Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Pada masa globalisasi hampir setiap negara mulai berfikir mengenai pertumbuhan ekonomi. Apalagi ditambah beberapa kasus krisis yang dialami hampir semua negara di penjuru dunia. Hal ini memaksa semua sektor yang terkait dalam usaha pemulihan perekonomian bangsa untuk melakukan suatu hal yang berguna demi meningkatnkan devisa bangsa. Kemudian, pemasaran sebagai salah satu aspek penting dalam bisnis mulai dilirik keberadaannya. Pemasaran dianggap sebagai suatu tata cara penghubung yang cukup efektif antara produsen dan konsumen. Dengan dihimpit berbagai situasi dunia, para produsen menetapkan bahwa komunikasi pemasaran adalah salah satu jembatan untuk memperoleh keuntungan dan angka penjualan produk sebagai tujuan pemasaran. Sebelum memahami arti pentingnya komunikasi pemasaran, sebaiknya diketahui terlebih dahulu bahwa kegiatan komunikasi selalu berada dalam ruang lingkup pemasaran. Seakan keduanya tidak dapat terpisahkan secara alamiah. Menurut William J. Stanton dalam Basu Swasta 1998:179 “Pemasaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan pihak produsen yang bertujuan memberikan kepuasan terhadap kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli potensial“. Rangkaian kegiatan yang dimaksud berupa perencanaan dan penentuan harga, kegiatan promosi sampai kegiatan dalam rangka mendistribusikan suatu barang atau jasa. Segala kegiatan yang terkait dengan pemasaran tidak dapat terlepas dari konsep komunikasi itu sendiri. Komunikasi pada hakekatnya merupakan kegiatan pertukaran informasi. Dengan kata lain pasar dapat digerakan dengan adanya arus informasi. Informasi juga berlangsung kebalikan, konsumen secara tidak langsung memeberi produsen informasi bahwa mereka membutuhkan barang dan jasa pemuas kebutuhan. Dengan adanya beragam penawaran yang dilakukan melalui komunikasi pemasaran secara otomatis memberi keleluasaan bagi calon konsumen untuk mendapatkan barang atau jasa pemuas kebutuhan. Dalam kondisi pasar seperti sekarang peranan komunikasi pemasaran tidak dapat dipandang sebelah mata. Salah satu aspek penting dalam kegiatan pemasaran adalah competitition atau persaingan. Dunia perekonomian global begitu penuh dengan berbagai jenis persaingan, mulai dari persaingan harga, kualitas produk, dan sebagainya. Dalam hal ini komunikasi pemasaran dianggap efektif sebagai strategi untung memenangkan pasar. Pada awal tahun 1990an pemasaran suatu produk hanya mengandalkan keberhasilan suatu promosi produk. Promosi produk biasanya dilakukan melalui iklan televisi atau sekedar mengandalkan promosi langsung yang terjun ke wilayah kependudukan. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, kebutuhan konsumen akan informasi suatu produk bertambah banyak. Ditambah lagi dengan pemikiran yang semakin dewasa, yang menciptakan pemikiran yang lebih kritis, disinilah komunikasi pemasaran sangat dibutuhkan. Keefektifan suatu pemasaran bergantung kepada keefektifan kegiatan komunikasi yang dilakukan di dalamnya. Bentuk komunikasi pemasaran yang dimaksud dapat berupa ketelitian dan kecermatan dalam memilih dan menentukan suatu bentuk komunikasi yang paling tepat untuk tujuan tertentu. Setiap perusahaan yang akan melalukan proses pemasaran, tentu akan memilih program komunikasi pemasaran tersendiri dan mungkin tidak ada satuan baku untuk hal tersebut. Bila hal tersebut telah direalisasikan maka dapat dikatakan secara sederhana bila suatu kegiatan komunikasi dalam suatu pemasaran produk berlangsung sukses, maka itu akan membawa kesuksesan pada penjualan berikutnya. Persaingan juga terjadi pada bisnis mall atau pusat perbelanjaan. Menjamurnya pusat perbelanjaan bertaraf modern saat ini, seperti mall atau plaza di berbagai kota di Tanah Air, yang di dalamnya terdapat toko serba ada toserba, restoran, arena permainan, supermarket, bahkan hypermarket, membuat para pengelola mall harus bersaing untuk mendapatkan konsumenpengunjung. Tentang kunjungan ke mall ini, menurut hasil riset MARS Indonesia Indonesian Consumer Profile 2008, sebanyak 82,2 konsumen kita, khususnya di kota Jakarta dan Surabaya gemar berkunjung ke mal. Dalam sebulan, mereka minimal sekali atau dua kali mengunjungi tempat belanja itu. Ini artinya, demam mall memang sudah semakin menggejala di masyarakat Indonesia. Mereka yang dulunya kerap menyambangi pasar-pasar tradisional, kini beralih ke pusat perbelanjaan. Tak bisa dipungkiri, bagi sebagian konsumen, pergi ke mall atau plaza, kini telah menjadi bagian gaya hidup life style yang tak bisa ditinggalkan. Mall atau plaza telah menjadi pilihan, karena menghadirkan berjuta kenikmatan. Mulai dari tersedianya berbagai kebutuhan yang diinginkan one stop shopping, hingga tempat yang pas untuk bersantai bersama keluarga maupun kolega. Di Medan persaingan pusat perbelanjaan atau ritel modern sangat sengit terjadi. Meski telah hadir sejumlah mall di Medan, namun dalam waktu dekat ini dipastikan dua mall baru akan berdiri di Medan, yang akan berlokasi di inti kota. “Sepertinya tiga yang akan muncul. Namun yang positif baru dua, yakni Deli Grand City dan Hermes Palace. Satu sudah dalam tahap pembangunan fisik dan satunya belum lagi. Artinya dengan kehadiran mall baru, menandakan bisnis mall masih tetap menjanjikan,” ucap Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia APPBI Sumut Paulus Tamie, Sabtu 78 di Medan. Kehadiran dua mall baru tersebut akan menambah aroma persaingan dengan mall yang lebih dulu eksis. Dua mall tersebut menjadi alternatif baru bagi masyarakat untuk berbelanja. Untuk menghadapi hal ini para pengelola mall mesti gesit menciptakan trik promosi untuk menarik perhatian pengunjung. Para pengelola mall menyadari, taktik promosi jitu sangatlah penting bagi manajemen dan mall itu sendiri. Pasalnya, arus pengunjung ke pusat perbelanjaan tidak naik signifikan meski mall bertumbuh. Malah, konsentrasi pengunjung semakin terpecah dengan hadirnya mall baru yang ingin mencari suasana baru. Bagaimana mempertahankan pengunjung loyal yang sebelumnya sudah ada disaat banyaknya mall baru bermunculan? Saat ini terdapat 15 mall yang terdaftar sebagai anggota APPBI. Di antaranya Deli Mas berlokasi di Lubuk Pakam, Binjai Supermal, Siantar Mal. Sementara, selebihnya berada di Medan meliputi Sun Plaza, Millenium, Paladium, Thamrin, Plaza Medan Fair, Medan Plaza, Yang Lim Plaza www.medantalk.com. Yang menarik untuk diketahui, bahwa mereka yang akhirnya tergerak untuk berkunjung dan berbelanja di mall, rata-rata disebabkan adanya diskon dan promosi dari pusat perbelanjaan atau counter tersebut, meski pada awalnya mereka tak terlalu membutuhkan barang yang dibelinya. Ini menunjukkan bahwa faktor promosi sangat manjur untuk menarik minat belanja pengunjungcalon konsumen. Dalam menghadapi kondisi persaingan yang semakin tajam ini setiap perusahaan selalu berusaha menerapkan strategi - strategi promosi baru agar tujuan dari pada perusahaan dapat tercapai. Persaingan membuat perusahaan sangat berhati-hati dan jeli dalam menentukan bauran promosi promotion mix yang digunakan agar tidak kalah dalam persaingan mendapatkan pengunjungkonsumen. Plaza Medan Fair yang didirikan di kota Medan pada tanggal 23 September 2004, di Jl. Jend. Gatot Subroto No. 30 Medan, merupakan pusat perbelanjaan pertama di Medan yang menggabungkan tiga anchor tenants Carrefour, Matahari Department Store, dan Electronic City sehingga menjadikan Plaza Medan Fair sebagai “One Stop Shopping Centre” sesuai dengan visinya. Sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia dan di tengah pertumbuhannya yang kian berkembang menjadi kota metropolitan, kehadiran Plaza Medan Fair sangat berpengaruh pada aktivitas perbelanjaan dan leisure masyarakat Medan dan sekitarnya. Dengan luas bangunan sekitar 100.000 m², Plaza Medan Fair hadir dengan kurang lebih 600 toko yang menyuguhkan beragam produk. Berdasarkan latar belakang masalah ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor bauran promosi yang mempengaruhi motivasi konsumen untuk berkunjung ke Plaza Medan Fair, dan mencoba untuk menulis skripsi dengan judul “PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP MOTIVASI KOMSUMEN”

I.2 Perumusan Masalah