Gambar 3.8. Pola Lingkaran circular
5. Pola Tak Tentu Odd Angle, tujuannya memperpendek lintasan aliran antar kelompok, pemindahan mekanis, dan lain-lain.
Gambar 3.9. Pola Tak Tentu Odd Angle
3.5. Jarak Rectilinear
4
x
i
= koordinat x pada pusat fasilitas i Jarak rectilinear, merupakan jarak yang diukur mengikuti jalur tegak
lurus. Pengukuran jarak rectilinear sering digunakan karena mudah penghitungannya, muda dimengerti dan untuk beberapa masalah lebih sesuai,
misalkan untuk menentukan jarak anat kota, jarak antar fasilitas di mana peralatan-peralatan pemindahan bahan dapat bergerak secara tegak lurus.
Dalam perhitungan jarak rectilinear digunakan notasi berikut: d
ij
= |x
i
-x
j
| + |y
i
-y
j
|
Dimana :
4
Hari Purnomo. Perencanaan dan Perancangan, Yogyakarta, 2004. Hal 81
1 2
3 4
6 5
1 2
6 4
3 5
Universitas Sumatera Utara
y
i
= koordinat y pada pusat fasilitas i d
ij
= jarak antara fasilitas i dan j
3.6. Defenisi dan Pengertian Umum Pemindahan Bahan
5
........... Istilah material handling sebenarnya kurang tepat kalau diterjemahka
sekedar “memindahkan” bahan. Berdasarkan perumusan yang dibuat oleh American Material Handling Society AMHS, pengertian mengenai material
handling dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang meliputi penanganan handling, pemindahan moving, pembungkusanpengepakan packaging, penyimpanan
storing sekaliguspembungkusan dan pengawasan controlling dari bahan atau ...........
Pemindahan bahan atau material istilah ini diterjemahkan dari material handling adalah suatu aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan produksi dan
memiliki kaitan erat dengan perencanaan tata letak fasilitas produksi. Aktivitas ini sendiri sebetulnya merupakan aktivitas yang diklarifikasikan “non produktif”
sebab tidak memberikan nilai perubahan apa-apa terhadap material atau bahan yang dipindahkan. Disini tidak akan terjadi perubahan bentuk, dimensi maupun
sifat-sifat fisik atau kimiawi dari material yang dipindahkan. Di sisi lain justru kegiatan pemindahan bahanmaterial tersebut akan menambah biaya cost.
Dengan demikian sedapat-dapatnya aktivitas pemindahan bahan tersebut dieliminir atau paling tepat untuk menekan biaya pemindahan bahan tersebut
adalah memindahkan bahan pada jarak yang sependek-pendeknya dengan mengatur tata letak fasilitas produksi atau departemen yang ada.
5
Wignjosoebroto,Sritomo. Tata Letak dan Pemindahan Bahan Edisi ke-3, Surabaya : Penerbit Guna widya, 2000, Hal. 212-213
Universitas Sumatera Utara
material dengan segala bentuknya. Dalam kaitannya dengan aktivitas pemindahan, maka proses pemindahan bahan ini akan dilaksanakan dari satu
lokasi ke lokasi yang lain baik secara vertikal, horizontal maupun lintasanyang membentuk kurva.
........... Berikut ada beberapa istilah yang umum dijumpai dalam pembahasan
mengenai material handling seperti halnya : a. Transport
Adalah pemindahan bahan dalam satuan berat unit load atau containers melalui suatu lintasan yang jaraknya lebih dari 5 feet atau sekitar 1,5 meter.
b. Transfer Adalah pemindahan bahan melalui lintasan yang jaraknya kurang dari 5 feet
atau sekitar 1,5 meter. c. Bulk Material
Yaitu bahan atau material yang dalam pemindahan tiak memerlukan bag, barel, bottle, can, drum, dan lain-lain.
d. Packaged Material Yaitu bahan atau material yang dalam pemindahan akan memerlukan wadah
atau tempat untuk membawanya dengan mudah seperti box, bag, drum, bottle, dan lain-lain.
e. Unit Load Menunjukkan sejumlah packaged unit tertentu yang bisa dimuat dalam skid
box, pallets, dan lain-lain. f. Rehandle
Universitas Sumatera Utara
Adalah aktivitas penurunan muatan yang ada dalam pallets, skid box, dan lain- lain.
3.6.1. Minimasi Material Handling
Masalah Pemindahan bahan mencakup kemungkinan bahwa sumber atau tujuan dapat dipergunakan sebagai titik antara dalam mencari hasil optiml.
Minimasi material handling adalah kegiatan untuk memperkecil jarak perpindahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Min Mp =
∑ ∑
= m
j n
i 1
X
ij
d
ij
S.t : X
ij
≥ 0 d
ij
≥ 0 X
ij
= 0 Dimana : X
ij
= Frekuensi material dari mesin i ke mesin j d
ij
= Jarak perpindahan dari mesin i ke j n = Jumlah mesin
3.6.2. Tujuan Kegiatan Pemindahan Bahan
6
4. Meningkatkan pemanfaatan ruang dan peralatan Adapun Tujuan kegiatan pemindahan bahan dapat diuraikan sebagai
berikut: 1. Meningkatkan kapasitas produksi
2. Memperbaiki kondisi kerja 3. Memperbaiki pelayanan pada pelanggan
6
James M. Apple. Opcit . hal. 134 dan 378
Universitas Sumatera Utara
5. Mengurangi biaya produksi
3.7. Teknik-teknik Analisis Aliran Bahan
Pengaturan departemen-departemen dalam sebuah pabrik didasarkan pada aliran bahan material di antara fasilitas-fasilitas produksi atau departemen-
departemen tersebut. Untuk mengevaluasi alternatif perencanaan fasilitas produksi, maka diperlukan aktivitas pengukuran aliran bahan sebuah analisis
teknis. Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dan menganalisis
aliran bahan, yaitu: 1.
Teknik analisis kuantitatif Metode ini merupakan teknik modern dengan menggunakan metode statistik
dan matematik yang lebih canggih, dan umumnya diklasifikasikan sebagai penelitian operasional, dan sering kali harus menggunakan program-
program komputer khusus untuk melaksanakan yang rumit. 2.
Teknik analisis konvensional Metode ini telah digunakan selama bertahun-tahun, relatif mudah untuk
digunakan, bertitik berat pada cara grafis. Secara keseluruhan teknik konvensional merupakan alat terbaik yang dapat digunakan terutama untuk tujuan analisis aliran
bahan. Beberapa teknik yang termasuk kedalam katogori teknik konvensional ini antara lain : Assembly Chart, Peta Proses Operasi, Multi-Product Process Chart,
Diagram Tali, Peta Proses, Flow Diagram, Flow Process Chart, Travel Chart From-To Chart, dan Peta Prosedur.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini, dipakai Multi-Product Process Chart untuk mempermudah menganalisis dan pemasukkan data input bagi From-To Chart.
3.7.1. Multi-Product Process Chart
7
7
Ibid, hal. 145
Multi-Product Process Chart adalah sebuag peta yang digunakanuntuk menggunakan aliran atau urutan operasi kerja yang menghasilkan produk dengan
banyak jenis, atau produk dengan banyak part. Peta ini terutama berguna untuk menunjukkan keterkaitan produksi antara komponen produk-produk atau antar
produk mandiri, bahan, part, pekerjaan, atau kegiatan. Bentuk dari Multi-Product Process Chart ini digambarkan sebagai sebuah
tabel yang terdiri atas kolom-kolom dan baris-baris. Pada kolom sebelah kiri, secara menurun dicantumkan nama departemen, kegiatan, proses, atau mesin dan
peralatan produksi yang harus dilalui komponen atau produk. Di sepanjang baris atas, dari kiri ke kanan, dituliskan nama komponen atau produk yang sedang
dibahas. Urutan operasi produkusi untuk tiap produk atau komponen dicatat dalam tabel ini di bawah produk atau komponen yang sesuai, dan sejajar dengan
proses, mesin, atau departemen yang sesuai, dengan bentuk lingkaran, seperti terlihat pada Gambar 3.10.
Universitas Sumatera Utara
Operasi Produk
A B
C D
E F
G H
I 001
002 003
004 005
006 007
008
Gambar 3.10. Bagan Multi-Product Process Chart
Dengan membuat Multi-Product Process Chart, maka akan bisa diperoleh gambaran umum mengenai layout mesin atau fasilitas produksi yang seharusnya
dirancang. Berdasarkan peta tersebut, akan dipelajari dan dianalisis dua hal yang memiliki pengaruh cukup signifikan dalam perancangan layout, yaitu
1. Aliran balik back tracking, dimana hal ini menunjukkan adanya fasilitas produksi yang tidak ditempatkan sesuai dengan urutan prosesnya. Back
tracking dalam proses perencanaan dan evaluasi layout merupakan indikator penting karena hal tersebut menunjukkanpemindahan material yang kurang
efisien. 2. Pengelompokkan pada aliran flow pattern, yaitu pengelompokkan
komponen item yang memiliki urutan proses pengerjaan dan menggunakan mesin atau peralatan produksi yang sama. Hal ini penting dalam penyusunan
tata letak berdasarkan pengelompokkan proses produksi layout by process. Untuk lebih efisien lagi, maka dapat pula diindikasikan proses-proses
Universitas Sumatera Utara
produksi pembuatan komponen melalui era yang sama dan pada saat yang bersamaan pula
8
3.7.2. From-To Chart Travel Chart
. Berdasarkan dua hal tersebut, maka jelas bahwa pembuatan Multi-Product
Process Chart akan dapat memberikan semacam petunjuk pengaturan tata letak fasilitas produksi yang seharusnya akan menghasilkan pola aliran yang efisien.
9
From-To Chart merupakansuatu teknik konvensional yang umum digunakan untuk perncanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalam suatu
proses produksi, terutama sangat berguna untuk kondisi dimana terdapat banyak produk atau item yang mengalir melalui suatu area. Pada tata letak yang
berdasarkan produk product layout tidak diperlukan adanya penggunaan From- To Chart ini, namun untuk tipe layout berdasarkan proses process layout, From-
To Chart dapat membantu dalam melakukan penyusunan mesin-mesin dan peralatan berdasarkan sistematis.
From-To Chart dibuat berbentuk matriks, dimana jumlah baris dan kolomnya sesuai dengan jumlah operasi yang dilaksanakan di lantai produksi,
seperti terlihat pada Tabel 3.1. Ke dalam matriks ini disisikan jumlah perpindahan yang terjadi antar stasiunatau operasi. Selain itu, dapat juga dimasukkan data lain,
tergantung permasalahan yang ingin dipecahkan.
8
Wignjosoebroto,Sritomo. Opcit. Hal. 184
9
James M. Apple. Opcit . hal. 310
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Contoh From-To Chart
A B
C D
E F
G H
I Total
A 2
2 3
1 8
B 1
1 1
3 C
1 1
2 4
D 3
3 1
7 E
1 1
1 1
4 F
1 1
2 1
1 6
G 1
1 1
2 5
H 1
1 4
6 I
Total 3
4 7
4 6
5 6
8
3.8. Activity Relationship Chart ARC
10
a. Antara dua kegiatan produksi Chart ini menggambarkan dengan jelas dan singkat bagaimana tingkat
hubungan antara aktivitas-aktivitas yang ada pada setiap aspek di dalam pabrik.
Jenis-jenis keterkaitan umumnya adalah:
b. Antara suatu kegiatan produksi, kegiatan pelayanan, atau kegiatan tambahan. c. Antara dua kegiatan pelayanan
Simbol-simbol yang digunakan adalah: A = mutlak perlu berdekatan
E = sangat perlu berdekatan I = penting berdekatan
O = tidak jadi soal biasa U = tidak perlu berdekatan
10
Hari Purnomo Opcit. Hal. 109-113
Universitas Sumatera Utara
X = tidak diharapkan berdekatan Pada ARC, terdapat departemen-departemen yang dibagi ke dalam 5
bagian yaitu: a. Production
b. Production Service c. Personal Service
d. General Service e. Physical Plant Service
Adapun contoh gambar dari activity relationship chart dapat dilihat pada Gambar 3.11.
Kode Alasan
1 Urutan aliran kerja
2 Derajat hubungan kepegawaian
3 Kemudahan pengawasan
4 Perpindahan alatpegawai
5 Alat informasi dan komonikasi
6 Karyawan sama
7 Bising, debu, bau tidak sedap
Gambar 3.11. Activity Rrelationship Chart
3.9. Computerized Layout
Universitas Sumatera Utara
Adapun bebrapa metode Computerized Layout di antaranya metode Blocplan dan Corelap, yang di jelaskan sebagai berikut :
3.9.1. Blocplan
Blocplan merupakan singkatan dari Block Layout Overview with Layout Planning. Data-data yang dipakai dalam algoritma BLOCPLAN dapat berupa data
kuantitatif yang dibentuk dengan menggunakan Activity Relationsihip Chart ARC maupun data kuntitas yang berupa aliran produk dan ukuran dari area
bangunan departemen yang ada akan ditempati oleh fasilitas. Setelah semua data dimasukkan akan dihasilkan layout secara random dimana pertukaran letak
fasilitas-fasilitas terus dilakukan hingga tercapai layout yang lebih baik tetapi jumlah iterasi terbatas yaitu maksimal 20.
BLOCPLAN dapat menganalisis layout dengan beberapa cara, yaitu: a. Random
BLOCPLAN menghasilkan layout secara acak tanpa memperhatikan data ARC.
b. Improvement algorithm Menggunakan sebuah layout awal yang nantinya akan dikembangkan
BLOCPLAN c. Automatic search algorithm
Membuat layout dengan cara automatic search BLOCPLAN akan mengembangkan layout baru dengan jumlah iterasi
maksimal 20 kali. Prinsip analisis dari algoritma BLOCPLAN adalah nilai R-
Universitas Sumatera Utara
Score yang paling besar dari 20 iterasi dan apabila terdapat nilai yang sama maka dilihat dari Rel-disk yang paling kecil. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam
menggunakan software BLOCPLAN: 1. Memasukkan semua departemen beserta luas areanya
2. Memasukkan Activity Relationship Chart 3. Memasukkan data luas lokasi
4. Memilih single story layout menu 5. Membuat layout dengan cara automatic search
6. Menganalisa hasil dari semua layout yang sudah disimpan Konsep manual pengerjaan algoritma BLOCPLAN adalah dengan memilih
layout terbaik dilihat dari nilai R-Score yang paling besar. Adjency Score Layout Score diperoleh dari hasil pembagian total score pada pembobotan ARC yang
dapat dicapai dengan total score keseluruhan dikalikan 2. total score yang dapat tercapai
Layout Score = x 2 total score keseluruhan
Nilai rel disk score diperoleh dari perpindahan semua nilai rel disk score pada tiap departemen i ke departemen j.
Rel – disk score =
∑ ∑
− =
− =
n i
j n
i 1
1 1
d
ij
r
ij
Keterangan: d
ij
= Jarak rectilinear antara fasilitas i dan j r
ij
= Nilai hubungan kedekatan antara fasilitas i dan j
Universitas Sumatera Utara
R-score dari masing-masing layout yang mungkin dengan layout yang terbaik adalah dengan R-score yang paling besar. Nilai R-score adalah antara 0 dan 1 0
R-score 1. Dimana : R-score = 1 –
upper bound – lower bound rel dist score – lower bound
Lower bound = d
21
s
1
+ d
20
s + ......
Artinya nilai d nilai d adalah jarak antar fasilitas terendah dengan nilai s nilai s adalah hubungan kedekatan antara fasilitas terendah kemudian nilai d tertinggi
selanjutnya dikalikan dengan nilai s terendah, demikian seterusnya. Lower bound = d
1
s
1
+ d
2
s
2
+ ........... Artinya nilai d nilai d adalah jarak antara fasilitas terendah dengan nilai s nilai s
adalah nilai hubungan kedekatan antara fasilitas terendah kemudian nilai d terendah selanjutnya dikalikan dengan nilai s terendah berikutnya, demikian
seterusnya.
3.9.2. Corelap
Corelap Computerized Relationship Layout Planning menghitung kegiatan-kegiatan yang paling sibuk pada tata letak atau yang mempunyai kaitan
terbanyak. Jumlah dari keterkaitan kedekatan kegiatan dengan kegiatan lain dibandingkan, dan kegiatan dengan jumlah tertinggi TCR Total Closeness
Rating diletakkan pertama pada matriks tataletak. Berikutnya, dipilih sebuah kegitan yang harus dekat dengannya dan ditempatkan sedekat mungkin.
Universitas Sumatera Utara
Adapun langkah-langka Dalam menerapkan Corelap yaitu sebagai berikut: 1. Penentuan Urutan Pengalokasian
a. Pilih salah satu departemen dengan TCR maksimum. Jika terdapat departemen yang memiliki nilai TCR tertinggi yang sama maka pilih salah
satu yang memiliki lebih banyak A. Departemen N merupakan fasilitas yang memiliki nilai TCR terbesar dan dipilih departemen N karena untuk
dialokasikan pertama. Departemen N ini ditempatkan pada pusat layout. b. Departemen yang dialokasikan kedua, pilih departemen yang mempunyai
hubungan A dengan departemen yang telah terpilih. Jika terdapat beberapa maka pilih yang mempunyai TCR terbesar. Jika tidak ada yang
mempunyai hubungan A, pilih departemen yang mempunyai hubungan E dengan departemen yang terpilih. Maka departemen yang memiliki
hubungan A dengan deopartemen terpilih adalah departemen E. Untuk dialokasikan ke dua karena memiliki nilai TCR terbesar.
c. Departemen yang dialokasikan ketiga, pilih departemen yang mempunyai hubungan A dengan departemen terpilih pertama. Dipilih departemen O
karena memiliki TCR terbesar kedua. 2. Untuk departemen selanjutnya dipilih yang memiliki hubungan A, E, I, O, U
dengan departemen terpilih kedua, atau ketiga dan yang terakhir ditempatkan jika terdapat hubungan X dengan departemen terpilih pertama. Jika terdapat
beberapa pilihan yang mempunyai hubungan yang sama lihat dari nilai TCR yang paling besar, jika masih sama lihat ukuran luas departemen terbesar.
Universitas Sumatera Utara
Adapun kelemahan dan kelebihan yang di gunakan dalam ketiga metode ini dapat di lihat pada tabel 3.2. berikut ini:
TRAVEL CHART
Travel chart di gunakan secara manual untuk meminimasi perpindahan material handling. Teknik ini sangat berguna untuk kondisi-kondisi di
mana banyak
items
yang mengalir melalui suatu area seperti job
shop,
bengkel permesinan, kantor dan lain-lain.
BLOCPLAN Kelebihan
Kelemahan
1. Mudah di jalankan dalam komputer
1. Tidak dapat menangkap initial layout secara akurat.
2. Berdasarkan peta keterkaitan dan From to chart travel chart
sebagai input data. 2. Tata letak tidak dapat dilakukan
evaluasi dengan mengkombinasikan kedua data, peta ketekaitan dan data
aliran.
3. Jumlah baris ditentukan oleh program dan biasanya dua atau
tiga baris 3. Pengembangan tata letak hanya
dapat dicari dengan melakukan perubahan atau pertukaran letak
departemen satu dengan lainnya
4. Biaya tata letak dapat diukur baik berdasarkan ukuran jarak maupun
dengan kedekatan
CORELAP Kelebihan
Kelemahan
1. Membentuk tata letak baru 1. Tidak dapat menentukan lokasi
kegiatan tetap. 2. Batasan masukan dan hasilan
sama 2. Tidak menghitung biaya
3. Berdasarkan peta keterkaitan 3. Terbatas sampai 45 departemen
4. Setiap langkah dapat dilihat selama pangembangan tata letak
4. Bentuk tata letak yang tidak tertib
5. Sebagian keterkaitan di perhatikan dengan baik
Tabel 3.2. Kelemahan dan kelebihan dari metode travel chart, blocplan dan
corelap
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Cahaya Bintang Medan yang bergerak di bidang industri furniture yang memproduksi berbagai jenis Perabotan rumah
tangga. Perusahaaan ini berlokasi di Jl Pertahanan No 111 Patumbak, Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 juni 2013
sampai dengan tanggal 27 Maret 2014.
4.2. Jenis Penelitian