Busana tari Melinting yang berkembang sekarang ini adalah busana yang disesuaikan dengan kemampuan pengadaan perlengkapan tari Melinting
karena ada beberapa perlengkapan tari Melinting yang sulit didapat karena belum berkembang di masyarakat Lampung secara luas. Sebagai contoh
penggunaan tapis Abung untuk menggantikan tapis Melinting yang sulit didapat. Selain itu seperti tampak pada gambar mahkota untuk penari laki-
laki juga digunakan Siger pepadun yang seharusnya Siger Melinting karena pada saat penggalian Siger Melinting ini belum dikembangkan sehingga
untuk kepentingan pertunjukan maka digunakan Siger Pepadun. Gambar penari di atas adalah gambar busana tari Melinting yang telah dikreasikan.
Pada penelitian ini untuk elemen busana tari belum dinilai untuk indikator penilaian karena keterbatasan busana yang ada di sekolah sehingga elemen
busana ini hanya sebagai pengetahuan bagi siswa.
2.2.2.5 Tempat Pertunjukan
Tempat pertunjukan adalah tempat yang digunakan untuk mempergelarkan suatu pertunjukkan atau pementasan. Tempat pertunjukkan dapat berupa
panggung proscenium, balai adatsessat, atau tempat diadakannya acara. Tari Melinting dipentaskan di tempat upacara adat yang sedang berlangsung
atau bisa juga di tempat pertunjukkan lainnya.
2.2.2.6 Properti
Properti adalah perlengkapan yang tidak termasuk kostum dan perlengkapan panggung, tetapi merupakan perlengkapan yang ikut ditarikan oleh penari.
Properti adalah semua peralatan yang dipergunakan untuk kebutuhan suatu penampilan tataan tari atau koreografi. Properti adalah alat-alat yang dibawa
dan digunakan penari sebagai pelengkap sesuai tuntutan tari tersebut. Properti yang digunakan oleh penari putri dan putra pada tari Melinting
adalah kipas yang dipegang di kiri kanan tangan penari Subdin Kebudayaan
Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, 2007.
2.3 Pembelajaran Tari di SMA
Pembelajaran menurut Hadi Kusuma K. 1996: 15 adalah usaha oleh guru untuk membantu siswa atau anak didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan
kebutuhan dan minatnya. Dalam pembelajaran, peran guru sebagai fasilitator yaitu menyediakan fasilitas yang diperlukan dan menciptakan situasi yang
mendukung agar siswa dapat mewujudkan kemampuan belajarnya. Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam rangka membimbing dan
mendorong siswa untuk memperoleh pengalaman yang berguna bagi perkembangan dari seluruh potensi kemampuan yang dimilikinya semaksimal
mungkin. Pembelajaran merupakan kegiatan yang memerlukan persiapan matang untuk mentransfer ilmu dari guru kepada peserta didik.
Dalam hal ini Tim Mata Kuliah Dasar Kependidikan MKDK, 1996 berpendapat
bahwa, 1 pembelajaran merupakan upaya sadar dan disengaja, 2 pembelajaran merupakan pemberian bantuan yang memungkinkan siswa dapat
belajar, 3 pembelajaran lebih menekankan pada pengaktifan siswa. Berdasarkan