi penilaian hasil belajar berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi guru studi kasus pada SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen, program keahlian akuntansi se-Kabupaten Sleman.

(1)

viii ABSTRAK

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI GURU

Studi Kasus Pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman

Alfonsia Prayudewi Surya Wulan Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan dengan baik.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 1 Depok, SMK 1 Godean, SMK N 1 Tempel, SMK YPKK 2, SMK YPKK 1, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan, SMK Ma’arif 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 1 Tempel, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMK YPKK 3, SMK Yapemda pada tanggal 27 November 2014 – 27 Januari 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah guru di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman dengan jumlah keseluruhan 677 orang. Jumlah sampel penelitian sebanyak 63 orang. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan statistika deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) implementasi penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 menurut persepsi guru sudah dilaksanakan dengan sangat baik (57,1% dari 63 guru masuk dalam kategori sangat baik; mean

sebesar 89,24), (2) implementasi jenis-jenis penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dilaksanakan dengan sangat baik (93,7% dari 63 guru masuk dalam kategori sangat baik; mean sebesar 15,38), (3) implementasi prinsip dan pendekatan penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dilaksanakan dengan sangat baik (68,3% dari 63 guru masuk dalam kategori sangat baik; mean sebesar 42), (4) implementasi teknik penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dilaksanakan dengan baik (66,7% dari 63 guru masuk dalam kategori baik dan sangat baik; mean sebesar 31,70).


(2)

ix ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF LEARNING ASSESSMENT BASED ON THE CURRICULUM OF 2013 ACCORDING TO TEACHER’S

PERCEPTION

A Case Study at SMK Business and Management Expertise Accounting Expertise Program in Sleman Regency

Alfonsia Prayudewi Surya Wulan Sanata Dharma University

2015

This study aims to determine whether the assessment of learning outcomes based on the curriculum of 2013 can be implemented properly.

This research is a descriptive study. This study was conducted in SMK N 1 Depok, SMK 1 Godean, SMK N 1 Tempel, SMK YPKK 2, SMK YPKK 1, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan, SMK Ma'Arif 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 1 Tempel, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMK YPKK 3 and SMK Yapemda from 27th November 2014 to 27th January 2015. The population were 677 SMK teachers whose expertise are at Business and Management, Expertise at Accounting Program in Sleman Regency. The samples were 63 teachers. The technique of taking samples was Purposive Sampling. The data collection technique was questionnaire. The data analysis technique was Descriptive Statistics.

The result shows that: (1) the assessment of learning outcomes based on the curriculum of 2013 has been implemented very well (57.1% of 63 teachers are in the very good category; with the mean of 89.24), (2) the types of the implementation based on the curriculum of 2013 has been conducted very well (93.7% of 63 teachers are in the very good category; with the mean of 15.38), (3) the principles and assessment approach implementation based on the curriculum of 2013 have been conducted very well (68.3% of 63 teachers are in the very good category; with the mean of 42), (4) the assessment technique of the implementation based on the curriculum of 2013 has been well conducted (66.7% of 63 teachers are in the good and excellent category; with the mean of 31.70).


(3)

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR

BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT

PERSEPSI GURU

Studi Kasus Pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Alfonsia Prayudewi Surya Wulan NIM: 111334006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

i

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR

BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT

PERSEPSI GURU

Studi Kasus Pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Alfonsia Prayudewi Surya Wulan NIM: 111334006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

TUHAN YESUS KRISTUS

Terima kasih Tuhan telah memberikan kemudahan dan kelancaran setiap langkahku dalam mengerjakan karya ini.

Bapak dan Ibuku tercinta,

Bapak Yohanes Tikno Suryanto yang mendidik, mendoakan dan memberikan semangat dalam hidupku.

Ibu Yohana Is Handayani yang selalu memberikan semangat dan mendoakanku.

Beserta adikku Juliana Mardika Surya Dewani yang mendukungku dan mendoakanku.

Yang Tersayang,

Terima kasih atas semangat, dukungan, perhatian dan doa Albertus,

Radyt, Andrew, Hery, Rego, Theo, Yoga, Unggul, Mega, Arum, Vivi, Vita, Resa, Vio dan sahabat-sahabatku di Pendidikan Akuntansi 2011.

Sahabatku Desta dan Rossa.

Terima kasih atas segala dukungan dan semangat yang luar biasa tidak jelasnya.

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku,


(8)

v MOTTO

“Everything will be okay in the end.

If it’s not okay, it’s not the end.”

Setiap tempat adalah sekolah

Setiap orang adalah guru


(9)

(10)

(11)

viii ABSTRAK

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI GURU

Studi Kasus Pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman

Alfonsia Prayudewi Surya Wulan Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan dengan baik.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 1 Depok, SMK 1 Godean, SMK N 1 Tempel, SMK YPKK 2, SMK YPKK 1, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan, SMK Ma’arif 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 1 Tempel, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMK YPKK 3, SMK Yapemda pada tanggal 27 November 2014 – 27 Januari 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah guru di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman dengan jumlah keseluruhan 677 orang. Jumlah sampel penelitian sebanyak 63 orang. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan statistika deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) implementasi penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 menurut persepsi guru sudah dilaksanakan dengan sangat baik (57,1% dari 63 guru masuk dalam kategori sangat baik; mean

sebesar 89,24), (2) implementasi jenis-jenis penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dilaksanakan dengan sangat baik (93,7% dari 63 guru masuk dalam kategori sangat baik; mean sebesar 15,38), (3) implementasi prinsip dan pendekatan penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dilaksanakan dengan sangat baik (68,3% dari 63 guru masuk dalam kategori sangat baik; mean sebesar 42), (4) implementasi teknik penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dilaksanakan dengan baik (66,7% dari 63 guru masuk dalam kategori baik dan sangat baik; mean sebesar 31,70).


(12)

ix

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF LEARNING ASSESSMENT BASED ON THE CURRICULUM OF 2013 ACCORDING TO TEACHER’S

PERCEPTION

A Case Study at SMK Business and Management Expertise Accounting Expertise Program in Sleman Regency

Alfonsia Prayudewi Surya Wulan Sanata Dharma University

2015

This study aims to determine whether the assessment of learning outcomes based on the curriculum of 2013 can be implemented properly.

This research is a descriptive study. This study was conducted in SMK N 1 Depok, SMK 1 Godean, SMK N 1 Tempel, SMK YPKK 2, SMK YPKK 1, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan, SMK Ma'Arif 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 1 Tempel, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMK YPKK 3 and SMK Yapemda from 27th November 2014 to 27th January 2015. The population were 677 SMK teachers whose expertise are at Business and Management, Expertise at Accounting Program in Sleman Regency. The samples were 63 teachers. The technique of taking samples was Purposive Sampling. The data collection technique was questionnaire. The data analysis technique was Descriptive Statistics.

The result shows that: (1) the assessment of learning outcomes based on the curriculum of 2013 has been implemented very well (57.1% of 63 teachers are in the very good category; with the mean of 89.24), (2) the types of the implementation based on the curriculum of 2013 has been conducted very well (93.7% of 63 teachers are in the very good category; with the mean of 15.38), (3) the principles and assessment approach implementation based on the curriculum of 2013 have been conducted very well (68.3% of 63 teachers are in the very good category; with the mean of 42), (4) the assessment technique of the implementation based on the curriculum of 2013 has been well conducted (66.7% of 63 teachers are in the good and excellent category; with the mean of 31.70).


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma;

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta;

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

5. Para dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan berbagai pegetahuan dalam proses perkuliahan;

6. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar;

7. Orang tuaku Yohanes Tikno Suryanto dan Yohana Is Handayani yang selalu mendukung, mendoakan, dan sangat memperhatikan selama proses skripsi;


(14)

8. Adikku Juliana Mardika Surya Dewani yang selalu memberi semangat; 9. Teman-teman satu perjuangan Pendidikan Akuntansi 2011 yang telah

membantu dan memberi dukungan selama proses skripsi;

10.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 29 Juli 2015

Penulis


(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... ... ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK ... ... viii

ABSTRACT .... ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI .. ... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xxvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6


(16)

xiii

BAB II KAJIAN TEORITIK ... 8

A. Tinjauan Umum Kurikulum ... 8

1. Pengertian Kurikulum ... 8

2. Komponen Kurikulum ... 10

3. Perkembangan Kurikulum Di Indonesia ... 12

4. Peranan Kurikulum ... 17

5. Fungsi Kurikulum ... 18

B. Kurikulum 2013 ... 21

1. Konsep Dasar Kurikulum 2013... 21

2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 ... 23

3. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 26

4. Tujuan Kurikulum 2013 ... 27

5. Keunggulan Kurikulum 2013... 28

C. Penilaian Dalam Kurikulum 2013 ... 29

1. Pengertian Penilaian ... 29

2. Jenis-jenis Penilaian ... 30

3. Prinsip dan Pendekatan Penilaian ... 31

4. Teknik Penilaian ... 34

D. Persepsi Guru ... 41

1. Pengertian Persepsi ... 41

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 45


(17)

xiv

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 46

D. Populasi dan Sampel ... 47

E. Teknik Pengumpulan Data ... 50

F. Teknik Pengujian Instrumen ... 53

G. Teknik Analisis Data ... 56

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Deskripsi Responden ... 60

B. Deskripsi Penilaian ... 63

C. Pembahasan ... 132

BAB V PENUTUP ... 147

A. Kesimpulan ... 147

B. Keterbatasan Penelitian ... 148

C. Saran ... 149

DAFTAR PUSTAKA ... 151


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis-jenis Penilaian Yang Dilakukan Oleh Pendidik, Satuan

Pendidikan Dan Pemerintah ... 30

Tabel 2.2 Kompetensi Inti Sikap Spritual (KI 1) Dan Sikap Sosial (KI 2) Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan... 36

Tabel 2.3 Kompetensi Inti Pengetahuan (KI 3) Kelas X, XI, XII Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan ... 38

Tabel 2.4 Kompetensi Inti Keterampilan (KI 4) Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan ... 40

Tabel 3.1 Tempat Penelitian SMK Se-Kabupaten Sleman ... 46

Tabel 3.2 Daftar Sekolah SMK Bisnis dan Manajemen se-Kabupaten Sleman yang menerapkan Kurikulum 2013 ... 47

Tabel 3.3 Data Guru Akuntansi di SMK yang Terpilih Menjadi Sampel Penelitian ... 49

Tabel 3.4 Daftar Kisi-kisi Kuesioner ... 51

Tabel 3.5 Ringkasan Hasil Pengujian Validitas Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 ... 54

Tabel 3.6 Reliability Statistic ... 57

Tabel 3.7 Kriteria Koefisien Reliabilitas... 56

Tabel 4.1 Data Responden Penelitian ... 59

Tabel 4.2 Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 60


(19)

xvi

Tabel 4.4 Data Responden berdasarkan Status Sekolah ... 61

Tabel 4.5 Data Responden berdasarkan Penerimaan Sertifikasi ... 62

Tabel 4.6 Data Respinden berdasarkan Frekuensi Masa Kerja ... 62

Tabel 4.7 Deskripsi Implementasi Penilaian Hasil Belajar berdasarkan

Kurikulum 2013 ... 64

Tabel 4.8 Nilai-nilai Statistik Implementasi Penilaian di SMK Bidang

Keahlian Bisnis dan Manajemen Se-Kabupaten Sleman ... 65

Tabel 4.9 Deskripsi Implementasi Penilaian berdasarkan Kurikulum

2013 di SMK N 1 Depok ... 66

Tabel 4.10 Nilai-nilai Statistik Implementasi Penilaian di

SMK N 1 Depok ... 66

Tabel 4.11 Deskripsi Implementasi Penilaian berdasarkan Kurikulum

2013 di SMK N 1 Godean ... 67

Tabel 4.12 Nilai-nilai Statistik Implementasi Penilaian di

SMK N 1 Godean ... 68

Tabel 4.13 Deskripsi Implementasi Penilaian berdasarkan Kurikulum

2013 di SMK N 1 Tempel ... 69

Tabel 4.14 Nilai-nilai Statistik Implementasi Penilaian di

SMK N 1 Tempel ... 69

Tabel 4.15 Deskripsi Implementasi Penilaian berdasarkan Kurikulum

2013 di SMK YPKK 2 Sleman ... 70

Tabel 4.16 Nilai-nilai Statistik Implementasi Penilaian di


(20)

xvii

Tabel 4.17 Deskripsi Implementasi Penilaian berdasarkan Kurikulum

2013 di SMK YPKK 1 Sleman ... 71

Tabel 4.18 Nilai-nilai Statistik Implementasi Penilaian di

SMK YPKK 1 Sleman ... 72

Tabel 4.19 Deskripsi Implementasi Penilaian berdasarkan Kurikulum

2013 di SMK Muh 2 Moyudan ... 73

Tabel 4.20 Nilai-nilai Statistik Implementasi Penilaian di

SMK Muh 2 Moyudan ... 73

Tabel 4.21 Deskripsi Implementasi Penilaian berdasarkan Kurikulum

2013 di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 74 Tabel 4.22 Nilai-nilai Statistik Implementasi Penilaian di

SMK Ma’arif 1 Sleman ... 75 Tabel 4.23 Deskripsi Implementasi Penilaian berdasarkan Kurikulum

2013 di SMK Muh 1 Tempel ... 76

Tabel 4.24 Nilai-nilai Statistik Implementasi Penilaian di

SMK Muh 1 Tempel ... 76

Tabel 4.25 Deskripsi Implementasi Penilaian berdasarkan Kurikulum

2013 di SMK Muh Cangkringan ... 77

Tabel 4.26 Nilai-nilai Statistik Implementasi Penilaian di

SMK Muh Cangkringan ... 78

Tabel 4.27 Deskripsi Implementasi Penilaian berdasarkan Kurikulum


(21)

xviii

Tabel 4.28 Nilai-nilai Statistik Implementasi Penilaian di

SMK YPKK 3 Sleman ... 79

Tabel 4.29 Deskripsi Implementasi Penilaian berdasarkan Kurikulum

2013 di SMK Yapemda ... 80

Tabel 4.30 Nilai-nilai Statistik Implementasi Penilaian di

SMK Yapemda ... 80

Tabel 4.31 Deskripsi Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 ... 82

Tabel 4.32 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Jenis-jenis

Penilaian di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen

Se-Kabupaten Sleman... 82

Tabel 4.33 Deskripsi Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Depok ... 83

Tabel 4.34 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Jenis-jenis

Penilaian di SMK N 1 Depok ... 84

Tabel 4.35 Deskripsi Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean ... 85

Tabel 4.36 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Jenis-jenis

Penilaian di SMK N 1 Godean ... 85

Tabel 4.37 Deskripsi Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Tempel ... 86

Tabel 4.38 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Jenis-jenis


(22)

xix

Tabel 4.39 Deskripsi Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 2 Sleman ... 87

Tabel 4.40 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Jenis-jenis

Penilaian di SMK YPKK 2 Sleman ... 88

Tabel 4.41 Deskripsi Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 1 Sleman ... 89

Tabel 4.42 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Jenis-jenis

Penilaian di SMK YPKK 1 Sleman ... 89

Tabel 4.43 Deskripsi Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muh 2 Moyudan ... 90

Tabel 4.44 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Jenis-jenis

Penilaian di SMK Muh 2 Moyudan ... 91

Tabel 4.45 Deskripsi Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 91 Tabel 4.46 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Jenis-jenis

Penilaian di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 92 Tabel 4.47 Deskripsi Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muh 1 Tempel ... 93

Tabel 4.48 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Jenis-jenis

Penilaian di SMK Muh 1 Tempel ... 93

Tabel 4.49 Deskripsi Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian


(23)

xx

Tabel 4.50 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Jenis-jenis

Penilaian di SMK Muh Cangkringan ... 95

Tabel 4.51 Deskripsi Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman ... 95

Tabel 4.52 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Jenis-jenis

Penilaian di SMK YPKK 3 Sleman ... 96

Tabel 4.53 Deskripsi Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Yapemda ... 97

Tabel 4.54 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Jenis-jenis

Penilaian di SMK Yapemda ... 97

Tabel 4.55 Deskripsi Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan

Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 ... 98

Tabel 4.56 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Prinsip dan

Pendekatan Penilaian di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan

Manajemen Se-Kabupaten Sleman ... 99

Tabel 4.57 Deskripsi Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan

Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Depok ... 100

Tabel 4.58 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Prinsip dan

Pendekatan Penilaian di SMK N 1 Depok... 101

Tabel 4.59 Deskripsi Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan

Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean ... 101

Tabel 4.60 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Prinsip dan


(24)

xxi

Tabel 4.61 Deskripsi Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan

Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Tempel... 103

Tabel 4.62 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Prinsip dan

Pendekatan Penilaian di SMK N 1 Tempel ... 103

Tabel 4.63 Deskripsi Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan

Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK

2 Sleman ... 104

Tabel 4.64 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Prinsip dan

Pendekatan Penilaian di SMK YPKK 2 Sleman ... 105

Tabel 4.65 Deskripsi Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan

Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK

1 Sleman ... 105

Tabel 4.66 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Prinsip dan

Pendekatan Penilaian di SMK YPKK 1 Sleman ... 106

Tabel 4.67 Deskripsi Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan

Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muh

2 Moyudan ... 107

Tabel 4.68 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Prinsip dan

Pendekatan Penilaian di SMK Muh 2 Moyudan ... 107

Tabel 4.69 Deskripsi Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan

Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK


(25)

xxii

Tabel 4.70 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Prinsip dan

Pendekatan Penilaian di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 109 Tabel 4.71 Deskripsi Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan

Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK

Muh 1 Tempel ... 109

Tabel 4.72 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Prinsip dan

Pendekatan Penilaian di SMK Muh 1 Tempel ... 110

Tabel 4.73 Deskripsi Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan

Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK

Muh Cangkringan ... 111

Tabel 4.74 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Prinsip dan

Pendekatan Penilaian di SMK Muh Cangkringan ... 111

Tabel 4.75 Deskripsi Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan

Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK

YPKK 3 Sleman ... 112

Tabel 4.76 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Prinsip dan

Pendekatan Penilaian di SMK YPKK 3 Sleman ... 113

Tabel 4.77 Deskripsi Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan

Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK

Yapemda ... 113

Tabel 4.78 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Prinsip dan


(26)

xxiii

Tabel 4.79 Deskripsi Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 ... 115

Tabel 4.80 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen

Se-Kabupaten Sleman... 116

Tabel 4.81 Deskripsi Implementasi Dimensi Teknik Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK N 1 Depok ... 117

Tabel 4.82 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

di SMK N 1 Depok ... 118

Tabel 4.83 Deskripsi Implementasi Dimensi Teknik Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean... 118

Tabel 4.84 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

di SMK N 1 Godean ... 119

Tabel 4.85 Deskripsi Implementasi Dimensi Teknik Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK N 1 Tempel ... 120

Tabel 4.86 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

di SMK N 1 Tempel ... 120

Tabel 4.87 Deskripsi Implementasi Dimensi Teknik Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK YPKK 2 Sleman ... 121

Tabel 4.88 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

di SMK YPKK 2 Sleman... 122

Tabel 4.89 Deskripsi Implementasi Dimensi Teknik Penilaian berdasarkan


(27)

xxiv

Tabel 4.90 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

di SMK YPKK 1 Sleman... 123

Tabel 4.91 Deskripsi Implementasi Dimensi Teknik Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Muh 2 Moyudan ... 124

Tabel 4.92 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

di SMK Muh 2 Moyudan... 124

Tabel 4.93 Deskripsi Implementasi Dimensi Teknik Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 125 Tabel 4.94 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 126 Tabel 4.95 Deskripsi Implementasi Dimensi Teknik Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Muh 1 Tempel ... 126

Tabel 4.96 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

di SMK Muh 1 Tempel ... 127

Tabel 4.97 Deskripsi Implementasi Dimensi Teknik Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Muh Cangkringan ... 128

Tabel 4.98 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

di SMK Muh Cangkringan ... 128

Tabel 4.99 Deskripsi Implementasi Dimensi Teknik Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman ... 129

Tabel 4.100 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Teknik Penilaian


(28)

xxv

Tabel 4.101 Deskripsi Implementasi Dimensi Teknik Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Yapemda ... 130

Tabel 4.102 Nilai-nilai Statistik Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

di SMK Yapemda ... 131

Tabel 4.103 Kategori Persepsi Guru terhadap Dimensi Jenis-jenis

Penilaian ... 134

Tabel 4.104 Kategori Persepsi Guru terhadap Dimensi Prinsip

Dan Pendekatan Penilaian ... 136


(29)

xxvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ... 154

Lampiran 2. Data Induk Penelitian ... 161

Lampiran 3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 165

Lampiran 4. Deskripsi Responden ... 169

Lampiran 5. Deskripsi Data ... 172

Lampiran 6. Deskripsi Butir Kuesioner ... 214

Lampiran 7. r Tabel ... 224


(30)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara. Sehingga dalam melaksanakan prinsip penyelenggaraan

pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Tujuan

pendidikan nasional di Indonesia untuk meningkatkan kualitas manusia

Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, tangguh, cerdas,

kreatif, terampil, disiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab

dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan Nasional juga

harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air,

meningkatkan semangat kebangsaan menghargai jasa pahlawan serta

berorientasi masa depan (GBHN, 1993: 95).

Di era global saat ini, terdapat tiga aspek penting dari sekian

banyak aspek dalam dunia pendidikan yaitu kurikulum, proses

pembelajaran, dan penilaian. Dalam perspektif kebijakan pendidikan


(31)

(SISDIKNAS) pasal 1 ayat (9), ialah “seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu” (Hidayat, 2013:22).

Dari Indonesia merdeka sampai saat ini, kurikulum telah

mengalami reformasi yaitu pada tahun 1947, tahun 1952, tahun 1964,

tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 2004 dan tahun

2006, serta yang terbaru kurikulum tahun 2013. Perubahan atau

pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa sistem pendidikan itu

dinamis. Kurikulum 2013 berorientasi pada peningkatan dan

keseimbangan antara kompetensi sikap, ketrampilan dan pengetahuan.

Sejalan dengan UU No. 20 Tahun 2003, bagian umum: antara lain

ditegaskan bahwa salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional

adalah pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.

Secara konseptual Kurikulum 2013 dicita-citakan untuk menghasilkan

generasi masa depan yang cerdas komprehensif yakni tidak hanya cerdas

intelektualnya, tetapi juga cerdas emosi, sosial, dan spiritualnya.

Implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas dan

bertahap, mulai tahun ajaran 2013 (Juli 2013) pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah, dimulai di kelas I dan IV untuk SD, kelas VII SMP,

dan kelas X SMA. Semula, Kurikulum 2013 akan diimplementasikan pada


(32)

sekolah diharapkan sudah menggunakan dan mengembangkan kurikulum

baru, baik negeri maupun swasta (Mulyasa, 2013:9).

Kurikulum, pembelajaran dan penilaian/assesment merupakan bagian yang saling terkait. Kurikulum sebagai acuan (materi) dalam

pembelajaran, sedangkan penilaian merupakan proses untuk mengetahui

hasil atau dampak pembelajaran. Dengan demikian penilaian yang baik

harus sejalan dan berdasar pada kurikulum yang digunakan sebagai acuan

dalam pembelajaran. Jika kurikulum menekankan pentingnya kompetensi,

penilaiannya juga harus mengacu pada kompetensi tersebut.

Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam proses evaluasi.

Penilaian (assesment)adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa (Kunandar, 2013:35).

Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk

memantau proses kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik

sesuai dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus umpan balik kepada

guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses program

pembelajaran. Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam

cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan peserta

didik, sehingga tergambar profil kemampuan peserta didik. Penilaian yang

mengarah pada kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi, serta

penjenjangan penilaian. Penilaian bertujuan memberikan masukan

informasi secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik saat


(33)

Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai cara sesuai dengan

kompetensi yang diharapkan dapat dicapi peserta didik (Hidayat,

2013:119).

Implementasi Kurikulum 2013 menuntut kerjasama yang optimal

diantara para guru, sehingga memerlukan pembelajaran berbentuk tim, dan

menuntut kerjasama yang kompak diantara para anggota tim. Guru adalah

salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Dalam proses

pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar

dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah

bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik

guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi

manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut dan pentingnya penilaian dalam

implementasi kurikulum, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang implementasi kurikulum 2013. Dalam implementasi

Kurikulum 2013, peneliti lebih fokus terhadap penilaian menurut persepsi

guru dengan judul “IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR

BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI GURU” Studi Kasus Pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman.


(34)

B. Batasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti

membatasi ruang lingkup masalah sebagai berikut:

1. Penilaian hasil belajar yang diimplementasikan pada sekolah SMK

Negeri dan Swasta berdasarkan Kurikulum 2013 menurut persepsi

guru Akuntansi.

2. Melihat aspek-aspek penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan

berdasarkan Kurikulum 2013 yang telah diimplementasikan menurut

persepsi guru.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Umum

Apakah penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 sudah

dapat diimplementasikan dengan baik ?

2. Khusus

a. Apakah jenis-jenis penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 sudah

dapat diimplementasikan dengan baik?

b. Apakah prinsip dan pendekatan penilaian berdasarkan Kurikulum


(35)

c. Apakah teknik penilaian aspek-aspek sikap, pengetahuan, dan

keterampilan berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat

diimplementasikan dengan baik?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, dapat

dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Umum

Untuk mengetahui apakah penilaian hasil belajar berdasarkan

Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan dengan baik.

2. Khusus

a. Untuk mengetahui apakah jenis-jenis penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan dengan baik.

b. Untuk mengetahui apakah prinsip dan pendekatan penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan

dengan baik.

c. Untuk mengetahui apakah teknik penilaian aspek-aspek sikap,

pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan Kurikulum 2013 sudah


(36)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai evaluasi oleh guru

tentang pelaksanaan penilaian hasil belajar. Hasil penelitian dapat

memberikan gambaran yang nyata sejauh mana penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 telah dilaksanakan. Hal ini dapat digunakan sebagai

bahan refleksi untuk perbaikan pelaksanaan penilaian.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

bagi sekolah untuk merumuskan bahan kebijakan sekolah yang

berkaitan atau berhubungan dengan upaya mengoptimalkan kinerja

guru, khususnya dalam penilaian berdasarkan Kurikulum 2013.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi

bagi penelitian selanjutnya serta dapat menambah kepustakaan yang


(37)

8 BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Tinjauan Umum Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum

Arifin (2011:2-3) berpendapat bahwa secara etimologis, istilah

kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang

artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Dalam bahasa

Perancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Jarak yng harus ditempuh tersebut kemudian diubah

menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat didalamnya.

Curriculum is the entire school program and all the people involved in.

Program tersebut berisi mata pelajaran-mata pelajaran (courses) yang harus ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu tertentu, seperti SD/MI

(enam tahun), SMP/MTs (tiga tahun), SMA/SMK/MA (tiga tahun) dan

seterusnya. Dengan demikian secara terminologis istilah kurikulum (dalam

pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau

diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah. The curriculum has mean the subject taught in school or the course of study


(38)

Menurut A. Ferry T. Indratno kurikulum adalah program dan isi dari

suatu sistem pendidikan yang berupaya melaksanakan proses akumulasi

pengetahuan antar generasi dalam masyarakat. Bila ditarik benang merah

maka kurikulum dapat dipahami sebagai alat sentral bagi keberhasilan

pendidikan (Yamin, 2012:15).

Gerakan kurikulum modern sebenarnya sudah ada di Amerika sejak

tahun 1950-an. Pada saat itu B. Othanel Smith, W.O. Stanley dan J. Harlan

Shores memandang kurikulum sebagai a sequence of potential experiences set up in the school for the purpose of disciplining children and youth in group ways of thinking and acting. Pengertian ini menunjukkan kurikulum bukan hanya mata pelajaran, tetapi juga pengalaman-pengalaman potensial

yang dapat diberikan kepada peserta didik. Selanjutnya, J. Galen Saylor dan

William M. Alexander mengemukakan the curriculum is the sum total of school’s efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground or out of school. Pengertian ini lebih luas lagi dari pengertian sebelumnya, kurikulum tidak hanya mata pelajaran dan pengalaman

melainkan semua upaya sekolah untuk memengaruhi peserta didik belajar,

baik di kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah. Akhirnya, Harold

B.Alberty et.al. juga memahami kurikulum sebagai all of the activities that are provided for the students by the school (Arifin, 2011:3-4).


(39)

Arifin (2011:82-94) mengembangkan komponen kurikulum menjadi

komponen tujuan, komponen isi/ materi, komponen proses, dan komponen

evaluasi.

Tujuan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis, karena

akan mengarahkan dan memengaruhi komponen-komponen kurikulum

lainnya. Dalam penyusunan suatu kurikulum, perumusan tujuan ditetapkan

terlebih dahulu sebelum menetapkan komponen yang lainnya. Tujuan

pendidikan suatu negara tidak bisa dipisahkan dan merupakan penjabaran

dari tujuan negara atau falsafah negara, karena pendidikan merupakan alat

untuk mencapai tujuan negara. Tujuan pendidikan nasional dirumuskan

langsung oleh pemerintah sebagai pedoman bagi pengembangan

tujuan-tujuan pendidikan yang lebih khusus. Tujuan institusional adalah tujuan-tujuan

yang ingin dicapai oleh setiap lembaga pendidikan, baik pendidikan formal

(TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA) maupun pendidikan nonformal

(lembaga kursus, pesantren). Tujuan kurikuler adalah tujuan yang ingin

dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran, seperti bidang studi

Pendidikan Agama Islam, IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, dan

sebagainya. Tujuan pembelajaran umum adalah tujuan yang ingin dicapai

pada setiap pokok bahasan, sedangkan tujuan pembelajaran khusus

(instructional objective) adalah tujuan dari setiap subpokok bahasan.

Isi/materi kurikulum pada hakikatnya adalah semua kegiatan dan

pengalaman yang dikembangkan dan disusun dalam rangka mencapai


(40)

menjadi tiga bagian, yaitu: (a) logika, yaitu pengetahuan tentang

benar-salah, berdasarkan prosedur keilmuan, (b) etika, yaitu pengetahuan tentang

baik-buruk, nilai, dan moral, dan (c) estetika, yaitu pengetahuan tentang

indah-jelek, yang ada nilai seni. Berdasarkan pengelompokan isi kurikulum

tersebut, maka pengembangan isi kurikulum harus disusun berdasarkan

prinsip-prinsip sebagai berikut: (a) mengandung bahan kajian atau

topik-topik yang dapat dipelajari peserta didik dalam proses pembelajaran, dan

(b) berorientasi pada standar kompetensi lulusan, standar kompetensi mata

pelajaran, dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Pemilihan isi

kurikulum dapat juga mempertimbangkan kriteria sebagai berikut: (a)

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, (b) sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik, (c) bermanfaat bagi peserta didik, masyarakat,

dunia kerja, bangsa dan negara, baik untuk masa sekarang maupun masa

yang akan datang, dan (d) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

Proses pelaksanaan kurikulum harus menunjukkan adanya kegiatan

pembelajaran, yaitu upaya guru untuk membelajarkan peserta didik, baik di

sekolah melalui kegiatan tatap muka, maupun di luar sekolah melalui

kegiatan terstruktur dan mandiri. Dalam konteks inilah, guru dituntut untuk

menggunakan berbagai strategi pembelajaran, metode mengajar, media

pembelajaran, dan sumber-sumber belajar. Pemilihan strategi pembelajaran

harus disesuaikan dengan tujuan kurikulum (SK/KD), karakteristik materi


(41)

menyampaikan isi kurikulum, antara lain: (a) startegi ekspositori klasikal,

yaitu guru lebih banyak menjelaskan materi yang sebelumnya telah diolah

sendiri, sementara siswa lebih banyak menerima materi yang telah jadi, (b)

strategi pembelajaran heuristik (discovery dan inquiry), (c) strategi pembelajaran kelompok kecil: kerja kelompok dan diskusi kelompok, dan

(d) strategi pembelajaran individual.

3. Perkembangan Kurikulum Di Indonesia

Hidayat (2013:1-18) menjabarkan bahwa semenjak Indonesia merdeka

sejak tahun 1945 telah mengalami perubahan kurikulum, yaitu pada tahun

1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 dan 2006.

Kurikulum pertama yang lahir setelah Indonesia merdeka adalah

merupakan rencana pelajaran atau dalam bahasa Belanda disebut leer plan. Zaman dan suasana kehidupan berbangsa dengan spirit merebut

kemerdekaan dan pendidikan lebih menekankan pada pembentukan

karakter. Rencana Pelajaran 1947 merupakan pengganti sistem pendidikan

kolonial Belanda dengan mengurangi pendidikan kecerdasan intelektual.

Kurikulum 1947 dilandasi semangat zaman dan suasana kehidupan

berbangsa dengan spirit merebut kemerdekaan maka pendidikan lebih

menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka

dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain, kesadaran bernegara dan

masyarakat.

Setelah Rencana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di


(42)

Indonesia melalui Kementrian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan

menerbitkan buku Pedoman Kurikulum SD yang lebih merinci setiap mata

pelajaran kemudian diberi nama Rencana Pelajaran Terurai 1952 yang

berfungsi membimbing para guru dalam kegiatan mengajar di Sekolah

Dasar. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan

nasional. Yang menjadi ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana

pelajaran sehari-hari, silabus mata pelajarannya jelas, seorang guru

mengajar satu mata pelajaran.

Menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan sistem

kurikulum di Indonesia. Kurikulum ini diberi nama Rencana Pendidikan

1964 atau kurikulum 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang

menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai

keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan

pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program

Pancawardhana yaitu; daya cipta, rasa, karsa, karya dan moral.

Kurikulum 1964 masih mengalami perubahan yaitu menjadi kurikulum

1968, hal ini dipengaruhi oleh perubahan sistem politik dari pemerintahan

rezim Orde Lama ke rezim pemerintahan Orde Baru. Kurikulum ini

menjadi citra sebagai produk Orde Lama. Kurikulum 1968 menekankan

pada pendekatan organisasi materi pelajaran menjadi kelompok pembinaan

jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah jam

pelajarannya 9 mata pelajaran. Titik berat kurikulum ini terletak pada


(43)

pendidikan. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 diarahkan pada

upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,

mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan jasmani, moral, budi pekerti,

dan keyakinan beragama.

Pembaruan kelima terjadi dengan diterbitkannya Kurikulum 1975/1976.

Kurikulum 1975 untuk SD/ SMP dan SMA sedangkan Kurikulum 1976

untuk Sekolah Keguruan yaitu SPG dan Sekolah Menengah Kejuruan

(STM, SMEA). Komponen yang terkandung dalam Kurikulum 1975

memuat: (a) tujuan institusional baik SD, SMP, dan SMA/ SPG/ SMEA/

STM, yaitu tujuan yang hendak dicapai lembaga pendidikan dalam

melaksanakan program pendidikannya, (b) struktur program kurikulum,

yaitu kerangka umum program pengajaran yang akan diberikan pada tiap

sekolah, (c) garis-garis besar program pengajaran, yang didalamnya

terdapat hal-hal yang berhubungan dengan program pengajaran.

Dalam perkembangannya Kurikulum 1975 dianggap sudah tidak relevan

lagi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Kurikulum 1984 lahir sebagai perbaikan atau

revisi terhadap Kurikulum 1975. Kurikulum 1984 memiliki ciri sebagai

berikut: (1) berorientasi kepada tujuan pembelajaran (instruksional), (2)

pendekatan pembelajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar

siswa aktif (CBSA), (3) materi pelajaran dikemas dengan menggunakan


(44)

diberikan latihan, (5) materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau

kematangan siswa, (6) menggunakan pendekatan keterampilan proses.

Pada kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum 1984, proses

pembelajaran menekankan pada pola pembelajaran yang berorientasi pada

teori belajar mengajar, kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran.

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan Kurikulum 1984 dan

dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Terdapat ciri-ciri yang menonjol dalam

Kurikulum 1994, antara lain sebagai berikut: (1) pembagian tahapan

pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan, (2) pembelajaran di sekolah

lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada

materi pelajaran/ isi), (3) Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang

memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh

Indonesia, (4) dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan

menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik

secara mental, fisik, dan sosial, (5) dalam pengajaran suatu mata pelajaran

hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/ pokok bahasan dan

perkembangan berpikir siswa, (6) pengajaran dari hal yang konkret ke hal

yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang

sederhana ke hal yang kompleks, dan (7) pengulangan-pengulangan materi

yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.

Usaha pihak pemerintah maupun pihak swasta dalam rangka


(45)

dalam berbagai mata pelajaran terus-menerus dilakukan, seperti

penyempurnaan kurikulum, materi pelajaran, dan proses pembelajaran.

Kurikulum 1994 perlu disempurnakan lagi menjadi Kurikulum 2002

sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari

sentralistik menjadi desentralistik sebagai konsekuensi logis

dilaksanakannya UU No. 23 dan 25 tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah dan Pertimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Kurikulum saat ini diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi, yang

menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan

(kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar kinerja yang telah

ditetapkan. Kurikulum Berbasi Kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai

berikut: (1) menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara

individual maupun klasikal, (2) berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman, (3) penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, (4) sumber belajar

bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur

edukatif, dan (5) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam

upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor


(46)

untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan

dilaksanakan di setiap satuan pendidikan. Esensi isi dan arah

pengembangan pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi.

4. Peranan Kurikulum

Prof. Dr. Soedijarto, M.A. mengatakan bahwa sekolah merupakan

lembaga sosial yang keberadaannya merupakan bagian dari sistem sosial

negara bangsa. Ia bertujuan untuk mencetak manusia susila yang cakap,

demokratis, bertanggung jawab, beriman, bertakwa, sehat jasmani dan

rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berkepribadian yang

mantap dan mandiri. Soedijarto lebih jauh mengatakan bahwa pencapaian

itu akan bisa diraih ketika ada suatu proses yang terencana dengan efisien,

efektif, dan relevan. Agar tujuan tersebut tercapai maka dibutuhkan

kurikulum yang kuat, baik secara infrastruktur maupun superstruktur

(Yamin, 2012:36).

Menurut Hamalik (2007:11-13) terdapat tiga peranan kurikulum yang

dinilai sangat penting, yakni peranan konservatif, peranan kritis dan

evaluatif, dan peranan kreatif. Peranan konservatif dalam kurikulum

memiliki suatu tanggung jawab yaitu mentransmisikan dan menafsirkan

warisan sosial pada generasi muda. Peranan kritis dan evaluatif, memiliki

peranan dalam kebudayan yang senantiasa berubah dan bertambah. Sekolah


(47)

memilih berbagai unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam

kurikulum peranan kreatif dinilai berperan dalam melakukan berbagai

kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam artian menciptakan dan menyusun

suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa sekarang

dan masa mendatang.

5. Fungsi Kurikulum

Dilihat dari sisi pengembang kurikulum (guru), kurikulum mempunyai

fungsi sebagai berikut: (a) fungsi preventif, yaitu mencegah kesalahan para

pengembang kurikulum terutama dalam melakukan hal-hal yang tidak

sesuai dengan rencana kurikulum, (b) fungsi korektif, yaitu mengoreksi dan

membetulkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pengembang

kurikulum dalam melaksanakan kurikulum, dan (c) fungsi konstruktif, yaitu

memberikan arah yang jelas bagi para pelaksana dan pengembang

kurikulum untuk membangun kurikulum yang lebih baik lagi pada masa

yang akan datang. Sementara, Hilda Taba (1962) mengemukakan terdapat

tiga fungsi kurikulum, yaitu (a) sebagai transmisi, yaitu mewariskan

nilai-nilai kebudayaan, (b) sebagai transformasi, yaitu melakukan perubahan atau

rekonstruksi sosial, dan (c) sebagai pengembangan individu (Arifin,

2011:12).

Arifin (2011:13-16) mengatakan bahwa fungsi kurikulum dapat juga

ditinjau dalam berbagai perspektif, antara lain sebagai berikut: (a) fungsi

kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan, (b) fungsi kurikulum bagi


(48)

fungsi kurikulum bagi guru, (e) fungsi kurikulum bagi pengawas, (f) fungsi

kurikulum bagi masyarakat, (g) fungsi kurikulum bagi pemakai lulusan.

Fungsi kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan,

yaitu alat untuk membentuk manusia seutuhnya sesuai dengan visi, misi

dan tujuan pendidikan nasional, termasuk berbagai tingkatan tujuan

pendidikan yang ada dibawahnya. Kurikulum sebagai alat dapat

diwujudkan dalam bentuk program, yaitu kegiatan dan pengalaman belajar

yang harus dilaksanakan oleh guru dan peserta didik dalam proses

pembelajaran.

Fungsi kurikulum merupakan pedoman untuk mengatur dan

membimbing kegiatan sehari-hari disekolah, baik kegiatan intrakurikuler,

ekstrakurikuler maupun kokurikuler. Pengaturan kegiatan ini penting agar

tidak terjadi tunpang tindih, seperti jenis program pendidikan apa yang

sedang dan akan dilaksanakan.

Fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan meliputi: (a) fungsi

kesinambungan, yaitu sekolah pada tingkat yang lebih atas harus

mengetahui dan memahami kurikulum sekolah yang dibawahnya, sehingga

dapat dilakukan penyesuaian kurikulum, (b) fungsi penyiapan tenaga, yaitu

bilamana sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga-tenaga

terampil, maka sekolah tersebut perlu mempelajari apa yang diperlukan

oleh tenaga terampil, baik mengenai kemampuan akademik, kecakapan atau

keterampilan, kepribadian maupun hal-hal yang berkaitan dengan


(49)

Dalam praktik, guru merupakan ujung tombak pengembangan

kurikulum sekaligus sebagai pelaksana kurikulum di lapangan. Guru juga

sebagai faktor kunci (key factor) dalam keberhasilan suatu kurikulum. Efektivitas suatu kurikulum tidak akan tercapai, jika guru tidak dapat

memahami dan melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman

dalam proses pembelajaran. Artinya, guru tidak hanya berfungsi sebagai

pengembang kurikulum, tetapi juga sebagai pelaksana kurikulum. Guru

dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya sesuai dengan

perkembangan kurikulum itu sendiri, perkembangan IPTEK, perkembangan

masyarakat, perkembangan psikologi belajar, dan perkembangan ilmu

pendidikan.

Bagi pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai pedoman,

patokan, atau ukuran dalam membimbing kegiatan guru di sekolah.

Kurikulum dapat digunakan pengawas untuk menetapkan hal-hal apa saja

yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha

pengembangan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan. Pengawas

juga perlu mencari data dan informasi mengenai faktor pendukung dan

penghambat implementasi kurikulum dalam hubungannya dengan

peningkatan mutu guru, kelengkapan sarana pendidikan, pemantapan

sistem administrasi, bimbingan dan konseling, keefektifan penggunaan

perpustakaan, dan lain-lain. Implikasinya pengawas harus menguasai


(50)

Melalui kurikulum, masyarakat dapat mengetahui apakah pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkannya relevan atau tidak

dengan kurikulum suatu sekolah. Masyarakat yang cerdas dan humanis

akan selalu (a) memberikan bantuan, baik moril maupun materil dalam

pelaksanaan kurikulum, (b) memberikan saran-saran dan pendapat sesuai

dengan keperluan (c) berperan secara aktif, baik langsung maupun tidak

langsung.

B. Kurikulum 2013

1. Konsep Dasar Kurikulum 2013

Mulyasa (2013:66-68) menjelaskan dalam rangka mempersiapkan

lulusan pendidikan memasuki era globalisasi yang penuh tanatangan dan

ketidakpastian, diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan

kebutuhan nyata dilapangan. Untuk kepentingan tersebut pemerintah

melakukan penataan kurikulum. Kurikulum yang saat ini sedang

dikembangkan adalah kurikulum 2013 berbasis kompentensi. Kurikulum

2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK)

yang pernah diuji cobakan pada tahun 2004. KBK atau (competency based curriculum) dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk pengembangan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan,

keterampilan, dan sikap) dalam sebuah jenjang dan jalur pendidikan,


(51)

Pada hakikatnya kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap yang merefleksikan dalam kebiasaan berfikir

dan bertindak. Beberapa aspek atau ranah yan terkandung dalam konsep

kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut: (a) pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, (b) pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu. (c)

kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. (d) nilai

(value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. (e) sikap (attitude); yaitu perasaan (senang- tidak senang, suka- tidak suka) atau reaksi terhadap suatu

rangsangan dari luar. (f) minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.

Berdasarkan analisis kompetensi diatas, Kurikulum 2013 berbasis

kompetensi dapat dimaknai suatu konsep kurikulum yang menekankan

peda pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas

dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan

peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkap kompetensi

tertentu.

2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

Dalam Permendikbud No. 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Dan

Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah


(52)

sebagai berikut: (a) tantangan internal, (b) tantangan eksternal, (c)

penyempurnaan pola pikir, (d) penguatan tata kelola kurikulum, (e)

penguatan materi.

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan

dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan)

Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses,

standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,

standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan

stndar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan

perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia

produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun)

lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan

orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini

akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya

mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah

bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang

melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang

memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak

menjadi beban.

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan

berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan

teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan


(53)

menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional

menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat

di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation

(APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas

teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.

Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan

dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini

disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan

PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir

sebagai berikut: (1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi

pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki

pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi

yang sama; (2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik)

menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta

didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya); (3) pola pembelajaran terisolasi

menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu


(54)

melalui internet); (4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran

aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif aktif-mencari semakin diperkuat dengan

model pembelajaran pendekatan sains); (5) pola belajar sendiri menjadi

belajar kelompok (berbasis tim); (6) pola pembelajaran alat tunggal

menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; (7) pola pembelajaran

berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; (8) pola

pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan (9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum

sebagai daftar Mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah

Menegah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan

kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013

dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: (1) tata kerja guru yang

bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif; (2)

penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen

kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan (3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan

proses pembelajaran. Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman


(55)

3. Karakteristik Kurikulum 2013

Menurut Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013

Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, Kurikulum 2013

dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: (a) mengembangkan

keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin

tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan

psikomotorik; (b) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang

memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik

menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan

memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; (c) mengembangkan

sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai

situasi di sekolah dan masyarakat; (d) memberi waktu yang cukup leluasa

untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; (e)

kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci

lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran; (f) kompetensi inti

kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran

dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam

kompetensi inti; (g) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada

prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).


(56)

4. Tujuan Kurikulum 2013

Mengacu pada penjelasan UU No. 20 tahun 2003, bagian umum

dikatakan bahwa: “Strategi pembangunan pendidikan nasional dalam

undang-undang ini meliputi:…, 2. Pengembangan dan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi,…” dan pada penjelasan Pasal 35, bahwa “Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar

nasional yang telah disepakati.” maka diadakan perubahan kurikulum

dengan tujuan untuk “Melanjutkan Pengembangan Berbasis Kompetensi

yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu” (Mulyasa, 2013:65).

Dalam tujuannya, Pemendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum

2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan menjelaskan

bahwa Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia

agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang

beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi

pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Untuk mencapai tujuan tersebut menuntut perubahan pada berbagai

aspek lain, terutama dalam implementasinya di lapangan. Pada proses

pembelajaran, dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu,

sedangkan pada proses penilaian, dari berfokus pada pengetahuan melalui


(57)

portofolio dan penilaian output secara utuh dan menyeluruh, sehingga

memerlukan penambahan jam pelajaran (Mulyasa, 2013:66).

5. Keunggulan Kurikulum 2013

Mulyasa (2013:163-164) mengharapkan implementasi Kurikulum 2013

dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini

dimungkinkan karena Kurikulum 2013 yang secara konseptual memiliki

beberapa keunggulan.

Pertama, Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat

alamiah (konstektual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada

hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai

dengan potensinya masing-masing.

Kedua, Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh

jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan

ilmu pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan,

kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta

pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal

berdasarkan standar kompetensi tertentu.

Ketiga, ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam

pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi,


(58)

C. Penilaian Dalam Kurikulum 2013

1. Pengertian Penilaian

Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor

66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar Penilaiaan

bertujuan untuk menjamin: (1) perencanaan penilaian peserta didik sesuai

dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip

penilaian, (2) pelaksanaan penilaiaan peserta didik secara profesional

terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya;

dan (3) pelaporan hasil penilaiaan peserta didik secara objektif, akuntabel,

dan informatif (Kunandar, 2014:35).

Menurut Permendikbud tersebut standar penilaian pendidikan adalah

kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil

belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan

dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta

didik mencakup: penilaian autentik, penilaian diri, penilaian berbasis

portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir

semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian

nasional, dan ujian sekolah/ madrasah (Kunandar, 2014:35).

Kunandar (2014:35) mengatakan penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran

perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan peserta didik perlu

diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa peserta didik mengalami


(59)

2. Jenis-jenis Penilaian

Pihak-pihak yang dapat melakukan penilaian hasil belajar peserta didik

ada tiga, yakni pendidik (guru), satuan pendidikan (sekolah), dan

pemerintah. Penilaian oleh pendidik adalah penilaian hasil belajar peserta

didik yang dilakukan oleh pendidik (guru) secara berkesinambungan yang

bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta

untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian oleh

pendidik merupakan penilaian pertama setelah peserta didik menjalani

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil penilaian yang

dilakukan oleh guru harus dapat diuji keakuratannya melalui penilaian oleh

satuan pendidikan dan pemerintah. Artinya, hasil penilaian oleh guru akan

sebanding atau relatif sama dengan hasil penilaian oleh satuan pendidikan

dan pemerintah. Peserta didik yang dinyatakan kompeten pada suatu materi

tertentu melalui penilaian oleh guru, selayaknya kompeten juga melalui

penilaian oleh satuan pendidikan dan pemerintah (Kunandar, 2014:78).

Tabel 2.1

Jenis-jenis Penilaian Yang Dilakukan Oleh Pendidik, Satuan Pendidikan Dan Pemerintah

Penilaian Jenis Unsur yang

terlibat

Ruang Lingkup Materi

Pendidik Ulangan harian (penilaian proses akhir KD)

Pendidik Kompetensi dasar

Pendidik (koordinasi satuan pendidikan)

Ulangan Tengah Semester (penilaian akhir beberapa SK/akhir sebuah SK)

Pendidik Beberapa KD

Ulangan Akhir Semester ganjil (komprehensif, seluruh


(60)

kompetensi dalam satu semester)

Ulangan kenaikan kelas/akhir semester genap

Pendidik SKL yang dipelajari pada tahun yang bersangkutan

Satuan Pendidikan

Ujian tingkat kompetensi Pendidik  Dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh pemerintah.

 Ujian tingkat kompetensi pada akhir kelasVI (tingkat 3), kelas IX (tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat6) dilakukan melalui UN.

Ujian sekolah Pendidik  Mata pelajaran kelompok iptek yang tidak di ujikan dalam UN.

 Aspek kognitif agama dan akhlak mulia serta

kewarganegaraan dan kepribadian.

Pemerintah Ujian Mutu Tingkat Kompetensi

Pemerintah  Dilakukan dengan metode survei oleh pemerintah pada akhir kelas II (tingkat1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat5).

Ujian Nasional Pemerintah Seluruh SKL

(Kunandar, 2014:81)

3. Prinsip dan Pendekatan Penilaian

Dalam Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian


(61)

pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai

berikut:

a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi

faktor subjektivitas penilai

b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,

menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan

c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya

d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar

pengambilan keputusan dapat di akses oleh semua pihak

e. Akuntabel, berarti dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal

sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya

f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Penilaian pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan

penilaian acuan patokan dan ketuntasan belajar (Kunandar, 2014:44-45).

a. Penilaian Acuan Patokan (PAP). Artinya semua kompetensi perlu

dinilai dengan menggunakan acuan patokan berdasarkan pada indikator

hasil belajar. Sekolah menetapkan acuan patokan sesuai dengan kondisi

dan kebutuhannya.

b. Ketuntasan Belajar, ditentukan dengan kriteria minimal ideal sebagai

berikut:

1) Untuk KD pada KI-III dan KI-IV, seorang peserta didik dinyatakan


(62)

dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai <75 dari hasil tes

formatif; dan dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai

kompetensi dasar yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator

nilai >75 dari hasil tes formatif.

2) Untuk KD pada KI-I dan KI-II, seorang peserta didik dinyatakan

sudah tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang di

pelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai >75 dari hasil tes

formatif.

3) Untuk KD pada KI-I dan KI-II, ketuntasan seorang peserta didik

dilakukan dengan memerhatikan aspek sikap pada KI-I dan KI-II

untuk seluruh mata pelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik

secara umum berada pada kategori baik menurut standar yang

ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Implikasi dari kriteria ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut:

1) Untuk KD pada KI-III dan KI-IV: jika jumlah pesetta didik yang

mengikuti remedial maksimal 20%, maka tindakan yang dilakukan

adalah pemberian bimbingan secara individual, misalnya bimbingan

perorangan oleh guru dan tutor sebaya;

2) Untuk KD pada KI-III dan KI-IV: jika jumlah peserta didik yang

mengikuti remedial lebih dari 20% tetapi kurang dari 50% maka

tindakan yang dilakukan adalah pemberian tugas terstruktur baik secara


(63)

berbagai kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan meningkatkan

kemampuan peserta didik mencapai kompetensi dasar tertentu;

3) Untuk KD pada KI-III dan KI-IV jika jumlah peserta didik yang

mengikuti remedial lebih dari 50%, maka tindakan yang dilakukan

adalah pemberian pembelajaran ulang secara klasikal dengan model dan

strategi pembelajaran yang lebih inovatif berbasis pada berbagai

kesulitan belajar yang dialami peserta didik yang berdampak pada

peningkatan kemampuan untuk mencapai kompetensi dasar tertentu;

4) Untuk KD pada KI-III dan KI-IV bagi peserta didik yang memperoleh

nilai 75 atau lebih dari 75 diberikan materi pengayaan dan kesempatan

untuk melanjutkan pelajarannya ke kompetensi dasar berikutnya; dan

5) Untuk KD pada KI-I dan KI-II pembinaan terhadap peserta didik yang

secara umum profil sikapnya belum berkatagori baik dilakukan secara

holistik (paling tidak oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan orang tua).

4. Teknik Penilaian

Kunandar (2014:96-97) berpendapat bahwa tingkat pencapaian hasil

belajar peserta didik harus dinilai atau diukur dengan instrumen atau alat

ukur yang tepat dan akurat. Tepat artinya instrumen atau alat ukur yang

digunakan untuk menilai hasil belajar peserta didik sesuai dengan

karakteristik materi atau tuntutan kompetensi tertentu. Karakteristik materi

meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Instrumen suatu alat ukur

yang digunakan untuk mengukur aspek kognitif (pengetahuan) tentu


(64)

aspek afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Akurat artinya hasil

penilaian atau pengukuran hasil belajar peserta didik dapat memberikan

informasi yang benar tentang tingkat pencapaian kompetensi peserta didik.

Oleh karena itu, guru atau calon guru harus memahami berbagai teknik

penilaian dan sekaligus terampil menyusun berbagai teknik penilaian sesuai

dengan kebutuhan.

a. Teknik Dan Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap

Kunandar (2014:104-105) menjelaskan bahwa sikap menentukan

keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada

pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara

optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran

diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Oleh karena

itu, semua pendidik harus mampu membangkitkan minat semua peserta

didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Selain itu

ikatan emosional sering diperlukan untuk membangun semangat

kebesamaan, semangat persatuan, semangat nasionalisme, rasa sosial,

dan sebagainya. Untuk itu semua dalam merancang program

pembelajaran satuan pendidikan harus memerhatikan ranah afektif.

Dalam kurikulum 2013 kompetensi sikap, baik sikap spiritual (KI 1)

maupun sikap sosial (KI 2) tidak diajarkan dalam Proses Belajar

Mengajar (PBM). Artinya kompetensi sikap spiritual dan sosial

meskipun memiliki Kompeensi Dasar (KD), tetapi tidak dijabarkan


(65)

peserta didik melalui PBM yang terdiri dari kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Namun meskipun kompetensi sikap

spiritual dan sosial harus terimplementasikan dalam PBM melalui

pembiasaan dan keteladanan yang ditunjukkan oleh peserta didik dalam

keseharian melalui dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

Dalam ranah sikap itu terdapat lima jenjang proses berpikir, yakni:

(1) menerima atau memerhatikan (receiving atau attending), (2) merespons atau menanggapi (responding), (3) menilai atau menghargai (valuing), (4) mengorganisasi atau mengelola (organization), dan (5) berkarakter (characterization) (Kunandar, 2014:109).

Tabel 2.2

Kompetensi Inti Sikap Spritual (KI 1) Dan Sikap Sosial (KI 2) Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan

KOMPETENSI INTI KELAS X KOMPETENSI INTI KELAS XI KOMPETENSI INTI KELAS XII 1. Menghayati dan

mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan

perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleren, damai), santun, responsif dan pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

2. Menghayati dan mengamalkan

perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleren, damai), santun, responsif dan pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

2. Menghayati dan mengamalkan

perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleren, damai), santun, responsif dan pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam


(66)

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia (Kunandar, 2014:107)

Teknik dan instrumen penilaian kompetensi sikap dilakukan oleh

guru melalui: (1) observasi atau pengamatan perilaku dengan alat lembar

pengamatan atau observasi, (2) penilaian diri, (3) penilaian “teman

sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik, (4) jurnal dan (5)

wawancara dengan alat panduan atau pedoman wawancara

(pertanyaan-pertanyaan) langsung. Instrumen yang digunakan untuk observasi,

penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau

skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidikan dan pada wawancara berupa daftar pertanyaan

(Kunandar, 2014:109).

b. Teknik Dan Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Penilaian kompetensi pengetahuan atau kognitif adalah penilaian

yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian atau

penguasaan peserta didik dalam aspek pengetahuan yang meliputi

ingatan atau hafalan, pemahaman, penerapan, atau aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi. Dalam kurikulum 2013 kompetensi pengetahuan

menjadi kompetensi inti dengan kode kompetensi inti 3 (KI 3).


(1)

227

LAMPIRAN VIII

Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

228

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

229

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

230

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

231

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

232

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKUNTANSI SESUAI KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI Implementasi Pembelajaran Akuntansi Sesuai Kurikulum 2013 Pada Guru-Guru SMK Program Keahlian Akuntansi Di Kota Klaten.

0 2 15

Implementasi penilaian dan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian dan masa kerja : studi kasus pada SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen se-Kabupaten Sleman.

0 0 245

Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa: studi kasus pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se- Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 263

Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi guru : studi kasus pada guru mata pelajaran akuntansi SMK negeri dan swasta bidang keahlian bisnis dan manajemen program keahlian akuntansi se-Kabupaten Sleman.

0 0 273

Implementasi penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa : studi kasus pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 3 317

Implementasi penilaian hasil belajar berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa : studi kasus pada SMK Negeri bidang keahlian bisnis dan manajemen, program keahlian akuntansi se-kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 236

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR KURIKULUM 2013 PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK 2 SURAKARTA.

0 0 224

PERSEPSI GURU TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 2 152

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR KURIKULUM 2013 PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK 2 SURAKARTA.

0 0 65

IMPLEMENTASI EMPLOYABILITY SKILLS PADA SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI BIDANG KEAHLIAN BISNIS MANAJEMEN

0 0 9