Pengolahan Data dengan Menggunakan Algoritma Corelap

5.2.9. Pengolahan Data dengan Menggunakan Algoritma Corelap

Perhitungan algoritma Corelap menggunakan hubungan kedekatan yang dinyatakan dengan TCR Total Closeness Rating sebagai dasar perhitungannya untk memilih penempatan stasiun atau stasiun kerja. Perhitungan TCR ini dilakukan berdasarkan data kualitatif ARC yang telah disusun sebelumnya. Data ARC dikonversikan ke dalam bentuk angka dengan peringkat dasar nilai TCR yang terlihat pada Tabel 5.83. Tabel 5.83. Kode dan Nilai ARC Kode Nilai TCR A : Absolutely ImportantMutlak didekatkan 5 B : Especially ImportantSangat Penting didekatkan 4 I : ImportantPenting didekatkan 3 O : Ordinary ImportantTidak Jadi Masalah 2 U : UnimportantTidak Penting didekatkan 1 X : UndesireableTidak boleh didekatkan Setelah data ARC tesebut dikonversikan sesuai dengan nilai tersebut, maka dilakukan penjumlahan setiap baris ARC sehingga diperoleh nilai TCR-nya. Sebagai contoh perhitungan TCR untuk stasiun A dapat dilihat pada Tabel 5.84. Tabel 5.84. Perhitungan TCR untuk Stasiun A Stasiun Asal Stasiun Tujuan Kode ARC Nilai TCR 1 2 A 5 1 3 O 2 1 4 O 2 1 5 O 2 1 6 O 2 1 7 O 2 1 8 O 2 1 9 O 2 1 10 O 2 1 11 O 2 1 12 O 2 Total 25 Universitas Sumatera Utara Untuk stasiun stasiun D1 dan D2 di gabung menjadi 1 bagian serta stasiun F1, F2, F3 di gabungkan menjadi 1 bagian dan stasiun G1,G2 juga digabungkan pada bagian yang sama disebabkan karena memiliki tujuan proses yang sama. Untuk perhitungan TCR stasiun produksi yang lain dilakukan dengan cara yang sama seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.85. Tabel 5.85. Nilai TCR untuk Tiap Stasiun Produksi ij 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 A E I O U X TCR 1 A O O O O O O O O O O 1 10 25 2 A A O O O O O O O O O 2 9 28 3 O A I I E I O I O O O 1 1 4 5 31 4 O O I O I O O O O O O 2 9 24 5 O O I O I O O O O O O 2 9 24 6 O O E I I A O I O O O 1 1 3 6 30 7 O O I O O A I A O O O 2 2 7 30 8 O O O O O O I I O O O 2 9 24 9 O O I O O I A I A O O 2 3 6 31 10 O O O O O O O O A A O 2 9 28 11 O O O O O O O O O A I 1 1 9 26 12 O O O O O O O O O O I 1 10 23 Langkah-langkah pengerjaan algoritma Corelap secara manual adalah sebagai berikut: 1. Penentuan Urutan Pengalokasian a. Pilih salah satu staiun yang memiliki TCR paling tinggi. Jika terdapat dua stasiun yang memiliki nilai TCR tertinggi yang sama, pilihlah salah satu stasiun yang lebih banyak mengandung nilai A. Stasiun 3 dan 9 adalah stasiun yang memiliki nilai TCR tettinggi. Stasiun 9 di pilih karena banyak mengandung nilai A dan ditempatkan pada pusat layout. Universitas Sumatera Utara b. Stasiun berikutnya yang dialokasikan adalah stasiun yang mempunyai hubungan A atau E dengan stasiun yang telah terpilih sebelumnya. Jika terdapat beberapa stasiun, pilihlah yang mempunyai TCR terbesar. Stasiun 9 memiliki hubungan A terhadap stasiun 7 dan 10, tetapi stasiun 7 memiliki nilai TCR paling tinggi. Maka dipilih stasiun 7 untuk dialokasikan kedua karena memiliki hubungan A dengan stasiun 9 dan memiliki nilai TCR tertinggi. c. Stasiun ketiga yang dialokasikan adalah stasiun yang memiliki hubungan A dan E dengan stasiun terpilih pertama dan kedua yang memiliki nilai TCR terbesar. Stasiun 6 memiliki hubungan A terhadap stasiun 7 dan mempunyai nilai TCR tertinggi. Jadi dipilih stasiun 6 untuk dialokasikan ketiga. Demikian seterusnya. Berdasarkan langkah pengurutan stasiun diatas, maka diperoleh urutan seperti yang terlihat pada Tabel 5.86. Tabel 5.86. Urutan Pengalokasian Stasiun ij 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TCR Urutan 1 A O O O O O O O O O O 25 8 2 A A O O O O O O O O O 28 7 3 O A I I E I O I O O O 31 6 4 O O I O I O O O O O O 24 10 5 O O I O I O O O O O O 24 11 6 O O E I I A O I O O O 30 3 7 O O I O O A I A O O O 30 2 8 O O O O O O I I O O O 24 9 9 O O I O O I A I A O O 31 1 10 O O O O O O O O A A O 28 4 11 O O O O O O O O O A I 26 5 12 O O O O O O O O O O I 23 12 Universitas Sumatera Utara 2. Cara Pengalokasian Pengalokasian dilakukan dengan menggunakan metode sisi barat westernedge. Stasiun yang terpilih untuk dialokasikan pertama ditempatkan di pusat diagram kotak seperti yang terlihat pada Gambar 5.31. A B C D E F G H 9 Gambar 5.31. Diagram Penempatan Stasiun Huruf 1 ditempatkan pada sisi terbarat dari stasiun yang telah dialokasikan. Lokasi yang tepat bersebelahan dengan stasiun yang telah dialokasikan dalam arah vertikalhorisontal mempunyai bobot penuh sesuai dengan nilai kedekatan dari lokasi yang akan ditentukan dan lokasi sebelumnya. Lokasi yang tepat bersebelahan dengan stasiun yang telah dialokasikan dalam arah diagonal mempunyai bobot 0,5 x nilai kedekatan dari lokasi yang akan ditentukan dan lokasi sebelumnya. Jadi lokasi A, C, E, dan G memiliki bobot penuh, Sementara lokasi B, D, F, dan H hanya memiliki bobot parsial. Posisi A, C, E, atau G merupakan stasiun yang baru ditempatkan berdasarkan pada WP Weighted Placement yang terbesar. Untuk posisi Weighted Placement adalah penjumlahan dari nilai numerik setiap pasangan dari stasiun yang berdekatan. Universitas Sumatera Utara

5.2.9.1. Perhitungan Corelap

Berdasarkan perhitungan TCR, yang dipilih menjadi pusat layout yaitu Stasiun C karena mempunyai nilai TCR tertinggi. Iterasi 1 Stasiun 9 ditemptakan di pusat. Penempatan stasiun 7 dan hubungan kedekatan antara stasiun 9 dengan 7 adalah A. Iterasi 1 dari penempatan stasiun kerja dapat dilihat pada Gambar 5.32. A B C D E F G H 9 Gambar 5.32. Iterasi 1 dari Penempatan Stasiun Jika stasiun 7 dialokasikan di: Lokasi A, C, E, G bernilai = 5 Lokasi B, D, F, H bernilai = 0,5 x 5 = 2,5 Maka stasiun 7 ditempatkan di lokasi E karena memiliki nilai yang paling besar. Iterasi 2 Penempatan stasiun 6. Hubungan kedekatan antara stasiun 6 dengan 9 adalah I, dan antara 6 dengan 7 adalah A. Iterasi 2 dari penempatan stasiun kerja dapat dilihat pada Gambar 5.33. A B C D E F G H 9 7 I J Gambar 5.33. Iterasi 2 dari Penempatan Stasiun Universitas Sumatera Utara Jika stasiun 6 dialokasikan di: Lokasi A bernilai = 3 Lokasi B bernilai = 0,5 x 3 = 1,5 Lokasi C bernilai = 3 + 0,5 x 5 = 5,5 Lokasi D bernilai = 0,5 x 3 + 5 = 6,5 Lokasi E bernilai = 0,5 x 5 = 2,5 Lokasi F bernilai = 5 Lokasi G bernilai = 0,5 x 5 = 2,5 Lokasi H bernilai = 5 + 0,5 x 3 = 6,5 Lokasi I bernilai = 0,5 x 5 + 3 = 5,5 Lokasi J bernilai = 0,5 x 3 = 1,5 Jadi, stasiun 6 ditempatkan di lokasi D. Iterasi 3 Penempatan stasiun 10. Hubungan kedekatan antara stasiun 10 dengan 9 adalah A. Hubungan kedekatan antara stasiun 10 dengan 7 adalah O. Hubungan kedekatan antara stasiun 10 dengan 6 adalah O. Iterasi 3 dapat dilihat pada Gambar 5.34. A B C D E F G H 9 7 I J 6 K L Gambar 5.34. Iterasi 3 dari Penempatan stasiun Universitas Sumatera Utara Jika stasiun 10 dialokasikan di: Lokasi A bernilai = 5 Lokasi B bernilai = 0,5 x 5 = 2,5 Lokasi C bernilai = 5 + 0,5 x 2 + 2 = 8 Lokasi D bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi E bernilai = 2 Lokasi F bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi G bernilai = 2 + 0,5 x2 = 3 Lokasi H bernilai = 0,5 x 2 + 2 = 3 Lokasi I bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi J bernilai = 2 + 0,5 x 5 = 4,5 Lokasi K bernilai = 0,5 x 2 + 5 = 6 Lokasi L bernilai = 0,5 x 5 = 2,5 Jadi, stasiun 10 ditempatkan di lokasi C. Itersi 4 Penempatan stasiun 11. Hubungan kedekatan antara stasiun 11 dengan 9 adalah O. Hubungan kedekatan antara stasiun 11 dengan 7 adalah O. Hubungan kedekatan antara 11 dengan 6 adalah O. Hubungan kedekatan antara 11 dengan 10 adalah A. Iterasi 4 dapat dilihat pada Gambar 5.35. A B C D E F G H 9 7 I J 6 K L 10 Gambar 5.35. Iterasi 7 dari Penempatan Stasiun Universitas Sumatera Utara Jika stasiun 11 dialokasikan di: Lokasi A bernilai = 2 + 0,5 x 5 = 4,5 Lokasi B bernilai = 0,5 x 2 + 5 = 6 Lokasi C bernilai = 0,5 x 5 = 2,5 Lokasi D bernilai = 5 + 0,5 x 2 = 6 Lokasi E bernilai = 0,5 x 5 + 2 = 4,5 Lokasi F bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi G bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Lokasi H bernilai = 0,5 x 2 + 2 = 3 Lokasi I bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi J bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Lokasi K bernilai = 0,5 x 2 + 2 = 3 Lokasi L bernilai = 0,5 x 2 = 1 Jadi, stasiun 11 ditempatkan di lokasi B. Iterasi 5 Penempatan stasiun 3. Hubungan kedekatan antara stasiun 3 dengan 9 adalah I. Hubungan kedekatan antara stasiun 3 dengan 7 adalah I. Hubungan kedekatan antara stasiun 3 dengan 6 adalah E. Hubungan kedekatan antara 3 dengan 10 adalah O. Hubungan kedekatan antara 3 dengan 11 adalah O. Iterasi 5 dapat dilihat pada Gambar 5.36. A B C D E F G H 9 7 I J 6 K L 10 11 M N Universitas Sumatera Utara Gambar 5.36. Iterasi 5 dari Penempatan Stasiun Jika stasiun 3 dialokasikan di: Lokasi A bernilai = 3 + 0,5 x 2 + 2 = 6 Lokasi B bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi C bernilai = 2 Lokasi D bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi E bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Lokasi F bernilai = 0,5 x 2 + 2 + 0,5 x 4 = 5 Lokasi G bernilai = 0,5 x 2 + 4 = 5 Lokasi H bernilai = 0,5 x 4 = 2 Lokasi I bernilai = 4 + 0,5 x 3 = 5,5 Lokasi J bernilai = 4 + 0,5 x 4 + 3 = 5 Lokasi K bernilai = 0,5 x 3 = 1,5 Lokasi L bernilai = 3 + 0,5 x 3 = 4,5 Lokasi M bernilai = 0,5 x 3 + 3 = 4,5 Lokasi N bernilai = 0,5 x 3 = 1,5 Jadi, stasiun 3 ditempatkan di lokasi A. Iterasi 6 Penempatan stasiun 2. Hubungan kedekatan antara stasiun 2 dengan 9 adalah O. Hubungan kedekatan antara stasiun 2 dengan 7 adalah O. Hubungan kedekatan antara stasiun 2 dengan 6 adalah O. Hubungan kedekatan antara 2 dengan 10 adalah O. Hubungan kedekatan antara 2 dengan 11 adalah O. Hubungan 2 dengan 3 adalah A. Iterasi 6 dapat dilihat pada Gambar 5.37. Universitas Sumatera Utara A B C D G E F H 9 7 I J 6 K L 10 11 M N 3 Gambar 5.37. Iterasi 6 dari penempatan stasiun Jika stasiun 2 dialokasikan di: Lokasi A bernilai = 5 + 0,5 x 2 = 6 Lokasi B bernilai = 0,5 x 5 + 2 = 4,5 Lokasi C bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi D bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Lokasi E bernilai = 0,5 x 2 + 2 0,5 x 2 = 4 Lokasi F bernilai = 0,5 x 2 + 2 = 3 Lokasi G bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi H bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Lokasi I bernilai = 0,5 x 2 + 2 = 3 Lokasi J bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi K bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Lokasi L bernilai = 0,5 x 2 + 2 + 0,5 x 5 = 5,5 Lokasi M bernilai = 0,5 x 2 + 5 = 6 Lokasi N bernilai = 0,5 x 5 = 2,5 Jadi, stasiun 2 ditempatkan di lokasi A. Universitas Sumatera Utara Iterasi 7 Penempatan stasiun 1. Hubungan kedekatan antara stasiun 1 dengan 9 adalah O. Hubungan kedekatan antara stasiunn 1 dengan 7 adalah O. Hubungan kedekatan antara stasiun 1 dengan 6 adalah O. Hubungan kedekatan antara 1 dengan 10 adalah O. Hubungan kedekatan antara 1 dengan 11 adalah O. Hubungan 1 dengan 3 adalah O. Hubungan kedekatan antara 1 dengan 2 adalah A. Iterasi 7 dapat dilihat pada Gambar 5.38. A B C D G E F H 9 7 I J 6 K L 10 11 M N 3 2 O P Gambar 5.38. Iterasi 7 dari Penempatan Stasiun Jika stasiun 1 dialokasikan di: Lokasi A bernilai = 5 Lokasi B bernilai = 0,5 x 5 = 2,5 Lokasi C bernilai = 5 + 0,5 x 2 + 2 = 8 Lokasi D bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi E bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Lokasi F bernilai = 0,5 x 2 + 2 + 0,5 x 2 = 4 Lokasi G bernilai = 0,5 x 2 + 2 = 3 Lokasi H bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi I bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Lokasi J bernilai = 0,5 x 2 + 2 = 3 Universitas Sumatera Utara Lokasi K bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi L bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Lokasi M bernilai = 0,5 x 2 + 2 + 0,5 x 2 = 4 Lokasi N bernilai = 0,5 x 2 + 2 + 0,5 x 5 = 5,5 Lokasi O bernilai = 0,5 x 2 + 5 = 6 Lokasi P bernilai = 0,5 x 5 = 2,5 Jadi, stasiun 1 ditempatkan di lokasi C. Iterasi 8 Penempatan stasiun 8. Hubungan kedekatan antara stasiun 8 dengan 9 adalah I. Hubungan kedekatan antara stasiun 8 dengan 7 adalah I. Hubungan kedekatan antara stasiun 8 dengan 6 adalah O. Hubungan kedekatan antara 8 dengan 10 adalah O. Hubungan kedekatan antara 8 dengan 11 adalah O. Hubungan 8 dengan 3 adalah O. Hubungan kedekatan antara 8 dengan 12 adalah O. Hubungan 8 dengan 1 adalah O. Iterasi dapat dilihat pada Gambar 5.39. A B C D G E F H 9 7 I J 6 K L 10 11 M N 3 2 O P 1 Gambar 5.39. Iterasi 8 dari Penempatan Stasiun Jika stasiun 8 dialokasikan di: Lokasi A bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Lokasi B bernilai = 0,5 x 2 + 2 = 3 Lokasi C bernilai = 0,5 x 2 = 1 Universitas Sumatera Utara Lokasi D bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Lokasi E bernilai = 0,5 x 2 + 2 + 0,5 x 2 = 4 Lokasi F bernilai = 0,5 x 2 + 2 + 0,5 x 2 = 4 Lokasi G bernilai = 0,5 x 2 + 2 = 3 Lokasi H bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi I bernilai = 2 + 0,5 x 3 = 3,5 Lokasi J bernilai = 0,5 x 2 + 3 = 4 Lokasi K bernilai = 0,5 x 3 = 1,5 Lokasi L bernilai = 3 + 0,5 x 3 = 4,5 Lokasi M bernilai = 0,5 x 3 + 3 + 0,5 x 2 = 5,5 Lokasi N bernilai = 0,5 x 3 + 2 + 0,5 x 2 = 4,5 Lokasi O bernilai = 0,5 x 2 + 2 = 3 Lokasi P bernilai = 0,5 x 2 = 1 Jadi, stasiun 8 ditempatkan di lokasi M. Iterasi 9 Penempatan stasiun 4. Hubungan kedekatan antara stasiun 4 dengan 9 adalah O. Hubungan kedekatan antara stasiun 4 dengan 7 adalah O. Hubungan kedekatan antara stasiun 4 dengan 6 adalah I. Hubungan kedekatan antara 4 dengan 10 adalah O. Hubungan kedekatan antara 4 dengan 11 adalah O. Hubungan 4 dengan 3 adalah I. Hubungan kedekatan antara 4 dengan 2 adalah O. Hubungan 4 dengan 1 adalah O. Hubungan 4 dengan 8 adalah O. Iterasi 9 dapat dilihat pada Gambar 5.40. Universitas Sumatera Utara A B C D G E F H 9 7 I J 6 K L 10 11 M N 3 2 O P 1 8 Q R Gambar 5.40. Iterasi 9 dari Penempatan Stasiun Jika stasiun 4 dialokasikan di: Lokasi A bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Lokasi B bernilai = 0,5 x 2 + 2 = 3 Lokasi C bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi D bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Lokasi E bernilai = 0,5 x 2 + 2 + 0,5 x 2 = 4 Lokasi F bernilai = 0,5 x 2 + 2 + 0,5 x 3 = 4,5 Lokasi G bernilai = 0,5 x 2 + 3 = 4 Lokasi H bernilai = 0,5 x 3 = 1,5 Lokasi I bernilai = 3 + 0,5 x 2 = 4 Lokasi J bernilai = 0,5 x 3 + 2 = 3,5 Lokasi K bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi L bernilai = 2 + 0,5 x 2 + 2 = 5 Lokasi M bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi N bernilai = 2 Lokasi O bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi P bernilai = 2 + 0,5 x 2 + 3 = 6 Lokasi Q bernilai = 0,5 x 3 + 2 = 3,5 Universitas Sumatera Utara Lokasi R bernilai =0,5 x 2 = 1 Jadi, stasiun 4 ditempatkan di lokasi P Iterasi 10 Penempatan stasiun 5. Hubungan kedekatan antara stasiun 5 dengan 9 adalah O. Hubungan kedekatan antara stasiun 5 dengan 7 adalah O. Hubungan kedekatan antara stasiun 5 dengan 6 adalah I. Hubungan kedekatan antara 5 dengan 10 adalah O. Hubungan kedekatan antara 5 dengan 11 adalah O. Hubungan 5 dengan 3 adalah I. Hubungan kedekatan antara 5 dengan 2 adalah O. Hubungan 5 dengan 1 adalah O. Hubungan 5 dengan 8 adalah O. Hubungan 5 dengan 4 adalah O. Iterasi 10 dapat dilihat pada Gambar 5.41. A B C D G E F H 9 7 I J 6 K L 10 11 M N 3 2 O P 1 8 Q R 4 Gambar 5.41. Iterasi 10 dari Penempatan Stasiun Jika stasiun 5 dialokasikan di: Lokasi A bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Lokasi B bernilai = 0,5 x 2 + 2 = 3 Lokasi C bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi D bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Lokasi E bernilai = 0,5 x 2 + 2 + 0,5 x 2 = 4 Lokasi F bernilai = 0,5 x 2 + 2 + 0,5 x 3 = 4,5 Universitas Sumatera Utara Lokasi G bernilai = 0,5 x 2 + 3 = 4 Lokasi H bernilai = 0,5 x 3 = 1,5 Lokasi I bernilai = 3 + 0,5 x 3 = 4,5 Lokasi J bernilai = 0,5 x 3 + 2 = 3,5 Lokasi K bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi L bernilai = 2 + 0,5 x 2 + 2 = 5 Lokasi M bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi N bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Lokasi O bernilai = 0,5 x 2 + 2 = 3 Lokasi P bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi Q bernilai = 2 + 0,5 x 3 + 2 = 5,5 Lokasi R bernilai = 0,5 x 2 = 1 Jadi, stasiun 5 ditempatkan di lokasi Q. Iterasi 11 Penempatan stasiun 12. Hubungan kedekatan antara stasiun 12 dengan 9 adalah O. Hubungan kedekatan antara stasiun 12 dengan 7 adalah O. Hubungan kedekatan antara stasiun 12 dengan 6 adalah O. Hubungan kedekatan antara 12 dengan 10 adalah O. Hubungan kedekatan antara 12 dengan 11 adalah I. Hubungan 12 dengan 3 adalah O. Hubungan kedekatan antara 12 dengan 2 adalah O. Hubungan 12 dengan 1 adalah O. Hubungan 12 dengan 8 adalah O. Hubungan 12 dengan 4 adalah O. Hubungan kedekatan antara 12 dengan 5 adalah O. Iterasi 11 dapat dilihat pada Gambar 5.42. Universitas Sumatera Utara A B C D G E F H 9 7 I J 6 K L 10 11 M N 3 2 O P 1 8 Q R 4 5 Gambar 5.42. Iterasi 11 dari Penempatan Stasiun Jika stasiun 12 dialokasikan di: Lokasi A bernilai = 0,5 x 2 + 2 + 0,5 x 2 = 4 Lokasi B bernilai = 0,5 x 2 + 2 = 3 Lokasi C bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi D bernilai = 2 + 0,5 x 3 = 3,5 Lokasi E bernilai = 0,5 x 2 + 3 + 0,5 x2 = 5 Lokasi F bernilai = 0,5 x 3 + 2 + 0,5 x 2 = 4,5 Lokasi G bernilai = 0,5 x 2 + 2 = 3 Lokasi H bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi I bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Lokasi J bernilai = 0,5 x 2 + 2 = 3 Lokasi K bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi L bernilai = 2 + 0,5 x 2 + 2 = 5 Lokasi M bernilai = 0,5 x 2 = 1 Lokasi N bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Lokasi O bernilai = 0,5 x 2 + 2 + 0,5 x 2 = 4 Lokasi P bernilai = 0,5 x 2 + 2 = 3 Lokasi Q bernilai = 0,5 x 2 = 1 Universitas Sumatera Utara Lokasi R bernilai = 2 + 0,5 x 2 = 3 Jadi, stasiun 12 ditempatkan di lokasi L. Bentuk akhir rancangan layout dengan menggunakan Corelap dapat dilihat Pada Gambar 5.43. 9 7 6 10 11 3 2 1 8 4 5 12 Gambar 5.43. Hasil Akhir Rancangan dengan Algoritma Corelap Agar lebih sesuai dengan kondisi perusahaan maka perlu dilakukan penyesuaian dapat dilihat pada Gambar 5.44. I F L J K C B A H D E G Gambar 5.44. Hasil Layout yang Telah Disesuaikan Universitas Sumatera Utara 6 4 2 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 82 84 86 88 90 92 94 96 98 100 102 Skala 1 : 100 K L 104 A B C H E I J F G D Gambar 5.44. Blok Layout Rancangan Usulan Pada alternatif yang diberikan, stasiun D1 dan D2 di gabung menjadi 1 bagian serta stasiun F1, F2, F3 di gabungkan menjadi 1 bagian dan stasiun G1,G2 juga digabungkan pada bagian yang sama disebabkan karena memiliki tujuan proses yang sama. Oleh karena itu penentuan titik dihitung berdasarkan titik tengan dari luasan gabungan stasiun kerja tersebut. Titik koordinat dari tiap stasiun dapat dilihat pada Tabel 5.87. Tabel 5.87. Nilai Koordinat Stasiun Stasiun Kerja Koordinat X Y A 95 36 B 95 17 C 81 30 D 72 26 E 60 40 F 72 7 Universitas Sumatera Utara G 37 6 H 81 17 I 60 25 J 46 25 K 31 26 L 11 22 Penentuan jarak antar stasiun kerja dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear. Perhitungan untuk jarak antar stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 5.88. Tabel 5.88. Jarak Antar Stasiun meter ij A B C D E F G H I J K L A 19 20 33 39 52 88 33 46 60 74 98 B 19 27 32 58 33 69 14 43 57 73 89 C 20 27 13 31 32 68 13 26 40 54 78 D 33 32 13 26 19 55 18 13 27 41 65 E 39 58 31 26 45 57 44 15 29 43 67 F 52 33 32 19 45 36 19 30 44 60 76 G 88 69 68 55 57 36 55 42 28 26 42 H 33 14 13 18 44 19 55 29 43 59 75 I 46 43 26 13 15 30 42 29 14 30 52 J 60 57 40 27 29 44 28 43 14 16 38 K 74 73 54 41 43 60 26 59 30 16 24 L 98 89 78 65 67 76 42 75 52 38 24

5.2.9.2. Perhitungan Momen Perpindahan Rancangan Corelap

Contoh perhitungan momen perpindahan untuk perpindahan bahan dari stasiun A ke stasiun B adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Maka momen perpindahan dari A ke B Z A-B = f A-B x d A-B = 16220 x 19 meter = 308180 meter perpindahantahun Perhitungan selengkapnya untuk setiap perpindahan yang terjadi pada lantai produksi dapat dilihat pada Tabel 5.89. Tabel 5.89. Perhitungan Momen Perpindahan Rancangan Corelap Stasiun Kerja Awal Stasiun Kerja Tujuan Frekuensi PerpindahanTahun Jarak Stasiun m Momen Perpindahan metertahun A B 19 19 308180 B C 27 27 437940 C D 13 13 26000 C E 13 31 31000 C F 32 32 317440 C G 68 68 76160 C I 26 26 48880 D F 19 19 38000 E F 19 45 58500 F G 36 36 461520 F I 30 30 12000 G H 57 55 49500 G I 42 42 547680 H I 15 29 26100 I J 14 14 227080 Universitas Sumatera Utara J K 16 16 259520 K L 24 24 38400 Total 2655720 Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Kondisi Awal Pada Lantai Produksi

Tata letak lantai produksi saat ini masih tampak kurang optimal, hal ini dapat dilihat dari beberapa stasiun kerja yang seharusnya berdekatan sesuai urutan prosesnya justru diletakkan berjauhan hal ini menyebabkan jarak perpindahan material semakin panjang sehingga menyebabkan tingginya momen perpindahan yang terjadi. Contohnya adalah antara departemen laminasi dengan cutting, cutting dengan departemen moulding, dan departemen finishing dengan packing yang seharusnya berdekatan, pada kondisi awalnya justru diletakkan berjauhan. Akibatnya momen perpindahan menjadi tinggi.

6.2. Perbandingan Rancangan Tataletak

Untuk membandingkan rancangan tataletak yang dipilih, digunakan total momen perpindahan sebagai acuan. Total momen perpindahan yang terjadi sesuai dengan kondisi awal perusahaan dapat dihitung dengan perkalian antara frekuensi perpindahan dengan jarak perpindahannya 1 TM TM TM Koreksi − = Dimana : TM = Total Momen Awal TM 1 = Total Momen Usulan Universitas Sumatera Utara

6.2.1. Perbandingan Layout Awal dengan Layout Rancangan Menggunakan

Dokumen yang terkait

Perancangan Ulang Tataletak Fasilitas Produksi Dengan Menerapkan Algoritma Blocplan Dan Algoritma Corelap Pada PT. Voltama Vista Megah Electric Industry

6 73 232

Perancangan Ulang Tataletak Fasilitas Produksi dengan Menerapkan Algoritma BLOCPLAN dan CORELAP pada PT. Voltama Vista Megah Electric Industry

1 47 232

Perancangan Ulang Tataletak Fasilitas Produksi dengan Menerapkan Algoritma BLOCPLAN, CORELAP, dan ALDEP di PT.Kharisma Cakranusa Rubber Industry

36 166 131

Perancangan Ulang Tataletak Fasilitas Produksi dengan Menerapkan Algoritma BLOCPLAN, CORELAP, dan ALDEP di PT.Kharisma Cakranusa Rubber Industry

0 0 18

Perancangan Ulang Tataletak Fasilitas Produksi dengan Menerapkan Algoritma BLOCPLAN, CORELAP, dan ALDEP di PT.Kharisma Cakranusa Rubber Industry

0 0 1

Perancangan Ulang Tataletak Fasilitas Produksi dengan Menerapkan Algoritma BLOCPLAN, CORELAP, dan ALDEP di PT.Kharisma Cakranusa Rubber Industry

0 0 12

Perancangan Ulang Tataletak Fasilitas Produksi dengan Menerapkan Algoritma BLOCPLAN, CORELAP, dan ALDEP di PT.Kharisma Cakranusa Rubber Industry

0 0 16

Perancangan Ulang Tataletak Fasilitas Produksi dengan Menerapkan Algoritma BLOCPLAN, CORELAP, dan ALDEP di PT.Kharisma Cakranusa Rubber Industry

0 1 2

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan Menerapkan Travel Chart, Algoritma BLOCPLAN dan CORELAP di PT. Cahaya Bintang Medan

1 1 30

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan Menerapkan Travel Chart, Algoritma BLOCPLAN dan CORELAP di PT. Cahaya Bintang Medan

1 1 21