Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa: studi kasus pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se- Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
ABSTRAK
IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN
BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA
Studi Kasus pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Elisabeth Elin Kurniawati Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan dengan baik menurut persepsi siswa SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman pada tanggal 27 November 2014 sampai 27 Februari 2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Program Keahlian Akuntansi dengan jumlah 1.703 siswa. Jumlah sampel sebanyak 410 siswa. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI dari SMK YPKK 2 Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan, SMK Ma’arif 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 1 Tempel, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMK YPKK 3 Sleman dan SMK YAPEMDA. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara kuantitatif dan diinterpretasikan secara kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasi dengan baik dan sangat baik (69,2% dari 410 siswa) dengan mean
sebesar 126,90 masuk kategori baik; (2) proses pembelajaran aspek pengelolaan kelas berdasarkan kurikulum 2013 di SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasi dengan baik dan sangat baik (62,7% dari 410 siswa) dengan mean
sebesar 57,88 masuk kategori baik; (3) proses pembelajaran aspek langkah-langkah pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasi dengan baik dan sangat baik (76,6% dari 410 siswa) dengan mean sebesar 70,03 masuk kategori baik.
(2)
ABSTRACT
STUDENTS’ PERCEPTION TOWARDS THE
IMPLEMENTATION OF LEARNING PROCESS BASED ON THE CURRICULUM OF 2013
A Case Study in Vocational High School Majoring in Business and Management Expertise the Accounting Expertise Program in
Sleman Regency, Yogyakarta Special Territory
Elisabeth Elin Kurniawati Sanata Dharma University
2015
The research was conducted to find out whether the learning process based on the curriculum of 2013 has been implemented well according to the perception of the students of Vocational High School Majoring in Business and Management Expertise of Accounting Expertise Program in Sleman Regency. The type of the research is a descriptive research. The research was conducted in Vocational High School Majoring Business and Management Expertis the Accounting Expertise Program in Sleman Regency from November 27th, 2014 until February 27th 2015. The population of the research were 1.703 students of the Accounting Expertise Program. The samples were 410 students. The samples were taken by using purposive sampling technique. The sample of this research were students of the eleventh grade of SMK YPKK 2 Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan, SMK Ma’arif 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 1 Tempel, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMK YPKK 3 Sleman and SMK YAPEMDA. The data were obtained by using questionnaire. The Data were analyzed quantitatively and interpreted qualitatively.
The result shows that: (1) the learning process based on curriculum of 2013 in Vocational High School of Business and Management Majoring in Accounting Program in Sleman Regency has been implemented well and in a very good category (69,2% out of 410 students) with mean 126,90 including the good category; (2) the learning process of the aspect of classroom management based on the Curriculum of 2013 in Vocational High School of Business and Management Majoring in Accounting Program in Sleman Regency has been implemented well and in a very good category (62,7% out of 410 students) with
mean 57,88 including the good category; (3) the learning process of the aspect of learning steps based on the Curriculum of 2013 in Vocational High School of Business and Management majoring in Accounting Program in Sleman Regency has been implemented well and in a very good category (76,6% out of 410 students) with mean 70,03 including in a good category.
(3)
IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN
BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI
SISWA
Studi Kasus pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Elisabeth Elin Kurniawati NIM : 111334021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2015
(4)
i
IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN
BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI
SISWA
Studi Kasus pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Elisabeth Elin Kurniawati NIM : 111334021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2015
(5)
(6)
(7)
PERSEMBAHAN
Pengorbanan, kerja keras, semangat, kesetiaan, keraguan, tekad, susah payah, ketidak percayaan diri, ambisi dan kompetensi menjadi satu untuk dapat menyandang gelar Sarjana Pendidikan. Hampir satu semester lamanya proses ini
berlalu, proses yang melibatkan orang-orang terkasih. Kini tiba saatnya karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria,
Kedua Orang Tua ku,
Bhii’Bhii ku,
Keluarga, Teman, Sabahat, dan
(8)
MOTTO
”Learn From Yesterday
Live For Today
Hope For Tomorrow”
“Lakukan Apa Yang Kamu Sukai, Jadilah Konsisten, Dan Sukses Akan Datang Dengan Sendirinya”
“Ketergesaan dalam setiap usaha
membawa kegagalan”
(Herodotus)
Pendidikan Merupakan Perlengkapan Paling Baik
Untuk Hari Tua
(Aristoteles)
(9)
(10)
(11)
ABSTRAK
IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN
BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA
Studi Kasus pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Elisabeth Elin Kurniawati Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan dengan baik menurut persepsi siswa SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman pada tanggal 27 November 2014 sampai 27 Februari 2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Program Keahlian Akuntansi dengan jumlah 1.703 siswa. Jumlah sampel sebanyak 410 siswa. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI dari SMK YPKK 2 Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan, SMK Ma’arif 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 1 Tempel, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMK YPKK 3 Sleman dan SMK YAPEMDA. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara kuantitatif dan diinterpretasikan secara kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasi dengan baik dan sangat baik (69,2% dari 410 siswa) dengan mean
sebesar 126,90 masuk kategori baik; (2) proses pembelajaran aspek pengelolaan kelas berdasarkan kurikulum 2013 di SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasi dengan baik dan sangat baik (62,7% dari 410 siswa) dengan mean
sebesar 57,88 masuk kategori baik; (3) proses pembelajaran aspek langkah-langkah pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasi dengan baik dan sangat baik (76,6% dari 410 siswa) dengan mean sebesar 70,03 masuk kategori baik.
(12)
ABSTRACT
STUDENTS’ PERCEPTION TOWARDS THE
IMPLEMENTATION OF LEARNING PROCESS BASED ON THE CURRICULUM OF 2013
A Case Study in Vocational High School Majoring in Business and Management Expertise the Accounting Expertise Program in
Sleman Regency, Yogyakarta Special Territory
Elisabeth Elin Kurniawati Sanata Dharma University
2015
The research was conducted to find out whether the learning process based on the curriculum of 2013 has been implemented well according to the perception of the students of Vocational High School Majoring in Business and Management Expertise of Accounting Expertise Program in Sleman Regency. The type of the research is a descriptive research. The research was conducted in Vocational High School Majoring Business and Management Expertis the Accounting Expertise Program in Sleman Regency from November 27th, 2014 until February 27th 2015. The population of the research were 1.703 students of the Accounting Expertise Program. The samples were 410 students. The samples were taken by using purposive sampling technique. The sample of this research were students of the eleventh grade of SMK YPKK 2 Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan, SMK Ma’arif 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 1 Tempel, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMK YPKK 3 Sleman and SMK YAPEMDA. The data were obtained by using questionnaire. The Data were analyzed quantitatively and interpreted qualitatively.
The result shows that: (1) the learning process based on curriculum of 2013 in Vocational High School of Business and Management Majoring in Accounting Program in Sleman Regency has been implemented well and in a very good category (69,2% out of 410 students) with mean 126,90 including the good category; (2) the learning process of the aspect of classroom management based on the Curriculum of 2013 in Vocational High School of Business and Management Majoring in Accounting Program in Sleman Regency has been implemented well and in a very good category (62,7% out of 410 students) with
mean 57,88 including the good category; (3) the learning process of the aspect of learning steps based on the Curriculum of 2013 in Vocational High School of Business and Management majoring in Accounting Program in Sleman Regency has been implemented well and in a very good category (76,6% out of 410 students) with mean 70,03 including in a good category.
(13)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena skripsi ini telah selesai tepat
pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK
Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini
mendapatkan masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP, Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku ketua jurusan JPIPS.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Kaprodi Pendidikan
Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi.
4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang dengan
sabar mengarahkan, mnegoreksi, memberi masukan yang berguna bagi
skripsi ini.
5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. dan bapak Ignatius Bondan Suratno,
S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji.
6. Mbak Aris yang dengan sabar membantu saya dalam urusan administrasi
kemahasiswaan.
7. Orang tuaku Bapak Benedictus Arnen Wrimianto dan Ibu Anastasia Tati
(14)
8. Bhii’bhii ku yang selalu memberikan semangat dan rela menemani,
mendengarkan keluh kesahku, serta memberikan saran dan nasihat yang
mendukungku.
9. Teman-teman seperjuangan: Vriska, Mega, Resa, Dina, Alfon, Sirilus, kita
sukses bareng-bareng!!
10.Sahabatku yang mendengarkan keluh kesahku: Vriska, Stella, Eltia, kalian
luar biasa,, ayooo segera menyusul ya.
11.Seluruh dosen Pendidikan Akuntansi yang telah memberi ilmu yang
berguna bagiku, dan semoga tidak hanya baik di ujian tetapi juga berguna
bagi kehidupan.
12.Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2011, tetap semangat gaes,, jangan
lupa bahagia.
13.Dan semua pihak yang mendukung saya dan yang tidak bisa saya tuliskan
satu persatu, terima kasih dan sangat terima kasih.
(15)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
(16)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Kurikulum ... 8
1. Pengertian Kurikulum ... 8
2. Komponen Kurikulum ... 10
3. Perkembangan Kurikulum di Indonesia ... 13
4. Peranan Kurikulum ... 18
5. Fungsi Kurikulum ... 19
B. Kurikulum 2013 ... 22
1. Konsep Dasar Kurikulum 2013 ... 22
2. Rasional Pengembangan kurikulum 2013 ... 23
a. Tantangan Internal ... 24
b. Tantangan Eksternal ... 24
c. Penyempurnaan Pola Pikir ... 25
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum ... 26
e. Penguatan Materi ... 27
3. Kararkteristik kurikulum 2013 ... 27
4. Tujuan Kurikulum 2013 ... 28
5. Keunggulan Kurikulum 2013 ... 29
C. Proses Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013 ... 30
1. Pengertian Belajar ... 30
2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 31
(17)
b. Karakteristik Pembelajaran ... 36
c. Perencanaan Pembelajaran ... 38
d. Model pembelajaran ... 41
D. Persepsi Siswa ... 44
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 47
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47
1. Tempat Penelitian... 47
2. Waktu Penelitian ... 48
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 48
1. Subjek Penelitian ... 48
2. Objek Penelitian ... 48
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 48
1. Populasi Penelitian ... 48
2. Ukuran Sampel ... 49
3. Teknik Penarikan Sampel Penelitian ... 51
a. Menentukan Sekolah ... 52
b. Menentukan Kelas ... 53
c. Menentukan Jumlah Responden dari Setiap Kelas ... 54
E. Teknik Pengumpulan Data ... 57
(18)
2. Penyusuan Kuesioner ... 58
F. Pengujian Instrumen ... 60
1. Uji Validitas ... 60
2. Uji Reliabilitas ... 63
G. Teknik Analisis Data ... 64
1. Analisis Deskriptif ... 64
a. Variabel Proses Pembelajaran ... 65
1) Dimensi Pengelolaan Kelas ... 66
2) Dimensi Langkah-Langkah Pembelajaran ... 66
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden ... 68
1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68
2. Responden Berdasarkan Nama Sekolah... 69
B. Deskripsi Data ... 70
1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran ... 70
a. SMK YPKK 2 Sleman ... 73
b. SMK YPKK 1 Sleman ... 75
c. SMK Muh 2 Moyudan ... 78
d. SMK Ma’arif 1 Sleman ... 80
e. SMK Muh 1 Tempel ... 82
f. SMK Muh Cangkringan ... 84
(19)
h. SMK YAPEMDA ... 88
2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Aspek Pengelolaan Kelas ... 90
a. SMK YPKK 2 Sleman ... 93
b. SMK YPKK 1 Sleman ... 96
c. SMK Muh 2 Moyudan ... 98
d. SMK Ma’arif 1 Sleman ... 100
e. SMK Muh 1 Tempel ... 102
f. SMK Muh Cangkringan ... 104
g. SMK YPKK 3 Sleman ... 106
h. SMK YAPEMDA ... 108
3. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Aspek Langkah-Langkah Pembelajaran ... 110
a. SMK YPKK 2 Sleman ... 114
b. SMK YPKK 1 Sleman ... 116
c. SMK Muh 2 Moyudan ... 118
d. SMK Ma’arif 1 Sleman ... 120
e. SMK Muh 1 Tempel ... 123
f. SMK Muh Cangkringan ... 126
g. SMK YPKK 3 Sleman ... 127
(20)
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 131
1. Implementasi Proses Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 menurut Persepsi Siswa ... 131
a. Pengelolaan Kelas Berdasarkan Implementasi Kurikulum 2013 menurut Persepsi Siswa ... 131
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Berdasarkan Implementasi Kurikulum 2013 menurut Persepsi Siswa ... 139
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 149
B. Keterbatasan Penelitian ... 150
C. Saran ... 151
DAFTAR PUSTAKA ... 153
(21)
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Rincian Gradasi Sikap, Pengetahuan, Dan Keterampilan ... 37
3.1 Tempat Penelitian SMK Se-Kabupaten Sleman ... 47
3.2 Data Populasi SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman ... 51
3.3 Data Populasi SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman ... 53
3.4 Data Siswa/i Kelas XI SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman ... 54
3.5 Perhitungan Sampel Siswa-Siswi Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kabupaten Sleman ... 56
3.6 Daftar Kisi-Kisi Kuesioner ... 59
3.7 Ringkasan Hasil Pengujian Validitas Variabel Proses Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 61
3.8 Reliability Statistics ... 63
4.1 Data Responden Penelitian ... 68
4.2 Jenis kelamin ... 68
(22)
4.4 Deskripsi Implementasi Proses Pembelajaran
Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 71
4.5 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Di SMK Swsta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen ... 72
4.6 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK YPKK 2 Sleman ... 73
4.7 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Di SMK YPKK 2 Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen ... 74
4.8 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK YPKK 1 Sleman ... 76
4.9 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Di SMK YPKK 1 Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen ... 77
4.10 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 78
4.11 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 79
4.12 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK Ma’arif 1 Sleman ... 80
4.13 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 81
4.14 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK Muhammadiyah 1 Tempel ... 82
(23)
Di SMK Muhammadiyah 1 Tempel... 83
4.16 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK Muhammadiyah Cangkringan ... 84
4.17 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Di SMK Muhammadiyah Cangkringan ... 85
4.18 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK YPKK 3 ... 86
4.19 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Di SMK YPKK 3 ... 87
4.20 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK YAPEMDA ... 88
4.21 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Di SMK YAPEMDA ... 89
4.22 Deskripsi Implementasi Proses Pembelajaran
Aspek Pengelolaan Kelas ... 91
4.23 Nilai-Nilai Statistik Implementasi
Proses Pembelajaran Aspek Pemgelolaan Kelas
Di SMK Swsta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen ... 92
4.23 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK YPKK 2 Sleman ... 94
4.25 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
(24)
Di SMK YPKK 2 Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen ... 95
4.26 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK YPKK 1 Sleman ... 96
4.27 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Aspek Pengelolaan Kelas
Di SMK YPKK 1 Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen ... 97
4.28 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 98
4.29 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Aspek Pengelolaan Kelas ...
Di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 99
4.30 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK Ma’arif 1 Sleman ... 100
4.31 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Aspek Pengelolaan Kelas
Di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 101
4.32 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK Muhammadiyah 1 Tempel ... 102
4.33 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Aspek Pengelolaan Kelas
Di SMK Muhammadiyah 1 Tempel... 103
4.34 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
(25)
4.35 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Aspek Pengelolaan Kelas
Di SMK Muhammadiyah Cangkringan ... 105
4.36 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK YPKK 3 ... 106
4.37 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Aspek Pengelolaan Kelas
Di SMK YPKK 3 ... 107
4.38 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK YAPEMDA ... 108
4.39 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Aspek Pengelolaan Kelas
Di SMK YAPEMDA ... 109
4.40 Deskripsi Implementasi Proses Pembelajaran
Aspek Langkah-langkah Pembelajaran ... 112
4.41 Nilai-Nilai Statistik Implementasi
Proses Pembelajaran Aspek Langkah-langkah Pembelajaran
Di SMK Swsta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen ... 113
4.42 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK YPKK 2 Sleman ... 114
4.43 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
(26)
Di SMK YPKK 2 Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen ... 115
4.44 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK YPKK 1 Sleman ... 116
4.45 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Aspek Langkah-langkah Pembelajaran
Di SMK YPKK 1 Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen ... 117
4.46 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 118
4.47 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Aspek Langkah-langkah Pembelajaran
Di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 119
4.48 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK Ma’arif 1 Sleman ... 121
4.49 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Aspek Langkah-langkah Pembelajaran
Di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 122
4.50 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK Muhammadiyah 1 Tempel ... 123
4.51 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Aspek Langkah-langkah Pembelajaran
Di SMK Muhammadiyah 1 Tempel... 124
4.52 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
(27)
4.53 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Aspek Langkah-langkah Pembelajaran
Di SMK Muhammadiyah Cangkringan ... 126
4.54 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK YPKK 3 ... 127
4.55 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Aspek Langkah-langkah Pembelajaran
Di SMK YPKK 3 ... 128
4.56 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 SMK YAPEMDA ... 129
4.57 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran
Aspek Langkah-langkah Pembelajaran
Di SMK YAPEMDA ... 130
4.58 Data Aspek Pengelolaan kelas Berdasarkan Implementasi
Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 ... 132
4.59 Data Aspek Langkah-langkah Pembelajaran Berdasarkan
(28)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 156
Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 163
Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 208
Lampiran 4 PAP II dan Analisis Deskriptif ... 212
Lampiran 5 Deskriptif Data ... 218
Lampiran 6 Tabel Statistik dan Perhitungan r Tabel ... 232
(29)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar merupakan proses penting yang harus diperhatikan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan sangat bergantung
dengan adanya pedoman kurikulum yang tepat dalam memenuhi
kebutuhan belajar siswa.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional pengertian
kurikulum dapat dilihat dalam undang-undang No. 20 Tahun 2001
(SISDIKNAS) pasal 1 ayat (9), ialah “seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu” (Hidayat, 2013:22). Kurikulum ini ditujukan
agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien. Seperti
yang dikemukakan oleh Rustaman dalam (Hidayat, 2013:118) “proses
pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi
antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar”. Berbeda sedikit dengan
pendapat dari Arifin, 2011:23 mengungkapkan bahwa kurikulum
merupakan pengalaman belajar yang terorganisasi dalam bentuk tertentu di
bawah bimbingan dan pengawasan sekolah, pada dasarnya kurikulum
(30)
pembelajaran membutuhkan interaksi aktif dari siswa supaya siswa
menemukan pengetahuan berdasarkan kebutuhannya.
Dari Indonesia merdeka sampai saat ini, kurikulum telah mengalami
perubahan yaitu pada tahun 1947, tahun 1952, tahun 1964, tahun 1968,
tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 2004, dan tahun 2006, serta
yang terbaru kurikulum tahun 2013. Perubahan atau pengembangan
kurikulum menunjukkan bahwa sistem pendidikan itu dinamis. Kurikulum
2013 berorientasi pada peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi
sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Sejalan dengan UU No. 20 Tahun
2003, bagian umum: antara lain ditegaskan bahwa salah satu strategi
pembangunan pendidikan nasional adalah pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi.
Secara konseptual Kurikulum 2013 dicita-citakan untuk
menghasilkan generasi masa depan yang cerdas komprehensif yakni tidak
hanya cerdas intelektualnya, tetapi juga cerdas emosi, sosial, dan
spiritualnya. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik yang
nantinya menuntut siswa untuk aktif dalam tahap-tahap mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan. Dalam implementasi Kurikulum 2013 juga menuntut
kerjasama yang optimal diantara para guru, sehingga memerlukan
pembelajaran diantaranya yang berbentuk kelompok. Pembelajaran
dengan berkelompok ini memotivasi siswa dalam menemukan
(31)
Implementasi Kurikulum 2013 akan dilaksanakan secara terbatas
dan bertahap, mulai tahun ajaran 2013 (Juli 2013) pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah, dimulai di kelas I dan IV untuk SD, kelas VII SMP,
dan kelas X SMA. Semula, Kurikulum 2013 akan diimplementasikan pada
30% SD, dan 100% SMP, SMA, dan SMK, sehingga tahun 2016 semua
sekolah diharapkan sudah menggunakan dan mengembangkan kurikulum
baru, baik negeri maupun swasta (Mulyasa, 2013:9).
Kenyataan dalam proses pembelajaran guru-guru masih belum
sepenuhnya memahami proses kegiatan belajar dengan menggunakan
Kurikulum 2013. Proses penilaian dengan menggunakan Kurikulum 2013
juga menjadi salah satu kendala dalam pengajaran di dalam kelas.
Penilaian yang belum sepenuhnya berjalan dengan optimal mengakibatkan
kebingungan yang semakin dirasakan oleh beberapa guru di sekolah.
Sedangkan siswa terlihat sangat tertarik dalam mengikuti pembelajaran di
dalam kelas. Pembelajaran terlihat menarik dengan menuntut siswa untuk
aktif dalam mengamati, menanya, mencoba, menalar dan
mengkomunikasikan.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut dan pentingnya proses
pembelajaran dalam implementasi kurikulum, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang implementasi Kurikulum 2013 menurut para
siswa. Dalam implementasi Kurikulum 2013, peneliti lebih fokus terhadap
proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Oleh karena itu
(32)
Berdasarkan Kurikulum 2013 Menurut Persepsi Siswa: Studi Kasus
pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program
Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta”.
B. Batasan Masalah
Untuk lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti
membatasi ruang lingkup masalah yaitu: Implementasi Proses
Pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 menurut persepsi siswa di
SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian
Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
Masalah Umum :
Apakah proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013
sudah dapat diimplementasikan dengan baik menurut persepsi
siswa di SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen,
Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman, Provinsi
(33)
Masalah Khusus :
a. Apakah pengelolaan kelas berdasarkan Kurikulum 2013
sudah dapat diimplementasikan dengan baik menurut
persepsi siswa di SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan
Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten
Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ?
b. Apakah langkah-langkah pembelajaran berdasarkan
Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan dengan
baik menurut persepsi siswa di SMK Swasta Bidang
Keahlian Bisnis Dan Manajemen, Program Keahlian
Akuntansi Se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, dapat
dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
Tujuan Umum :
Untuk mengetahui apakah proses pembelajaran berdasarkan
Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan dengan baik
menurut persepsi siswa di SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis
Dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten
(34)
Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui apakah pengelolaan kelas berdasarkan
Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan dengan
baik menurut persepsi siswa di SMK Swasta Bidang
Keahlian Bisnis Dan Manajemen, Program Keahlian
Akuntansi Se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
b. Untuk mengetahui apakah langkah-langkah pembelajaran
berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat
diimplementasikan dengan baik menurut persepsi siswa di
SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen,
Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai evaluasi oleh guru
tentang pelaksanaan proses pembelajaran. Hasil penelitian dapat
memberikan gambaran yang nyata sejauh mana proses pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 telah dilaksanakan. Hal ini dapat
digunakan sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pelaksanaan proses
(35)
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
bagi sekolah untuk merumuskan bahan kebijakan sekolah yang
berkaitan atau berhubungan dengan upaya mengoptimalkan kinerja
guru, khususnya dalam proses pembelajaran berdasarkan kurikulum
2013.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi
bagi penelitian selanjutnya serta dapat menambah kepustakaan yang
berguna bagi mahasiswa atau pihak lain yang membutuhkan.
4. Bagi Instansi Pemerintah (DIKPORA Kab. Sleman)
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan mutu dan
(36)
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Tinjauan Umum Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Arifin (2011:2-3) berpendapat bahwa secara etimologis, istilah
kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Dalam bahasa Perancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari
garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Jarak yng harus ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi
program sekolah dan semua orang yang terlibat didalamnya. Curriculum is the entire school program and all the people involved in. Program tersebut berisi mata pelajaran-mata pelajaran (courses) yang harus ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu tertentu, seperti SD/MI (enam tahun), SMP/MTs
(tiga tahun), SMA/SMK/MA (tiga tahun) dan seterusnya. Dengan demikian
secara terminologis istilah kurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk
memperoleh ijazah. The curriculum has mean the subject taught in school or the course of study (Ragan, 1966).
Arifin (2011:3) menjelaskan bahwa ada beberapa implikasi dari
(37)
pelajaran adalah warisan budaya dan pengalaman-pengalaman masa lampau
yang mengandung nilai-nilai positif untuk disampaikan kepada generasi muda.
Mata pelajaran tersebut harus mewakili semua aspek kehidupan dan sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan, (b)
peserta didik harus mempelajari dan menguasai seluruh mata pelajaran, (c)
mata pelajaran hanya dipelajari di sekolah secara terpisah-pisah, (d) tujuan
akhir kurikulum adalah untuk memperoleh ijazah.
Menurut A. Ferry T. Indratno kurikulum adalah program dan isi dari
suatu sistem pendidikan yang berupaya melaksanakan proses akumulasi
pengetahuan antar generasi dalam masyarakat. Bila ditarik benang merah maka
kurikulum dapat dipahami sebagai alat sentral bagi keberhasilan pendidikan
(Yamin, 2012:15).
Gerakan kurikulum modern sebenarnya sudah ada di Amerika sejak
tahun 1950-an. Pada saat itu B. Othanel Smith, W.O. Stanley dan J. Harlan
Shores memandang kurikulum sebagai a sequence of potential experiences set up in the school for the purpose of disciplining children and youth in group ways of thinking and acting. Pengertian ini menunjukkan kurikulum bukan hanya mata pelajaran, tetapi juga pengalaman-pengalaman potensial yang
dapat diberikan kepada peserta didik. Selanjutnya, J. Galen Saylor dan William
M. Alexander mengemukakan the curriculum is the sum total of school’s efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground or out of school. Pengertian ini lebih luas lagi dari pengertian sebelumnya, kurikulum tidak hanya mata pelajaran dan pengalaman melainkan semua upaya
(38)
sekolah untuk memengaruhi peserta didik belajar, baik di kelas, di halaman
sekolah atau di luar sekolah. Akhirnya, Harold B.Alberty et.al. juga memahami kurikulum sebagai all of the activities that are provided for the students by the school (Arifin, 2011:3-4).
Pengertian kurikulum secara modern adalah semua kegiatan dan
pengalaman potensial (isi/materi) yang telah disusun secara ilmiah, baik yang
terjadi di dalam kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah atas
tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Ada juga
pengertian kurikulum yang lebih luas yaitu semua kegiatan dan pengalaman
belajar serta segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi
peserta didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah atas tanggung jawab
sekolah untuk mencapai pendidikan. Segala sesuatu yang dimaksud disini
merupakan hidden curriculum, misalnya fasilitas sekolah, lingkungan yang aman, bersih, indah dan berbunga, suasana keakraban, kerja sama yang
harmonis dan saling mendorong dalam proses pembelajaran, serta media dan
sumber belajar yang memadai (Arifin, 2011:4-5).
2. Komponen Kurikulum
Arifin (2011:82-94) mengembangkan komponen kurikulum menjadi
komponen tujuan, komponen isi/ materi, komponen proses, dan komponen
evaluasi.
Tujuan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis, karena
akan mengarahkan dan memengaruhi komponen-komponen kurikulum lainnya.
(39)
dahulu sebelum menetapkan komponen yang lainnya. Tujuan pendidikan suatu
negara tidak bisa dipisahkan dan merupakan penjabaran dari tujuan negara atau
falsafah negara, karena pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan
negara. Tujuan pendidikan nasional dirumuskan langsung oleh pemerintah
sebagai pedoman bagi pengembangan tujuan-tujuan pendidikan yang lebih
khusus. Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap
lembaga pendidikan, baik pendidikan formal (TK/RA, SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA) maupun pendidikan nonformal (lembaga kursus, pesantren). Tujuan
kurikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi atau mata
pelajaran, seperti bidang studi Pendidikan Agama Islam, IPA, IPS,
Matematika, Bahasa Indonesia, dan sebagainya. Tujuan pembelajaran umum
adalah tujuan yang ingin dicapai pada setiap pokok bahasan, sedangkan tujuan
pembelajaran khusus (instructional objective) adalah tujuan dari setiap subpokok bahasan.
Isi/ materi kurikulum pada hakikatnya adalah semua kegiatan dan
pengalaman yang dikembangkan dan disusun dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Secara umum, isi kurikulum itu dapat dikelompokkan menjadi tiga
bagian, yaitu: (a) logika, yaitu pengetahuan tentang benar-salah, berdasarkan
prosedur keilmuan, (b) etika, yaitu pengetahuan tentang baik-buruk, nilai, dan
moral, dan (c) estetika, yaitu pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai
seni. Berdasarkan pengelompokan isi kurikulum tersebut, maka pengembangan
isi kurikulum harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: (a)
(40)
dalam proses pembelajaran, dan (b) berorientasi pada standar kompetensi
lulusan, standar kompetensi mata pelajaran, dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan. Pemilihan isi kurikulum dapat juga mempertimbangkan kriteria
sebagai berikut: (a) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, (b) sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik, (c) bermanfaat bagi peserta didik,
masyarakat, dunia kerja, bangsa dan negara, baik untuk masa sekarang maupun
masa yang akan datang, dan (d) sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Proses pelaksanaan kurikulum harus menunjukkan adanya kegiatan
pembelajaran, yaitu upaya guru untuk membelajarkan peserta didik, baik di
sekolah melalui kegiatan tatap muka, maupun di luar sekolah melalui kegiatan
terstruktur dan mandiri. Dalam konteks inilah, guru dituntut untuk
menggunakan berbagai strategi pembelajaran, metode mengajar, media
pembelajaran, dan sumber-sumber belajar. Pemilihan strategi pembelajaran
harus disesuaikan dengan tujuan kurikulum (SK/KD), karakteristik materi
pelajaran, dan tingkat perkembangan yang dapat digunakan guru dalam
menyampaikan isi kurikulum, antara lain: (a) startegi ekspositori klasikal, yaitu
guru lebih banyak menjelaskan materi yang sebelumnya telah diolah sendiri,
sementara siswa lebih banyak menerima materi yang telah jadi, (b) strategi
pembelajaran heuristik (discovery dan inquiry), (c) strategi pembelajaran kelompok kecil: kerja kelompok dan diskusi kelompok, dan (d) strategi
(41)
Untuk mengetahui efektivitas kurikulum dan dalam upaya memperbaiki
serta menyempurnakan kurikulum, maka diperlukan evaluasi kurikulum.
Evaluasi kurikulum merupakan usaha yang sulit dan kompleks, karena banyak
aspek yang harus dievaluasi, banyak orang yang terlibat, dan luasnya
kurikulum yang harus diperhatikan. Evaluasi kurikulum dan luasnya kurikulum
yang harus diperhatikan. Evaluasi kurikulum memerlukan ahli-ahli yang
mengembangkannya menjadi suatu disiplin ilmu. Evaluasi kurikulum juga erat
hubungannya dengan definisi kurikulum itu sendiri, apakah sebagai kumpulan
mata pelajaran atau meliputi semua kegiatan dan pengalaman anak di dalam
maupun di luar sekolah.
3. Perkembangan Kurikulum Di Indonesia
Hidayat (2013:1-18) menjabarkan bahwa semenjak Indonesia merdeka
sejak tahun 1945 telah mengalami perubahan kurikulum, yaitu pada tahun
1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006.
Kurikulum pertama yang lahir setelah Indonesia merdeka adalah
merupakan rencana pelajaran atau dalam bahasa Belanda disebut leer plan. Zaman dan suasana kehidupan berbangsa dengan spirit merebut kemerdekaan
dan pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter. Setelah rencana
pelajaran 1947. Rencana Pelajaran 1947 merupakan pengganti sistem
pendidikan kolonial Belanda dengan mengurangi pendidikan kecerdasan
intelektual. Kurikulum 1947 dilandasi semangat zaman dan suasana kehidupan
(42)
menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan
berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain, kesadaran bernegara dan masyarakat.
Setelah Rencana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di
Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini, pemerintah
Indonesia melalui Kementrian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan
menerbitkan buku Pedoman Kurikulum SD yang lebih merinci setiap mata
pelajaran kemudian diberi nama Rencana Pelajaran Terurai 1952 yang
berfungsi membimbing para guru dalam kegiatan mengajar di Sekolah Dasar.
Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang
menjadi ciri dari Kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran
sehari-hari, silabus mata pelajarannya jelas, seorang guru mengajar satu mata
pelajaran.
Menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan sistem
kurikulum di Indonesia. Kurikulum ini diberi nama Rencana Pendidikan 1964
atau kurikulum 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri
dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat
mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga
pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yaitu; daya cipta, rasa,
karsa, karya dan moral.
Kurikulum 1964 masih mengalami perubahan yaitu menjadi kurikulum
1968, hal ini dipengaruhi oleh perubahan sistem politik dari pemerintahan
rezim Orde Lama ke rezim pemerintahan Orde Baru. Kurikulum ini menjadi
(43)
pendekatan organisasi materi pelajaran menjadi kelompok pembinaan jiwa
Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah jam pelajarannya
9 mata pelajaran. Titik berat kurikulum ini terletak pada materi apa saja yang
tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Dari segi tujuan
pendidikan, Kurikulum 1968 diarahkan pada upaya untuk membentuk manusia
Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
ketrampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.
Pembaruan kelima terjadi dengan diterbitkannya Kurikulum 1975/1976.
Kurikulum 1975 untuk SD/ SMP dan SMA sedangkan Kurikulum 1976 untuk
Sekolah Keguruan yaitu SPG dan Sekolah Menengah Kejuruan (STM, SMEA).
Komponen yang terkandung dalam Kurikulum 1975 memuat: (a) tujuan
institusional baik SD, SMP, dan SMA/ SPG/ SMEA/ STM, yaitu tujuan yang
hendak dicapai lembaga pendidikan dalam melaksanakan program
pendidikannya, (b) struktur program kurikulum, yaitu kerangka umum program
pengajaran yang akan diberikan pada tiap sekolah, (c) garis-garis besar
program pengajaran, yang didalamnya terdapat hal-hal yang berhubungan
dengan program pengajaran.
Dalam perkembangannya Kurikulum 1975 dianggap sudah tidak relevan
lagi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Kurikulum 1984 lahir sebagai perbaikan atau revisi terhadap
Kurikulum 1975. Kurikulum 1984 memiliki ciri sebagai berikut: (1)
berorientasi kepada tujuan pembelajaran (instruksional), (2) pendekatan
(44)
(CBSA), (3) materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral,
(4) menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan, (5)
materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa, (6)
menggunakan pendekatan keterampilan proses.
Pada kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum 1984, proses pembelajaran
menekankan pada pola pembelajaran yang berorientasi pada teori belajar
mengajar, kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Kurikulum 1994
dibuat sebagai penyempurnaan Kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai
dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Terdapat ciri-ciri yang menonjol dalam Kurikulum 1994, antara lain
sebagai berikut: (1) pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem
caturwulan, (2) pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran
yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/ isi), (3) Kurikulum
1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk
semua siswa di seluruh Indonesia, (4) dalam pelaksanaan kegiatan, guru
hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif
dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial, (5) dalam pengajaran suatu
mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/ pokok
bahasan dan perkembangan berpikir siswa, (6) pengajaran dari hal yang
konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal
yang sederhana ke hal yang kompleks, dan (7) pengulangan-pengulangan
materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman
(45)
Usaha pihak pemerintah maupun pihak swasta dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan terutama meningkatkan hasil belajar siswa
dalam berbagai mata pelajaran terus-menerus dilakukan, seperti
penyempurnaan kurikulum, materi pelajaran, dan proses pembelajaran.
Kurikulum 1994 perlu disempurnakan lagi menjadi Kurikulum 2002 sebagai
respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik
menjadi desentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU No. 23
dan 25 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Pertimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Kurikulum saat ini diberi nama
Kurikulum Berbasis Kompetensi, yang menitikberatkan pada pengembangan
kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan
standar kinerja yang telah ditetapkan. Kurikulum Berbasi Kompetensi memiliki
ciri-ciri sebagai berikut: (1) menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa
baik secara individual maupun klasikal, (2) berorientasi pada hasil belajar
(learning outcomes) dan keberagaman, (3) penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, (4) sumber belajar
bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif, dan (5) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam
upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
(46)
2005, pemerintah telah mendorong penyelenggara pendidikan untuk
mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan
di setiap satuan pendidikan. Esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masih bercirikan tercapainya
paket-paket kompetensi.
4. Peranan Kurikulum
Prof. Dr. Soedijarto, M.A. mengatakan bahwa sekolah merupakan
lembaga sosial yang keberadaannya merupakan bagian dari sistem sosial
negara bangsa. Ia bertujuan untuk mencetak manusia susila yang cakap,
demokratis, bertanggung jawab, beriman, bertakwa, sehat jasmani dan rohani,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, berkepribadian yang mantap dan
mandiri. Soedijarto lebih jauh mengatakan bahwa pencapaian itu akan bisa
diraih ketika ada suatu proses yang terencana dengan efisien, efektif, dan
relevan. Agar tujuan tersebut tercapai maka dibutuhkan kurikulum yang kuat,
baik secara infrastruktur maupun superstruktur (Yamin, 2012:36).
Menurut Hamalik (2007:11-13) terdapat tiga peranan kurikulum yang
dinilai sangat penting, yakni peranan konservatif, peranan kritis dan evaluatif,
dan peranan kreatif. Peranan konservatif dalam kurikulum memiliki suatu
tanggung jawab yaitu mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial pada
generasi muda. Peranan kritis dan evaluatif, memiliki peranan dalam
kebudayan yang senantiasa berubah dan bertambah. Sekolah tidak hanya
(47)
berbagai unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam kurikulum peranan
kreatif dinilai berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan
konstruktif, dalam artian menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru
sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa sekarang dan masa mendatang.
5. Fungsi Kurikulum
Dilihat dari sisi pengembang kurikulum (guru), kurikulum mempunyai
fungsi sebagai berikut: (a) fungsi preventif, yaitu mencegah kesalahan para
pengembang kurikulum terutama dalam melakukan hal-hal yang tidak sesuai
dengan rencana kurikulum, (b) fungsi korektif, yaitu mengoreksi dan
membetulkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pengembang
kurikulum dalam melaksanakan kurikulum, dan (c) fungsi konstruktif, yaitu
memberikan arah yang jelas bagi para pelaksana dan pengembang kurikulum
untuk membangun kurikulum yang lebih baik lagi pada masa yang akan
datang. Sementara, Hilda Taba (1962) mengemukakan terdapat tiga fungsi
kurikulum, yaitu (a) sebagai transmisi, yaitu mewariskan nilai-nilai
kebudayaan, (b) sebagai transformasi, yaitu melakukan perubahan atau
rekonstruksi sosial, dan (c) sebagai pengembangan individu (Arifin, 2011:12).
Arifin (2011:13-16) mengatakan bahwa fungsi kurikulum dapat juga
ditinjau dalam berbagai perspektif, antara lain sebagai berikut: (a) fungsi
kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan, (b) fungsi kurikulum bagi
kepala sekolah, (c) fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan, (d) fungsi
kurikulum bagi guru, (e) fungsi kurikulum bagi pengawas, (f) fungsi kurikulum
(48)
Fungsi kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
yaitu alat untuk membentuk manusia seutuhnya sesuai dengan visi, misi dan
tujuan pendidikan nasional, termasuk berbagai tingkatan tujuan pendidikan
yang ada dibawahnya. Kurikulum sebagai alat dapat diwujudkan dalam bentuk
program, yaitu kegiatan dan pengalaman belajar yang harus dilaksanakan oleh
guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Fungsi kurikulum merupakan pedoman untuk mengatur dan
membimbing kegiatan sehari-hari disekolah, baik kegiatan intrakurikuler,
ekstrakurikuler maupun kokurikuler. Pengaturan kegiatan ini penting agar tidak
terjadi tunpang tindih, seperti jenis program pendidikan apa yang sedang dan
akan dilaksanakan.
Fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan meliputi: (a) fungsi
kesinambungan, yaitu sekolah pada tingkat yang lebih atas harus mengetahui
dan memahami kurikulum sekolah yang dibawahnya, sehingga dapat dilakukan
penyesuaian kurikulum, (b) fungsi penyiapan tenaga, yaitu bilamana sekolah
tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga-tenaga terampil, maka
sekolah tersebut perlu mempelajari apa yang diperlukan oleh tenaga terampil,
baik mengenai kemampuan akademik, kecakapan atau keterampilan,
kepribadian maupun hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
Dalam praktik, guru merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum
sekaligus sebagai pelaksana kurikulum di lapangan. Guru juga sebagai faktor
kunci (key factor) dalam keberhasilan suatu kurikulum. Efektivitas suatu kurikulum tidak akan tercapai, jika guru tidak dapat memahami dan
(49)
melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman dalam proses
pembelajaran. Artinya, guru tidak hanya berfungsi sebagai pengembang
kurikulum, tetapi juga sebagai pelaksana kurikulum. Guru dituntut untuk selalu
meningkatkan kompetensinya sesuai dengan perkembangan kurikulum itu
sendiri, perkembangan IPTEK, perkembangan masyarakat, perkembangan
psikologi belajar, dan perkembangan ilmu pendidikan.
Bagi pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai pedoman,
patokan, atau ukuran dalam membimbing kegiatan guru di sekolah. Kurikulum
dapat digunakan pengawas untuk menetapkan hal-hal apa saja yang
memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pengembangan
kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan. Pengawas juga perlu mencari
data dan informasi mengenai faktor pendukung dan penghambat implementasi
kurikulum dalam hubungannya dengan peningkatan mutu guru, kelengkapan
sarana pendidikan, pemantapan sistem administrasi, bimbingan dan konseling,
keefektifan penggunaan perpustakaan, dan lain-lain. Implikasinya pengawas
harus menguasai kurikulum yang berlaku.
Melalui kurikulum, masyarakat dapat mengetahui apakah pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkannya relevan atau tidak
dengan kurikulum suatu sekolah. Masyarakat yang cerdas dan humanis akan
selalu (a) memberikan bantuan, baik moril maupun materil dalam pelaksanaan
kurikulum, (b) memberikan saran-saran dan pendapat sesuai dengan keperluan
(50)
Instansi atau perusahaan manapun yang mempergunakan tenaga kerja
lulusan suatu lembaga pendidikan tentu menginginkan tenaga kerja yang
bermutu tinggi dan mampu berkompetisi agar dapat meningkatkan
produktivitasnya. Biasanya para pemakai kurikulum melakukan seleksi yang
ketat dalam penerimaan calon tenaga kerja. Studi kurikulum akan banyak
membantu pemakai lulusan dalam menyeleksi calon tenaga kerja yang andal,
energik, disiplin, bertanggung jawab, jujur, ulet, tepat, dan berkualitas.
B. Kurikulum 2013
1. Konsep Dasar Kurikulum 2013
Mulyasa (2013:66-68) menjelaskan dalam rangka mempersiapkan
lulusan pendidikan memasuki era globalisasi yang penuh tanatangan dan
ketidakpastian, diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan kebutuhan
nyata dilapangan. Untuk kepentingan tersebut pemerintah melakukan penataan
kurikulum. Kurikulum yang saat ini sedang dikembangkan adalah kurikulum
2013 berbasis kompentensi. Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diuji cobakan pada tahun
2004. KBK atau (competency based curriculum) dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk pengembangan berbagai ranah pendidikan
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam sebuah jenjang dan jalur
pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.
Pada hakikatnya kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan,
(51)
bertindak. Beberapa aspek atau ranah yan terkandung dalam konsep
kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut: (a) pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, (b) pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu. (c) kemampuan
(skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. (d) nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri
seseorang. (e) sikap (attitude); yaitu perasaan (senang- tidak senang, suka- tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan dari luar. (f) minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Berdasarkan analisis kompetensi diatas, Kurikulum 2013 berbasis
kompetensi dapat dimaknai suatu konsep kurikulum yang menekankan peda
pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan
standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan peserta didik,
berupa penguasaan terhadap seperangkap kompetensi tertentu.
2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Dalam Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan, Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut: (a) tantangan
internal, (b) tantangan eksternal, (c) penyempurnaan pola pikir, (d) penguatan
tata kelola kurikulum, (e) penguatan materi.
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai
(52)
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8
(delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan
penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia
produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif
(15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak
berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas).
Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya
pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh
sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana
mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang
melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya
manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi
(53)
kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif
dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup
masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi
masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat
terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area
(AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta
mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan
Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak
Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan
yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara
lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA
tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola
(54)
1) Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap
materi yang dipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif
guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media
lainnya);
3) Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik
dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang
dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
4) Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa
aktif mencari semakin diperkuat dengan pendekatan
pembelajaran saintifik);
5) Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim);
6) Penguatan pembelajaran berbasis multimedia;
7) Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal
dengan tetap memperhatikan pengembangan potensi khusus
yang dimiliki setiap peserta didik;
8) Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak
(multidisciplines); dan
9) Penguatan pola pembelajaran kritis.
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
(55)
1) Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;
2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan
kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan
kependidikan (educational leader); dan
3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan
manajemen dan proses pembelajaran.
e. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi
yang tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang
relevan bagi peserta didik.
3. Karakteristik Kurikulum 2013
Menurut Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, Kurikulum 2013 dirancang
dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial,
pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai
situasi di sekolah dan masyarakat;
2. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar, agar peserta didik mampu
menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
(56)
4. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk
kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar
mata pelajaran;
5. Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti;
6. Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
4. Tujuan Kurikulum 2013
Mengacu pada penjelasan UU No. 20 tahun 2003, bagian umum
dikatakan bahwa: “Strategi pembangunan pendidikan nasional dalam undang-
undang ini meliputi:…, 2. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis
kompetensi,…” dan pada penjelasan Pasal 35, bahwa “Kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati.” maka diadakan perubahan kurikulum dengan tujuan untuk
“Melanjutkan Pengembangan Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada
tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu” (Mulyasa, 2013:65).
Dalam tujuannya, Pemendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum
(57)
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Untuk mencapai tujuan tersebut menuntut perubahan pada berbagai
aspek lain, terutama dalam implementasinya di lapangan. Pada proses
pembelajaran, dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu, sedangkan
pada proses penilaian, dari berfokus pada pengetahuan melalui penilaian output
menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian proses, portofolio dan
penilaian output secara utuh dan menyeluruh, sehingga memerlukan
penambahan jam pelajaran (Mulyasa, 2013:66).
5. Keunggulan Kurikulum 2013
Mulyasa (2013:163-164) mengharapkan implementasi Kurikulum 2013
dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini
dimungkinkan karena Kurikulum 2013 yang secara konseptual memiliki
beberapa keunggulan.
Pertama, Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat
alamiah (konstektual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat
peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan
potensinya masing-masing.
Kedua, Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh
jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu
(58)
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan
aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar
kompetensi tertentu.
Ketiga, ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama
yang berkaitan dengan keterampilan.
C. Proses Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013
1. Pengertian Belajar
Menurut Hilgard (1962), belajar adalah suatu proses di mana suatu
perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi.
Selanjutnya bersama-sama dengan Marquis, Hilgard memperbarui definisinya
dengan menyatakan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi
dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan lain-lain sehingga
terjadi perubahan dalam diri (Suyono dan Hariyanto, 2011:12). James O.
Whitaker (dalam Djamarah, 2000:12) memberikan pemahaman, belajar adalah
proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan
pengalaman (Hosnan, 2014:4).
Gage (1984) dalam Sagala (2009) mendefinisikan belajar adalah suatu
proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari
pengalaman (Suyono dan Hariyanto, 2012:12). Sedangkan menurut Crow and
Crow (1958) dalam Sukmadinata (2003:155-156), belajar merupakan
(59)
dikatakan berhasil jika seseorang mampu mengulangi kembali materi yang
telah dipelajari, sehingga belajar semacam ini disebut dengan rote learning,
belajar hafalan, belajar melalui ingatan, di luar kepala tanpa mempedulikan
makna (Suyono dan Hariyanto, 2011:12).
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
sebuah proses latihan merubah suatu cara pola pikir atau tindakan menjadi
perubahan yang lebih baik.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Menurut Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran
menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik,
antara peserta didik dengan tenaga didik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Indikator pencapaian kompetensi adalah : (a) perilaku yang
dapat diukur dan/ atau diobservasi untuk kompetensi dasar (KD) pada
kompetensi inti (KI)-3 dan (KI)-4; dan (b) perilaku yang dapat diobservasi
untuk disimpulkan sebagai pemenuhan KD pada KI-1 dan KI-2, yan
kedua-duanya menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
Menurut Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
menjabarkan bahwa pelaksanaan pembelajaran memiliki persyaratan yang
harus dipenuhi dalam melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan
dalam RPP dan Silabus sebelum dilakukannya pelaksanaan pembelajaran.
Yaitu diantaranya:
(60)
a. SD/MI : 35 menit
b. SMP/MTs : 40 menit
c. SMA/MA : 45 menit
d. SMK/MAK : 45 menit
2) Buku Teks Pelajaran
Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatan efisiensi dan efektivitas
yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
3) Pengelolaan Kelas
a. Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai
dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.
b. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat
didengar dengan baik oleh peserta didik.
c. Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah
dimengerti oleh peserta didik.
d. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar peserta didik.
e. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan
keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.
f. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan
hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
g. Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.
(61)
i. Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus
mata pelajaran; dan
j. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan.
Langkah-langkah pembelajaran dalam Permendikbud No. 103 Tahun
2014 tentang Pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) Mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan;
2) Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajar dan dikembangkan
sebelumnya berkaitan berkaitan dengan kompetensi yang akan
dipelajari dan dikembangkan;
3) Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari;
4) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan
dilakukan; dan
5) Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
kompetensi yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
(62)
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
Kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan
dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Guru memfasilitasi
peserta didik untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/ mencoba, menalar/ mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan sikap
peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain
mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerjasama, toleransi, disiplin, taat
aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan
RPP.
Sedangakan proses pembelajaran pada kegiatan inti dalam
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses menjabarkan
bahwa kegiatan ini menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan
tematik dan atau tematik terpadu dan atau saintifik dan atau inkuiri dan
penyingkapan (discovery) dan atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
1) Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang
(63)
menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas
pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong
siswa untuk melakukan aktivitas tersebut.
2) Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteristik aktivitas
belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan
kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk
memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat
disarankan untuk menerangkan belajar berbasis penyingkapan/
penelitian (discovery/ inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun
kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning.
3) Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan
subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus
mendorong siswa untuk melakukian proses pengamatan hingga
penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan
pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/
(64)
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup terdiri atas :
1) Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu : (a) membuat rangkuman/
simpulan pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran; dan
2) Kegiatan guru yaitu : (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program
pengayaan, layanan konseling dan/ atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
dan (c) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
b. Karakteristik Pembelajaran
Berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses, mengatakan bahwa karakteristik pembelajaran pada setiap satuan
pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi.
Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang
sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan
kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang
(65)
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran
mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.
Tabel 2.1
Rincian Gradasi Sikap, Pengetahuan, Dan Keterampilan Sikap Pengetahuan Keterampilan Menerima Mengingat Mengamati Menjalankan Memahami Menanya
Menghargai Menerapkan Mencoba Menghayati Menganalisis Menalar Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji
- Mencipta
(Permendikub No. 65 Tahun 2013)
Karakteristik proses pembelajaran di SMA/ MA/ SMALB/ SMK/ MAK/
Paket C/ Paket C Kejuruan secara keseluruhan berbasis mata pelajaran,
meskipun pendekatan tematik masih dipertahankan.
Secara umum pendekatan belajar yang dipilih berbasis pada teori tentang
taksonomi tujuan pendidikan yang dalam lima dasawarsa terakhir yang secara
umum sudah dikenal luas. Berdasarkan teori taksonomi tersebut capaian
pembelajaran dapat dikelompokkan dalam tiga ranah yakni: ranah kognitif,
affektif dan psikomotor. Penerapan teori taksonomi dalam tujuan pendidikan di
berbagai negara dilakukan secara adaptif sesuai dengan kebutuhannya
masing-masing. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional telah mengadopsi taksonomi dalam bentuk rumusan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan
pada pengembangan ketiga ranah tersebut secara utuh/holistik, artinya
(66)
Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas pribadi
yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
c. Perencanaan Pembelajaran
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses menjabarkan
bahwa perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi.
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian
pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP
disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
1) Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap
bahan kajian mata pelajaran. Silabus digunakan sebagai acuan dalam
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran. Silabus paling sedikit
memuat: (1) identitas mata pelajaran (khusus SMP/ MTs/ SMPLB /Paket B
dan SMA/ MA/ SMALB/ SMK/ MAK/ Paket C/ Paket C Kejuruan), (2)
identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas, (3)
kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata
pelajaran, (4) kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang
(67)
mata pelajaran, (5) tema (khusus SD/ MI/ SDLB/ Paket A), (6) materi
pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi, (7) pembelajaran,yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, (8)
penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik, (9) alokasi waktu sesuai
dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester
atau satu tahun; dan (10) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak
dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola
pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu.
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran.
Peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap
pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
(1)
234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
238
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
239
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI