Universitas Sumatera Utara 2.9.2.2 Hipertensi Sekunder
Hipertensi atau hipertensi renal terdapat sekitar 5 kasus. Penyebab spesifik diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi
vaskular renal,
hiperaldosteronisme primer,
dan sindrom
cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan, dan lain – lain Kapita Selekta Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001.
2.9.3 Faktor Risiko Hipertensi
Sampai saat ini penyebab hipertensi secara pasti belum dapat diketahui dengan jelas. Secara umum, faktor risiko terjadinya hipertensi yang teridentifikasi
antara lain :
2.9.3.1 Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi
Ada tiga faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi atau tidak dapat diubah yaitu, keturunan, jenis kelamin, dan umur.
a. Keturunan
Dari hasil penelitian diungkapkan bahwa jika seseorang mempunyai orang tua atau salah satunya menderita hipertensi maka orang tersebut mempunyai risiko
lebih besar untuk terkena hipertensi daripada orang yang kedua orang tuanya normal tidak menderita hipertensi. Adanya riwayat keluarga terhadap hipertensi
dan penyakit jantung secara signifikan akan meningkatkan risiko terjadinya hipertensi pada perempuan dibawah 65 tahun dan laki – laki dibawah 55 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin mempunyai pengaruh penting dalam regulasi tekanan darah. Sejumlah fakta menyatakan hormon sex mempengaruhi sistem renin angiotensin.
Secara umum tekanan darah pada laki – laki lebih tinggi daripada perempuan. Pada perempuan risiko hipertensi akan meningkat setelah masa menopause yang
mununjukkan adanya pengaruh hormon. c.
Umur Beberapa penelitian yang dilakukan, ternyata terbukti bahwa semakin
tinggi umur seseorang maka semakin tinggi tekanan darahnya. Hal ini disebabkan elastisitas dinding pembuluh darah semakin menurun dengan bertambahnya umur.
Sebagian besar hipertensi terjadi pada umur lebih dari 65 tahun. Sebelum umur 55 tahun tekanan darah pada laki – laki lebih tinggi daripada perempuan. Setelah
umur 65 tekanan darah pada perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Dengan demikian, risiko hipertensi bertambah dengan semakin bertambahnya umur.
2.9.3.2 Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah faktor yang berasal dari gaya hidup dan dapat diubah yaitu adalah sebagai berikut.
a. Merokok
Merokok dapat meningkatkan beban kerja jantung dan menaikkan tekanan darah.Menurut penelitian, diungkapkan bahwa merokok dapat meningkatkan
tekanan darah. Nikotin yang terdapat dalam rokok sangat membahayakan kesehatan, karena nikotin dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam
pembuluh darah dan dapat menyebabkan pengapuran pada dinding pembuluh
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
darah. Nikotin bersifat toksik terhadap jaringan saraf yang menyebabkan peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik, denyut jantung
bertambah, kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian O
2
bertambah, aliran darah pada koroner m meningkat dan vasokontriksi pada pembuluh darah
perifer. b.
Obesitas Kelebihan lemak tubuh, khususnya lemak abdominal erat kaitannya
dengan hipertensi. Tingginya peningkatan tekanan darah tergantung pada besarnya penambahan berat badan. Peningkatan risiko semakin bertambah
parahnya hipertensi terjadi pada penambahan berat badan tingkat sedang. Tetapi tidak semua obesitas dapat terkena hipertensi. Tergantung pada masing – masing
individu. Penurunan berat badan efektif untuk menurunkan hipertensi, Penurunan berat badan sekitar 5 kg dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan
Berikut adalah pengklasifikasian obesitas berdasarkan angka Indeks Massa Tubuh IMT menurut WHO tahun 2004.
Tabel 2.2 Klasifikasi obesitas berdasarkan Indeks Massa Tubuh IMT Klasifikasi
IMT
Kurang Normal
Resiko Obesitas Obesitas I
Obesitas II 18,5
18.50-22,99 23-24,9
25-29,9
≥ 30 Sumber: WHO, 2004
c. Stres
Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu. Ketika takut, gugup, dan dikejar waktu tekanan darah biasanya meningkat. Tetapi dalam
sebagian besar kasus begitu mulai santai, tekanan darah kembali turun lagi.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalaui saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermiten. Apabila stres berlangsung
lama dapat mengakibatkan peninggian tekanan darah yang menetap. Pada binatang percobaan dibuktikan bahwa pajanan terhadap stres menyebabkan
binatang tersebut menjadi hipertensi. d.
Aktifitas Fisik Orang dengan tekanan darah yang tinggi dan kurang aktifitas, besar
kemungkinan aktifitas fisik efektif menurunkan tekanan darah. Aktifitas fisik membantu dengan mengontrol berat badan. Aerobik yang cukup seperti 30 – 45
menit berjalan cepat setiap hari membantu menurunkan tekanan darah secara langsung. Olahraga secara teratur dapat menurunkan tekanan darah pada semua
kelompok, baik hipertensi maupun normotensi. e.
Mengkonsumsi garam berlebih Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization WHO
merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100
mmol sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam perhari. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler
meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler
tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
f. Minum alkohol
Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum alkohol
berlebihan termasuk salah satu faktor resiko hipertensi Marliani, 2007. g.
Minum kopi Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi
mengandung 75 – 200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg.
h. Kadar Kolesterol
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati dalam jumlah yang diperlukan. Darah mengandung 80 kolesterol yang
di produksi oleh tubuh sendiri dan 20 berasal dari makanan. Kadar kolesterol normal adalah 160 mgdl – 200 mgdl. Kolesterol yang berlebih atau kolesterol
tinggi hiperkolesterolemia akan menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak.
Hiperkolesterolemia terjadi jika kadar kolesterol melebihi batas normal, dan hal inilah yang dapat menyebabkan aterosklerosis. Aterosklerosis adalah
penyumbatan pembuluh darah arteri akibat penumpukan kolesterol di dinding arteri. Dinding-dinding pada saluran arteri yang telah mengalami aterosklerosis
akan menjadi tebal dan kaku karena tumpukan kolesterol, saluran arteri itu akan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
mengalami proses penyempitan, pengerasan, kehilangan kelenturanya dan menjadi kaku.
Makin tinggi kadar kolesterol maka akan semakin tinggi pula proses aterosklerosis berlangsung. Berbagai penelitian epidemiologi, biokimia maupun
aksperimental menyatakan bahwa yang memegang peranan penting terhadap terbentuknya aterosklerosis adalah kolesterol. Telah dibuktikan bahwa konsentrasi
LDL kolesterol yang tinggi dalam darah akan menyebabkan terbentuknya aterosklerosis. Apabila sel-sel otot arteri tertimbun lemak maka elastisitasnya
akan menghilang dan berkurang dalam mengatur tekanan darah. Akibatnya akan terjadi berbagai penyakit seperti hipertensi, aritmia ,serangan jantung dan stroke,
dan lain-lain. Berikut adalah pengklasifikasian kadar kolesterol menurut WHO
Tabel 2.3 Klasifikasi Kadar Kolesterol Klasifikasi
Kadar Kolesterol mgdL
Normal Mengkhawatirkan
Buruk 200
200-239 ≥ 240
Kolesterol merupakan faktor resiko yang dapat diubah dari hipertensi, jadi semakin tinggi kadar kolesterol total maka akan semakin tinggi kemungkinan
terjadinya hipertensi. Peningkatan kadar kolesterol darah banyak dialami oleh penderita hipertensi, pernyataan ini diperkuat dengan berbagai penelitian yang
mendukung. Harefa dkk, 2010 Berbeda pada ibu hamil, peningkatan kolesterol sangat penting untuk
perkembangan janin sehingga tubuh ibu hamil secara otomatis memproduksi lebih
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
banyak sehingga kadar kolesterol naik hingga 25 - 40. Pada ibu hamil LDL atau jenis kolestrol jahat yang biasanya dikhawatirkan oleh banyak orang
memiliki peranan penting dalam membentuk dan mendukung proses kehamilan. Bahkan apabila ibu hamil kekurangan LDL seringkali mengakibatkan kelainan
dalam kongenital. Sehingga pada kehamilan trimester kedua kadar LDL cenderung meningkat. Peningkatan kadar kolesterol selama kehamilan diperlukan
untuk membuat hormon steroid, seperti estrogen dan progesteron, yang sangat penting untuk membawa kehamilan untuk jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 2.10
Kerangka Konsep
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penerapan Analisis Regresi Ridge
Pada Data Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang Tahun 2014
Umur
Tekanan Darah 1.
Sistolik 2.
Diastolik 3.
Kadar Kolesterol
Obesitas IMT
Analisis Regresi Ridge
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 2.11
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah 1.
Ada hubungan umur, kadar kolesterol dan obesitas secara simultan dengan tekanan darah sistolik pada pasien hipertensi rawat inap di RSUD
Sidikalang Tahun 2014. 2.
Ada hubungan umur, kadar kolesterol dan obesitas secara simultan dengan tekanan darah diastolik pada pasien hipertensi rawat inap di RSUD
Sidikalang Tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Maret sampai Juli 2015.
3.3 Populasi dan Sampel