Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Education Expo Sma Karangturi Semarang Tahun 2014 T2 942012070 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

DESKRIPSI

RESPONDEN

(SUBYEK

PENELITIAN)

Responden (sumber data penelitian / subyek penelitian) merupakan orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lesan (Suharsimi Arikunto, 2013). Adapun responden dalam penelitian ini meliputi: (1) Kepala Sekolah Baru (KSB), (2) Kepala Sekolah Lama (KSL) (3) Koordinator Humas (Ko.H), (4) Koordinator BK (Ko.BK), (5) Guru BK 1 (GBK1), (6) Guru BK 2 (GBK 2), (7) Guru BK 3 (GBK 3), (8) Guru Mapel (G.Mp) (9) Orang Tua Siswa (OTS), (10) Mitra Unika (M.Un), (11) Mitra Udinus (M.Ud), (12) Siswa SMA Karangturi (SK). Di bawah ini dijelaskan data

responden dari penelitian “evaluasi program education expodi SMA Karangturi Semarang” adalah:

4.1.1 Kepala Sekolah

Subyek penelitian yang pertama adalah kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan orang inti dibalik semua manajemen yang ada di suatu sekolah, termasuk manajemen program education expo. Kepala Sekolah sebagai pembuat kebijakan. Namun dalam penelitian evaluasi program education expo di SMA Karangturi ini, kepala sekolah merekomendasikan ke


(2)

koordinator humas (Ko.H) dikarenakan kepala sekolah saat ini baru menjabat sebagai kepala sekolah tahun ajaran 2013-2014, dan karena koordinator humas (Ko.H) adalah mantan kepala sekolah (KSL), yang pernah menjabat sebagai kepala sekolah dari tahun 2007-2013, yang mengetahui persis atau menangani kegiatan education expo di SMA Karangturi karena terlibat langsung di dalamnya. Koordinator humas mulai bekerja di SMA Karangturi sejak tahun 1990, jadi sejak awal dimulainya kegiatan program education expo SMA Karangturi tahun 1997 selalu mengikuti dan terlibat langsung di dalamnya sebagai panitia, koordinator humas berusia 50 tahun.

4.1.2 Pembimbing atau Guru BK

Subyek penelitian selanjutnya adalah guru pembimbing. Guru pembimbing di SMA Karangturi berjumlah 4 orang, yaitu koordinator BK (Ko.BK), guru BK 1 (GBK1), guru BK 2 (GBK 2), serta guru BK 3 (GBK 3). Guru BK terlibat langsung sebagai panitia kegiatan education expo. Guru BK merupakan pelaku dari semua kegiatan BK di sekolah. Koordinator BK mulai bekerja di SMA Karangturi tahun 1997 dan saat ini berusia 46 tahun. Guru BK 1 mulai bekerja di SMA Karangturi tahun 1988 dan saat ini berusia 50 tahun. Guru BK 2 mulai bekerja di SMA Karangturi tahun 1988 dan saat ini berusia 51 tahun. Guru BK 3 mulai bekerja di SMA Karangturi tahun 2010 dan saat ini berusia 34 tahun. Semua guru BK terlibat sebagai


(3)

panitia kegiatan education expo dibantu oleh kesiswaan (OSIS).

4.1.3 Guru Mata Pelajaran

Guru mata pelajaran (G.Mp) kebetulan sebagai ketua panitia, yang terlibat langsung dalam kegiatan

education expo. Guru mapel sebagai responden dalam penelitian ini adalah guru Seni Rupa, mulai bekerja di SMA Karangturi 1998 dan saat ini berusia 47 tahun. 4.1.4 Orang Tua Siswa (OTS)

Orang tua siswa (OTS) juga terlibat dalam kegiatan education expo, dengan mendampingi anaknya dalam mencari informasi pendidikan tinggi. Orang tua dapat menggali informasi tentang syarat masuk perguruan tinggi, fasilitas perguruan tinggi, biaya hidup selama kuliah, mendampingi anaknya dan mendukung pilihan perguruan tinggi anaknya. Orang tua siswa dalam penelitian ini kebetulan adalah bagian dari pengurus sekolah, yaitu sebagai humas di SMA Karangturi, mulai bekerja tahun 1999 dan saat ini berusia 51 tahun.

4.1.5 Mitra Perguruan Tinggi

Mitra perguruan tinggi sebagai nara sumber yang akan dituju siswa dalam menggali informasi seluas-luasnya tentang perguruan tinggi. Mitra perguruan tinggi yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah Mitra Unika (M.Un) dan Mitra Udinus (M.Ud). Untuk responden Mitra Unika bekerja mulai tahun 2001 hingga sekarang, menjabat sebagai Ka bag Promosi Unika dan saat ini berusia 46 tahun.


(4)

Responden Mitra Udinus sudah bekerja 4 tahun menjabat sebagai Kepala Biro Promosi dan Admisi di Udinus, dan saat ini berusia 41 tahun.

4.1.6 Siswa SMA Karangturi (SK)

Subyek penelitian terakhir adalah siswa, yang terdiri atas siswa kelas X, XI, dan kelas XII. Siswa merupakan pihak yang diberikan layanan bimbingan dan informasi tentang perguruan tinggi. Siswa merupakan obyek yang dicari oleh perguruan tinggi, terutama siswa kelas XII. Disamping itu, kesiswaan (OSIS) juga terlibat langsung membantu panitia menyiapkan sarana prasarana kegiatan.

Tabel 4.1 Siswa-siswa yang menjadi responden penelitian

No Nama / Kelas Usia Pekerjaan Ortu

Transport

1 SRP/ X-E 17 Th Wirausaha Sepeda Motor 2 ALK/ X-H 16 Th Wirausaha Antar

jemput ortu 3 E A Wi/ XII

IPA-3

18 Th Wirausaha Antar jemput ortu 4 AH/XII IPA-4 17 Th Wirausaha Antar

jemput ortu 5 R H/XI IPS-1 17 Th Wirausaha Mobil 6 DAN/XI IPS-1 17 Th Wirausaha Jalan Kaki

4.2. ANALISIS

Tabel 4.2

Matrik Hail Evaluasi Program educationexpo di SMA Karangturi tahun 2014


(5)

Variabel

Evaluasi Program

Education Expo

Context Definisi Konteks edu expo

Topik kegiatan, difahami oleh siswa, guru, ortu dan mitra Identifikasi

kebutuhan individu dan lingkungan

Kebutuhan individu siswa untuk mengambil

keputusan,

tergambarkan tetapi belum di rumuskan dalam laporan

assessment. Kebutuhan lingkungan

masyarakat dan orang tua, belum dikenali. Tetapi kebutuhan mitra (universitas) sudah diidentifikasi

meskipun masih terbatas pada informasi umum. Tujuan edu

expo

Tujuan

diselenggarakan

Edu Expo difahami siswa, guru, ortu dan mitra. Peserta edu

expo

Peserta yang terlibat dalam edu expo adalah siswa, guru, staf, ortu dan masyarakat sekitar dan sekoah lain Kompetensi

pelaksanaan

edu expo

Kompetensi yang ingin dicapai pada pelaksanaan edu expo adalah

pemenuhan informasi PT yang dibutuhkan oleh siswa

Input Strategi pelaksanaan

Narasumber


(6)

program edu expo

(th 2013:26 , th 2012 :50 tah 2011 : 46 universitas dalam dan luar negeri) melalui proposal kerjasama yang dikelola oleh guru BK.

Sasaran siswa kelas X, XI dan XII

Kelengkapan dalam bentuk stan

pameran (expo) di

Mall Paragon (luar sekolah) selama 2 hari. Tahun sebelumnya dilakukan di aula sekolah.

Materi menyajikan berbagai informasi studi, jurusan, keunggulan, kriteria masuk, syarat-syarat, beaya, beasiswa, kelulusan dan formulir

pendaftaran. Prosedur

implementasi layanan

Metode edu expo

menggunakam kombinasi ceramah, presentasi bersama narasumber terpilih dan membuka stan pameran dan pendaftaran

bersama (th 2013:26 , th 2012 :50 tah 2011 : 46

universitas yang diundang


(7)

Media yang digunakan adalah audio visual, brosur, pramflet, karya ilmiah, buku dan diskusi/ceramah dan stan pameran Desain langkah-langkah layanan kegiatan disediakan secara terbuka langsung dengan antara

siswa/ortu/masyara kat dan mitra (universitas). Kegiatan edu expo juga didesain

melibatakan sekolah lain (10-20 sekolah) Pengelolaan

anggaran

Sumber biaya dari sekolah, universitas dan kerjasama dengan sponsor (Paragon) Pengelolaan

anggaran dilakukan melalui panita kerja yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Penjadwalan

layanan

Waktu dan tempat

edu expo disekolah dan di luar sekolah (mall)

Process Identifikasi proses pelaksanaan

Kesiapan panitia dan mitra yang diundang cukup responsif dan hadir semua (th 2013:26 , th 2012 :50 tah


(8)

2011 : 46.

Strategi yang digunakan adalah mengirimkan surat undangan/proposal ke pada mitra dan

stakeholders yang terkait.

Metode pelaksanaan

Edu Expo

menggunakan kombinasi ceramah, presentasi bersama narasumber terpilih dan membuka stan pameran dan pendaftaran

bersama universitas yang diundang. (th 2013:26 , th 2012 :50 tah 2011 : 46 Media pelaksanaan

Edu Expo menggunakan Mall

th 2013 Aula sekolah tahun 2011 & th 2012 sebagai tempat utama kegiatan. Yang berisi berbagai stan informasi yang dibutuhkan.

Penyampaian materi dilakukan oleh mitra sekolah (universitas) yang hadir dalam kegiatan edu expo

melalui presentasi, brosur, pamflet, audio visual dan


(9)

ceramah ilmiah. Keterlaksana

an program

edu expo

Penggunaan media kombinasi audio visual, produk cetak dan presentasi. Penggunaan metode sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan.

Ketepatan waktu pelaksanaan sesuai dengan perencanaan Penggunaan tempat pelaksanaan

sebelum tahun 2014 menggunakan aula sekolah

SMAKarangturi dan pada tahun 2014 di

Mall Paragon Semarang.

Keaktifan peserta cukup meskipun belum di ukur melalui pre test dan post test.

Informasi perbaikan program

Hambatan-hambatan dalam proses pelaksanaan adalah

mengkoordinasikan sekolah-sekola yang ada di sekitar untuk terlibat. Serta mengatur waktu kegiatan di sela-sela belajar mengajar. Perbaikan dan pengembangan


(10)

masih pada lokasi kegiatan, yang dulunya di aula sekolah, tahun 2014 diselenggarakan di luar sekolah (mall Paragon), sehingga cakupan peserta dan penerima manfaat lebih luas cakupannya

Product Penilaian hasil capaian dengan tujuan

Evaluasi program masih

diselenggarakan dalam bentuk pertanyaan lesan terutama pada acara kegiatan edu expo

yang telah dilakukan, secara lesan dan belum tertulis dalam laporan evaluasi yang baik.

Hasil kegiatan belum diukur dengan tujuan yang direncanakan. Masih merupakan kegiatan rutin yang belum jelas prosedur evaluasi setiap tahun. tindak lanjut kegiatan masih merupakan kegiatn rutin saja tanpa inovasi karena belum didukung oleh gagasan kebutuhan yang terus berkembang Interpretasi

keunggulan

Keunggulan


(11)

dan

kelemahan program

melibatkan SMA yang ada disekitar dan univeristas dalam dan luar negeri. Konsisten diselengggarakan tiap tahun sejak tahun 1997.

Kelemahan program adalah belum diselenggarakan dalam siklus manajemen program yang baik sehingga terkesan kegiatan rutin dan monoton tanpa bisa diukur capaiannya.

Belum ada laporan

assessment

kebutuhan siswa yang berkembang tiap tahun.

Belum tersedia laporan evaluasi program edu expo

yang testruktur.

4.3. HASIL PENELITIAN

Dalam bagian hasil penelitian akan disajikan hasil penelitian dari aspek konteks (context), masukan (input), proses (process) dan hasil (product) dari pelaksanaan evaluasi program education expo SMA Karangturi Semarang tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.

4.3.1. Aspek Konteks (Context)

Aspek konteks ini meliputi program kegiatan

education expo dari motif kegiatan, pengertian, tujuan atau hasil yang diharapkan dan identifikasi kebutuhan


(12)

individu dan lingkungan, manajemen program serta personil yang terlibat dalam kegiatan dan peranannya masing-masing.

Program education expo yang dilaksanakan di SMA Karangturi Semarang merupakan program tahunan sejak tahun 1997. Awal diadakan kegiatan

education expo dikarenakan pertama kebutuhan siswa-siswi SMA Karangturi yang setiap tahun pasti ada yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi baik ke luar kota maupun luar negeri. Sebanyak 80% siswa-siswi yang minta ijin meninggalkan sekolah maupun ijin tidak masuk sekolah dengan tujuan hanya untuk melihat dan bertanya ke kampus yang mereka tuju, seperti Jakarta, Surabaya, Singapura, dan Malaysia.

Kedua, siswa-siswi klas XII sekitar lebih dari 50% keluar sebelum lulus, karena harus menempuh pendidikan Fondation di perguruan tinggi luar negeri, yang memang program tersebut harus ditempuh saat siswa masih duduk di kelas XII. Hal ini akan menyebabkan kerugian sekolah, sehingga sekolah perlu memfasilitasi agar siswa tidak ijin lagi dengan mengundang perguruan tinggi.

Seperti yang disampaikan oleh Koordinator Humas (Ko.H), mantan Kepsek Karangturi (KSL), yang sudah berpengalaman menangani kegiatan education expo:

Dari kedua alasan kejadian tersebut dapat mengakibatkan kerugian sekolah yaitu pertama, sekolah menjadi repot karena siswa-siswi menjadi ketinggalan pelajaran. Kedua, adanya siswa-siswi yang keluar sekolah sebelum selesai study (sebelum lulus kelas XII), akan berpengaruh pada tingkat


(13)

kelulusan sekolah. Sehingga pihak sekolah berinisiatif untuk memfasilitasi dengan mengundang perguruan tinggi yang diminati dan dibutuhkan oleh para siswa.

Disamping itu yang menjadi motif SMA Karangturi mengadakan education expo menurut Mitra UNIKA adalah:

pertama, adanya kesadaran siswa-siswi di sekolah swasta dalam memilih jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta kesadaran bahwa para siswa harus berkompetisi dalam memasuki jenjang perguruan tinggi. Kedua, adanya keterlibatan orang tua dalam menentukan pilihan perguruan tinggi serta kekhawatiran orang tua murid dengan masa depan siswa juga merupakan motif diadakannya kegiatan education expo ini.

Semakin banyaknya Perguruan Tinggi baik dalam maupun luar negeri membuat siswa sulit memilih Perguruan Tinggi yang tepat, apalagi menentukan jurusan yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan serta masa depan yang menjanjikan untuk dirinya. Oleh karenanya siswa harus jeli, menimbang dan memutuskan pilihan yang tepat diantara lembaga pendidikan tinggi yang ada. Siswa harus mendapatkan informasi yang tepat dan dari sumber informasi yang dapat dipercaya. Untuk itu, dalam mengundang Perguruan Tinggi tersebut, sekolah tidak gegabah, tetapi harus selektif juga, agar sesuai kebutuhan siswa. Seperti yang dikatakan oleh Koordiantor Humas yaitu:


(14)

... walau kami mendapat banyak peminat dari Perguruan Tinggi saat melaksanakan kegiatan education expo, kami juga tidak gegabah dalam menerima, kami harus selektif, kira-kira perguruan tinggi mana yang diminati siswa,

Kegiatan education expo merupakan jembatan siswa yang ingin mencari referensi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan membantu orang tua mempersiapkan kebutuhan kuliah anaknya jika berkuliah di PT yang mereka inginkan, serta membantu perguruan tinggi mensosialisasikan diri tentang program-program unggulan mereka kepada calon mahasiswa. Menurut salah satu orang tua dari siswa (OTS) SMA Karangturi yang telah lulus tahun 2012 bahwa education expo itu merupakan pameran pendidikan baik dari perguruan tinggi dalam maupun luar negeri, yang didalamnya mencakup segala hal informasi tentang universitas, jurusan, dan program unggulan dari universitas tersebut.

...edu expo itu yang saya tahu merupakan pameran dari universitas, dari perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Kita bisa menanyakan segala hal tentang universitas, tentang jurusan, tentang baiknya di universitas tersebut, unggulan adanya program yang ditawarkan di universitas itu.

Dengan demikian tujuan dari kegiatan education expo SMA Karangturi Semarang, yaitu: (1) Memberikan peluang kepada pelajar Sekolah Menengah Atas agar mengetahui berbagai informasi tentang Perguruan Tinggi demi masa depan mereka, (2) Memberikan informasi perkembangan dunia Perguruan Tinggi dan dinamika dalam bentuk-bentuk


(15)

pelayanan pembelajarannya, (3) Memberikan bimbingan kepada pelajar untuk menentukan pilihan fakultas, jurusan, dan Perguruan Tinggi yang tepat demi pengembangan kompetensi dimasa depan. Yang pada intinya tujuan dari kegiatan education expo

ini adalah memberikan informasi pendidikan, seperti yang disampaikan oleh Guru BK SMA Karangturi (GBK 1): ”... tujuan kegiatan edu expo itu kan jelas memberikan informasi...

Pernyataan itu juga didukung oleh Koordinator Humas (Ko.H) SMA Karangturi, bahwa dengan adanya kegiatan education expo, siswa dapat memantapkan diri dalam mendapatkan informasi dan memilih Universitas yang dituju.

Sebelum pelaksanaan kegiatan education expo, para siswa diberi penjelasan dan informasi tentang bagaimana memilih universitas yang akan dituju yaitu memperhatikan akreditasi universitas tersebut, karena banyak perguruan tinggi yang belum terakreditasi, sehingga siswa dapat menghindari Universitas yang akreditasinya belum jelas meski jumlah beasiswanya tinggi. Universitas terakreditasi merupakan Universitas yang telah mendapatkan pengakuan yang jelas dari pemerintah atau dinas pendidikan terkait. Sekolah juga menghimbau agar siswa tidak hanya tergiur dengan indahnya bentuk fisik dari gedung Universitas atau jumlah beasiswa yang ditawarkan. Sekolah mendaftar perguruan tinggi di berbagai kota di Jawa yang banyak diminati oleh siswa. Sekolah juga


(16)

bekerjasama dengan agen-agen pendidikan luar negeri seperti Alfalink, Universal, dan lain sebagainya. Agen-agen ini diundang ke sekolah dan mendapat respon yang bagus dari siswa maupun agen pendidikan itu sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Koordinator Humas SMA Karangturi:

Awalnya kita pantau anak-anak untuk mengetahui minatnya dimana, kemudian kita data perguruan tinggi yang diminati anak-anak baik dari Jakarta, Surabaya, Jogja dan perguruan tinggi lain di Jawa, kemudian perguruan tinggi di luar negri, kita kerjasama dengan agen-agen pendidikan, seperti Alfalink, Universal, dan banyak agen-agen pendidikan yang kita data, akhirnya kemudian kita coba mengundang mereka dan ternyata responnya bagus seperti jemput bola. Dari edu expo ini siswa mendapatkan informasi dengan berkonsultasi langsung ke perguruan tinggi yang diminati.

Untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa, pada awalnya hanya melihat fenomena siswa yang sering ijin sekolah, namun pada tahun-tahun selanjutnya siswa diberikan angket untuk mendata perguruan tinggi yang diminati oleh siswa serta informasi alumni yang telah kuliah di perguruan tinggi tersebut. Walaupun sekolah sudah selektif dalam mengundang perguruan tinggi yang ikut stan dalam kegiatan education expo, ternyata tetap saja ada perguruan tinggi yang tidak diminati siswa, bahkan sepi pengunjung yang bertanya. Hal ini dikarenakan sekolah merasa tidak enak, perguruan tinggi memaksa


(17)

untuk ikut dalam education expo, ingin memperkenalkan diri kepada siswa, memberikan informasi pendidikan dan fasilitas di Universitas. Seperti yang diungkapkan oleh siswa seperti berikut:

Sebenarnya universitas yang mau saya tuju belum ada di stan pameran itu, akhirnya saya cari informasi universitas lainnya yang ada seperti di Alfalink apakah saya cocok disana... Menurut Koordinator Humas, angket dikhususkan untuk kelas XII namun pada pelaksanaan education expo semua kelas terlibat atau berpartisipasi dan diberikan bekal pertanyaan minimal. Seperti kelas X diberikan pertanyaan minimal mengenai pendekatan dengan universitas yang dituju, sedangkan kelas XII diberikan pertanyaan mendetail seperti informasi mengenai jurusan yang dituju dan sebagainya. Pernyataan ini sesuai yang diungkapkan oleh guru BK 2 berikut ini.

...kelas X dan XI tidak mendetail infomasinya karena waktu yang kurang. Kelas tiga atau XII guru BK menyebarkan angket, tadinya hanya untuk memahami, untuk mengelompokkan mereka supaya mendengarkan presentasi, akhirnya supaya anak juga banyak mendengar informasi, memberi kesempatan perguruan tinggi untuk menginformasikan lebih lanjut setelah expo dengan tanya jawab di stan yang disediakan..

Menurut Guru BK 1, manajemen education expo

diselenggarakan oleh guru SMA.

Saat di Paragon memang terhitung besar acaranya, sehingga melibatkan berbagai segmen dari humas, yayasan, dan guru SMA sendiri. Penyelenggaran di


(18)

sekolah, semua guru terlibat. Semua guru ada tugas masing-masing dan juga berbagai seksi mengurus tugasnya. Dari pengurus ketua, sekretaris, bendahara, seksi tempat, seksi perlengkapan, seksi mendata perguruan tinggi yang akan jadi narasumber

Pernyataan ini sesuai yang diungkapkan oleh Koordinator BK Karangturi berikut.

…dahulu, acara yang biasa disebut edu expo ini tidak sebesar penyelenggaran pada tahun 2013 di Mall Paragon. Panitia acara tersebut diambil dari guru SMA Karangturi. Guru Bimbingan Konseling juga turut melibatkan diri dalam acara itu. Tak hanya dari internal guru, tim gabungan yayasan ikut bergabung dalam pelaksanaan acara. Sistem bergantian pun dipakai untuk menentukan panitia. Pada tahun 2013, acara itu diselenggarakan selama dua kali tiap bulan. Di situ, guru SMA terlibat. Guru BK menangani, tapi tidak secara detail.

Menurut Koordinator Guru BK bahwa peran Guru BK tidak hanya mengkoordinir, tetapi juga memiliki kewenangan untuk menangani presentasi dari perguruan tinggi, mengurusi penempatan dan penyaluran siswa selepas lulus. Peran para guru sangat aktif. Hal ini dikarenakan mereka mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai guru di sekolah. Disamping itu, berkaitan dengan status SMA Karangturi sebagai sekolah swasta sehingga harus mempromosikan tampilan yang terbaik kepada siapapun yang ditemui. Totalitas para guru di SMA Karangturi sangat terlihat. Dalam Penyelenggaran acara education expo ini melibatkan OSIS dan wali kelas.


(19)

Menurut Koordinator Humas, semua guru terlibat dalam kepanitiaan kegiatan expo. Berikut juga pernyataan Koordinator Humas tentang peranan Humas dan personil yang terlibat dalam kegiatan edu expo ini.

.., untuk acara edu expo bagian hubungan masyarakat (humas) berperan penting untuk mengelola kegiatan ini, seperti persiapan, pengelolaan. Seperti pada tahun yang lalu diadakan edu expo di mall Paragon dengan panitia inti dari pihak humas dengan dibantu guru dari berbagai jenjang pendidikan yakni TK-SMA...

Dalam wawancara dengan salah satu orang tua siswa SMA Karangturi dan juga wawancara ke mitra perguruan tinggi, UNIKA dan UDINUS menyatakan bahwa orang tua juga terlibat dalam kegiatan ini, mereka ikut mendampingi dan menentukan pilihan perguruan tinggi bagi anaknya.

4.3.2. Aspek Masukan (Input)

Dalam aspek input ini mencakup tiga hal yaitu

pertama, strategi pelaksanaan meliputi nara sumber, sasaran, kelengkapan, dan materi. Kedua, prosedur implementasi meliputi metode, media, desain langkah.

Ketiga, pengelolaan anggaran meliputi sumber biaya dan pengelolaannya.

Nara sumber atau mitra perguruan tinggi sangat penting, karena mereka adalah bagian penting yang dituju siswa agar mendapat informasi secara detail tentang perguruan tinggi atau universitas.


(20)

Untuk itu harus dipersiapkan lebih awal dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Dalam wawancara dengan koordinator guru BK menyatakan bahwa

…Pencarian mitra perguruan tinggi atau nara sumber lebih banyak menjadi wewenang guru BK. Guru BK tentu saja telah memiliki mitra jaringan yang bisa dihubungi. Pemimpin pun ikut andil. Pada dasarnya, setiap tahun relasi SMA Karangturi bertambah setelah banyak pihak mengunjungi kampus SMA Karangturi. Kalau ingin membuka stan juga mudah sekali, tinggal masuk. Pihak Karangturi

menerapkan hukum timbal balik…

Untuk proses pencarian narasumber memakan waktu sekitar satu bulan. Hal tersebut dikarenakan para guru juga memiliki tugas wajib mengajar. Bisa dikatakan, harus pintar membagi waktu karena pikiran terpecah ke banyak hal. Pelayanan pada siswa tetap diutamakan. Kebanyakan narasumber justru menawarkan diri terlebih dahulu sebelum dihubungi. Sistemnya, nara sumber yang mendaftar lebih dulu, maka lebih dulu pula mendapat penanganan. Tidak ada proses seleksi dan tampung menampung. Dimaksudkan untuk tidak terkesan pilah-pilih. Meski tidak ada proses seleksi, nara sumber yang datang sudah memenuhi kebutuhan siswa. Sesuai tujuan acara adalah untuk mempersiapkan dan memotivasi siswa untuk lebih mengenal perguruan tinggi bagi mereka yang ingin melanjutkan studi selepas lulus. Yang perlu diingat, sekolah lain/sekolah sekitar SMA Karangturi, bahkan dari luar kota Semarang juga ikut hadir.


(21)

Pernyataan koordinator BK tersebut didukung oleh Koorinator humas SMA Karangturi dalam wawancara yang menyatakan bahwa dalam mencari nara sumber dari perguruan tinggi, pihak sekolah terlebih dahulu mencari informasi dari internet mengenai perguruan tinggi tersebut. Untuk perguruan tinggi asing, agen pendidikan akan menawarkan beberapa perguruan tinggi asing, namun nantinya tetap akan menyaring perguruan tinggi asing tersebut dengan bantuan dari komite orang tua murid mengenai perguruan tinggi yang bagus. Persiapan Edu Expo sekitar 1-2 bulan, namun hal ini bisa berubah-ubah tergantung bagaimana bentuk acara yang diinginkan.

...kita biasanya melihat dari web internet, sedangkan untuk perguruan tinggi luar negeri lewat agen-agen pendidikan yang ada di Indonesia, mereka akan menawarkan beberapa perguruan tinggi yang ada diluar. Kita tidak langsung percaya karena belum tahu kondisi yang sebenarnya dari universitas itu, jangan sampai menyia-nyiakan perguruan tinggi di Indonesia, ternyata di luar negeri justru lebih parah. Memang terkadang promonya yang luar biasa, membuat anak-anak menjadi tergiur. Untuk itu kita minta bantuan ke orang tua alumni. Mereka sudah punya pengalaman menyekolahkan anaknya ke luar negeri,. Di sekolah dinamakan komite Perturi (Perhimpunan Orang Tua Siswa Karangturi). Dari mereka bisa memberikan informasi yang valid tentang universitas yang diinginkan.

Dalam wawancara dengan guru BK 1 menyatakan bahwa:


(22)

…Pencarian narasumber perguruan tinggi dengan mengirim proposal ke perguruan tinggi yang dituju, melalui email. Sudah ada kontak dengan perguruan tinggi yang diminati anak. Pelaksanaannya butuh waktu antara satu hingga dua bulan untuk menghubungi narasumber. Sekarang, justru dari perguruan tinggi yang aktif menghubungi dan pesan tempat untuk ikut expo

di Karangturi...

Wawancara dengan siswa SMA Karangturi (SK) menyatakan bahwa education expo bagi mereka sangat membantu untuk lebih mudah mencari informasi tentang dunia perkuliahan di dalam negeri maupun luar negeri. Namun, tidak semua stan yang ada dalam

education expo dapat menarik minat siswa-siswi ini, masih ada dari siswa-siswi hanya melihat-lihat stan-stan yang mereka anggap menarik bagi mereka dan

recomended untuk melanjutkan pendidikan di universitas tersebut.

Sedangkan wawancara dengan salah satu mitra perguruan tinggi, disini adalah Unika Soegijapranata merupakan mitra education expo dari SMA Karangturi dan telah menjadi mitra expo SMA Karangturi. Untuk

education expo Unika Soegijapranata hanya memenuhi panggilan sekolah untuk mengisi education expo

tersebut, selebihnya pihak Unika Soegijapranata hanya meminta kepada sekolah untuk memberikan presentasi mengenai program yang ditawarkan. Unika Soegijapranata mulai aktif untuk mengisi undangan

education expo di berbagai SMA terutama di kota Semarang sejak tahun 2004 hingga sekarang. Dalam hal ini, Unika Soegijapranata sebagai universitas


(23)

swasta menyadari bahwa pihaknya bukan sebagai pilihan utama para lulusan SMA namun tetap membutuhkan mahasiswa sebagai aset penting serta sumber dana, oleh karena itu pihaknya dengan aktif mengisi education expo di berbagai SMA. Di sisi lain Unika Soegijapranata tetap mengoptimalkan sarana prasarana serta mengoptimalan dalam menyalurkan lulusannya.

Strategi yang lain adalah sasaran dari program

education expo ini. Sudah disampaikan sebelumnya bahwa sasaran dari program kegiatan education expo

ini adalah khusus kelas XII. Penyataan ini menurut wawancara penulis dengan koordinator guru BK, Koordinator Humas, serta guru BK sendiri, termasuk siswa dan mitra perguruan tinggi juga menyatakan hal sama. Alasannya karena waktu, targetnya kegiatan untuk kelas XII, jadi kalau melayani kelas X dan XI secara detail maka akan keteteran, dan biasanya mereka yang menjaga stan hanya dua orang. Namun begitu, tetap kelas X dan XI juga mendapat informasi walau tidak sedetail kelas XII.

Hasil wawancara penulis dengan salah satu mitra perguruan tinggi, disini adalah Unika Soegijapranata menyatakan :

…Dalam presentasi program universitas memang dikhususkan untuk kelas XII karena target dari presentasi ini adalah kelas XII. Untuk kelas X dan XI pemberian informasi diberikan melalui stan yang ada ataupun pada sesi tersendiri. Pihak Unika Soegijapranata tetap memperhatikan untuk memberi informasi kepada kelas X dan XI untuk mengajak para siswa lebih memperhatikan


(24)

mengenai masa depan mereka. Selain itu, keuntungan dari presentasi terhadap kelas X dan XI adalah mempersiapkan siswa kelas tersebut karena di Unika Soegijapranata menawarkan beasiswa prestasi yang dinilai dari kelas X dan XI, sehingga siswa tetap dapat menempuh studi perguruan tinggi dengan biaya yang murah…

Dalam wawancara dengan guru BK 2 (GBK 2) menyatakan bahwa

…Kelas X dan XI tidak diberi tugas karena apabila

diberi tugas pihak universitas malah meladeni anak-anak yang memiliki tugas. Sasaran utama dalam expo ini adalah kelas XII. Mereka datang dengan orang tuanya sekalian konsultasi. Pernyataan ini didukung oleh salah satu siswa kelas XI menyatakan bahwa guru tidak memberi tugas apapun, hanya diminta untuk melihat dan berpartisipasi. Kelas X yang diberi tugas untuk

membuat laporan…

Pernyataan ini juga didukung oleh koordinator guru BK (Ko.BK) yang menyatakan bahwa sasaran utama education expo adalah anak kelas XII. Anak kelas X dan XI tetap dijadwalkan berkunjung ke stan-stan perguruan tinggi. Mereka wajib mengikuti, Sistemnya, guru Bahasa Indonesia menginstruksikan para murid untuk membuat laporan karya tulis kunjungan itu. Dengan demikian, mau tak mau mereka harus hadir. Setiap tahun, diadakan penggiliran kelas X atau kelas XI yang berkunjung. Semua itu bukan tanpa landasan, evaluasi menjadi patokan utama. Dengan demikian, siswa kelas X memiliki wawasan lebih jauh. Bergiliran diberi tugas mengerjakan laporan. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan. Supaya kelas X mempunyai wawasan lebih jauh. Untuk mengetahui kehadiran anak-anak, dibuat


(25)

semacam buku untuk tandatangan di stan yang mereka kunjungi. Apabila siswa tidak berkunjung, tidak mengerjakan, kemungkinannya kecil. Siswa sudah terpaku untuk mengerjakan tugas karena ada nilai yang harus didapatkan. Di Karangturi juga dibentuk karakter untuk disiplin, apabila tidak mengerjakan, guru pelajaran akan lapor ke guru BK untuk ditindaklanjuti.

Strategi pelaksanaan berikutnya adalah kelengkapan, sarana dan prasarana serta materi yang mendukung dalam kegiatan education expo ini. Dalam wawancara dengan guru BK 3 (GBK 3) menyatakan bahwa

…Setelah proposal diajukan ke mitra atau

perguruan tinggi, pihak narasumber akan menghubungi pihak sekolah bila menyetujui. Ada sekitar empat puluh booth. Pihak sekolah sudah menentukan pengaturannya. Jika di sekolah, diadakan di aula. Ukuran stan 3 x 2,5, meja 2 dan kursi 4. Barang-barang pendukung ada juga yang pinjam. Stan tersebut dirasa tidak kekecilan karena sebatas konsultasi. Ada denah dan jam berkunjung yang memudahkan pengunjung yang hadir. Ada jadwal supaya pengunjung nyaman. Sekolah mengundang mitra/perguruan tinggi agar stan

tidak kosong…

Pernyataan didukung oleh koordinator guru BK. Dalam wawancara dengan penulis menyatakan bahwa untuk masalah ketercukupan ruang aula, maka dipakailah koridor bawah. Pihak sekolah akan mengupayakan sebaik mungkin untuk pihak perguruan tinggi yang telah mendaftar. Meskipun, lokasi stan tidak terkumpul jadi satu di aula, tetapi


(26)

tetap ramai dikunjungi. Sarana dan prasarana

education expo tentunya berasal dari sekolah. Pihak perguruan tinggi juga memberikan kontribusi ke sekolah, termasuk konsumsi.

Akan tetapi jika kegiatan expo ini dilaksanakan diluar, seperti pada tahun 2013 dilaksanakan di Mall Paragon, maka kelengkapan sarana prasarana dari pihak Paragon, tetapi pihak sekolah tetap membantu, dan ada aturan yang harus dipatuhi, misalnya konsumsi ada tempat sendiri. Dalam penyelenggaraan di Mall Paragon, pihak sekolah juga menggunakan jasa

event organizer.

Menurut wawancara dengan Koordinator Humas menyatakan bahwa

…Dari sisi panitia expo di mall dianggap lebih memudahkan panitia dari segi sarana prasarana, karena sarana prasarana di mall dianggap lebih lengkap dibandingkan sarana prasarana di sekolah. Selain itu panitia juga tidak perlu memfasilitasi sekolah lain untuk datang ke expo yang diadakan di sekolah, karena apabila diadakan di mall lebih terbuka dan dapat dapat dijangkau dengan mudah oleh siswa sekolah lain ataupun masyarakat….

Materi disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Hasil wawancara penulis dengan koordinator BK menyatakan bahwa sebelumnya para siswa sudah berbicara ke guru BK tentang apa yang mereka inginkan, tetapi hal ini ditargetkan kelas XII. Kemudian sekolah memfasilitasi perguruan tinggi yang mereka inginkan. Materi yang disampaikan adalah ulasan tentang perguruan tinggi, kehidupan dan berbagai macam hal di dalamnya. Durasinya 20 menit.


(27)

Apabila di dalam kegiatan education expo presentasi perguruan tinggi melebihi durasi saat pemaparan, dan masih butuh waktu presentasi lagi maka diberi kesempatan pada jam BK di kelas lain kesempatan setelah kegiatan education expo selesai. Hal itu tidak dipermasalahkan lantaran untuk memberi variasi layanan BK pada jam BK di kelas, sehingga tidak hanya diisi guru BK.

Menurut mitra perguruan tinggi (Unika Soegijapranata) menyatakan bahwa

…tiap sekolah mempunyai penawaran yang berbeda tergantung fasilitas yang diberikan, sebagai contoh ada yang memberi fasilitas stan-stan ataupun presentasi secara langsung ke tiap-tiap kelas. Untuk di SMA Karangturi sendiri, presentasi dilakukan langsung kepada siswa kelas 12 yang dikumpulkan dalam satu ruangan, namun dibagi per permintaan

yakni IPA dan IPS…

Dari Guru BK 1 menyatakan bahwa muatan dari materi presentasinya adalah tentang jurusan, mempromosikan jalur prestasi, pendaftaran mulai kapan, syarat masuk, serta penjualan formulir pendaftaran tentang perguruan tinggi.

Dalam wawancara penulis dengan koordinator guru BK juga menyatakan bahwa

…expo harus melalui tahap pendataan dan penjadwalan. Awalnya pernah menggunakan teknik anak mau masuk stan perguruan tinggi mana saja. Sayangnya, justru membuat ada stan yang kosong. Perkara antusiasme, kembali lagi pada minat siswa. Dengan waktu yang relatif pendek dan stan perguruan tinggi yang jumlahnya banyak, maka anak-anak harus didata terlebih untuk menyesuaikan kuota yang ada.


(28)

Menurut guru BK 1 menyatakan bahwa awalnya dilakukan pembentukan panitia, pembagian seksi-seksi bagian, pelaksanaan, serta pembubaran. Kemudian, mengundang mitra sekolah lain yang letaknya dekat dengan SMA Karangturi seperti: SMA 3, SMA 10, dan SMA 5. Biasanya diadakan lomba-lomba untuk memeriahkan acara. Lomba-lomba itu juga diselenggarakan agar pengunjung datang sekaligus untuk datang ke expo. Pelaksanaan lomba tertulis diadakan di ruangan. Dalam lomba juga dibagi brosur. Brosur dan baleho juga disebarkan di jalan, dilaksanakan 2 minggu sebelum pelaksanaan. Luas stan 3x2,5 perblok. Diberikan undangan untuk orang tua dan menawari mitra SMA. Berbeda dengan Waka Humas menyatakan bahwa belum ditemukan cara pelaksanaan yang efektif, semua yang ditempuh ada kelebihan dan kekurangan.

Hal penting berikutnya yang mendukung pelaksanaan education expo adalah mengenai anggaran atau sumber biaya. Karena tanpa anggaran/sumber biaya, pelaksanaan education expo

tidak akan terlaksana. Besar kecilnya anggaran tergantung dari tempat yang digunakan beserta fasilitasnya. Jika menggunakan tempat pelaksanaan di sekolah akan berbeda biayanya dengan di luar, seperti pelaksanaan di mall Paragon. SMA Karangturi pada tahun 2013 melaksanakan education expo di mall Paragon, untuk tahun 2011, 2012 dan tahun sebelum-sebelumnya dilaksanakan di sekolah.


(29)

Dalam wawancara penulis dengan Koordinator Humas Karangturi menyatakan bahwa

…anggaran dana acara edu expo ini berasal dari sponsor dan kontribusi perguruan tinggi peserta

expo. Di sini peserta expo membayar kontribusi untuk menyewa stand expo di Paragon, kisaran kontribusi ini antara 10-14 juta rupiah. Kisaran harga kontribusi ini berbanding dengan sasaran dari expo ini. Selain itu, pengelolaan dana ini juga digunakan untuk meminjam sarana-prasarana, namun saat di Paragon panitia terbantu karena semua sarana prasarana sudah disediakan oleh pihak Paragon, sedangkan di sekolah semua sarana prasarana disiapkan oleh panitia….

Pernyataan ini didukung oleh guru BK 2, dalam wawancara penulis dengan guru BK 2 menyatakan bahwa biaya sepenuhnya dari perguruan tinggi mitra yang menyewa stan, kemudian dipinjamkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk expo, misalnya sewa pengeras suara. Pernyataan yang sama juga dari koordinator Pernyataan yang sama juga dari koordinator guru BK 1 bahwa yang nenanggung biayanya adalah perguruan tinggi yang menyewa stan.

4.3.3. Aspek Proses (Process)

Dalam aspek proses ini mencakup tiga hal yaitu

pertama, identifikasi proses pelaksanaan yang meliputi: kesiapan panitia dan mitra yang diundang, strategi yang digunakan, metode pelaksanaan, media pelaksanaan, penyampaian materi. Kedua, keterlaksanaan program, meliputi penggunaan media, metode, ketepatan waktu pelaksanaan, penggunaan tempat, keaktifan peserta, penilaian hasil kegiatan.


(30)

Ketiga, informasi perbaikan program, meliputi: hambatan, perbaikan dan pengembangan.

Proses pelaksanaan kegiatan education expo di dalam area sekolah (di aula sekolah) dengan di luar sekolah (mall Paragon) berbeda dalam hal kepanitiaan yang terlibat mengurus kelengkapan sarana prasarana, strategi penyampaian materi/ceramah, metode termasuk media juga berbeda, disamping biaya juga berbeda. Pada tahun 2013, education expo SMA Karangturi dilaksanakan di mall Paragon, tahun sebelumnya yaitu tahun 2011 dan 2012 dilaksanakan di sekolah. Alasan diadakan di mall Paragon karena mall Paragon merupakan pusat perbelanjaan paling ramai di Semarang sehingga bisa dimanfaatkan untuk promosi sekolah Karangturi sekaligus serta open house sekolah Karangturi.

Dalam wawancara penulis dengan guru BK 1 mengatakan:

Saat pelaksanaan di Paragon terhitung besar acaranya, sehingga melibatkan dari berbagai segmen seperti humas, yayasan, dan guru SMA sendiri. Pada saat penyelenggaraan di sekolah, semua guru terlibat. Dibentuk kepanitiaan atau berbagai seksi yang mengurus masing-masing.

Pernyataan ini didukung oleh Koordinator Humas Karangturi menyatakan bahwa

Dalam acara edu expo ini, bagian Humas berperan penting mengelola kegiatan ini seperti persiapan dan pengelolaan. Pada saat edu expo ini diadakan di mall Paragon, panitia intinya dari pihak Humas dengan dibantu guru dari berbagai jenjang pendidikan, yakni TK-SMA dan bagian kesiswaan (OSIS).


(31)

Karena Karangturi merupakan yayasan dari TK samapai SMA dan Humas yang berjumlah 4 personil yang ada di Karangturi itu merupakan humas yayasan, bukan humas SMA, jadi jika kegiatan melibatkan Humas berarti melibatkan yayasan. Dari sisi kepanitiaan education expo di mall Paragon dianggap lebih memudahkan panitia dari segi sarana prasarana, karena sarana prasarana di Paragon lebih lengkap dibandingkan di sekolah. Selain itu, panitia juga tidak perlu memfasilitasi sekolah lain untuk datang ke education expo yang diadakan di sekolah, karena apabila diadakan di mall lebih terbuka dan dapat dijangkau dengan mudah oleh siswa sekolah lain ataupun masyarakat.

Jika dilihat dari stan yang ada dan pengunjung, antara di mall Paragon dengan di aula sekolah berbeda. Hasil wawancara dengan siswa Karangturi (SK) menyatakan

Saat pelaksanaan di Paragon stannya sedikit, sekitar 30 an stan dan pengunjungnya banyak dari siswa SMA Karangturi ataupun siswa SMA lain, serta masyarakat umum. Jika dilaksanakan di sekolah yaitu di aula, stannya bisa lebih banyak sekitar 50an stan dan pengunjungnya tidak terlalu banyak, hanya mencakup siswa SMA dan orang tua yang diundang serta siswa SMA lain yang diundang sekolah.

Menurut koordinator Guru BK menyatakan bahwa jika education expo dilaksanakan di sekolah memang sangat minim pesertanya, tetapi stannya banyak. Pihak sekolah justru lebih condong dan senang diadakan di sekolah karena siswa dapat lebih fokus


(32)

bertanya informasi tentang perguruan tinggi dengan bergiliran. Disamping itu, pihak guru akan memaksimalkan fasilitas yang ada seperti AC agar tidak sumpek sehingga suasana aula lebih kondusif dan nyaman untuk siswa. Guru tidak harus berjaga bergilir karena sesuai jam kerja. Tetapi berbeda apabila education expo itu dilaksanakan di mall Paragon. Pengunjung dari masyarakat umum lebih banyak. Akan tetapi, siswa justru tidak fokus dalam bertanya informasi perguruan tinggi. Disamping itu sekolah harus menyediakan bus sekolah untuk ke stan pameran. Guru atau panitia, juga harus berjaga bergilir dari pagi hingga malam. Menurut Koordinator Humas juga menyatakan:

Justru kalau di mal Paragon, kita harus berjaga bergiliran disamping harus mengutus siswa untuk mengetahui situasi expo yang ada di mall Paragon, apakah sepi pengunjung atau tidak. Jika sepi pengunjung maka kita menghadirkan beberapa siswa kesana secara bergiliran. Berbeda jika di sekolah, kita langsung bisa melihat situasi yang ada. Jika dilihat dari segi waktu pelaksanaan juga berbeda. Di mall Paragon jam pelaksanaannya lebih lama dari jam 09.30 pagi hingga malam jam 21.30. Jika di aula sekolah menyesuaikan jam sekolah dari pagi jam 10.00 hingga jam 15.00. Menurut Koordinator Humas Karangturi, kegiatan education expo rutin diadakan tiap bulan September. Dalam pelaksanaannya, selain menyesuaikan jam/waktu siswa yang tidak mengganggu jam belajar siswa, pihak Karangturi juga berkoordinasi dengan sekolah lain


(33)

yang ada di Semarang. Koordinasi dengan sekolah lain di kota Semarang dilakukan untuk menghindari jadwal yang berbenturan dengan sekolah lain. Selain itu dalam penentuan waktu penyelenggaraan harus mendapat ijin dari berbagai jenjang sekolah yang ada dalam kompleks sekolah Karangturi.

Pernyataan ini juga didukung oleh koordinator guru BK menyatakan bahwa pelaksanaan edu expo disesuaikan dengan kebutuhan siswa, tidak mengganggu jam belajar siswa, dilaksanakan pada hari Jumat-Sabtu, rutin bulan September atau Oktober tiap tahun. Dari wawancara penulis dengan siswa, menyatakan hal yang sama tentang waktu pelaksanaannya.

Pada proposal program education expo

dijelaskan adanya berbagai kegiatan meliputi: pameran pendidikan tinggi baik dari universitas negeri, universitas swasta nasional, dan universitas internasional; adanya presentasi perguruan tinggi, ada bazar dan lomba-lomba akademik, serta simulasi TOEFL-IELTS.

Hasil wawancara penulis dengan siswa SMA Karangturi menyatakan bahwa banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa-siswi SMA Karangturi seperti menghadiri ceramah bagi siswa-siswi kelas XII atau lebih tepatnya sosialisasi tentang education expo

tersebut, ikut memeriahkan acara tersebut dengan datang ke stan-stan yang disediakan di mall Paragon yang didampingi oleh orang tua mereka. Bagi


(34)

murid-murid, education expo sangat membantu mereka untuk lebih mudah mencari informasi tentang dunia perkuliahan di dalam negeri maupun luar negeri. Pernyataan ini didukung oleh koordinator guru BK 2

Materi ceramah disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Materi yang disampaikan adalah ulasan tentang perguruan tinggi, kehidupan dan berbagai macam hal di dalamnya. Materi ini ditujukan untuk siswa SMA kelas XII

Untuk kelancaran dan kesuksesan kegiatan ini tidak hanya memerlukan peran dari salah satu pihak saja namun dari beberapa pihak, misalnya guru BK. Dalam pelaksanaan education expo ini guru BK membantu menjadi penghubung pihak perguruan tinggi dengan sekolah. Guru BK mengatur jadwal presentasi. Guru BK juga membimbing para siswa untuk bertanya jurusan apa yang paling diminati pada masing-masing universitas, apa yang seharusnya mereka lakukan agar memperoleh informasi dengan sebaik-baiknya. Guru BK banyak terlibat karena kegiatan education expo, adalah salah satu dari program BK. Namun, kepanitiaan melibatkan seluruh personil sekolah. Disamping itu, menurut Koordinator Humas Karangturi (Ko.H) menyatakan :

Acara edu expo ini sangat mengharapkan dukungan orang tua karena orang tua memegang peranan penting dalam studi siswa. Pihak yayasan juga sangat mendukung hal ini karena kegiatan dianggap dapat meringankan beban siswa dan orang tua.

Untuk siswa-siswi kelas X mereka tidak hanya dituntut untuk datang dan meramaikan acara itu, namun mereka juga diwajibkan membuat laporan


(35)

tentang kegiatan educaition expo yang telah diikuti. Laporan berupa tentang Perguruan Tinggi yang di dalamnya meliputi, status, biaya kuliah, jurusan-jurusan yang ada dalam PT tersebut dan sebagainya. Bagi sebagian siswa, narasumber dan informasi dari kegiatan ini tidak semua sesuai dengan kebutuhan mereka karena kurang lengkapnya stan universitas yang ada di education expo namun bagi siswa yang lain ini sangat membantu karena mereka tidak hanya mendapat informasi secara lisan namun juga secara tertulis dengan mendapatkan buku, brosur, dll. Acara ini bersifat bebas artinya mereka diberi kebebasan untuk bertanya sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan mereka, tidak ada nilai keaktifan yang menjadi kriteria dalam acara tersebut, tidak ada tanda bukti bahwa kita sudah mengunjungi stan mana saja. Publikasi untuk suatu acara itu sangat diperlukan dan penting dalam education expo ini mereka menggunakan media sosial (BBM, Twitter, Fb) lalu banner, spanduk, lalu media elektronik lainnya.

Hasil wawancara dengan guru BK 1 menyatakan:

Hambatan pelaksanaan edu expo misalnya stan terkadang sepi. Lokasi yang dekat jalan besar, maka suara dari bis-bis kerap menganggu. Aula yang bolong-bolong menyebabkan AC tidak terasa, sehingga panas dan gerah. Tempat seringkali tidak mendukung. Dari warga sekolah mendukung secara positif. Dari siswa juga bertisipasi aktif, digilir.

Pernyataan senada juga disampaikan oleh Koordinator Humas (Ko.H) berikut.


(36)

Dalam pelaksanaan edu expo di mall Paragon mendapatkan keluhan dari perguruan tinggi peserta expo karena dianggap suasana mall kurang mendukung dalam mempromosikan perguruan tinggi tersebut, namun di sisi lain pengunjung dari

expo tersebut bervariasi tidak hanya siswa dari Karangturi tetapi ada juga siswa dari sekolah lain. Disamping itu edu expo di Paragon lebih sedikit stannya. Jika di sekolah, stan banyak, pengunjung juga ramai dari siswa dan ortu siswa, serta siswa sma lain, namun ada kendala juga yaitu bising karena dekat jalan raya. Disamping itu, sekolah harus mencari waktu yang tepat dalam penyelenggaraan karena kompleks sekolah yang satu lokasi dengan SMP sehingga rancangan waktu penyelenggaraan harus tepat dan tidak menggangu jam belajar-mengajar SMP. Dalam penentuan waktu penyelenggaraan juga harus mendapat ijin dari berbagai jenjang sekolah yang ada dalam kompleks sekolah Karangturi.

Menurut mitra Unika Soegijapranata dan Udinus, penyelenggaraan education expo SMA Karangturi di Paragon, cukup menguntungkan dari segi target pengunjung yang lebih besar dari education expo sebelumnya. Pada education expo yang di selenggarakan di Paragon ini pengunjung tidak hanya dari siswa Karangturi tetapi juga masyarakat di kota Semarang. Di sisi lain terdapat kelemahan dari penyelenggaraan education expo di mall Paragon yaitu mitra atau peserta dari perguruan tinggi lebih sedikit, tetapi menurut pihak Unika Soegijapranata hal ini tidak mengurangi animo masyarakat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai program yang ditawarkan Unika Soegijapranata. Di sisi lain animo


(37)

siswa Karangturi dalam mengikuti education expo di dalam sekolah cukup tinggi

4.3.4. Aspek Hasil (Product)

Dalam aspek hasil ini mencakup penilaian hasil capaian yang meliputi evaluasi program dan tindak lanjut, serta interpretasi keunggulan dan kelemahan program. Sesuai dalam proposal education expo

Karangturi bahwa penyelenggaraan kegiatan expo pendidikan ini diharapkan dapat memberikan informasi sedalam-dalamnya tentang pendidikan tinggi kepada siswa baik pendidikan tinggi di dalam negeri ataupun di luar negeri.

Hasil wawancara dengan siswa menyatakan bahwa acara education expo ini diharapkan bisa membekali siswa-siswi pengetahuan tentang universitas pilihan mana yang mereka inginkan, serta kegiatan education expo dapat berlanjut di setiap tahunnya dengan kegiatan yang jauh lebih baik, baik dari segi peserta yang jumlahnya lebih banyak dan diikuti oleh universitas favorit, bagus, berkualitas dan memiliki syarat tertentu menjadi peserta dalam

education expo. Misalnya dengan memberikan angket untuk siswa agar memilih universitas yang menjadi peserta sesuai dengan harapan, lalu perlunya sosialisasi yang tidak hanya diperuntukan kelas XII saja namun dari kelas XI bahkan kelas X.

Pernyataan ini didukung oleh Koordinator Humas Karangturi bahwa

Telah diadakan evaluasi namun baru dari pihak perguruan tinggi peserta expo, belum dari siswa.


(38)

Evaluasi dari pihak perguruan tinggi adalah pembagian porsi presentasi dari setiap perguruan tinggi yang dianggap kurang adil, namun pihak sekolah terus mencoba memperbaiki hambatan dan kekurangan yang ada.

Menurut mitra perguruan tinggi Unika Soegijapranata dan Udinus mengatakan bahwa penyelenggaraan expo yang diadakan oleh SMA Karangturi selama ini cukup baik dan cukup memuaskan.

Saran untuk penyelenggaraan education expo di SMA Karangturi adalah untuk membuat rak tersendiri yang memuat brosur dari berbagai universitas setelah

education expo selesai sehingga siswa yang ketinggalan info pada saat education expo tetap memperoleh informasi dari brosur tersebut. Dari hasil education expo di SMA Karangturi, siswa yang mendaftar di Unika Soegijapranata cukup bervariasi hasilnya. Hal ini menurut pihak Unika Soegijapranata karena SMA Karangturi merupakan salah satu sekolah yang elit, sehingga banyak siswa yang melanjutkan studi tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Namun animo dari siswa Karangturi tetap tinggi, setidaknya lebih dari 20 siswa mendaftar di Unika Soegijapranata.

Menurut guru BK telah mengadakan evaluasi kepada siswa setelah pelaksanaan education expo, namun evaluasinya secara lesan (tidak tertulis) karena merasa sudah memiliki kebermanfaatan. Guru BK secara tidak tertulis pada saat jam layanan di kelas


(39)

menanyakan kepada siswa yaitu tentang: kegiatan

education expo yang mereka ikuti, manfaat dari kegiatan education expo, keluh kesah/ masukan siswa dengan adanya universitas belum sesuai kebutuhan atau harapan siswa.

Pada pelaksanaan education expo juga ada evaluasi ke peserta, untuk mitra perguruan tinggi diberikan angket dan untuk peserta lain melihat dari formulir yang diambil. Evaluasi dari peserta universitas yang ikut education expo secara tertulis misalnya ada kepuasan, masukan, keantuasiasme anak, pengunjung banyak, ac tidak dingin, kamar mandi terlalu jauh. Evaluasi dari peserta dirasa sudah mewakili evaluasi dari orang tua dan siswa.

Pernyataan ini didukung oleh koordinator guru BK, menyatakan bahwa guru BK telah melaksanakan evaluasi pada saat jam bimbingan di kelas, dengan menanyakan secara lesan tentang education expo yang telah dilaksanakan dan telah diikuti. Evaluasi kepada siswa secara lesan dengan tanya jawab, secara tertulis diberikan angket tetapi hanya untuk kelas XII dan tidak selalu dilaksanakan, tergantung guru BK. Disamping itu juga ada evaluasi dari peserta dari sekolah lain.

Evaluasi keberhasilan kegiatan education expo

adalah dengan mengukur jumlah pengunjung. Kriterianya adalah apabila pengunjung banyak berarti kegiatan dianggap sukses, sebaliknya apabila pengunjung sedikit dapat dikatakan kegiatan kurang


(40)

berhasil. Daftar pengunjung diketahui dengan mendata dari buku pengunjung yang telah disediakan. Setiap tahun guru BK mendata siswa-siswa kelas XII yang masuk perguruan tinggi peserta education expo. seperti tabel yang tertera dibawah ini.

Tabel 4.3. Tabel jumlah siswa yang masuk PTN/PTS Sumber :Dokumen SMA Karangturi Tahun Jumlah Siswa Yang Masuk

PTN/PTS X XI XII

2011 269 219 249 24 yang tercatat 2012 237 210 255 250 siswa 2013 248 226 238 7 yang tercatat

Laporan pelaksanaan education expo dari panitia. Sedangkan untuk laporan prosentase siswa diterima di Perguruan Tinggi mitra. Setiap tahun guru BK mendata siswa-siswa kelas XII yang masuk perguruan tinggi peserta education expo. Panitia lebih mengevaluasi pelaksanaan yang lebih berdampak pada peserta. Akan tetapi evaluasi yang langsung ke siswa, misal data anak diterima dan masuk di PT mana, adalah tugas guru BK yang membuat laporan. Pendataan rutin dilakukan dengan merekap data dari angket yang disebar ke siswa klas XII pada semester lima, tetapi untuk menganalisis tidak rutin dilakukan. Ada panduan yang tertulis, agar informasi dari anak lebih terarah. Anak juga bisa datang ke ruang BK tanpa dipanggil untuk mendapat informasi supaya tidak bingung masuk perguruan tinggi. Belum ada


(41)

program kelompok yang dikhususkan untuk menindak lanjuti siswa yang masih kebingungan. Hal ini dikarenakan banyaknya kesibukan dan pekerjaan pihak-pihak di Karangturi. Belum ada laporan evaluasi secara detail dan administrasi dari mitra dan siswa. Menurut Koordinator Humas Karangturi, keunggulan dari kegiatan education expo ini adalah:

Memberikan informasi yang lebih awal dalam memilih universitas yang akan dituju dengan tepat, sedangkan untuk orang tua akan merasa lebih tenang dengan kepastian kelanjutan studi putra-putrinya.

Keunggulan lainnya adalah terjalinnya hubungan yang baik antara pihak sekolah dengan perguruan tinggi yang menjadi peserta Setiap tahun guru BK mendata anak-anak kelas XII yang masuk perguruan tinggi peserta education expo.. Tindak lanjut dari kegiatan education expo adalah adanya angket yang menyatakan siswa telah diterima di perguruan tinggi yang dituju. Rencana kedepannya untuk pelaksanaan acara education expo adalah merubah konsep penyelengaraan acara yang akan kembali diadakan di sekolah karena dianggap lebih efektif bagi perguruan tinggi untuk mempresentasikan dan mempromosikan kampus mereka, selain itu apabila diadakan di sekolah lebih menghemat waktu dan biaya yang dibutuhkan. Di sini peran guru BK juga dibutuhkan untuk mencatat track record siswa dalam memilih perguruan tinggi.


(42)

Memberikan informasi secara dini kepada siswa dalam memilih perguruan tinggi sesuai minat dan bakat serta kemampuan siswa. Tindak lanjut dari evaluasi tertulis maupun lisan adalah mengulang kembali materi perguruan tinggi A, B, C, dst secara umum.

Catatan di dalam pelaksanaan evaluasi

education expo hanya secara teknik, bukan ke anak secara langsung. Evaluasi yang didapat misalnya tentang hal umum, tidak dibacakan. Kalau ada evaluasi yang berbeda, maka dibacakan ke forum. Diagendakan untuk membenahi tempatnya, namun aula yang digunakan untuk olahraga tetap tidak bisa mengakomodasi AC menjadi stabil dingin. Ada harga ada rupa untuk menyewa partisi, meja, kursi, AC, konsumsi, dll. Kalau di SMA lain, expo diadakan di kelas. Di paragon baru coba-coba, ternyata mahal dan tidak sebanding dengan keuntungan.

Menurut koodinator guru BK menyatakan hal yang sama juga bahwa setiap tahun guru BK mendata anak-anak kelas XII yang masuk perguruan tinggi peserta education expo adalah memberi informasi pendidikan tinggi kepada siswa. Hal yang harus dibenahi adalah dari kerutinan sisi evaluasi. Belum tentu siswa mendapat pencerahan ketika mendapat informasi dari banyak perguruan tinggi. Keefektifan Setiap tahun guru BK mendata anak-anak kelas XII yang masuk perguruan tinggi peserta education expo. juga harus dipertanyaan. Melibatkan siswa kelas X dan kelas XI sesuai tujuan di proposal Setiap tahun


(43)

guru BK mendata anak-anak kelas XII yang masuk perguruan tinggi peserta education expo, karena siswa kelas X dan kelas XI butuh informasi dari awal. Terkadang dari pihak perguruan tinggi tidak melayani pertanyaan dari kelas X dan kelas XI.

Sedangkan education expo open house,

kelebihannya adalah banyak pengunjung yang datang dari masyarakat umum, namun masalah biaya yang mahal. Belum ada evaluasi tertulis dari sisi manfaat ke orang tua. Pihak sekolah juga mengarahkan orang tua untuk antusias membimbing anak menuju masa depan yang cerah. Adanya sosialisasi education expo

ke orang tua melalui surat saat penerimaan rapor, dilampiri daftar perguruan tinggi. Media sosialisasi ke masyarakat melalui spanduk dan media-media.

4.4. PEMBAHASAN

Berdasarkan penjelasan hasil penelitian diatas, maka ketegorisasi proses dan hasil evaluasi program education expo dapat diuraiakan dibawah ini.

4.4.1. Evaluasi Konteks (Context Evaluation)

Evaluasi konteks dilakukan untuk mengetahui apakah program yang disusun sesuai dengan kebutuhan siswa. Dalam evaluasi konteks mendefinisikan konteks program yang dilaksanakan, mengidentifikasi kebutuhan semua individu yang terlibat dalam program, mendiagnosis hal-hal yang mendasari kebutuhan dan mendesain tujuan program. Evaluasi konteks ini mencakup evaluasi terhadap


(44)

program kegiatan education expo (motif kegiatan, pengertian topik kegiatan, tujuan atau hasil yang diharapkan), identifikasi kebutuhan individu dan lingkungan, manajemen program serta personil yang terlibat dalam kegiatan dan peranannya masing-masing.

Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi terfokus dengan responden dapat disimpulkan bahwa program education expo di SMA Karangturi ini merupakan salah satu aplikasi dari program BK yang diselenggarakan tiap tahun sejak tahun 1997. Program

education expo dilaksanakan karena adanya kebutuhan siswa yang ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi baik dalam maupun luar negeri, disamping juga dikarenakan kebutuhan sekolah dalam meningkatkan prestasi sekolah. Jadi program ini dapat merupakan jembatan antara siswa dengan Perguruan Tinggi, dimana siswa dapat mencari referensi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Disamping itu dapat membantu orang tua mempersiapkan kebutuhan kuliah anaknya jika berkuliah di Perguruan Tinggi yang mereka inginkan, serta membantu perguruan tinggi mensosialisasikan diri tentang program-program unggulan mereka kepada calon mahasiswa.

Definisi kontek education expo dalam kontek topik kegiatan difahami oleh siswa, guru, ortu dan mitra. Pemahaman mereka bervariatif. Pemahaman guru BK, Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah memahami


(45)

jelas topik dari kegiatan education expo. Demikian juga urusan humas yang terlibat langsung dalam perumusan kegiatan ini. Tetapi pemahaman yang bervariatif muncul dari guru-guru dan siswa yang tidak terlibat langsung maupun mereka yang hanya menerima manfaat dari program kegiatan ini. Mereka memahami topik tetapi tidak bisa menyebutkan secara jelas apa topik kegiatan education expo tahun 2014 dan siapa penggagas munculnya topik tersebut.

Sementara dalam aspek identifikasi kebutuhan individu dan lingkungan adalah pertama Kebutuhan individu siswa untuk mengambil keputusan, tergambarkan tetapi belum di rumuskan dalam dokumen laporan assessment kebutuhan sekolah. Kebutuhan siswa ini didapatkan oleh guru melalui komunikasi tidak terstruktur, secara lesan dan dimatangkan dalam rapat terbatas antara guru BK dan pimpinan sekolah. Belum diselenggarakan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan gambaran utuh kebutuhan siswa/sekolah dalam kegiatan education expo. Termasuk kegiatan asssessment yang terstruktur sehingga hasilnya bisa dijadikan rujukan landasan kegiatan. Kedua, Kebutuhan lingkungan masyarakat dan orang tua, juga belum dikenali. Tetapi kebutuhan mitra (universitas) sudah diidentifikasi meskipun masih terbatas pada informasi umum.

Dalam aspek tujuan diselenggarakan education expo dirumuskan oleh panita yang dibentuk oleh sekolah. Meskipun demikian siswa, guru, ortu dan


(46)

mitra mengaku memahami tujuan dari education expo

ini. Pemahaman meraka adalah kegiatan edu expo

untuk memberikan informasi bagi siswa SMA Karangturi yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan tinggi yaitu ke universitas. Pemahaman ini mereka dapatkan dari informasi mulut ke mulut bukan dari membaca brosur atau pamflet yang disediakan oleh panitia penyelenggara. Meski demikian, mereka rata-rata merasa cukup mendapatkan informasi atas kegiatan education expo ini. Sementara pihak luar (mitra sekolah), memahami tujuan edu expo dari proposal kegiatan yang dikirimkan oleh sekolah dalam bagian dari pengajuan kerjasama oleh sekolah SMA Karangturi.

Dilihat dari evaluasi tujuan program, telah sesuai dengan teori Badrujaman , yang menyatakan bahwa orientasi utama dari evaluasi tujuan program adalah untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan peserta didik dan juga untuk menyediaka. (Badrujaman, 2011). Karena obyek yang dituju adalah siswa maka tujuan dari program kegiatan education expo sendiri adalah: (1) Memberikan peluang kepada siswa Sekolah Menengah Atas agar mengetahui berbagai informasi tentang Perguruan Tinggi demi masa depan siswa, (2) Memberikan informasi perkembangan dunia Perguruan Tinggi dan dinamika dalam bentuk-bentuk pelayanan pembelajarannya, (3) Memberikan bimbingan kepada pelajar untuk menentukan pilihan fakultas, jurusan, dan Perguruan


(47)

Tinggi yang tepat demi pengembangan kompetensi dimasa depan.

Dari tujuan tersebut, diharapkan siswa dapat memilih Perguruan Tinggi yang diinginkan sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan masing-masing siswa. Tujuan edu expo ini juga sejalan dengan pernyataan Graha Pena Menado pos (2013) dan dalam proposal De Britto Education Fair (2010), yang intinya adalah memberikan informasi seluas-luasnya perguruan tinggi yang diminati siswa

Sementara sasaran peserta education expo

sejak awal ditetapkan adalah pertama, peserta SMA Karangturi meliputi siswa di semua kelas, orang tua dan guru/staf sekolah. Mereka ini yang dalam perencanaan konteks dijadikan penerima manfaat secara langsung. Kedua, masyarakat luas, adalah mereka adalah siswa dan orang tua siswa dari berbagai sekolah tingkat atas yang hadir atau diundang berpartisipasi dalam kegiatan education expo

ini. Pemilihan dua sasaran ini karena merekalah yang paling membutuhkan diselenggarakannya kegiatan

education expo.

Kompetensi yang ingin dicapai pada pelaksanaan education expo adalah pemenuhan informasi perguruan tinggi yang dibutuhkan oleh siswa di dua kelompok sasaran tersebut diatas. Pemenuhan kebutuhan tersebut oleh SMA Karangturi menjadi bagian dari tugas sekolah khususnya bidang BK untuk melayani siswa mendapatkan informasi


(48)

yang lengkap tentang perguruan tinggi dan ruang lingkupnya. Pemenuhan kebutuhan ini akan membantu siswa mengambil keputusan yang tepat dalam meneruskan jenjang pendidikan perguruan tinggi.

Dalam evaluasi konteks program education expo, yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan siswa dan lingkungan agar sesuai dengan tujuan program yang ditetapkan. Berdasarkan identifikasi pengalaman kegiatan tahun lalu, maka identifikasi kebutuhan sekolah didapatkan melalui hasil wawancara responden disimpulkan bahwa identifikasi kebutuhan siswa dan lingkungan melihat dari ketidakhadiran siswa (siswa yang ijin sekolah untuk melihat perguruan tinggi yang diminati), kemudian pemberian angket untuk mengetahui perguruan tinggi mana saja yang diminati siswa, namun sayangnya angket itu hanya untuk kelas XII. Kelas X dan XI tidak diberikan angket dikarenakan sasaran utamanya adalah kelas XII. Angket itupun tidak rutin tiap tahun diberikan, padahal setiap tahun siswa tidak sama/berbeda kalaupun sasarannya hanya kelas XII. Selain itu identifikasi kebutuhan siswa dilihat dari alumni yang telah masuk di Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, ada stan perguruan tinggi yang sepi pengunjung atau dilewati, karena memang tidak diminati oleh siswa.

Sebenarnya pihak sekolah berusaha selektif dalam mengundang perguruan tinggi, tetapi


(49)

memang ada beberapa perguruan tinggi yang memaksa ikut dalam stan education expo tersebut dikarenakan merasa tidak enak dengan perguruan tinggi itu, resikonya sepi pengunjung.

Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa dalam pemilihan perguruan tinggi yang ikut stan dalam education expo belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan siswa SMA Karangturi ataupun lingkungan (pihak sekolah, orang tua, dan siswa SMA lain). Secara otomatis identifikasi kebutuhan siswa dan lingkungan belum sepenuhnya sesuai dengan kriteria keberhasilan (antara tujuan program dan kebutuhan siswa), seperti yang dinyatakan oleh Badrujaman(2011) ataupun Gysbers dan Henderson

(2006) bahwa “sebuah program dikatakan berhasil jika memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan”.

Menurut Trotter et al, (dalam Badrujaman, 2011), menyatakan bahwa identifikasi kebutuhan siswa melalui diskusi dengan siswa, guru dan orang tua, merancancang item survei, melakukan survei kebutuhan, serta membandingkan kebutuhan siswa berdasarkan evaluasi dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam program education expo

dibutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak, baik dari masyarakat di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Seperti yang dikemukakan Gysbers dan Henderson (2006) bahwa personil merupakan salah satu sumber yang ada dalam sebuah program. Dari hasil


(50)

wawancara dan diskusi kelompok dapat disimpulkan bahwa personil yang terlibat dalam pelaksanaan

education expo secara umum jelas semua terlibat baik dari seluruh siswa SMA Karangturi, pihak sekolah (semua guru dan karyawan), termasuk juga orang tua siswa. Secara khusus adalah guru BK, humas dan siswa. Karena kegiatan education expo ini adalah salah satu aplikasi dari program BK, secara otomatis guru BK terlibat penuh, disamping itu humas, yayasan, dan semua guru juga terlibat karena terhitung besar acaranya. Sebelum pelaksanaan, dibentuk panitia agar bekerja sesuai dengan tugas masing-masing dari mulai ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi (baik seksi perlengkapan, seksi dekorasi, seksi konsumsi, seksi dokumentasi dan lainnya). Adanya kepanitiaan menunjukkan keseriusan sebuah program. Karena kepanitiaan nantinya yang akan terlibat langsung dalam proses penyelenggaraan program education expo, mengidentifikasi kekurangan dan kekuatan yang dimiliki, memperbaiki kekurangan, mendiagnosis masalah sehingga dapat ditemukan solusi perbaikan, serta memberi gambaran setting program (Stufflebeam dalam Badrujaman 2011). Semua guru terlibat dalam kepanitiaan. Humas berperan penting dalam mengelola kegiatan, baik persiapan maupun pengelolaannya. Guru BK selain mengkoordinir, juga memiliki kewenangan untuk menangani presentasi dari perguruan tinggi, mengurusi penempatan dan penyaluran siswa selepas lulus. Orang tua


(51)

mendampingi dan menentukan pilihan perguruan tinggi bagi anaknya. Siswa berperan aktif dalam mencari informasi perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri.

4.4.2. Evaluasi Masukan (Input Evaluation)

Evaluasi input dilaksanakan untuk mempertimbangkan sumber daya yang ada, mengidentifikasi dan mencari tahu kemampuan atau daya dukung sistem, alternatif strategi program, desain prosedur implementasi program, pengelolaan anggaran dan penjadwalan program. Dalam program kegiatan education expo ini, evaluasi input mencakup evaluasi terhadap strategi pelaksanaan (nara sumber, sasaran, kelengkapan, dan materi), prosedur implementasinya (metode, media, langkah), dan pengelolaan anggaran (sumber biaya dan pengelolaannya).

Evaluasi input juga untuk mengetahui apakah strategi yang ditetapkan oleh panitia (pihak sekolah) dalam mencapai tujuannya sudah tepat, tentunya tidak akan terlepas dari sumber-sumber yang dimiliki. Menurut Gysbers dan Henderson (2006) menyatakan bahwa efisiensi program BK dapat diukur berdasarkan keberadaan sumber-sumber yang dimiliki oleh sekolah. Dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang dimiliki maka strategi akan lebih realistis dan didukung dengan kemampuan yang ada. Strategi pelaksanaan educatio expo meliputi nara sumber, sasaran, kelengkapan dan materi.


(52)

Dari hasil wawancara dengan guru dan siswa sebagaimana diuraikan dalam penjelasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa nara sumber (pembicara) mitra perguruan tinggi (PT) sangat penting, karena PT adalah yang dituju siswa agar mendapat informasi secara detail tentang perguruan tinggi atau universitas. Menurut Patty (2014), pembicara (nara sumber) menjadi kunci dari inti acara

education expo. Seyogyanya sebelum kegiatan, siswa sebelumnya perlu melakukan persiapan misalnya membaca bahan-bahan informasi perguruan tinggi yang diundang dan yang diminati dari sumber-sumber yang tersedia. Dengan begitu mereka akan lebih siap mengikuti acara: mendengarkan ceramah, mengajukan pertanyaan, berdiskusi, dan juga menyusun pertanyaan untuk wawancara. Menurut Sulton Masyud (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa education expo mengundang personil dari perguruan tinggi untuk memberikan penjelasan dan berdiskusi tentang keadaan dari perguruan tinggi yang bersangkutan.

Nara sumber harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sehingga perlu diersiapkan dengan matang. Dari hasil wawancara disimpulkan bahwa pencarian nara sumber atau mitra perguruan tinggi menjadi wewenang guru BK. Selain dari data channel

atau mitra jaringan yang pernah ikut stan education expo di SMA Karangturi, juga referensi dari orang tua siswa alumni. Disamping itu juga mencari informasi


(53)

lewat web internet, yaitu dengan mengirimkan email proposal ke perguruan tinggi yang dituju, kemudian setelah mendapat balasan dan ditelfon ada kesepakatan. Proses pelaksanaannya butuh waktu 1-2 bulan. Pihak sekolah berusaha selektif mungkin untuk nara sumber atau mitra perguruan tinggi, tetapi ada sebagian perguruan tinggi yang dahulu mendaftar ikut stan pada education expo, yang hal ini tidak bisa ditolak oleh pihak sekolah karena merasa tidak enak dan agar mereka mempunyai kesempatan mendekatkan diri dengan siswa. Jadi dapat diinterpretasikan bahwa pencarian nara sumber belum selektif, belum ada kriteria khusus yang bisa mengikuti education expo.

Dari aspek sasaran kegiatan education expo

adalah untuk seluruh siswa SMA baik kelas X, XI, dan XII. Dari hasil wawancara terdapat kesenjangan antara siswa, guru BK dengan mitra perguruan tinggi. Pernyataan siswa yang dikhususkan adalah siswa kelas XII yang mendapat informasi langsung secara detail tentang perguruan tinggi, sedang siswa kelas X dan XI informasinya lewat berkunjung ke stan perguruan tinggi yang diinginkan, itupun secara bergiliran dan terbatas waktu sehingga informasi lanjutan lewat guru BK sekolah. Pernyataan inipun didukung oleh mitra perguruan tinggi karena mengingat efisien waktu, yang dilayani secara detail khusus kelas XII. Dari pernyataan ini dapat diinterpretasikan bahwa sasaran belum sepenuhnya


(54)

sesuai dengan proposal education expo karena adanya kendala waktu. Seharusnya selain siswa kelas XII yang mendapatkan informasi dan dapat memilih pendidikan tinggi yang diminati (perguruan tinggi dan jurusannya), maka siswa kelas X dan XI pun dapat memperoleh informasi lebih awal mengenai perguruan Tinggi sehingga siswa lebih mantap dalam pemilihan jurusan di SMA, serta dapat merencanakan perkuliahan dalam penentuan jurusan di perguruan tinggi.

Strategi pelaksanaan berikutnya adalah kelengkapan (sarana dan prasarana) serta materi yang mendukung dalam kegiatan education expo ini. Dari hasil wawancara disimpulkan bahwa kelengkapan (sarana prasarana) disiapkan oleh panitia untuk mendukung kegiatan education expo. Kelengkapan berhubungan dengan media yang digunakan. Menurut Badrujaman (2011) bahwa media diartikan sebagai sarana fisik yang digunakan untuk menyampaikan materi sebuah program. Dalam education expo SMA Karangturi perlengkapannya meliputi ruangan stan, meja, kursi, buku tamu, buku pesan dan kesan, sound system, lampu sorot, poster, selebaran, tas souvenir, buku panduan. Pernyataan ini sesuai penelitian Cahyono (2002) bahwa penyelenggaraan pameran memerlukan perlengkapan (sarana dan prasarana) seperti: ruangan, meja, buku tamu, buku pesan dan kesan, panil (penyekat ruangan). lampu sorot, sound system, poster, selebaran.


(55)

Sementara pada bagian materi yang merupakan bagian utama dari education expo ini, maka muatan materi disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Gysbers dan Henderson (2006) bahwa materi dalam program bimbingan ditentukan dari kompetensi yang diharapkan dari program. Pernyataan ini sejalan pula dengan Badrujaman (2011), yaitu materi program dipilih berdasarkan pencapaian tugas perkembangan siswa dan tinkat permasalahan siswa. Integrasi keduanya merupakan kebutuhan siswa yang harus dilayani dalam sebuah program. Dari hasil wawancara disimpulkan bahwa materi education expo SMA Karangturi mencakup informasi tentang perguruan tinggi, jurusan, biaya kuliah termasuk biaya hidup kuliah disana, keunggulan/ fasilitas dari perguruan tinggi, serta syarat masuk kuliah. Penyampaian materi sekitar 20 menit.

Pada aspek kepanitiaan, sebelum pelaksanaan kegiatan education expo, terlebih dahulu dibentuk panitia baik ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi. Kemudian mengundang mitra sekolah lain dan mitra perguruan tinggi, serta orang tua siswa. Disamping itu mengatur anggaran, menyiapkan materi, berpartisipasi dalam pameran, serta evaluasi pelaksanaan. Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan Gebarowski (2012) yang menjelaskan langkah menyiapkan dan mengadakan sebuah pameran. Dalam education expo ini juga melalui tahap


(1)

dan hambatannya, maka usaha perbaikan dapat dilakukan. Pernyataan ini sesuai dengan Badrujaman (2011) yaitu usaha perbaikan tentunya dapat dilakukan jika guru BK memiliki cukup informasi data berkenaan dengan kelebihan dan kelemahan program yang dilakukan.

4.4.4. Evaluasi Hasil (Product Evaluation)

Evaluasi ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah produk/hasil sudah sesuai dengan tujuan program. Yang perlu dilakukan yaitu mengumpulkan deskripsi dan penilaian mengenai hasil dicapai dan membandingkannya dengan tujuan; informasi tentang konteks, input, proses; menginterpretasi nilai unggul dari program. Dalam evaluasi hasil ini mencakup penilaian hasil capaian yang meliputi evaluasi program dan tindak lanjut, serta interpretasi keunggulan dan kelemahan program. Sesuai dalam proposal education expo Karangturi bahwa penyelenggaraan kegiatan education expo ini diharapkan dapat memberikan informasi sedalam-dalamnya tentang pendidikan tinggi kepada siswa baik pendidikan tinggi di dalam negeri ataupun di luar negeri.

Penilaian terhadap hasil capaian dengan tujuan adalah: Evaluasi program masih diselenggarakan dalam bentuk pertanyaan lesan terutama pada acara kegiatan education expo yang telah dilakukan, secara lesan dan belum tertulis dalam laporan evaluasi yang baik.


(2)

Hasil kegiatan belum diukur dengan tujuan yang direncanakan pertama, produk kegiatan education expo masih merupakan kegiatan rutin yang belum dibuat prosedur evaluasinya tiap tahun. Faktor utama yang mempengaruhi adalah kegiatan evaluasi terhadap kegiatan education expo masih terbatas dan belum mendalam dengan menggunakan pendekatan analisis CIPP yang baik dan terstruktur. Oleh sebab itu, sekolah dan siswa maupun mitra kesulitan mengukur kinerja hasil dan kaitannya dengan capaian tujuan. Kedua, Sekolah kesulitan mendapatkan gambaran tindaklanjut kegiatan dan inovasi lanjutan. Karena kegiatan education expo masih belum didukung oleh gagasan kebutuhan yang terus berkembang melalui mekanisme evaluasi yang baik. Inovasi yang ada dengan mengubah kegiatan dari terbatas di sekolah (pada kegiatan education expo sebelum tahun 2014), tetapi inovasi ini sifatnya sementara .

Interpretasi keunggulan program kegiatan education expo adalah pertama, Keunggulan program education expo melibatkan SMA yang ada disekitar SMA Karangturi. Tidak mudah bagi sekolah untuk menyelengarakan kegiatan bersama, mengatur waktu yang tepat dalam kerangka rencana kerja tahunan sekolah. Apalagi melibatkan partisipasi sekolah lain. Tentu ini satu keunggulan dari kegiatan ini. Kedua, mampu menghadirkan kerjsama dengan universitas


(3)

Paragon) sehingga kegiatan ini meluas manfaatnya sampai pada tingkat kota. Ketiga, Konsistensi SMA Karangturi untuk menyelenggarakan kegiatan education expo setiap tahun sejak tahun 1997.

Dari hasil wawancara dan diskusi terfokus dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan education expo diharapkan dapat membekali siswa dengan pengetahuan tentang pendidikan tinggi (universitas dan jurusan) yang mereka inginkan, serta kegiatan ini dapat berlanjut di setiap tahunnya dengan kegiatan yang jauh lebih baik, tidak hanya diperuntukkan untuk kelas XII saja, akan tetapi kelas X dan XI juga. Pernyataan ini sesuai dengan Gysbers dan Henderson (2006) menyatakan bahwa program BK merupakan program yang diselenggarakan untuk membantu siswa mencapai tugas perkembangannya. Dalam hal ini program BK nya adalah program education expo. Namun hasil yang dicapai belum sepenuhnya sesuai dengan tujuan yang diharapkan, akan tetapi pihak sekolah akan selalu berusaha memaksimalkan agar sesuai dengan tujuan.

Dari segi konteks dapat disimpulkan bahwa kegiatan education expo ini sepenuhnya belum sesuai kebutuhan siswa dan lingkungan, terbukti masih ada stan perguruan tinggi yang kosong/sepi pengunjung dan siswa masih mencari stan PT yang mereka butuhkan, begitu juga saat kegiatan presentasi, siswa masih harus dibagi untuk mengisi ruang yang belum


(4)

ada peminatnya, agar semua ruang presentasi terisi siswa.

Dari segi input, sasaran kegiatan education expo masih terfokus pada kelas XII, dan adanya angketpun hanya untuk kelas XII, itupun tidak rutin. Untuk kelas X dan XI hanya pertanyaan lesan saja, dan pembuatan laporan hanya kelas X. Seharusnya disesuaikan dengan tujuan dari proposal awal, kegiatan education expo ini untuk selurus siswa baik kelas X, XI dan XI. Jadi sedini mungkin atau sebelum pelaksanaan education expo diadakan penyebaran angket untuk memilih perguruan tinggi mana yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan mereka. Untuk pemberian materi sebaiknya juga kelas X dan XI juga dilibatkan, tidak hanya kelas XII saja agar siswa (kelas X dan XI) lebih dini memahami informasi perguruan tinggi dan lebih mantap belajarnya untuk menuju perguruan tinggi yang diinginkan.

Dari aspek proses pelaksanaan, secara garis besar terlaksana namun masih ada hambatan-hambatannya. Hambatan dari segi kelengkapan (sarana prasarana), adanya perbaikan ruangan mengenai ventilasi ruangan jika dilaksanakan di aula sekolah. Ada kesepakatan dengan sekolah lain (satu lokasi) dengan SMA agar kegiatan education expo tidak mengganggu jam belajar siswa. Untuk lebih efektif dan efisien maka kegiatan education expo selanjutnya diselenggarakan di sekolah.


(5)

Penyelenggaran evaluasi pelaksanaan sudah dilaksanakan tetapi masih sepintas, belum menyeluruh. Dengan melihat daftar hadir pengunjung dan pertanyaan lesan dengan panitia dengan memberi angket mitra, seharusnya evaluasi pelaksanaan secara menyeluruh dan harus diadministrasikan sehingga perlu adanya angket evaluasi kepada siswa, peserta, orang tua termasuk juga guru yang terlibat. Tujuannya agar dapat segera diperbaiki kekurangan dan hambatan yang ada sehingga dapat dikembangkan kegiatan education expo tahun-tahun berikutnya.

Pada aspek kelemahan interpretasi keunggulan dan kelemahan secara manajemen program adalah pertama, kegiatan program education expo adalah belum diselenggarakan dalam siklus manajemen program yang baik sehingga terkesan kegiatan rutin dan monoton tanpa bisa diukur capainnya. Perencanaan kegiatan education expo belum disertai dengan prosedur evaluasi untuk mengukur kinerja kegiatan dan capainnya. Kedua, belum ada laporan assessment kebutuhan siswa yang berkembang tiap tahun. Sehingga dapat dikatakan semua level perencanaan telah dijalankan prosedurnya tetapi belum menyentuh substansi tujuan kegiatan education expo itu sendiri. Oleh sebab itu kelemahan mendasar yang ketiga adalah belum tersedia laporan evaluasi program education expo yang testruktur yang


(6)

mencerminkan keterkaitan yang jelas antara rencana dan tujuan kegiatan.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Education Expo Sma Karangturi Semarang Tahun 2014 T2 942012070 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Education Expo Sma Karangturi Semarang Tahun 2014 T2 942012070 BAB II

0 1 45

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Education Expo Sma Karangturi Semarang Tahun 2014 T2 942012070 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Education Expo Sma Karangturi Semarang Tahun 2014

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Education Expo Sma Karangturi Semarang Tahun 2014

0 0 125

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Pengembangan Komponen Standar Perpustakaan Sekolah Di SMA Negeri 12 Semarang T2 BAB IV

0 0 31

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Magister Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana FKIPUKSW T2 BAB IV

0 0 34

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Tiga Kepala SMP Negeri Salatiga Tahun 2014 T2 BAB IV

0 0 25

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Di SMP Negeri 2 Dempet Tahun 2014 T2 BAB IV

0 2 37

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Program Pendidikan Karakter Di SMA Kristen 1 Salatiga T2 BAB IV

0 1 26