PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUKTURAL THINK PAIR SHARE DAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP SELF EFFICACY PESERTA DIDIK: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi.

(1)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vi DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN………... ABSTRAK ……….

i ii ABSTRACT……… KATA PENGANTAR ………..

iii iv

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR TABEL ………. vii

DAFTAR GAMBAR ………. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………. x BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ………. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ………..…

C. Tujuan Penelitian ……….

D. Manfaat Penelitian ………

1 14 15 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Model Pembelajaran Kooperatif ………... B. Strategi Cooperatif Learning Tipe Struktural ………..

C. Efikasi Diri ………..…….

D. Penelitian Relevan ………..…. E. Kerangka Pemikiran ………. F. Hipotesis Penelitian …….………...…..

18 31 36 53 55 57

BAB III METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian ………...……

B. Metode Penelitian ……….

C. Instrumen Penelitian ……….

58 62 63


(2)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vii

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ……….……. E. Teknik Pengujian Hipotesis ……….……. F. Prosedur Penelitian ………..………... G. Alur Penelitian ……….………...

67 73 75 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian ……….……..……….

B. Hasil Penelitian ………..…..………

C. Kendala Penelitian……….…..……. D. Pembahasan ………..

77 78 88 89

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ……….………..

B. Rekomendasi ……… 97 99

DAFTAR PUSTAKA ……… 101 LAMPIRAN-LAMPIRAN ………... 106


(3)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

1.1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif ………... 11

2.1 Sintaks Pembelajaran Tipe TPS ………... 32

3.1 Desain Eksperimen ………... 63

3.2 3.3 Instrumen Efikasi Diri ………... Klasifikasi Koefisien Tingkat Kesukaran ………... 65 71 4.1 Deskripsi Efikasi Diri Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi ………... 80

4.2 Hasil Uji Statistik Data Pretes dan Postes ………... 84

4.3 Hasil Uji Statistik Data Gain ………... 86

4.4 Hasil Uji Rerata Kelas Eksperimen ………... 86

4.5 Hasil Uji Rerata Kelas Kontrol ………... 87

4.6 Hasil Uji Rerata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………... 88


(4)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

1.1 Piramida Kebutuhan Maslow …………...…….... 5

2.1 Bagan Keterkaitan Antar Komponen Pembelajaran Kontekstual ………...……. 19

2.2 Triadic Reciprocal Determinism ………...………. 38

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri ………...……….. 47

2.4 Kerangka Berfikir ………... 56

3.1 Kontinum Interval Skala Sepuluh …………...… 67

3.2 Alur Penelitian ………...……… 77

4.1 Kategori Pencapaian Efikasi Diri …...…………. 80

4.2 Gambar Indikator Tingkat Kesulitan Tugas (Magnitude) … 81 4.3 Gambar Indikator Kekuatan Keyakinan (Strength) ... 82

4.4 Gambar Indikator Luas Bidang Prilaku (Generality) …... 83

4.5 Deskripsi Hasil Pretes dan Postes Efikasi Diri Peserta Didik ………... 84


(5)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

A. 1. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran...106 A. 2. Bahan

Ajar...112 B. 1. Kategori Efikasi Diri Peserta Didik Kelas

Eksperimen...116 B. 2. Kategori Efikasi Diri Peserta Didik Kelas Kontrol...117 B. 3. Hasil Pretes, Postes, dan Gain Kelas

Eksperimen...118 B. 4. Hasil Pretes, Postes, dan Gain Kelas

Kontrol...119

B. 5. Kategori Gain Indikator Kesulitan Tugas (Magnitude), Kekuatan Keyakinan (Strength), dan Luas Bidang Perilaku (Generality) Kelas

Eksperimen...120


(6)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

xi

(Strength), dan Bidang Perilaku (Generality) Kelas Kontrol...121

C. 1. Pengolahan Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...122

C. 2. Pengolahan Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...124

C. 3. Pengolahan Data Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...126

C. 4. Uji Rerata Berpasangan Kelas

Eksperimen...128

C. 5. Uji Rerata Berpasangan Kelas

Kontrol...129

C. 6. Uji Rerata Perbedaan Kedua


(7)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan pendidikan dewasa ini menuntut sumber manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas tersebut adalah manusia yang mampu memahami dan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan yang telah dipelajari harus menjadi bermakna dan bermanfaat bagi dirinya maupun masyarakat. Salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan adalah melalui pendidikan. Pendidikan pada hakekatnya adalah perubahan pribadi manusia yang meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku. Pendidikan merupakan bagian dari proses kebudayaan dalam arti bahwa melalui pendidikan manusia didewasakan, melalui pendidikan seseorang mendapatkan pengetahuan, pendidikan nilai, dan sejumlah kompetensi lain yang dapat memberi bekal pada peserta didik untuk menghadapi tantangan hidupnya di masa mendatang (Wahab, 2008: 36).

Selain itu, Pendidikan juga merupakan pondasi penting bagi pengembangan intelektual, emosional, kultural, dan sosial peserta didik. Pendidikan berupaya dalam menumbuhkembangkan cara berfikir, bersikap dan berperilaku yang bertanggungjawab baik secara individual, warga masyarakat, warga negara maupun warga dunia.


(8)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar dan mengajar. Pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku seseorang. Dalam hal tersebut belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara garis besar, faktor tersebut adalah faktor intern dan ekstern. Faktor intern menyangkut faktor-faktor psikologis. Faktor psikologis dalam belajar memberikan andil yang cukup penting dan senantiasa memberikan landasan serta kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Salah satu faktor tersebut adalah motivasi diri sebagai sumber untuk maju dan berkembang (Bandura 1997: 121).

Motivasi diri merupakan hal penting bagi diri peserta didik. Akan tetapi dalam proses belajar mengajar sering ditemui berbagai macam permasalahan, diantaranya terjadinya komunikasi satu arah. Sehingga peserta didik cenderung pasif (hanya mengikuti ceramah guru), serta menimbulkan rasa jenuh pada diri peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini tidak ubahnya dengan kegiatan belajar mengajar yang meliputi datang, duduk mengikuti ceramah guru, melihat guru menulis, mendengarkan, lalu mengingat atau mengkopi apa adanya informasi yang disampaikan oleh guru.

Untuk itu, selain senantiasa menyempurnakan sistem pembelajarannya, guru pun harus mengupayakan terjadinya motivasi belajar yang dapat mengembangkan efikasi diri peserta didik. Kenyataannya, timbul permasalahan tentang krisis motivasi belajar. Gejala ini terlihat antara lain berkurangnya perhatian peserta didik dalam proses belajar mengajar, pasif, kelalaian dalam mengerjakan tugas,


(9)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan belajar hanya ketika ada ulangan. Keyakinan atas kemampuan diri sangatlah rendah. Hal ini mungkin terjadi karena kurangnya interaksi yang terjalin antara guru dan peserta didik. Keyakinan akan kemampuan diri belum tergali sepenuhnya.

Inilah yang terjadi dengan peserta didik kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi, pada observasi awal peneliti melihat banyak peserta didik yang merasa jenuh, mereka sering mengobrol dengan teman sebangkunya dan tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran di depan kelas, terkadang mereka membuat coretan-coretan di buku tulis atau setiap beberapa menit sekali, mereka melihat jam dinding berharap pembelajaran segera berakhir.

Di SMA Negeri 5 Cimahi metode yang sering digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, resitasi, dan diskusi. Ketika menggunakan metode tanya jawab hanya beberapa peserta didik yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan, dan yang paling sering bertanya dan menjawab pertanyaan adalah peserta didik yang berprestasi saja. Pada saat diskusi peserta didik hanya diam membisu hanya mengandalkan ketua kelompok dan juru bicara di kelompoknya. Saat hal ini peneliti tanyakan kepada beberapa peserta didik, mereka menjawab capek, jenuh, ngantuk dan bosan karena guru hanya menjelaskan dan memberi tugas, jarang memberikan sesuatu yang menantang yang dapat mengusir rasa kantuk para peserta didik, terutama jika proses belajar mengajar dilaksanakan pada siang hari. Melihat kondisi ini, guru tentu harus mencari metode yang dapat merangsang peserta didik untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Model


(10)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran yang dapat memberi rangsangan untuk peserta didik aktif dalam proses pembelajaran sebagai upaya mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.

Permasalahan lain yang ada di SMA Negeri 5 Cimahi, khususnya kelas X sulit membimbing peserta didik untuk memahami dan menghadapi perbedaan-perbedaan individu sebagai respon terhadap lingkungan sosial dan fisik. Peserta didik masih terikat dengan lingkungan mereka sendiri. Mereka lebih fokus pada pandangan mengenai diri (view of self) para individu dari pada fokus pada perkembangan intelektual mereka. Perkembangan mengenai diri harus diikuti dengan perilaku aktualisasi diri, suatu pencapaian menuju lingkungan dengan kepercayaan diri yang kuat bahwa interaksi dengan orang lain akan lebih produktif. Orang yang menerapkan aktualisasi diri dengan lingkungan akan menemukan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, dan memberikan sumbangan berarti terhadap proses perkembangan orang lain. Aktualisasi diri, sebagaimana dikatakan Maslow (1962: 451) adalah proses yang tidak hanya memungkinkan orang untuk berspekulasi dan mengambil resiko, namun juga memberikan ketidaknyamanan yang tidak terelakkan ketika berusaha memiliki skill yang baru dikenal dan coba didalami. Hal inilah yang belum berkembang pada peserta didik.

Teori Maslow sering digambarkan sebagai piramida, lebih besar tingkat bawah mewakili kebutuhan yang lebih rendah, dan titik atas mewakili kebutuhan aktualisasi diri. Untuk lebih jelasnya di bawah ini adalah piramida kebutuhan Maslow.


(11)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sumber: Maslow, 1962: 451 (http://id.m.wikipedia.org/wiki/Motivasi).

Gambar 1.1

Piramida Kebutuhan Maslow

Peserta didik belum menyadari bahwa jika mereka memiliki perkembangan dalam level rendah (less-developed person) akan merasa memiliki sedikit kompetensi untuk menghadapi lingkungan dan berupaya menerimanya, apapun lingkungan yang mereka dapatkan. Selain itu, peserta didik cenderung tidak suka mengembangkan hubungan yang memancing pertumbuhan dan produktifitas yang berasal dari inisiatif dan kemampuan peserta didik sendiri. Peserta didik lebih memilih beraktivitas dalam lingkungan yang sudah terbentuk (dalam hal ini teman semasa SMP) dibandingkan mengembangkan kesempatan dari dan dengan lingkungan yang baru. Peserta didik kurang begitu yakin terhadap kemampuan


(12)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang mereka miliki untuk menghadapi masalah-masalah yang terjadi. Mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri meskipun kemampuan mereka belum tergali sepenuhnya. Peserta didik belum mempunyai efikasi diri yang kuat, sehingga peserta didik lebih terdorong untuk belajar sendiri meskipun hasilnya tidak begitu memuaskan. Keyakinan dalam diri peserta didik belum muncul secara optimal.

Dari hasil psikotes yang dilakukan,oleh guru-guru Bimbingan Konseling tahun 2010-2011, rata-rata kemampuan peserta didik di SMA Negeri 5 Cimahi menunjukkan sesungguhnya mereka memiliki IQ yang rata-rata baik, tetapi tidak mempunyai efikasi yang kuat untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Hampir 65% dari jumlah peserta didik memiliki efikasi diri rendah, 10% memiliki efikasi diri tinggi dan 25% peserta didik memiliki efikasi diri sedang. Dari hasil psikotes tersebut terdapat permasalahan yang selalu ada di setiap angkatan adalah kurangnya kepercayaan diri pada peserta didik dan keyakinan yang tinggi bahwa peserta didik mampu melakukan yang terbaik.

Hal ini berdasarkan data dari guru konseling, meskipun peserta didik memiliki intelegensi yang tinggi, namun belum tentu peserta didik mempunyai efikasi diri tinggi pula. Terlihat dari kurangnya keberanian dalam diri peserta didik dalam mengungkapkan pendapat, kurang aktif dalam diskusi dan hanya menerima penjelasan dari guru tanpa pernah berusaha mencari pengetahuan dari sumber lain. Rata-rata peserta didik, mengungkapkan pendapatnya melalui tulisan.


(13)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari paparan di atas, jelas bahwa permasalahan pokok yang terjadi adalah rendahnya keyakinan diri peserta didik terhadap kemampuannya sendiri. Keyakinan diri terhadap kemampuan yang dimiliki oleh individu merujuk pada istilah efikasi diri (self efficacy). Menurut Bandura (1997: 3) menyatakan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan akan kemampuan individu untuk dapat mengorganisasi dan melakukan serangkaian tindakan yang dianggap perlu dalam mencapai suatu hasil yang diinginkan. Efikasi diri terlihat dari upaya peserta didik dalam mengatasi tuntutan-tuntutan pendidikan di sekolah. Hal ini meliputi keyakinan peserta didik bahwa usaha yang dilakukannya dapat mengatasi kesulitan belajar, keyakinan dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan dan upaya mempertahankan aktivitas untuk mencapai prestasi belajar yang diinginkan. Untuk itu, sekolah sebagai institusi pendidikan harus memberikan pelayanan terbaik bagi peserta didiknya.

Efikasi diri merupakan kapasitas untuk mendapatkan hasil atau perbedaan yang diinginkan. Efikasi diri mempengaruhi motivasi belajar dan memberi keyakinan pada peserta didik akan kemampuan yang dimilikinya. Efikasi menentukan kontribusi pada perilaku peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik yang mempunyai efikasi diri akan berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Keyakinan kepada kemampuan sendiri mempengaruhi motivasi pribadi peserta didik, makin rendah efikasi diri maka tingkat stress peserta didik akan pembelajaran makin tinggi. Sebaliknya, makin tinggi keyakinan kepada kemampuan sendiri, maka makin kokoh tekadnya untuk menyelesaikan tugas.


(14)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Persoalan ini yang belum tumbuh dalam diri peserta didik. Sehingga menjadi tugas lain bagi pendidik, dalam proses pengembangan efikasi diri peserta didiknya.

Proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah haruslah merupakan upaya dalam mengembangkan efikasi diri yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Karena itulah, proses perkembangan peserta didik berkaitan erat dengan identifikasi berbagai sumber belajar di sekolah, seperti sarana dan prasarana sekolah, interaksi dengan guru, serta interaksi dengan temannya di sekolah dapat memperkuat proses efikasi diri peserta didik.

Dalam usaha untuk mengembangkan efikasi diri peserta didik, haruslah menggunakan model pembelajaran yang dapat merangsang peserta didik agar terlibat dalam kegiatan proses belajar, salah satunya adalah pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan

pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered). Dimana peserta didik adalah subjek pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran konvensional, biasanya peserta didik tidak didorong untuk mengembangkan keterampilan berpikir. Proses pembelajaran dalam kelas biasanya masih berpusat pada guru (teacher centered), yang diarahkan kemampuan peserta didik untuk berpikir secara konvergen dan menghapal informasi, tanpa dituntut untuk memahami informasi dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Seperti yang ditegaskan oleh


(15)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Carl R. Rogers (Rahayu, 2009: 37) mengajukan konsep pembelajaran yaitu

Student Centered Learning”, yang intinya yaitu sebagai berikut:

1) Peserta didik, dan adanya perbedaan persepsi/pendapat

difasilitasi/diakomodir, kita tidak bisa mengajar orang lain tetapi kita hanya bisa memfasilitasi belajarnya.

2) Seseorang akan belajar secara signifikan hanya pada hal-hal yang dapat

memperkuat/menumbuhkan “self”nya.

3) Peserta didik tidak dapat belajar bila dibawah tekanan.

4) Pendidikan akan membelajarkan peserta didik secara signifikan bila tidak

ada tekanan terhadap peserta.

Menurut UNESCO (2009) pembelajaran yang efektif pada abad ini harus diorientasikan pada empat pilar yaitu: learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Keempatnya dapat diuraikan bahwa dalam proses pendidikan melalui berbagai kegiatan pembelajaran peserta didik diarahkan

untuk memperoleh pengetahuan tentang sesuatu, menerapkan atau

mengaplikasikan apa yang diketahuinya tersebut guna menjadikan dirinya seseorang yang lebih baik dalam kehidupan sosial bersama orang lain.

Lebih lanjut, dalam rangka merealisasikan “learning to know”, guru memiliki berbagai fungsi yang diantaranya adalah fasilitator, yaitu sebagai teman sejawat dalam berdialog dan berdiskusi dengan peserta didik guna mengembangkan penguasaan pengetahuan maupun ilmu tertentu. Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika sekolah memfasilitasi


(16)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peserta didik untuk mengaplikasikan keterampilan yang dimilikinya sehingga dapat berkembang dan dapat mendukung keberhasilan peserta didik dalam mengembangkan efikasi diri. Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat dan minat, perkembangan fisik dan kejiwaan, tipologi pribadi peserta didik serta kondisi lingkungannya. Bagi peserta didik yang agresif, proses pengembangan diri akan berjalan bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Sebaliknya, bagi peserta didik yang pasif peran guru mengarahkan dan fasilitator sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya dalam kegiatan belajar dan pengembangan diri. Selanjutnya, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu ditumbuhkembangkan termasuk dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kondisi ini memungkinkan terjadinya proses “learning to live together” (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).

Dalam pelaksanaannya, tujuan belajar yang utama adalah bahwa apa yang dipelajari itu akan berguna di kemudian hari, yakni membantu peserta didik dapat belajar terus dengan cara yang lebih mudah, sehingga tercapainya pembelajaran seumur hidup (long life education). Untuk mewujudkan hal ini, sangat dibutuhkan kerjasama antara berbagai pihak, terutama antara peserta didik dengan pendidik atau guru. Peran guru sebagai pendidik sangatlah penting, oleh karena itu guru dituntut dapat menerapkan berbagai metode yang efektif dan menarik dalam proses penyampaian materi pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang aktif dan interaktif adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning)


(17)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

karena melibatkan seluruh peserta didik dalam kelompok-kelompok. Dalam kelompok-kelompok kecil inilah diharapkan peserta didik dapat belajar berkomunikasi dengan teman, saling menghargai pendapat orang lain dan mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu melaksanakan tugas yang diberikan dengan sebaik mungkin. Salah satu yang diharapkan dalam proses kerja kelompok ini adalah munculnya efikasi diri pada setiap peserta didik.

Model pembelajaran cooperative merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bern dan Erickson (Komalasari, 2011: 55) bahwa cooperative learning merupakan salah satu strategi pembelajaran cocok dengan pendekatan kontekstual. Sistem pengajaran cooperative learning didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur. yang termasuk dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Jhonson & Jhonson, 1993) yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama dan proses kelompok. Falsafah yang mendasari pembelajaran Cooperative Learning

(pembelajaran gotong royong) dalam pendidikan adalah “homo homini socius”

yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Cooperative Learning adalah cara belajar-mengajar berbasiskan peace education, (Lie, 2008: 28).

Pengorganisasian dan pemanfaatan sumber daya itu dilakukan dengan cara membelajarkan peserta didik secara cooperative berdasarkan sintaks pembelajaran kooperatif seperti tergambar dalam tabel berikut:


(18)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sintaks Pembelajaran Kooperatif

Fase-fase Perilaku Guru

Fas Fase 1 : Present goals and set

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar Fas Fase 2 : Present Information

Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal

Fase 3 : Organize Student into learning teams

Mengorganisasi peserta didik ke dalam tim-tim belajar

Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien

Fase 4 : Asisst team work and study Membantu kerja tim dan belajar

Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya

Fase 5 : Test on the materials Mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok presentasi hasil kerjanya

Fase 6 : Provide recognition

Memberikan pengakuan dan penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok

Sumber : Arend, Ricard I (2008: 21).

Melalui model pembelajaran Think Pair Share dan Numbered Heads Together diharapkan peserta didik dapat mengembangkan efikasi diri dan dapat berkomunikasi satu dengan yang lain serta dapat bekerja dalam kelompok kecil. Model pembelajaran kooperatif tipe struktural merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik dan pengembangan keterampilan sosial,


(19)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dalam hal ini adalah pengembangan efikasi diri peserta didik. Guru sangat berperan penting untuk membimbing peserta didik melakukan diskusi, sehingga teciptanya suasana belajar yang lebih aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Dengan demikian jelas bahwa melalui model pembelajaran tipe struktural (Think Pair Share dan Numbered Heads Together), peserta didik dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu sama lain, membuat kesimpulan serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran koperatif tipe struktural (Think Pair Share dan Numbered Heads Together) sebagai upaya dalam mengembangkan efikasi diri peserta didik.

Pembelajaran menggunakan pendekatan struktural tipe (Think Pair Share dan Numbered Heads Together) merupakan model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik. TPS dan NHT menghendaki peserta didik bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-4 anggota). TPS mempunyai beberapa manfaat diantaranya; meningkatkan motivasi belajar, berbagi pengetahuan, meningkatkan hasil belajar. Menurut Ibrahim, dkk (2000: 6) keunggulan strategi pembelajaran TPS antara lain; memberi peserta didik lebih banyak waktu untuk berfikir, menjawab, saling membantu satu sama lain, meningkatkan partisipasi.

Keunggulan TPS yang lain menurut Lie (2008: 57) adalah optimalisasi partisipasi peserta didik dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu


(20)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peserta didik yang maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, tipe ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak pada peserta didik untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Menurut Spencer Kagan manfaat TPS adalah (1) peserta didik menggunakan waktu lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya, (2) guru juga mungkin mempunyai waktu lebih banyak berfikir ketika menggunakan TPS. Sedangkan tipe NHT memiliki tiga tujuan yaitu (1) hasil belajar akademik struktural, (2) pengakuan adanya keragaman (bertujuan agar peserta didik dapat menerima teman-temannya yang mempunyai latar belakang berbeda), dan (3) pengembangan keterampilan sosial.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Permasalahan dalam penelitian dapat diidentifikasi berdasarkan faktor-faktor yang memberikan pengaruh utama dalam hal pengembangan efikasi diri peserta didik di SMA Negeri 5 Cimahi. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Proses pembelajaran di kelas yang dilakukan guru didominasi oleh metode

pembelajaran konvensional dan pemberian tugas.


(21)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Pandangan mengenai diri (view of self) lebih terfokus daripada

pengembangan intelektual siswa.

d. Lingkungan belajar yang kurang mendukung pengembangan efikasi diri

peserta didik.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah perbedaan model

pembelajaran kooperatif tipe struktural (Think Pair Share dan Numbered Heads Together) dalam mengembangkan Efikasi Diri pada peserta didik kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi?

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka disusun beberapa pertanyaan penelitian di antaranya:

a. Apakah terdapat perbedaan efikasi diri peserta didik pada pengukuran awal

(pretes) dengan pengukuran akhir (postes) pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe struktural Think Pair Share (TPS)?

b. Apakah terdapat perbedaan efikasi diri peserta didik pada pengukuran awal

(pretes) dengan pengukuran akhir (postes) pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe struktural Numbered Heads Together (NHT)?


(22)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Apakah pengembangan efikasi diri peserta didik yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe struktural Think Pair Share (TPS) berbeda daripada model pembelajaran kooperatif tipe struktural Numbered Heads Together (NHT) dalam pengukuran akhir (postes)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk Mengetahui Perbedaan Model Pembelajaran Cooperative tipe Struktural (Think Pair Share dan Numbered Heads Together) Terhadap Self Efficacy Peserta Didik (Studi eksperimen mata pelajaran Ekonomi

kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi)”.

a. Untuk mengetahui adanya perbedaan efikasi diri peserta didik pada

pengukuran awal (pretes) dengan pengukuran akhir (postes) pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe struktural Think Pair Share (TPS).

b. Mengetahui adanya perbedaan efikasi diri peserta didik pada pengukuran

awal (pretes) dengan pengukuran akhir (postes) pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe struktural Numbered Heads Together (NHT).

c. Mengetahui adanya perbedaan pengembangan efikasi diri yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe struktural think pair share (TPS) berbeda dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif


(23)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tipe struktural numbered heads together (NHT) dalam pengukuran akhir (postes).

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Secara umum, penelitian ini memberikan sumbangan untuk pendidikan

dalam pengajaran ilmu pengetahuan sosial (ekonomi), sebagai upaya peningkatan kemandirian peserta didik dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe struktural.

b. Secara khusus hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pijakan untuk

mengembangkan penelitian-penelitian sejenis, serta dapat memberikan kontribusi terhadap pembelajaran ekonomi.

2. Manfaat Praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Sebagai masukan atau alternatif untuk inovasi model pembelajaran ekonomi

yang berpusat pada peserta didik.

b. Sebagai bahan informasi bagi guru ekonomi tentang keefektifan model

pembelajaran kooperatif tipe struktural dalam pembelajaran guna mengembangkan efikasi diri peserta didik.

c. Bagi peneliti, sebagai wahana uji kemampuan terhadap bekal teori yang

diperoleh dari bangku kuliah, sera menambah wawasan, pengalaman dalam tahapan proses pembinaan diri sebagai pendidik profesional.


(24)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Sebagai bahan pertimbangan, pembanding, masukan atau referensi untuk

penelitian lebih lanjut.


(25)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan sub metode eksperimen. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data atau informasi mengenai variabel-variabel dalam penelitian dan data pendukung lainnya.

A. Objek Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di sekolah SMA Negeri 5 Cimahi, dengan alamat di Jalan Gatot Subroto No. 39 Kota Cimahi. Penelitian akan dilakukan pada bulan januari 2012 sampai dengan Maret 2012.

2. Populasi

Menurut Sugiyono (2007: 61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan. Dari penelitian ini, peneliti menentukan populasi dalam penelitian adalah seluruh peserta didik kelas X SMA Negeri 5 Cimahi yang berjumlah 376 siswa yang tersebar dalam 10 kelas.


(26)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menurut Sugiyono (2007: 44) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut, sampel penelitian yang diambil adalah kelas X.1 untuk kelas eksperimen dengan jumlah 32 orang peserta didik, dan kelas X.4 untuk kelas kontrol dengan jumlah peserta didik 32 orang. Sampel dipilih dengan kriteria bahwa kelas X.1 dan X.4 memiliki kemampuan yang homogen atau kemampuan rata-rata pada kedua kelas adalah sama.

4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan untuk memberikan batasan arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur varibel tersebut.

a. Variabel Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Think Pair Share adalah suatu tipe pembelajaran yang tumbuh dari penelitian pembelajaran kooperatif dan waktu tunggu. Pendekatan khusus yang diuraikan mula-mula oleh Frank Lyman dan kawan-kawan dari Universitas Maryland pada tahun 1985 ini merupakan cara yang efektif untuk mengubah pola diskursus di dalam kelas. Menurut Arends (Nurhadi, 2006: 12) Tipe dari metode pembelajaran kooperatif ini menentang asumsi bahwa seluruh resitasi dan diskusi perlu dilakukan di dalam setiap setting seluruh kelompok serta memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi peserta didik waktu lebih banyak


(27)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk berfikir, menjawab dan saling membantu orang lain. Strategi Think Pair Share yang dikembangkan oleh Spencer Kagan terdiri dari tiga tahap yaitu:

Tahap 1: Thinking (Berfikir). Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian peserta didik diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri.

Tahap 2: Pairing (Berpasangan). Guru meminta peserta didik berpasangan dengan peserta didik lain untuk dapat berdiskusi. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan pertanyaan atau juga berbagi ide pada persoalan khusus.

Tahap 3: Sharing (Berbagi). Pada tahap akhir, guru meminta pasangan peserta didik untuk membentuk kelompok yang lebih besar untuk berbagi tentang apa yang telah dipelajari dan seterusnya sampai seluruh kelas. Variabel ini diukur dengan skala sikap yang dikembangkan oleh peneliti sendiri.

b. Variabel Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together)

NHT adalah suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas peserta didik dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2009). Numbered Heads Together (NHT) pertama kali diperkenalkan oleh Spencer Kagan dkk. Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik. Struktur Kagan menghendaki agar


(28)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peserta didik bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari struktur kelas yang tradisional.

Model pembelajaran dimana setiap peserta didik diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari peserta didik. Menurut Komalasari (2011: 62-63) Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

a) Siswa dibagi kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor.

b) Pemberian soal pada setiap kelompok untuk setiap anggotanya.

c) Soal yang telah diterima dapat dikomunikasikan dengan anggota kelompok

yang lain.

d) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerja sama mereka.

e) Respon dari peserta yang lain, kemudian memanggil nomor soal lain.

f) Kesimpulan.

c. Variabel Efikasi Diri

Efikasi diri adalah belief atau keyakinan seseorang bahwa ia dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil (outcomes) yang positif Snatrock (Heslin & Khele, 2006: 55). Sedangkan menurut Wilhite (Heslin & Khele, 2006)

dalam tesis yang berjudul Goal Orientation, self–efficacy dan Prestasi Belajar


(29)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Retno Wulansari (Heslin & Khele, 2006), efikasi diri adalah suatu keadaan dimana seseorang yakin dan percaya bahwa mereka dapat mengontrol hasil dari usaha yang telah dilakukan.

Indikator efikasi diri yang akan diukur adalah seperti yang terdapat dalam Bandura (1997: 56) ada tiga indikator efikasi diri: 1) Magnitude, indikator ini berkaitan dengan kesulitan belajar. Apabila tugas-tugas yag dibebankan pada individu disusun menurut tingkat kesulitannya, maka pengaruh efikasi diri secara individu mungkin terbatas pada tugas-tugas yang sangat mudah, mudah, cukup mudah, sukar dan sangat sukar. 2) Generality, indikator ini berhubungan dengan luas bidang tugas atau tingkah laku. 3) Strength, indikator ini berkaitan dengan kekuatan atau kemantapan seseorang terhadap keyakinannya.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment). Eksperimen semu adalah jenis komparasi yang membandingkan perbedaan pemberian suatu perlakuan (Treatment) pada suatu objek (Kelompok eksperimen) serta melihat besar perbedaan perlakuannya, namun dalam proses penelitiannya tidak dapat dilakukan pengacakan peserta didik (Random) dalam rangka penempatan ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol.

Borg dan Gall (2003: 402, 634) menegaskan bahwa penelitian semu merupakan tipe eksperimen yang partisipan penelitiannya tidak dipilih secara acak untuk kelompok eksperimen dan kontrol. Desain penelitian yang digunakan


(30)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

adalah Nonequivalent control group pre-test and post-test design (Sugiyono, 2007: 25) yaitu penelitian yang dilaksanakan pada dua kelas yaitu satu kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan kooperatif tipe Think Pair Share dan satu kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran Numbered Heads Together. Adapun menurut Sugiyono (2007: 50), desain penelitian eksperimen dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Eksperimen

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen (1) OІ XІ OЇ

Kontrol (2) OЈ XЇ OЉ

Keterangan:

OІ = Tes awal sebelum perlakuan diberikan pada kelompok eksperimen (1)

OЇ = Tes akhir setelah perlakuan diberikan pada kelompok eksperimen (1)

OЈ = Tes awal sebelum perlakuan diberikan pada kelompok kontrol (2)

OЉ = Tes akhir setelah perlakuan diberikan pada kelompok kontrol (2)

= Perlakuan pembelajaran model kooperatif tipe think pair share

= Perlakuan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Numbered

Heads Together

Mengacu pada desain diatas, penelitian eksperimen ini melibatkan dua kelompok kelas, yakni kelompok eksperimen dan kontrol kedua kelompok kelas tersebut sama-sama diberikan Pre-test dan Post-test, tetapi diberi perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diberi perlakuan model kooperatif tipe Think Pair Share sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan model kooperatif tipe Numbered Heads Together.


(31)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, digunakan beberapa instrumen, yaitu sebagai berikut:

1. Tes

Dalam penyusunan tes, diawali dengan penyusunan kisi-kisi yang mencakup kompetensi dasar, indikator, indikator yang diukur beserta skor penilaiannya dan nomor butir soal beserta kunci jawabannya dan aturan pemberian skor untuk masing-masing butir soal. Dalam penyusunan tes ini, dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, analisis daya pembeda soal dan uji tingkat kesukaran.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan beberapa orang peserta didik kelas eksperimen dan beberapa orang guru ekonomi di SMA Negeri 5 Cimahi. Pedoman wawancara dengan peserta didik digunakan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan mendalam mengenai perasaan dan sikap peserta didik kelompok eksperimen terhadap pembelajaran ekonomi. Sedangkan pedoman wawancara dengan guru digunakan untuk memperoleh pendapat dan saran mengenai pembelajaran ekonomi. Pedoman wawancara dilakukan dengan mengisi format pedoman wawancara yang telah disediakan.


(32)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan semua data tentang sikap peserta didik dan guru dalam pembelajaran, interaksi antar peserta didik dan guru, serta interaksi antar peserta didik dengan peserta didik dalam pembelajaran ekonomi. Pengembangan instrumen diperlukan untuk membuat kisi-kisi alat pengumpul data yang dikembangkan dari variabel-variabel penelitian. Pembuatan kisi-kisi alat pengumpul data dapat dilakukan dengan menelaah berbagai literatur sehingga menjadi rancangan pokok instrumen.

4. Alat Pengumpul Data Efikasi Diri

Data yang diungkap dalam penelitian ini adalah data mengenai efikasi diri, dengan menggunakan instrumen dalam bentuk angket. Instrumen untuk mengukur self-efficacy berpedoman pada skala yang dikembangkan oleh Bandura (1997: 307-319), yaitu “Guide for Constructing Self-Efficacy Scales”. Angket menggunakan format ratting scale (skala penilaian) model Thurstone dengan alternatif respon subjek dalam skala 10 dengan interval 1-10. Jarak antara satu interval sama dan pengurutan dilakukan dari yang terendah (1) sampai dengan nilai tertinggi (10).

Instrumen efikasi diri yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat dari tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Instrumen Efikasi Diri


(33)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Variabel Dimensi/Sub

Variabel Indikator/Faktor No. Item Jumlah

Efikasi Diri

Magnitude /tingkat kesulitan

Memiliki pandangan yang optimis 1, 14, 27, 3 Berminat terhadap tugas 2, 15, 28 3 Memandang tugas sebagai

tantangan bukan sebagai beban

3, 16, 29 3

Merencanakan penyelesaian tugas 4, 17, 30 3 Mengatasi kesulitan-kesulitan

dalam belajar

5, 18, 31 3

Kemampuan dalam menyelesaikan tugas

6, 19, 32 3

Berkomitmen dalam melaksanakan 7, 20, 33 3

Strenght

Bertahan menyelesaikan soal dalam kondisi apapun

8, 21, 34 3

Memiliki keuletan dalam menyelesaikan soal/ujian

9, 22, 35 3

Yakin akan kemampuan yang dimiliki

10, 23, 36 3

Belajar dari pengalaman 11, 24, 37 3

Generality

Menyikapi situasi dan kondisi yang beragam dengan cara yang baik dan positif

12,25 2

Memiliki cara menangani stress dengan tepat

13, 26 2

Jumlah 37

Dari kisi-kisi instrumen di atas tidak disertakan item-item unfavorable, hal ini peneliti lakukan berdasarkan panduan Bandura (1997: 307-337) untuk


(34)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengembangkan skala efikasi diri. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan skala efikasi diri, sebagai berikut:

a) Menurut Bandura (1997: 312), skala efikasi adalah unipolar, berkisar 0

hingga kekuatan maksimum. Nomor negatif tidak disertakan karena penilaian bipolar dengan derajat di bawah nol (0) tidak memiliki tingkatan di bawahnya. Skala bipolar dengan derajat negatif di bawah nol dimana seseorang tidak mampu melakukan suatu aktivitas yang diharapkan. Berdasarkan hal ini, maka skala efikasi diri yang dikembangkan tidak memakai item-item unfavorable atau yang bernilai negatif.

b) Pembuatan item-item pernyataan disesuaikan dengan area-area spesifik dari

responden.

c) Skala efikasi lebih baik menggunakan 11 respon sikap dengan interval 0-10,

atau 0-100, dimulai dari 0 (ketidakyakinan); melalui tingkat keyakinan rata-rata, 5/50 (netral); hingga keyakinan penuh, 8-10 (sangat mampu melakukannya/keyakinan). Penggunaan respon tersebut agar skala yang dibuat dapat lebih sensitif dan reliabel. Berikut adalah format respon dari skala efikasi diri yang digunakan dalam penelitian ini.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Netral

Ketidakyakinan Keyakinan

Gambar 3.1


(35)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Analisis validitas

Validitas internal (Uji Kecocokan penggunaan Item sebagai komponen Instrumen-Pengukur). Arikunto (1998: 24): Pengujian validitas internal dapat dilakukan dengan 2 cara:

a. Melakukan Analisis Faktor

Analisis Faktor dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor faktor-khusus/variabel masing-masing dengan dengan skor totalnya, kemudian mengkorelasikan diantara faktor-faktor yang membentuk instrumen penelitian.

b. Melakukan Analisis Butir

Untuk menguji validitas setiap butir/item maka skor-skor yang ada pada butir masing-masing dikorelasikan dengan skor totalnya

Arikunto (1998: 25) Untuk mengkaji validitas alat ukur secara konvensional orang melihatnya dari tiga arah: (a) dari arah isi yang diukur, (b) dari arah rekaan teoritis (construct) atribut yang diukur, dan (c) dari arah kriteria alat ukur.

Pada validitas soal (item/faktor) adalah derajat kesesuaian antara suatu soal dengan perangkat soal lainnya. Ukuran validitas soal adalah korelasi antara skor pada soal itu dengan skor pada perangkat-soal (item total correlation). Informasi yang dimilikinya hanyalah bahwa kumpulan atau perangkat soal itu bersama-sama mengukur sesuatu.


(36)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Realibilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau satu pengukuran ke pengukuran lain. Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap yang dihitung dengan koefisien realibilitas.

Arikunto (1998: 56) Ungkapan yang menyatakan bahwa instrumen itu harus reliabel sebenarnya mengandung arti bahwa instrumen itu cukup baik untuk mengungkap data yang bisa dipercaya. Yang diusahakan dapat dipercaya adalah

datanya bukan semata-mata instrumennya. Karena instrumen akan digunakan

sebagai alat pengumpul data harus memiliki karakteristik:

a. Instrumen harus memiliki validitas yang baik

b. Tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih

jawaban-jawaban tertentu.

c. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

keterandalannya akan bersifat ajeg/menetap.

Arikunto (1998: 11) Pada penerapan pengukuran satu kali, harus menghasilkan informasi mengenai keajegan (konsistensi) internal instrumen. (alat pengumpul data), banyak sekali alternatif pilihan teknik estimasi reliabilitas yang bisa dipergunakan. Namun ada upaya-upaya untuk meletakan berbagai rumus estimasi reliabilitas itu ke dalam sebuah rumus umum, yaitu koefisien alpha crontbach yang rumusnya sebagai berikut:

n ∑ V i

n - 1 V t

α

= x 1 -


(37)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

α; Koefisien Reliabilitas;

n: Banyak Item; Vi: Varian Skor-Item; Vt: Varian Skor-Total

Hakikat perhitungan alpha-Crontbach identik dengan r-Pearson, sehingga boleh memaknainya melalui standar harga r-kritis. Keduanya mengukur derajat konsistensi diantara dua perangkat skor, perbedaannya basis hitungnya. Alpha-Crontbach melalui angka simpang-rerata (varian), sedangkan r-Pearson melalui angka rerata (mean).

3. Analisis daya pembeda soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Proses penentuan daya pembeda sebagai berikut:

a. Pertama-tama berdasar atas skor total seluruh perangkat subjek

dikelompokkan menjadi kelompok atas, kelompok tengah, kelompok bawah, dengan proporsi kelompok sebagai berikut; atas 27%, bawah 27% dan tengah 46%.

b. Kemudian dihitung perbedaan rerata pasangan kelompok atas terhadap


(38)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

S2A S 2

B NA NB

t

=

+

(

)

MA - MB

MA = Rerata Kelompok Atas

MB = Rerata Kelompok Bawah

S2A = Varian Kelompok Atas

S2B = Varian Kelompok Bawah

NA = Jumlah Subjek Kelompok Atas

NB = Jumlah Subjek Kelompok Bawah

c. Kemudian validitas daya pembeda diuji pada tabel ttest satu ujung. Dan

dapat diberlakukan baik pada setiap unit-item atau unit-bentukan variabelnya.

Tujuan utama pengujian daya pembeda hakekatnya untuk menghilangkan keraguan apakah ukuran yang diberlakukan pada setiap item atau unit-variabel memiliki kemampuan membedakan antar subjek responden, terutama

pada kelompok skor teratas terhadap skor terbawahnya.

4. Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal (Suherman, 2003: 168). Untuk mengetahui tingkat kesukaran masing-masing butir soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Suherman, 2003: 170):


(39)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

��

=

JB at as +JBb aw ah

2JSa tas Dimana :

TK = Tingkat Kesukaran

JBatas = Jumlah benar untuk kelompok atas

JBbawah = Jumlah benar untuk kelompok bawah

JSatas = Jumlah siswa kelompok atas

Tabel 3.3

Klasifikasi Koefisien Tingkat Kesukaran

Kriteria Tingkat Kesukaran Kategori

TK < 0,3 Sukar

0,3 ≤ TK ≤ 0,7 Sedang

TK > 0,7 Mudah

(Suherman, 2003: 171)

Untuk mengetahui hasil pre-test dan post-test mengenai efikasi diri, maka peneliti menggunakan bantuan dari SPSS 17. Adapun langkah-langkah pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Analisis pertama, melakukan analisis data pre-test antara kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol, tujuannya adalah untuk mengetahui keadaan awal subjek yang akan diteliti. Pada tahap ini, kondisi subjek penelitian secara statistik diharapkan sama antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Statistik uji t yang digunakan adalah statistik uji t untuk sampel yang independen. Keadaan awal subjek yang mau dikenai


(40)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perlakuan adalah sama, jika hasil statistik uji t memiliki kekeliruan (�) lebih

besar dari 0.05, hal ini berarti kondisi awal sebelum perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen dan kontrol adalah sama.

b. Analisis kedua, melakukan perbandingan hasil post-test kelompok

eksperiman dengan hasil post-test kelompok kontrol. Pada tahap ini, secara statistik diharapkan hasil kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Uji t yang digunakan adalah statistik uji t untuk sampel independen. Hasil eksperimen lebih baik dibanding dengan

kelompok kontrol jika harga statistik uji t memiliki peluang kekeliruan (�)

lebih kecil dari 0.05. dalam hal ini, berarti kondisi setelah perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen dan kontrol adalah berbeda.

c. Analisis ketiga, membandingkan skor post-test dengan pre-test kelompok

eksperimen. Tujuannya adalah untuk melihat perbedaan yang ditimbulkan oleh perlakuan yang diberikan pada subjek, apakah naik atau turun. Secara statistik diharapkan hasil post-test lebih tinggi dibanding dengan pre-test. Statistik uji t yang digunakan adalah statistik uji t untuk paired sample. Hasil post-test lebih baik dibanding dengan kelompok pre-test pada kelompok eksperimen jika harga statistik uji t memiliki peluang kekeliruan (�) lebih kecil dari 0.05. Dalam hal lain, berarti kondisi setelah perlakuan diberikan kepada kelompok adalah berbeda.

d. Analisis keempat, membandingkan skor post-test dan pre- test kelompok


(41)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perlakuan yang diberikan pada subjek, apakah naik atau turun. Secara statistik diharapkan hasil post-test lebih tinggi dibanding dengan pre-test. Statistik uji t yang digunakan adalah statistik uji t untuk paired sample. Hasil post-test lebih baik dibanding dengan kelompok pre-test pada kelompok eksperimen jika harga statistik uji t memiliki peluang kekeliruan (�) lebih kecil dari 0.05. Dalam hal lain, berarti kondisi setelah perlakuan diberikan kepada kelompok adalah berbeda.

e. Analisis kelima, membandingkan rata-rata gained score antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Secara statistik diharapkan rata-rata gained score pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Statistik uji t yang digunakan adalah statistik uji t untuk sampel independen. Hasil eksperimen lebih baik dengan kelompok kontrol

jika harga statistik uji t memiliki peluang kekeliruan (�) lebih kecil dari

0.05. Artinya metode yang diujicobakan lebih baik dari metode pembandingnya. Dalam hal ini, berarti kondisi setelah perlakuan diberikan kepada kelompok adalah berbeda.

E. Teknik Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilaksanakan dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau 99% sedangkan kriterianya yaitu: jika t-daftar < t-hitung maka kedua perlakuan tidak berbeda berarti Hipotesis Nol (Ho diterima dan Hipotesis Alternatif (Ha) ditolak. Jika t-hitung ada diluar atau sama dengan batas interval


(42)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

t0,975 tetapi masih dalam interval t0,995 maka kedua perlakuan berbeda signifikan

dan jika t ada diluar atau sama dengan batas interval t0,995 maka kedua perlakuan

berbeda signifikan, hal ini berarti Hipotesis Nol (Ho ditolak dan Hipotesis Alternatif (Ha) diterima.

a. Jika data Homogen dan normal

b. Jika data tidak Homogen dan Non Normal

Uji Wilcoxon digunakan apabila uji normalitas menghasilkan distribusi tidak normal. Langkah-langkah Wilcoxon sebagai berikut:

a. Membuat daftar rank

b. Menentukan nilai Wilcoxon (T)

Penentuan nilai Wilcoxon menggunakan rumus sebagai berikut:

�= � − �

(�+�汵�)

� �+ ( �+ ) Keterangan :

n = banyak data yang berubah setelah diberi perlakuan berbeda

T = jumlah ranking dari selisih yang negatif (apabila banyaknya selisih yang positif lebih banyak dari banyaknya selisih negatif)

Z = jumlah ranking dari nilai selisih yang positif (apabila banyaknya selisih negative > banyaknya selisih yang positif)

c. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilaksanakan dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau 99% sedangkan kriterianya yaitu: Jika Z-hitung lebih besar dari Z-tabel maka Hipotesis Nol (Ho) ditolak dan Hipotesis Alternatif (Ha)


(43)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diterima dan sebaliknya jika Z-hitung lebih kecil dari Z-tabel maka Hipotesis Nol (Ho) diterima dan Hipotesis Alternatif ditolak (Ha).

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Berikut dijelaskan perincian langkah pada setiap tahap:

1. Tahap Persiapan, terdiri dari:

a. Observasi

b. Memberi angket awal pada peserta didik

c. Menyusun proposal

d. Melaksanakan seminar proposal

e. Penyusunan instrument

f. Melakukan uji coba instrument

g. Revisi instrumen

2. Tahap Pelaksanaan, terdiri dari:

a. Proses KBM

b. Melakukan angket pada peserta didik

c. Mengumpulkan dan menganalisa data

3. Tahap akhir


(44)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

G. Alur Penelitian

Studi Awal

Proposal

Pelaksanaan

Melaksanakan KBM

Tanpa menerapkan model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT

Melakukan observasi di kelas kontrol sebagai penilaian afektif

Melaksanakan KBM dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share

Melakukan observasi di kelas eksperimen sebagai penilaian keterlaksanaan pembelajaran tipe Think Pair Share

Memberikan angket di kelas eksperimen untuk mengetahui respon peserta didik terhadap model pembelajaran kooperatif

tipe TPS

Melakukan Posttes

Pengumpulan data Hasil penelitian

Analisis data hasil Penelitian


(45)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.2 Alur Penelitian


(46)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan dan analisis data, melalui model pembelajaran Think Pair Share dan Numbered Heads Together pada peserta didik kelas X SMA Negeri 5 Cimahi, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Efikasi diri merupakan suatu keyakinan yang harus dimiliki oleh peserta didik

dalam menempuh pembelajaran. Dari data yang diperoleh dari hasil psikotes yang dilakukan oleh guru Bimbingan Konseling, bahwa efikasi diri peserta didik SMA Negeri 5 sangat rendah, setelah adanya perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe struktural Think Pair Share, perubahan yang terjadi tidak menunjukkan perubahan yang optimal dan dapat terlihat secara sekaligus, sehingga dapat diambil kesimpulan tidak terdapat perbedaan efikasi diri peserta didik di kelas eksperimen apabila ditinjau dari pengukuran awal (pretes) dan akhir (postes) Artinya model pembelajaran kooperatif tipe struktural Think Pair Share tidak memberikan pengaruh terhadap efikasi diri peserta didik apabila ditinjau dari pengukuran awal dan akhir namun ada peningkatan, efikasi diri peserta didik setelah perlakuan mengalami


(47)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peningkatan yaitu berada pada kategori sedang. Perubahan efikasi diri tidak terjadi secara instan, perubahan memerlukan waktu yang lama dan memerlukan proses yang terus menerus.

2. Efikasi diri peserta didik pada kelas kontrol hampir tidak berbeda dengan

peserta didik pada kelas eksperimen. Efikasi diri peserta didik ada pada kategori rendah, sehingga adanya perlakuan model pembelajaran Numbered Heads Together tidak berpengaruh. Sehingga diambil kesimpulan tidak terdapat perbedaan efikasi diri peserta didik di kelas kontrol apabila ditinjau dari pengukuran awal (pretes) dan akhir (postes). Artinya model pembelajaran kooperatif tipe struktural Numbered Heads Together tidak memberikan pengaruh terhadap pengembangan efikasi diri peserta didik apabila ditinjau dari pengukuran awal dan akhir.

3. Pengembangan efikasi diri peserta didik kelas eksperimen lebih baik daripada

kelas kontrol ditinjau dari pengukuran akhir (postes). Artinya model pembelajaran kooperatif tipe struktural Think Pair Share memberikan kontribusi yang lebih baik terhadap pengembangan efikasi diri peserta didik dibandingkan kelas kontrol. Think Pair Share memberikan kesempatan delapan kali lebih banyak pada peserta didik untuk menunjukkan kemampuannya di depan rekan-rekannya. Dengan penerapan Think Pair Share memberikan dampak positif dalam meningkatkan aktivitas belajar pada peserta didik.


(1)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered

Heads Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dalam pelaksanaannya guru harus selalu memantau dan siap membimbing atau memberi petunjuk, agar kegiatan dan aktivitas peserta didik dapat sesuai dengan sasaran dan tujuan yang hendak dicapai.

3. Jumlah peserta didik yang cukup banyak dalam setiap kelas, menjadi hambatan atau kendala dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif. Agar efektivitas dalam interaksi antar peserta didik dalam setiap kelompok dapar berjalan maksimal dan baik, disarankan jumlah peserta didik untuk tiap kelompok tidak lebih dari lima orang.

4. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share, dapat melakukan penelitian yang sama pada mata pelajaran lainnya.


(2)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered Heads

Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. (2008). Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Buku Dua. Bandung: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (1998). Manajemen Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bandura, A. (1994), Self-efficacy In VS Ramachaudra (Ed), Encyclopedia of human

behavior, 4. New York: Academic Press. pp 71-81.

Bandura, A (1997). Self Efficacy: Toward in Unifying Theory of Behaviorasl Change. Psychological Review. 84, 1997.

Baron & Byrne. (1997). Self Efficacy. Tersedia pada: http://trepjkr.multiple.com/reviews/item. diakses tanggal 20 November 2011. Borg, W. R. & Gall, M.(2003) Educational Research An Introduction, Fifth Edition.

New York: Longman.

Brehm & Kassin. (2010). Pentingnya Penghargaan terhadap Diri. Tersedia pada://monicabiheria.wordpress.com/2010/05/05/pentingnya-penghargaan-terhadap-diri. Diakses tanggal 11 November 2011.

Dimyati dan Mujiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta. Djamarah, S. dan Aswin, Z. (2000). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Efi, N. (2010). Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think

Pair Share Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Peserta didik Kelas VII SMPN 4 Purwodadi Tahun Pelajaran 2010/2011. Surakarta: Tesis PPS UNS tidak

diterbitkan. Tersedia pada: http://pasca.uns.ac.id/?p=1494. Diakses tanggal 11 November 2011.

Hedegaard, M. (1994). The Zone of Proximal development as basis for instruction. Dalam Moll, L.C., (Ed): Vygotsky and education: Instructional Implications

and of Sociohistorical Psychology: Cambridge: University Press.pp.349-371

Heslin & Khele. (2006). Self Efficacy. Tersedia pada://www.des.emory.edu/mtp/self-efficacy.html. diakses tanggal 20 November 2011.


(3)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered Heads

Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ibrahim, M, dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA University press.

Jhonson, D.W & Jhonson, R.T. (1993). Cooperative Learning in the Classroom.

Virginia: Association for Suervision and Curriculum Development.

Jhonson, D.W & Jhonson, R.T. (2008). Learning Together and Alone: Cooperative,

Competitive, and Individualistic Learning (3rd edition), Upper Sadlle River:

Prentice-Hall.

Joyce Well & Shower. (2009). Models of Teaching, Model-model Pengajaran, Edisi

Kedelapan. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Kagan. (2000). Cooperative Learning Structure. Numbered Heads Together. UNESA University Press.

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Kurniawan, I.H. (2004). Hubungan Antara Keyakinan Orangtua Atas Manajemen

Konflik Antar Saudara, Jenis Kelamin Orangtua, dan Status Sosial, Ekonomi Orangtua dan Strategi Manajemen Konflik dalam Interaksi Antar Saudara Kandung. Yogyakarta: Tesis PPS UGM tidak diterbitkan.

Lane, J., Lane, A.M., dan Kyprianou, A. (2004). Self-efficacy, self-esteem a n d t h e i r

i m p a c t o n a c a d e m i c p e r f o r m a n c e . S o c i a l B e h a v i o u r A n d Personality, 32 (3) 247-256.

Lie, A. (2008) Cooperative Learning (Mempraktekkan Cooperative Learning di

Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.

Luthans, F. & Avey, JB, Avolio, BJ, Norman, S., & Combs, GM (2006). Modal psikologi pembangunan: Sebuah intervensi mikro Jurnal Perilaku Organisasi. , 27, tersedia online hhtp:www.mindgarden.com/product/pcq.htm. Diakses 25 November 2011.

Maddux, JE, & Stanley, MA (Eds). (1986). Special issue on self-efficacy theory.

Journal of Social and Clinical Psychology, 4 (Whole No.3).

Mary E Lehman. (2007). Influence of Learning Style Heterogeneity on Cooperative

Learning. Dec 2007. Vol. 51, Edisi 4. NACTA Journal. Tersedia pada:

http://nacta.fp.expressacademic.net/article.php?autoID=144&issueID=69. Diakses pada tanggal 20 November 2011.


(4)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered Heads

Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Maslow. (1962). A Motivation and Personality. New York: Harper & Row. Tersedia pada: http://id.m.wikipedia.org/wiki/Motivasi. Diakses tangga 20 Desember 2011. Moll, L.C. (1994). Vygotsky and Education: Instructional Implication and Apllications

of Sociohistorical Psychology: Cambridge: University Press.

Nasution. (2000). Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Nisa, J. (2010). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square dan Tipe

Numbered Heads Together Terhadap Keteramppilan Sosial Peserta Didik pada Mata Pelajaran IPS. Bandung: Tesis Pendidikan IPS SPs UPI Bandung.

Nur dan Wikandri. (2011). Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Tersedia pada: http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt-2/

Nurhadi, A. G. S. (2006). Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and

Learning/CTL). Malang: Universitas Negeri Malang.

N.K Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Norwich. (1987). Self Efficacy and Mathematics Achievement (A.i-bid.UGM.ac.id/jurnal/download.php?datald-4079, diunduh 15 Oktober 2011 pukul 02.35 WIB.

Rahayu, S. (2009). Numbered Head Together. Tersedia pada: http://pelawiselatan.blogspot.com/2009/03/numbered head together.html. diakses tanggal 25 Desember 2011.

Rusman. (2008). Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Prenada Media Group.

Schunk, Dale. H., Pajeres, F.(2001). The Development of academic Self –Efficacy. In

A.Wigfield 7 J.eccles (Eds), Development of Achievement Motivation San Diego: Academic Press.

Sugiyono. (2007). Metodologi Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA FPMIPA UPI.


(5)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered Heads

Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Siberman. (2000). Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject, terjemahan: Sarjuli dkk, Jakarta: YAPPENDIS.

Slavin R. (1990). Cooperative Learning: Theory, Research and Practice, Englewoods Cliff, New York: Prentice-Hall.

Slavin, R. E. (1997). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sulis, Y. (2010). Hubungan Antara Kematangan Emosi dengan Self Efficacy pada

Remaja. Skripsi Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. (0nline) tersedia:

http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/371/jiptummpp-gdl-s1-2010-yoyoksulis-18509.pdf (22 Januari 2012).

Surya. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rieneka Cipta.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Tryana. (2008). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

Together Untuk Meningkatkan Motivai dan Hasil Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP Miftahul Huda Kecamatan Ngadiraja Pacitan. Tersedia

pada://biologiforum.wordpress.com. Diakses tanggal 11 November 2011. UNESCO. (2009). Pilar Pendidikan Menurut UNESCO. Tersdia pada:

http://lp2m.web.id/pilar-pendidikan-menurut-unesco/. Diakses tanggal 25 Desember 2011.

Wahab, A. A. (2008). Metode dan Model-model Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Warsita. (2008). Pembelajaran Efektif. Tersedia pada: http://blog.elearning.unesa.ac.id/tag/eggen-dan-kauchak. diakses tanggal 15 November 2011.

Warpala, S. Implementasi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Dalam Pengajaran

IPA di Sekolah Dasar Dengan Menggunakan LKS Berbasis Masalah, FKIP

MIPA, IKIP Negeri Singaraja

Zaif. (2011). Pembelajaran kooperatif. Tersedia pada: http://zaifbio.wordpress-com/2011/11/24/pembelajaran-kooperatif-tipe-tps2/. Diakses tanggal 20 November 2011.


(6)

Kikin Martiani, 2012

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered Heads

Together Terhadap Self Efficacy Peserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Zimmerman. (2000). Self Efficacy; An Essential Motive to Learn. Graduate School & University Center City University of New York: Academic Press. www.unco.edu/cebs/psychology/kevinpugh/motivationproject/resources/zimm erman00pdf), diunduh tanggal 15 Oktober 2011.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED Eksperimen Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Think Pair Share(TPS) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kemampuan Awal (Penelitian Eksperimen Kelas XI Sem

0 5 16

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DAN THINK Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Dan Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditin

0 2 17

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE DAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS.

0 1 61