Implementasi penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa : studi kasus pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
ABSTRAK
IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA
Studi Kasus Pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Fransisca Mega Pratiwi Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasikan dengan baik. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 November 2014 - 27 Februari 2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Program Keahlian Akuntansi, SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kabupaten Sleman dengan jumlah 1.703 siswa. Jumlah sampel sebanyak 410 siswa. Sampel diambil dengan teknik Purposive Sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi yang tersebar di 8 SMK Swasta yaitu SMK YPKK 2
Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan, SMK Ma’arif
1 Sleman, SMK Muhammadiyah 1 Tempel, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMK YPKK 3 Sleman, dan SMK Yapemda. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Data dianalisis secara kuantitatif dan diinterpretasikan secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 secara keseluruhan sudah diimplementasikan dengan baik (78,8% dari 410 siswa), dengan mean (rata-rata hitung) sebesar 78,07 masuk kategori baik pada rentang skor 72 - <82; (2) jenis-jenis penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 secara keseluruhan sudah diimplementasikan dengan baik (92,8% dari 410 siswa), dengan mean (rata-rata hitung) sebesar 13,63 masuk kategori baik pada rentang skor 12 - <14; (3) prinsip dan pendekatan penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 secara keseluruhan sudah diimplementasikan dengan baik (81,2% dari 410 siswa), dengan mean (rata-rata hitung) sebesar 15,90 masuk kategori baik pada rentang skor 15 - <17. Tetapi pada analisis data salah satu sekolah yaitu SMK YPKK 3 Sleman menunjukkan bahwa prinsip dan pendekatan penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman diimplementasikan dengan cukup (40,0% dari 40 siswa), dengan mean (rata-rata hitung) sebesar 14,78 masuk kategori cukup pada rentang skor 13 - <15; (4) teknik dan instrumen penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 secara keseluruhan sudah diimplementasikan dengan baik (79,5% dari 410 siswa), dengan mean (rata-rata hitung) sebesar 48,56 masuk kategori baik pada rentang skor 45 - <51.
(2)
ABSTRACT
STUDENT’S PERCEPTION TOWARDS THE IMPLEMENTATION OF THE ASSESSMENT OF LEARNING OUTCOME BY THE TEACHERS
BASED ON 2013 CURRICULUM
A Case Study at Private Vocational High Schools of Business and Management Expertise of Accounting in Sleman Regency,
Yogyakarta Special Region
Fransisca Mega Pratiwi Sanata Dharma University
2015
This research aims to know whether the assessment of learning outcome by the teachers based on 2013 Curriculum at Private Vocational High Schools of Business and Management Expertise of Accounting had been already well-implemented. The type of this research is a descriptive research. The research was carried out from November 27, 2014 until Februari 27, 2015. The population of this research were 1.703 students Majoring in Accounting at Private Vocational High Schools of Business and Management Expertise in Sleman Regency. The samples were 410 students. The technique of gathering samples was Purposive Sampling. The samples were students of the eleventh grade Majoring in Accounting which cover eight Private Vocational High Schools, namely SMK YPKK 2 Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan,
SMK Ma’arif 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 1 Tempel, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMK YPKK 3 Sleman, and SMK Yapemda. The data gathering technique was questionnaire. Data were analyzed quantitatively and qualitatively.
The results of this research show that: (1) the assessment of learning outcome by the teachers based on 2013 Curriculum as a whole has been implemented well (78,8% of 410 students), with its mean: 78,07 and was categorized in good category in the range score of 72 - <82; (2) the types of learning assessment based on 2013 Curriculum as a whole has been implemented well (92,8% of 410 students), with its mean: 13,63 and was categorized in good category in the range score of 12 - <14; (3) the principle and learning assessment approach based on 2013 Curriculum as a whole has been implemented well (81,2% of 410 students), with its mean: 15,90 and was categorized in good category in the range score of 15 - <17. However, there was one vocational school show different result, namely SMK YPKK 3 Sleman. The principle and learning assessment approach based on 2013 Curriculum was (40,0% of 40 students) and categorized as enough with 14,78 in the range score of 13 - <15; (4) the technique and learning assessment instrument based on 2013 Curriculum as a whole has been implemented well (79,5% of 410 students), with its mean: 48,56 and was categorized in good category in the range score of 45 - <51.
(3)
IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH
PENDIDIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT
PERSEPSI SISWA
Studi Kasus Pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Fransisca Mega Pratiwi NIM: 111334014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2015
(4)
i
IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH
PENDIDIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT
PERSEPSI SISWA
Studi Kasus Pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Fransisca Mega Pratiwi NIM: 111334014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2015
(5)
(6)
(7)
iv
PERSEMBAHAN
Perjuangan, kerja keras, niat, semangat, percaya diri, dan
pengorbanan menjadi satu untuk dapat menyandang gelar Sarjana
Pendidikan.
Proses ini berlalu hampir satu semester, proses yang melibatkan
orang-orang tersayang.
Ku persembahkan karya sederhana ini kepada:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria,
Kedua Orang Tua ku,
Theo Pegita,
Keluarga, Teman, Sahabat, dan
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
(8)
v
MOTTO
“
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh
kepercayaan, kamu akan menerimanya
”
(-Matius 21:22-)
“Always be yourself and never be anyone
else even if
they look better than you”
(-Penulis-)
“
Berpikirlah besar dan bertindaklah sekarang
”
(9)
(10)
(11)
viii
ABSTRAK
IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA
Studi Kasus Pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Fransisca Mega Pratiwi Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasikan dengan baik. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 November 2014 - 27 Februari 2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Program Keahlian Akuntansi, SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kabupaten Sleman dengan jumlah 1.703 siswa. Jumlah sampel sebanyak 410 siswa. Sampel diambil dengan teknik Purposive Sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi yang tersebar di 8 SMK Swasta yaitu SMK YPKK 2
Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan, SMK Ma’arif
1 Sleman, SMK Muhammadiyah 1 Tempel, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMK YPKK 3 Sleman, dan SMK Yapemda. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Data dianalisis secara kuantitatif dan diinterpretasikan secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 secara keseluruhan sudah diimplementasikan dengan baik (78,8% dari 410 siswa), dengan mean (rata-rata hitung) sebesar 78,07 masuk kategori baik pada rentang skor 72 - <82; (2) jenis-jenis penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 secara keseluruhan sudah diimplementasikan dengan baik (92,8% dari 410 siswa), dengan mean (rata-rata hitung) sebesar 13,63 masuk kategori baik pada rentang skor 12 - <14; (3) prinsip dan pendekatan penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 secara keseluruhan sudah diimplementasikan dengan baik (81,2% dari 410 siswa), dengan mean (rata-rata hitung) sebesar 15,90 masuk kategori baik pada rentang skor 15 - <17. Tetapi pada analisis data salah satu sekolah yaitu SMK YPKK 3 Sleman menunjukkan bahwa prinsip dan pendekatan penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman diimplementasikan dengan cukup (40,0% dari 40 siswa), dengan mean (rata-rata hitung) sebesar 14,78 masuk kategori cukup pada rentang skor 13 - <15; (4) teknik dan instrumen penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 secara keseluruhan sudah diimplementasikan dengan baik (79,5% dari 410 siswa), dengan mean (rata-rata hitung) sebesar 48,56 masuk kategori baik pada rentang skor 45 - <51.
(12)
ix
ABSTRACT
STUDENT’S PERCEPTION TOWARDS THE IMPLEMENTATION OF THE ASSESSMENT OF LEARNING OUTCOME BY THE TEACHERS
BASED ON 2013 CURRICULUM
A Case Study at Private Vocational High Schools of Business and Management Expertise of Accounting in Sleman Regency,
Yogyakarta Special Region
Fransisca Mega Pratiwi Sanata Dharma University
2015
This research aims to know whether the assessment of learning outcome by the teachers based on 2013 Curriculum at Private Vocational High Schools of Business and Management Expertise of Accounting had been already well-implemented. The type of this research is a descriptive research. The research was carried out from November 27, 2014 until Februari 27, 2015. The population of this research were 1.703 students Majoring in Accounting at Private Vocational High Schools of Business and Management Expertise in Sleman Regency. The samples were 410 students. The technique of gathering samples was Purposive Sampling. The samples were students of the eleventh grade Majoring in Accounting which cover eight Private Vocational High Schools, namely SMK YPKK 2 Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan,
SMK Ma’arif 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 1 Tempel, SMK Muhammadiyah
Cangkringan, SMK YPKK 3 Sleman, and SMK Yapemda. The data gathering technique was questionnaire. Data were analyzed quantitatively and qualitatively.
The results of this research show that: (1) the assessment of learning outcome by the teachers based on 2013 Curriculum as a whole has been implemented well (78,8% of 410 students), with its mean: 78,07 and was categorized in good category in the range score of 72 - <82; (2) the types of learning assessment based on 2013 Curriculum as a whole has been implemented well (92,8% of 410 students), with its mean: 13,63 and was categorized in good category in the range score of 12 - <14; (3) the principle and learning assessment approach based on 2013 Curriculum as a whole has been implemented well (81,2% of 410 students), with its mean: 15,90 and was categorized in good category in the range score of 15 - <17. However, there was one vocational school show different result, namely SMK YPKK 3 Sleman. The principle and learning assessment approach based on 2013 Curriculum was (40,0% of 40 students) and categorized as enough with 14,78 in the range score of 13 - <15; (4) the technique and learning assessment instrument based on 2013 Curriculum as a whole has been implemented well (79,5% of 410 students), with its mean: 48,56 and was categorized in good category in the range score of 45 - <51.
(13)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapat masukan,
bimbingan, kritik, saran dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku ketua jurusan JPIPS.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Kaprodi Pendidikan Ekonomi
BKK Pendidikan Akuntansi, yang tidak hanya membimbing dalam akademik
tetapi juga non akademik.
4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan waktu, sabar dalam mengarahkan, mengoreksi, memberi
saran serta masukan yang berguna bagi skripsi ini.
5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. dan Ibu Rita Eny Purwanti,
S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu
(14)
xi
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan
Akuntansi yang telah membagikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya
selama proses perkuliahan.
7. Staf sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan
Akuntansi yang dengan sabar membantu saya dalam urusan administrasi
kemahasiswaan.
8. Papa dan Mama tersayang Albertus Suharyanto dan Bernadetta Sustiwi yang
selalu memberikan doa, nasihat, semangat, kasih sayang, perhatian yang luar
biasa dan dukungan secara moral maupun materiil.
9. Kakakku dan Adikku Cristina Dian Paradita, S.E. dan Leonardus Ragil
Pamungkas yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat.
10.Theo Pegita yang selalu setia mendampingi, mengantar, mendengarkan keluh
kesahku, memberikan doa, semangat dan masukan yang membangun serta
kebersamaannya selama 4 tahun ini.
11.Teman-teman kelas bimbingan skripsi: Alfonsia, Dina, Elin, Resa, Sirilius,
dan Vriska semangat untuk lulus bersama-sama dan menjadi sukses.
12.Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2011 atas kebersamaannya yang telah
kita lalui bersama.
13.Semua pihak yang membantu, mendukung, dan berpartisipasi dalam penulisan
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
(15)
xii
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan skripsi ini.
(16)
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 7
C. Rumusan Masalah ... 7
(17)
xiv
E. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN TEORETIK ... 12
A.Tinjauan Umum Kurikulum ... 12
1. Pengertian Kurikulum ... 12
2. Komponen Kurikulum ... 14
3. Perkembangan Kurikulum Di Indonesia ... 16
4. Peranan Kurikulum ... 20
5. Fungsi Kurikulum ... 21
B. Kurikulum 2013 ... 22
1. Konsep Dasar Kurikulum 2013 ... 22
2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 ... 24
3. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 27
4. Tujuan Kurikulum 2013 ... 28
5. Keunggulan Kurikulum 2013 ... 29
C. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 30
1. Pengertian Penilaian ... 30
2. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 ... 32
3. Jenis-jenis Penilaian ... 33
4. Prinsip dan Pendekatan Penilaian ... 37
(18)
xv
a. Teknik dan Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap ... 43
b. Teknik dan Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan ... 48
c. Teknik dan Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan ... 51
D. Persepsi Siswa dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 ... 56
1. Pengertian Persepsi ... 56
2. Persepsi Siswa ... 59
BAB III METODE PENELITIAN ... 61
A. Jenis Penelitian ... 61
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 61
1. Tempat Penelitian ... 61
2. Waktu Penelitian ... 62
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 62
1. Subjek Penelitian ... 62
2. Objek Penelitian ... 63
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 63
1. Populasi Penelitian ... 63
2. Sampel Penelitian ... 64
(19)
xvi
E. Teknik Pengumpulan Data ... 71
1. Kuesioner ... 71
2. Penyusunan Kuesioner ... 72
F. Teknik Pengujian Instrumen ... 74
1. Validitas ... 74
2. Reliabilitas ... 77
G. Teknik Analisis Data ... 78
1. Variabel Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 ... 80
a. Dimensi Jenis-Jenis Penilaian ... 80
b. Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian ... 81
c. Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian ... 81
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 82
A. Deskripsi Responden ... 83
1.Berdasarkan Jenis Kelamin ... 83
2.Berdasarkan Nama Sekolah ... 84
B. Deskripsi Data ... 85
1.Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 ... 85
a. Deskripsi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 ... 106
(20)
xvii
b. Deskripsi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 ... 125
c. Deskripsi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 ... 146
C. Pembahasan ... 168
1.Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 ... 168
a. Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 ... 170
b. Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 ... 172
c. Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 ... 175
BAB V PENUTUP ... 181
D. Kesimpulan ... 181
E. Keterbatasan Penelitian ... 182
F. Saran ... 183
DAFTAR PUSTAKA ... 185
(21)
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Elemen Perubahan dalam Penilaian pada Kurikulum 2013 ... 33
Tabel 2.2. Jenis-Jenis Penilaian yang Dilakukan oleh Pendidik, Satuan Pendidikan, dan Pemerintah ... 36
Tabel 2.3. Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI 1) dan Sikap Sosial (KI 2) Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan ... 44
Tabel 2.4. Contoh Format Pengamatan Sikap ... 45
Tabel 2.5. Contoh Format Penilaian Diri untuk Aspek Sikap ... 46
Tabel 2.6. Contoh Format Penilaian Teman Sebaya/Antar Siswa ... 47
Tabel 2.7. Contoh Format Penilaian melalui Jurnal ... 48
Tabel 2.8. Kompetensi Inti Pengetahuan (KI 3) Kelas X, XI, XII Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan ... 49
Tabel 2.9. Contoh Format Observasi terhadap Diskusi, Tanya Jawab, dan Percakapan ... 51
Tabel 2.10. Kompetensi Inti Keterampilan (KI 4) Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan ... 53
Tabel 3.1. Tempat Penelitian SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Sleman ... 62
Tabel 3.2. Data Populasi Siswa SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kabupaten Sleman ... 64
(22)
xix
Tabel 3.3. Data SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
se-Kabupaten Sleman ... 67
Tabel 3.4. Data SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
sebagai Sampel Penelitian ... 68
Tabel 3.5. Data Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi
sebagai Sampel Penelitian ... 69
Tabel 3.6. Perhitungan Sampel Siswa Kelas XI Program Keahlian
Akuntansi SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen se-Kabupaten Sleman ... 70
Tabel 3.7. Skor Skala Likert dalam Kuesioner ... 72
Tabel 3.8. Daftar Kisi-Kisi Penyusunan Kuesioner ... 73
Tabel 3.9. Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian ... 76
Tabel 3.10. Tingkat Koefisien Reliabilitas ... 77
Tabel 3.11. Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 78
Tabel 4.1. Data Responden Penelitian ... 83
Tabel 4.2. Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 84
Tabel 4.3. Data Responden berdasarkan Nama Sekolah ... 84
Tabel 4.4. Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan
Kurikulum 2013 ... 87
Tabel 4.5. Nilai-Nilai Statistika Skor Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
berdasarkan Kurikulum 2013 ... 88
Tabel 4.6. Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan
(23)
xx
Tabel 4.7. Nilai-Nilai Statistika Skor Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 2 Sleman ... 90
Tabel 4.8. Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK YPKK 1 Sleman ... 91
Tabel 4.9. Nilai-Nilai Statistika Skor Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 1 Sleman ... 92
Tabel 4.10. Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 93
Tabel 4.11. Nilai-Nilai Statistika Skor Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 2
Moyudan ... 94
Tabel 4.12. Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 95 Tabel 4.13. Nilai-Nilai Statistika Skor Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 96 Tabel 4.14. Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 1 Tempel ... 97
Tabel 4.15. Nilai-Nilai Statistika Skor Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 1
Tempel ... 98
Tabel 4.16. Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan
(24)
xxi
Tabel 4.17. Nilai-Nilai Statistika Skor Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah
Cangkringan ... 100
Tabel 4.18. Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman ... 101
Tabel 4.19. Nilai-Nilai Statistika Skor Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman ... 102
Tabel 4.20. Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK Yapemda ... 103
Tabel 4.21. Nilai-Nilai Statistika Skor Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Yapemda ... 104
Tabel 4.22. Deskripsi Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 ... 107
Tabel 4.23. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Jenis-Jenis Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 ... 108
Tabel 4.24. Deskripsi Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK YPKK 2 Sleman ... 109
Tabel 4.25. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK YPKK 2 Sleman ... 110
Tabel 4.26. Deskripsi Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK YPKK 1 Sleman ... 111
Tabel 4.27. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan
(25)
xxii
Tabel 4.28. Deskripsi Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 113
Tabel 4.29. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Jenis-Jenis Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 2
Moyudan ... 114
Tabel 4.30. Deskripsi Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 115 Tabel 4.31. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 116 Tabel 4.32. Deskripsi Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 1 Tempel ... 117
Tabel 4.33. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 1 Tempel ... 118
Tabel 4.34. Deskripsi Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah Cangkringan ... 119
Tabel 4.35. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah Cangkringan ... 120
Tabel 4.36. Deskripsi Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman ... 121
Tabel 4.37. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman ... 122
Tabel 4.38. Deskripsi Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan
(26)
xxiii
Tabel 4.39. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK Yapemda ... 124
Tabel 4.40. Deskripsi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 ... 127
Tabel 4.41. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Prinsip dan Pendekatan
Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 ... 128
Tabel 4.42. Deskripsi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK YPKK 2 Sleman ... 129
Tabel 4.43. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 2 Sleman ... 130
Tabel 4.44. Deskripsi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK YPKK 1 Sleman ... 131
Tabel 4.45. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 1 Sleman ... 132
Tabel 4.46. Deskripsi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 133
Tabel 4.47. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 2
Moyudan ... 134
Tabel 4.48. Deskripsi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 135 Tabel 4.49. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian
(27)
xxiv
Tabel 4.50. Deskripsi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 1 Tempel ... 137
Tabel 4.51. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 1
Tempel ... 138
Tabel 4.52. Deskripsi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah Cangkringan ... 139
Tabel 4.53. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah
Cangkringan ... 140
Tabel 4.54. Deskripsi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman ... 141
Tabel 4.55. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman ... 142
Tabel 4.56. Deskripsi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK Yapemda ... 143
Tabel 4.57. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Yapemda ... 144
Tabel 4.58. Deskripsi Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 ... 149
Tabel 4.59. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian
(28)
xxv
Tabel 4.60. Deskripsi Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK YPKK 2 Sleman ... 151
Tabel 4.61. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 2 Sleman ... 152
Tabel 4.62. Deskripsi Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK YPKK 1 Sleman ... 153
Tabel 4.63. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 1 Sleman ... 154
Tabel 4.64. Deskripsi Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 155
Tabel 4.65. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 2
Moyudan ... 156
Tabel 4.66. Deskripsi Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 157 Tabel 4.67. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 158 Tabel 4.68. Deskripsi Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di Muhammadiah 1 Tempel ... 159
Tabel 4.69. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 1 Tempel ... 160
Tabel 4.70. Deskripsi Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan
(29)
xxvi
Tabel 4.71. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah
Cangkringan ... 162
Tabel 4.72. Deskripsi Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman ... 163
Tabel 4.73. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman ... 164
Tabel 4.74. Deskripsi Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Yapemda ... 165
Tabel 4.75. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Teknik dan Instrumen
Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Yapemda ... 166
Tabel 4.76. Data Hasil Penelitian untuk Dimensi Jenis-Jenis Penilaian ... 171
Tabel 4.77. Data Hasil Penelitian untuk Dimensi Prinsip dan Pendekatan
Penilaian ... 173
Tabel 4.78. Data Hasil Penelitian untuk Dimensi Teknik dan Instrumen
(30)
xxvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Penelitian ... 189
Lampiran 2. Data Induk Penelitian ... 196
Lampiran 3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 235
Lampiran 4. Deskriptif Data ... 239
Lampiran 5. Deskriptif Responden dan Deskriptif Butir Kuesioner ... 264
Lampiran 6. Tabel Statistik dan Perhitungan r Tabel ... 271
(31)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Sehingga disadari atau tidak, sejak di
dalam kandungan sampai dengan akhir hayat, proses pendidikan tersebut terus
berlangsung. Pendidikan diupayakan untuk tanggap terhadap perubahan dan
tuntutan zaman, oleh karena itu diperlukan kualitas pendidikan yang baik agar
tercipta generasi penerus yang kompeten. Dalam rangka mewujudkan kualitas
pendidikan yang baik, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nasional terus melakukan pembaharuan dan inovasi dalam
bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang
mampu mengolah input yang biasa maupun yang sudah baik untuk
dikembangkan lebih lanjut sehingga menghasilkan output yang berkualitas
dapat menyesuaikan dengan arus perkembangan pendidikan. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
(32)
berperan di dalamnya. Tidak hanya pendidik, sarana dan prasarana,
lingkungan yang aman dan bersih serta bangunan yang terawat tetapi terdapat
unsur yang paling utama dan penting yaitu kurikulum. Kurikulum memegang
kedudukan kunci di dalam dunia pendidikan, sebab kurikulum berkaitan
dengan penentu arah, isi dan proses pendidikan. Kurikulum merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Hidayat, 2013:22).
Di Indonesia dari masa kemerdekaan sampai dengan saat ini, kurikulum telah
mengalami perubahan yaitu pada tahun 1947, tahun 1952, tahun 1964, tahun
1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 2004, dan tahun 2006 serta
yang terbaru Kurikulum tahun 2013, perubahan atau penyempurnaan
kurikulum menunjukkan bahwa sistem pendidikan itu bersifat dinamis dan
mencerminkan bahwa suatu bangsa ingin menciptakan sistem pendidikan yang
berkualitas sesuai dengan kebutuhan zaman. Kurikulum 2013 merupakan
kurikulum berbasis kompetensi yang berorientasi pada peningkatan dan
keseimbangan antara kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada
dasarnya Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan generasi masa
depan yang cerdas secara keseluruhan yakni tidak hanya cerdas intelektualnya
tetapi juga cerdas emosi, sosial, dan spiritualnya.
Implementasi Kurikulum 2013 awalnya dilaksanakan secara terbatas
dan bertahap, mulai tahun pelajaran 2013/2014 (Juli 2013) pada jenjang
(33)
VII SMP, dan kelas X SMA (Mulyasa, 2013:9). Kurikulum 2013 ini mulai
diterapkan serentak di seluruh sekolah di Indonesia pada tahun pelajaran
2014/2015 (juli 2014) bagi SD, SMP, SMA/SMK baik sekolah negeri maupun
swasta. Implementasi Kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) untuk Program Keahlian Akuntansi juga diberlakukan, di mana Mata
Pelajaran Akuntansi merupakan Mata Pelajaran produktif yang lebih banyak
praktik daripada teorinya dan membutuhkan banyak jam untuk tiap
minggunya. Kurikulum 2013 berbasis kompetensi ini dirasa dapat membantu
siswa dalam mempelajari Akuntansi karena siswa dituntut untuk lebih mandiri
dalam memahami pelajaran dengan langsung praktik mengerjakan suatu kasus
secara berdiskusi dan didampingi oleh guru yang pada saat berlangsungnya
pembelajaran turut mengamati siswa dengan memberikan penilaian selama
dan setelah proses pembelajaran. Kurikulum 2013 menuntut siswa untuk lebih
aktif dan guru sebagai fasilitator yang mendampingi dan mengarahkan
jalannya pembelajaran Akuntansi serta melakukan kegiatan penilaian untuk
Mata Pelajaran Akuntansi secara sistematis, berkesinambungan dan
menyeluruh. Namun pada kenyataannya, implementasi Kurikulum 2013 ini
menuai banyak penolakan dari berbagai pihak dan menghadapi permasalahan.
Mulai dari permasalahan konseptual hingga permasalahan teknis seperti
ketidakselarasan antara ide dengan desain kurikulum, ketidakselarasan
gagasan dengan isi buku teks, perbedaan kesiapan sekolah dan guru, tidak
meratanya dan tuntasnya pelatihan guru dan kepala sekolah, penyediaan buku
(34)
terhadap uji coba penerapan Kurikulum 2013 serta metode penilaian yang jauh
berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya, di mana metode penilaian
dianggap sangat kompleks dan menyita waktu sehingga membingungkan guru
dan mengalihkan fokus dari memberi perhatian sepenuhnya pada siswa.
Sehingga para siswa harus menanggung konsekuensi dari penerapan
kurikulum yang belum matang.
Segala permasalahan inilah yang menjadi pertimbangan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan untuk
menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah yang baru
menerapkan satu semester yaitu sejak tahun pelajaran 2014/2015 dan tetap
menerapkan Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah yang telah tiga semester
menggunakan kurikulum ini, yaitu sejak tahun pelajaran 2013/2014 dan
menjadikan sekolah-sekolah tersebut sebagai sekolah pengembangan dan
percontohan penerapan Kurikulum 2013. Menurut Anies, Kurikulum 2013 ini
diproses terlalu cepat dan bahkan sudah ditetapkan untuk dilaksanakan di
seluruh sekolah di Indonesia sebelum kurikulum tersebut pernah dievaluasi
secara lengkap dan menyeluruh. Mendikbud, Anies Baswedan resmi
menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 dan menginstruksikan
sekolah-sekolah tersebut agar kembali menggunakan Kurikulum 2006 dengan
mengeluarkan Surat Edaran Kemendikbud tertanggal 5 Desember 2014 serta
Permendikbud No. 160 Tahun 2014. Dalam penerapan Kurikulum 2013 ini
terdapat banyak perubahan dan penyempurnaan dibandingkan dengan
(35)
penyempurnaan dari delapan Standar Nasional Pendidikan yakni standar isi,
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan (Kunandar, 2013:22). Salah satu yang
mengalami perubahan dan penyempurnaan ialah mengenai standar penilaian
proses dan hasil belajar siswa yang mengakibatkan perubahan pada sistem
atau metode penilaian yang dilakukan oleh pendidik. Pendidik yang semula
terbiasa mengolah nilai secara tradisional hanya pada aspek pengetahuan
menjadi perlu untuk memperhatikan aspek sikap dan keterampilan. Penilaian
harus dilakukan secara utuh, berkesinambungan, dan menyeluruh agar dapat
mengungkapkan berbagai aspek yang diperlukan dalam mengambil suatu
keputusan. Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang
tidak dapat dipisahkan dari komponen pembelajaran. Penilaian merupakan
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan
untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar siswa
secara berkesinambungan. Melalui hal ini, siswa mengetahui capaian
pembelajarannya (learning outcomes) dan siswa memperoleh informasi
tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan belajarnya (Permendikbud
No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah).
Dengan mengetahui kelemahan dan kekuatannya, guru dan siswa
(36)
melakukan refleksi. Selain itu, bagi siswa memungkinkan melakukan proses
transfer cara belajar untuk mengatasi kelemahannya. Penilaian proses dan
hasil belajar siswa juga merupakan pengukur tingkat pencapaian kompetensi
minimal siswa. Penilaian pada Kurikulum 2013 menggunakan Penilaian
Autentik (Authentic Assessment), penilaian ini menitiberatkan pada tiga aspek
yaitu aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Setiap aspek memiliki
teknik dan instrumen yang berbeda-beda untuk menunjang tercapainya setiap
kompetensi yang ingin dicapai, selain itu dalam penilaian ini memandang
setiap siswa tidak berdasarkan rangking dikarenakan dalam penilaian ini
sangat memperhatikan bahwa setiap siswa memiliki kemampuan atau
kelebihan yang berbeda-beda.
Berdasarkan fakta-fakta di atas bahwa dalam penerapan Kurikulum
2013 menghadapi banyak masalah dan pada akhirnya Kurikulum 2013 ini
resmi dihentikan, salah satu masalah yang dihadapi ialah mengenai sistem
atau metode penilaian hasil belajar siswa yang berbeda dengan
kurikulum-kurikulum sebelumnya, penilaian ini dilakukan secara berkesinambungan dan
sangat kompleks pada aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan sehingga
peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Berdasarkan Kurikulum 2013 Menurut Persepsi Siswa” Studi Kasus Pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman, Provinsi
(37)
B. Batasan Masalah
Dengan keterbatasan kemampuan peneliti, maka peneliti membatasi
ruang lingkup masalah agar lebih mengarahkan pada penelitian yang
dilakukan, sebagai berikut:
1. Penilaian proses dan hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 yang telah
diimplementasikan pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman sesuai
dengan pengamatan kemampuan siswa.
2. Melihat aspek-aspek penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan
berdasarkan Kurikulum 2013 yang telah diimplementasikan pada SMK
Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian
Akuntansi se-Kabupaten Sleman sesuai dengan pengamatan kemampuan
siswa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah ditentukan, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
Umum : Apakah penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan
Kurikulum 2013 pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman
sudah dapat diimplementasikan dengan baik?
Khusus : 1. Apakah jenis-jenis penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 pada
(38)
Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman sudah dapat
diimplementasikan dengan baik?
2. Apakah prinsip dan pendekatan penilaian berdasarkan Kurikulum
2013 pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen,
Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman sudah dapat
diimplementasikan dengan baik?
3. Apakah teknik dan instrumen penilaian berdasarkan Kurikulum
2013 pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen,
Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman sudah dapat
diimplementasikan dengan baik?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
Umum : Untuk mengetahui apakah penilaian hasil belajar oleh pendidik
berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Swasta Bidang Keahlian
Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten
Sleman sudah dapat diimplementasikan dengan baik.
Khusus : 1. Untuk mengetahui apakah jenis-jenis penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis
dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten
(39)
2. Untuk mengetahui apakah prinsip dan pendekatan penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Swasta Bidang
Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi
se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasikan dengan
baik.
3. Untuk mengetahui apakah teknik dan instrumen penilaian
berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Swasta Bidang
Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi
se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasikan dengan
baik.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang nyata
mengenai persepsi siswa terhadap implementasi penilaian hasil belajar
oleh pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran
Akuntansi untuk aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan di SMK
Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian
Akuntansi. Hal ini dapat digunakan sebagai bahan refleksi oleh siswa guna
(40)
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran
yang nyata sejauh mana penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan
Kurikulum 2013 untuk Mata Pelajaran Akuntansi pada SMK Swasta
Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi
telah dilaksanakan. Hal ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
evaluasi oleh guru guna melakukan peningkatan kualitas pelaksanaan
penilaian.
3. Bagi Instansi Pendidikan (Lembaga Sekolah dan Direktorat Jenderal
Pendidikan Menengah)
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan
pengambilan keputusan, khususnya dalam hal pelaksanaan penilaian hasil
belajar oleh pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 bagi instansi
pendidikan sehubungan dengan kebijakan kurikulum yang telah
ditetapkan. Sehingga dapat mengkaji ulang kebijakan yang belum berjalan
dengan baik serta meningkatkan penerapan kebijakan yang telah berjalan
dengan baik.
4. Bagi Pembaca atau Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan dan
refleksi bagi pembaca atau peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
(41)
5. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah daftar kepustakaan
sebagai referensi yang berguna bagi mahasiswa atau pihak lain yang
(42)
12
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Tinjauan Umum Kurikulum 1. Pengertian Kurikulum
Arifin (2011:2) menjelaskan bahwa secara etimologis, istilah
kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang
artinya pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Dalam bahasa
Perancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to
run). Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang
pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali
atau penghargaan. Jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah
menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat didalamnya.
Curriculum is the entire school program and all the people involved in.
Program tersebut berisi mata pelajaran-mata pelajaran (courses) yang
harus ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu tertentu, seperti
SD/MI (enam tahun), SMP/MTs (tiga tahun), SMA/SMK/MA (tiga tahun)
dan seterusnya. Dengan demikian secara terminologis istilah kurikulum
(dalam pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah. The
curriculum has mean the subject taught in school or the course of study.
Arifin (2011:3) mengemukakan bahwa ada beberapa implikasi dari
(43)
a. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran.
b. Peserta didik harus mempelajari dan menguasai seluruh mata
pelajaran.
c. Mata pelajaran hanya dipelajari di sekolah secara terpisah-pisah.
d. Tujuan akhir kurikulum adalah untuk memperoleh ijazah.
Menurut A. Ferry T. Indratno, kurikulum adalah program dan isi
dari suatu sistem pendidikan yang berupaya melaksanakan proses
akumulasi pengetahuan antar generasi dalam masyarakat. Bila ditarik
benang merah maka kurikulum dapat dipahami sebagai alat sentral bagi
keberhasilan pendidikan (Yamin, 2012:15).
Pendapat lain dikemukakan oleh J. Galen Saylor dan William M.
Alexander (Arifin, 2011:4), “the curriculum is the sum total of school’s efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground
or out of school.” Pengertian ini lebih luas lagi dari pengertian sebelumnya, kurikulum tidak hanya mata pelajaran dan pengalaman
melainkan semua upaya sekolah untuk memengaruhi peserta didik belajar,
baik di kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian kurikulum secara
modern adalah semua kegiatan dan pengalaman belajar potensial
(isi/materi) serta segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan
pribadi peserta didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah atas
(44)
2. Komponen Kurikulum
Arifin (2011:82-94) mengembangkan komponen kurikulum
menjadi komponen tujuan, komponen isi/materi, komponen proses, dan
komponen evaluasi.
Tujuan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis,
dalam penyusunan suatu kurikulum perumusan tujuan ditetapkan terlebih
dahulu sebelum menetapkan komponen yang lainnya. Tujuan pendidikan
suatu negara tidak bisa dipisahkan dan merupakan penjabaran dari tujuan
negara atau falsafah negara, karena pendidikan merupakan alat untuk
mencapai tujuan negara. Tujuan pendidikan nasional dirumuskan langsung
oleh pemerintah sebagai pedoman bagi pengembangan tujuan-tujuan
pendidikan yang lebih khusus. Tujuan institusional adalah tujuan yang
ingin dicapai oleh setiap lembaga pendidikan, baik pendidikan formal
(TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA) maupun pendidikan
nonformal (lembaga kursus, pesantren). Tujuan kurikuler adalah tujuan
yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Tujuan
pembelajaran umum adalah tujuan yang ingin dicapai pada setiap pokok
bahasan, sedangkan tujuan pembelajaran khusus (instructional objective)
adalah tujuan dari setiap sub pokok bahasan.
Isi/materi kurikulum pada hakikatnya adalah semua kegiatan dan
pengalaman yang dikembangkan dan disusun dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Secara umum, isi kurikulum itu dapat dikelompokkan
(45)
berdasarkan prosedur keilmuan, (b) etika, yaitu pengetahuan tentang
baik-buruk, nilai, dan moral, (c) estetika, yaitu pengetahuan tentang indah-jelek,
yang ada nilai seni.
Proses pelaksanaan kurikulum harus menunjukkan adanya kegiatan
pembelajaran, yaitu upaya guru untuk mengajar peserta didik, baik di
sekolah melalui kegiatan tatap muka, maupun di luar sekolah melalui
kegiatan terstruktur dan mandiri. Pemilihan strategi pembelajaran harus
disesuaikan dengan tujuan kurikulum, karakteristik materi pelajaran, dan
tingkat perkembangan yang dapat digunakan guru dalam menyampaikan
isi kurikulum, antara lain:
a. Strategi ekspositori klasikal, yaitu guru lebih banyak menjelaskan
materi, sementara siswa lebih banyak menerima materi.
b. Strategi pembelajaran heuristik (discovery dan inquiry).
c. Strategi pembelajaran kelompok kecil, yaitu kerja kelompok dan
diskusi kelompok.
d. Strategi pembelajaran individual.
Untuk mengetahui efektivitas kurikulum dan dalam upaya
memperbaiki serta menyempurnakan kurikulum, maka diperlukan evaluasi
kurikulum. Evaluasi kurikulum merupakan usaha yang sulit dan kompleks,
karena banyak aspek yang harus dievaluasi, banyak orang yang terlibat,
dan luasnya kurikulum yang harus diperhatikan. Evaluasi kurikulum
memerlukan ahli-ahli yang mengembangkannya menjadi suatu disiplin
(46)
3. Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Hidayat (2013:1-18) menjabarkan bahwa semenjak Indonesia
merdeka sejak tahun 1945 telah mengalami perubahan kurikulum, yaitu
pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006.
Kurikulum pertama yang lahir setelah Indonesia merdeka adalah
merupakan rencana pelajaran (leer plan). Zaman dan suasana kehidupan
berbangsa dengan spirit merebut kemerdekaan dan pendidikan lebih
menekankan pada pembentukan karakter. Rencana pelajaran 1947
dilandasi semangat zaman dan suasana kehidupan berbangsa dengan spirit
merebut kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankan pada
pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat,
sejajar dengan bangsa lain, kesadaran bernegara dan masyarakat.
Setelah Rencana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di
Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini, pemerintah
Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan
menerbitkan buku Pedoman Kurikulum SD yang lebih merinci setiap mata
pelajaran kemudian diberi nama Rencana Pelajaran Terurai 1952 yang
berfungsi membimbing para guru dalam kegiatan mengajar di Sekolah
Dasar. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan
nasional. Yang menjadi ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana
pelajaran sehari-hari, silabus mata pelajarannya jelas, seorang guru
(47)
Menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan
sistem kurikulum di Indonesia. Kurikulum ini diberi nama Rencana
Pendidikan 1964 atau kurikulum 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum
1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah
mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada
program Pancawardhana yaitu; daya cipta, rasa, karsa, karya dan moral.
Kurikulum 1964 masih mengalami perubahan yaitu menjadi
kurikulum 1968, hal ini dipengaruhi oleh perubahan sistem politik dari
pemerintahan rezim Orde Lama ke rezim pemerintahan Orde Baru.
Kurikulum 1968 menekankan pada pendekatan organisasi materi pelajaran
menjadi kelompok pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Titik berat kurikulum ini terletak pada materi apa saja
yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Dari segi
tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 diarahkan pada upaya untuk
membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti,
dan keyakinan beragama.
Pembaharuan kelima terjadi dengan diterbitkannya Kurikulum
1975/1976. Kurikulum 1975 untuk SD/SMP dan SMA sedangkan
Kurikulum 1976 untuk Sekolah Keguruan yaitu SPG dan Sekolah
Menengah Kejuruan (STM, SMEA). Komponen yang terkandung dalam
(48)
hendak dicapai lembaga pendidikan dalam melaksanakan program
pendidikannya, (b) struktur program kurikulum, yaitu kerangka umum
program pengajaran yang akan diberikan pada tiap sekolah, (c) garis-garis
besar program pengajaran, yang didalamnya terdapat hal-hal yang
berhubungan dengan program pengajaran.
Dalam perkembangannya Kurikulum 1975 dianggap sudah tidak
relevan lagi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kurikulum 1984 lahir sebagai perbaikan atau
revisi terhadap Kurikulum 1975. Kurikulum 1984 memiliki ciri sebagai
berikut: (a) berorientasi kepada tujuan pembelajaran, (b) pendekatan
pembelajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif
(CBSA), (c) materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan
spiral, (d) menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan
latihan, (e) materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan
siswa, (f) menggunakan pendekatan keterampilan proses.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan Kurikulum 1984
dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Terdapat ciri-ciri yang menonjol
dalam Kurikulum 1994, antara lain sebagai berikut: (a) pembagian tahapan
pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan, (b) pembelajaran di
sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi
kepada materi pelajaran/isi), (c) Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu
(49)
Indonesia, (d) dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan
menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik
secara mental, fisik, dan sosial, (e) dalam pengajaran suatu mata pelajaran
hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan
perkembangan berpikir siswa, (f) pengajaran dari hal yang konkret ke hal
yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang
sederhana ke hal yang kompleks, dan (g) pengulangan-pengulangan materi
yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.
Kurikulum 1994 perlu disempurnakan lagi menjadi Kurikulum
2002 sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan
dari sentralistik menjadi desentralistik sebagai konsekuensi logis
dilaksanakannya UU No. 23 dan 25 tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah dan Pertimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Kurikulum saat ini diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi, yang
menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan
(kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar kinerja yang telah
ditetapkan. Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: (a) menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal, (b) berorientasi pada hasil belajar dan
keberagaman, (c) penyampaian dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan dan metode yang bervariasi, (d) sumber belajar bukan hanya
(50)
dan (e) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005, pemerintah telah mendorong penyelenggara pendidikan
untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (Kurikulum 2006), yaitu kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan disetiap satuan pendidikan. Esensi isi dan
arah pengembangan pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi.
4. Peranan Kurikulum
Prof. Dr. Soedijarto, M.A. mengatakan bahwa sekolah merupakan
lembaga sosial yang keberadaannya merupakan bagian dari sistem sosial
negara bangsa. Ia bertujuan untuk mencetak manusia susila yang cakap,
demokratis, bertanggung jawab, beriman, bertakwa, sehat jasmani dan
rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berkepribadian yang
mantap dan mandiri. Soedijarto lebih jauh mengatakan bahwa pencapaian
itu akan bisa diraih ketika ada suatu proses yang terencana dengan efisien,
(51)
kurikulum yang kuat, baik secara infrastruktur maupun superstruktur
(Yamin, 2012:36).
Menurut Hamalik (2007:11-13), “kurikulum memiliki tiga peranan yang dinilai sangat penting, yakni peranan konservatif, peranan kritis dan evaluatif, serta peranan kreatif. Peranan konservatif dalam kurikulum memiliki suatu tanggung jawab yaitu mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial pada generasi muda. Peranan kritis dan evaluatif, memiliki peranan dalam kebudayan yang senantiasa berubah dan bertambah. Sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai dan memilih berbagai unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam kurikulum peranan kreatif dinilai berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa sekarang dan masa mendatang.”
5. Fungsi Kurikulum
Dilihat dari sisi pengembang kurikulum (guru), kurikulum
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi preventif, yaitu mencegah kesalahan para pengembang
kurikulum terutama dalam melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan
rencana kurikulum.
b. Fungsi korektif, yaitu mengoreksi dan membetulkan
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pengembang kurikulum dalam
melaksanakan kurikulum.
c. Fungsi konstruktif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi para
pelaksana dan pengembang kurikulum untuk membangun kurikulum
yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang.
Sementara, Hilda Taba (1962) mengemukakan terdapat tiga fungsi
kurikulum, yaitu (a) sebagai transmisi, yaitu mewariskan nilai-nilai
(52)
rekonstruksi sosial, dan (c) sebagai pengembangan individu (Arifin,
2011:12).
Dalam praktiknya, guru merupakan ujung tombak pengembangan
kurikulum sekaligus sebagai pelaksana kurikulum di lapangan. Guru juga
sebagai faktor kunci (key factor) dalam keberhasilan suatu kurikulum.
Efektivitas suatu kurikulum tidak akan tercapai, jika guru tidak dapat
memahami dan melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman
dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru dituntut untuk selalu
meningkatkan kompetensinya sesuai dengan perkembangan kurikulum itu
sendiri, perkembangan IPTEK, perkembangan masyarakat, perkembangan
psikologi belajar, dan perkembangan ilmu pendidikan.
Bagi pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai
pedoman, patokan, atau ukuran dalam membimbing kegiatan guru di
sekolah. Kurikulum dapat digunakan pengawas untuk menetapkan hal-hal
apa saja yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha
pengembangan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.
B. Kurikulum 2013
1. Konsep Dasar Kurikulum 2013
Mulyasa (2013:66-68) menjelaskan dalam rangka mempersiapkan
lulusan pendidikan memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan
ketidakpastian, diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan
(53)
melakukan penataan kurikulum. Kurikulum yang saat ini sedang
dikembangkan adalah kurikulum 2013 berbasis kompetensi. Kurikulum
2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
yang pernah diuji cobakan pada tahun 2004. KBK atau (competency based
curriculum) dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan
untuk pengembangan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan,
keterampilan, dan sikap) dalam sebuah jenjang dan jalur pendidikan,
khususnya pada jalur pendidikan sekolah.
Pada hakikatnya kompetensi merupakan perpaduan dari
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang merefleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak. Beberapa aspek atau ranah yang
terkandung dalam konsep kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pengetahuan (knowledge) adalah kesadaran dalam bidang kognitif.
b. Pemahaman (understanding) adalah kedalaman kognitif dan afektif
yang dimiliki oleh individu.
c. Kemampuan (skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk
melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
d. Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan
secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.
e. Sikap (attitude) adalah perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak
suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan dari luar.
f. Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan
(54)
Berdasarkan analisis kompetensi diatas, kurikulum 2013 berbasis
kompetensi dapat dimaknai suatu konsep kurikulum yang menekankan
pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas
dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan
peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi
tertentu.
2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Dalam Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tantangan internal,
b. Tantangan eksternal,
c. Penyempurnaan pola pikir,
d. Penguatan tata kelola kurikulum, dan
e. Penguatan materi.
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada delapan
Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,
dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait
dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan
(55)
produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak
berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Oleh sebab itu
tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar
sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat
ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi
beban.
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional
menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat
terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation
(APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga
terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir
sebagai berikut: (1) penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi
yang dipelajari dan gaya belajarnya untuk memiliki kompetensi yang
(56)
didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya), (3) penguatan
pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari
siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui
internet), (4) penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa
aktif mencari semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran
saintifik), (5) penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim),
(6) penguatan pembelajaran berbasis multimedia, (7) penguatan pola
pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap memperhatikan
pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik, (8)
penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines),
dan (9) penguatan pola pembelajaran kritis.
Selanjutnya, dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata
kelola sebagai berikut: (1) penguatan tata kerja guru lebih bersifat
kolaboratif, (2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan
kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan,
dan (3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan
proses pembelajaran.
Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang
tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi
(57)
3. Karakteristik Kurikulum 2013
Menurut Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum
2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, Kurikulum
2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial,
pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai
situasi di sekolah dan masyarakat.
b. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar, agar peserta didik mampu
menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
c. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
d. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk
kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar
mata pelajaran.
e. Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti.
f. Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif,
(58)
antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).
4. Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 mendefinisikan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) sesuai dengan yang seharusnya, yakni sebagai kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Acuan dan prinsip penyusunan Kurikulum 2013 mengacu
pada Pasal 36 UU No. 20 Tahun 2003, yang menyatakan bahwa
penyusunan kurikulum harus memperhatikan peningkatan iman dan
takwa; peningkatan akhlak mulia; peningkatan potensi, kecerdasan, dan
minat peserta didik; keragaman potensi daerah dan lingkungan; tuntutan
pembangunan daerah nasional; tuntutan dunia kerja; perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni; agama; dinamika perkembangan globlal;
dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Tujuan pembelajaran
disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional yang dinyatakan pada
Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003, yakni: “ Berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Sani, 2014:45).
Mengacu pada penjelasan tersebut, maka diadakan perubahan
kurikulum dengan tujuan untuk melanjutkan Pengembangan Kurikulum
(59)
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu.
Dalam tujuannya, Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.
Untuk mencapai tujuan tersebut menuntut perubahan pada berbagai
aspek lain, terutama dalam implementasinya di lapangan. Pada proses
pembelajaran, dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu,
sedangkan pada proses penilaian, dari berfokus pada pengetahuan melalui
penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian proses,
portofolio dan penilaian output secara utuh dan menyeluruh, sehingga
memerlukan penambahan jam pelajaran (Mulyasa, 2013:66).
5. Keunggulan Kurikulum 2013
Mulyasa (2013:163-164) mengharapkan implementasi Kurikulum
2013 dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal
ini dimungkinkan karena Kurikulum 2013 yang secara konseptual
(60)
Pertama, Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat
alamiah (kontekstual), karena berawal, berfokus, dan bermuara pada
hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai
dengan potensinya masing-masing. Kedua, Kurikulum 2013 yang berbasis
karakter dan kompetensi mendasari pengembangan
kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan, dan keahlian tertentu
dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat
dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu. Ketiga,
ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi,
terutama yang berkaitan dengan keterampilan.
C. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 1. Pengertian Penilaian
Menurut Kunandar (2014:35), “penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan peserta didik perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran dengan benar.”
Pengertian lain dikemukakan oleh Uno dan Koni (2012:1),
“assessment merupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau institusi resmi yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu.”
(61)
Assessment atau penilaian adalah proses pengumpulan informasi
yang digunakan untuk mengambil keputusan terkait kebijakan pendidikan,
mutu program pendidikan, mutu kurikulum, mutu pengajaran, atau
sejauhmana pengetahuan yang telah diperoleh seorang siswa tentang
bahan ajar yang telah diajarkan kepadanya. Sementara itu dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian Pendidikan maupun Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 66 Tahun 2013 tentang standar Penilaian Pendidikan
mendefinisikan penilaian sebagai proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik
(Basuki, 2014:153).
Toha menjelaskan bahwa fungsi penilaian pendidikan bagi guru
adalah untuk: (a) mengetahui kemajuan belajar peserta didik, (b)
mengetahui kedudukan masing-masing individu peserta didik dalam
kelompoknya, (c) mengetahui kelemahan-kelemahan cara
belajar-mengajar dalam PBM, (d) memperbaiki proses belajar-belajar-mengajar, dan (e)
menentukan kelulusan peserta didik. Fungsi penilaian bagi peserta didik
adalah untuk: (a) mengetahui kemampuan dan hasil belajar, (b)
memperbaiki cara belajar, (c) menumbuhkan motivasi dalam belajar.
Fungsi penilaian bagi sekolah adalah untuk: (a) mengukur mutu hasil
pendidikan, (b) mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah, (c)
membuat keputusan kepada peserta didik, dan (d) mengadakan perbaikan
(62)
2. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan Kurikulum 2013
Penilaian dalam Kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud
No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Penilaian hasil belajar oleh
pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian
pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap
sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang
dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses
pembelajaran.
Menurut permendikbud tersebut dalam Pasal 2 menjelaskan bahwa
penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk penilaian
Autentik dan non-Autentik. Bentuk penilaian Autentik mencakup
penilaian berdasarkan pengamatan, tugas ke lapangan, portofolio, proyek,
produk, jurnal, kerja laboratorium, dan unjuk kerja, serta penilaian diri.
Sedangkan bentuk penilaian non-Autentik mencakup tes, ulangan, dan
ujian.
Dalam Pasal 3 ayat (3) menyebutkan bahwa penilaian hasil belajar
oleh Pendidik memiliki tujuan untuk: (a) mengetahui tingkat penguasaan
kompetensi, (b) menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi, (c)
menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi, (d) memperbaiki proses pembelajaran.
Dalam kurikulum 2013 mempertegas adanya pergeseran dalam
(63)
kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja) menuju penilaian autentik
(mengukur kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan berdasarkan
proses dan hasil).
Tabel 2.1.
Elemen Perubahan dalam Penilaian pada Kurikulum 2013
No. Elemen Perubahan
1. Memperkuat penilaian berbasis kompetensi
2. Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja) menuju penilaian autentik (mengukur semua kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan berdasarkan proses dan hasil)
3. Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal). Artinya pencapaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik tidak dibandingkan dengan pencapaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik lain, tetapi dibandingkan dengan kriteria tertentu (KKM) 4. Penilaian tidak hanya pada level kompetensi dasar (KD), tetapi juga
pada kompetensi inti (KI) dan standar kompetensi lulusan (SKL)
5. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat peserta didik sebagai instrumen utama penilaian
6. Pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal
7. Menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya semata (Kunandar, 2014: 36)
3. Jenis-Jenis Penilaian
Menurut Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian, penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik mencakup:
a. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan
(64)
b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta
didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan
untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk
penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar
kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
d. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam
proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil
belajar peserta didik.
e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik
untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
beberapa KD pada periode tersebut.
g. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester. Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh
(65)
h. Ujian tingkat kompetensi merupakan kegiatan pengukuran yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian
tingkat kompetensi. Cakupan ujian tingkat kompetensi meliputi
sejumlah KD yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat
kompetensi tersebut.
i. Ujian mutu tingkat kompetensi merupakan kegiatan pengukuran yang
dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat
kompetensi. Cakupan ujian mutu kompetensi meliputi sejumlah KD
yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi
tersebut.
j. Ujian nasional merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu
yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian standar
nasional pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
k. Ujian sekolah/madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada ujian nasional,
dilakukan oleh satuan pendidikan.
Pihak-pihak yang dapat melakukan penilaian hasil belajar peserta
didik ada tiga, yakni pendidik (guru), satuan pendidikan (sekolah), dan
pemerintah. Penilaian oleh pendidik adalah penilaian hasil belajar peserta
didik yang dilakukan oleh pendidik (guru) secara berkesinambungan yang
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta
untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian oleh
(1)
281
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
282
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
283
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
284
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
285
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
286
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI