BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara hukum, dimana perkembangan dan pertumbuhan Negara dilihat dari sistim kepemimpinannya. Pemimpin yang baik sangat
berpengaruh terhadap kemajuan negara. Tidak sedikit masalah yang muncul menurut masyarakat adalah kelalaian dari pada pemimpin, padahal disisi lain masyarakatlah yang
kurang dalam memahami masalah tersebut. Indonesia adalah suatu konsep yang berarti ganda, yaitu negara dan bangsa. Sebagai negara, indonesia adalah ikatan sosial yang
terbentuk karena adanya konsensus politik yang berlanjut. Karena adanya sistem kekuasaan yang sah. Dalam konteks ini maka hak dan kewajiban seseorang bahkan status dan
kedudukannya ditentukan oleh hal-hal yang telah diletakkan oleh dasar konsensus politik tersebut. dengan demikian, pengertian kepemimpinan semestinyalah diletakkan pada corak
hubungan sosial yang ditentukan oleh jauh atau dekatnya seseorang pada nilai dasar dari masyarakat politik itu. Dengan kata lain, makin dekat seseorang kepada pusat kekuasaan
politik, maka makin tinggilah ia dalam hinarki sosialnya. Dalam lingkungan birokrasi, Pemimpin berarti bahwa seseorang yang menduduki
hirarki yang tinggi. Sebagai bangsa, kita tidak hanya berhadapan dengan kesadaran politik baru yang telah melampaui batas-batas etnis, tetapi juga pada suatu komunitas yang dibina
berdasarkan nilai-nilai yang diserap dari pengalaman sejarah. Pemimpin dan kepemimpinannya merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat
manusia dan berperan serta dalam menjalankan roda organisasi. Bahkan, pemimpin dengan kepemimpinannya menentukan maju atau mundurnya suatu organisasi, dan dalam ruang
Universitas Sumatera Utara
lingkup yang lebih luas menentukan jatuh dan bangunnya suatu bangsa dan negara yang masuk dalam kategori dan saluran kepemimpinan.
Masalah kepemimpinan selalu menjadi bahan perdebatan orang dari masa ke masa. Ini tidak lain karena kenyataan bahwa dalam kehidupan ini, kehadiran para pemimpin
memang sangat dibutuhkan. keberadaannya, apalagi dilingkungan organisasi, sangat memerlukan pemimpin guna mengatur dan mengontrol kegiatan yang akan dicapai.
Salah satu fungsi pemerintah yang utama adalah menyelenggarakan pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Birokrasi merupakan instrumen pemerintah untuk mewujudkan pelayanan publik yang efisien, efektif, berkeadilan, transparan dan akuntabel. Hal ini berarti bahwa untuk mampu
melaksanakan fungsi pemerintah dengan baik maka organisasi birokrasi harus profesional, tanggap, aspiratif terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang dilayani. Seiring dengan hal
tersebut pembinaan aparatur negara dilakukan secara terus menerus, agar dapat menjadi alat yang efisien dan efektif, bersih dan berwibawa, sehingga mampu menjalankan tugas-tugas
umum pemerintah maupun untuk menggerakkan pembangunan secara lancar dengan dilandasi semangat dan sikap pengabdian terhadap masyarakat.
Sorotan tajam tentang kinerja birokrasi dalam menyelenggarakan pelayanan publik menjadi wacana yang aktual dalam studi administrasi negara akhir-akhir ini. Hal ini
disebabkan oleh rendahnya kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan dan pada sisi lain munculnya konsep privatisasi, swastanisasi, kontak kerja yang pada intinya ingin
meminimalkan campur tangan pemerintah yang terlalu besar dalam pelayanan public. Provinsi Sumatera utara yang beribu kota di Medan, di pimpin oleh seorang
Gubernur. Gubernur adalah pejabat pemerintah tetapi juga dapat juga menjadi pemimpin. Seorang Gubernur dapat menjadi pemimpin jika memiliki visi yang jelas, menjabarkan visi
Universitas Sumatera Utara
itu ke orang lain agar dapat diikuti bawahannya dan kepiawaiannya mengelola dan mengoptimalkan lingkungan internal dan eksternalnya.
Seorang Pemimpin harus mampu mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kemauan dan
keterampilan, kepemimpinan dalam pengarahan adalah factor penting efektivitas suatu organisasi. Bila organisasi dapat mengidentifikasi kualitas-kualitas yang berhubungan dengan
kepemimpinan, kemauan untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin yang efektif akan meningkat. Dan bila organisasi dapat mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik
kepemimpinan efektif organisasi, berbagai perilaku dan teknik tersebut akan dapat dipelajari. Dolok Sanggul adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan,
Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Dolok Sanggul merupakan ibu kota Kabupaten Humbang Hasundutan. Kota ini terletak di dataran tinggi berhawa dingin sejuk. Dolok
Sanggul juga menjadi sentra perekonomian dan perdagangan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Kabupaten Humbang Hasundutan ini merupakan suatu Kabupaten yang
perkembangannya sangat cepat dalam bidang pertanian. Pertanian di Humbang Hasundutan sangat baik karena tanahnya yang sangat subur dan perhatian dari pada Pemerintah akan
pertanian sangat besar untuk kemajuan dari pada masyarakatnya. Humbang Hasundutan merupakan salah satu daerah penghasil hasil pertanian yang baik, dimana produksi pertanian
yang dihasilkan selalu ungul dan dapat bersaing di pasaran. Tahun 2011 merupakan pelaksanaan tahun pertama dari periode kedua kepemimpinan
Kepala Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2010-2015, oleh karena itu dalam penyusunan Rencana Strategi Tahun 2011-2015 merupakan penjabaran dari Visi-Misi Bupati
Humbang Hasundutan periode 2010-2015. Penyusunan Rencana Strategi pada Tahun 2010 Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan berpedoman pada surat Sekretaris Daerah
Kabupaten Humbang Hasundutan no:050679BappedaVIII2010, perihal Penyusunan
Universitas Sumatera Utara
Restra-SKPD Tahun 2011-2015 yang mengacu pada PP Nomor 8 Tahun 2008 dan Pemendagri No:13 Tahun 2005.
Pembangunan pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan perlu melibatkan instansi terkait yang dianggap dapat mendukung program pertanian sehingga pemenuhan kebutuhan
pangan dan kesejahteraan petani tercapai. Rencana Strategi Dinas Pertanian Humbang Hasundutan Tahun 2011-2015 merupakan dokumen perencanaan yang berisi Visi,
Misi,Tujuan, Target,Sasaran, Kebijakan, Stategi. Program dan kegiatan pembangunan pertanain yang ada dilaksanakan selama 5 Tahun ke depan 2011-2015, oleh karena itu
dokumen Renstra ini merupakan acuan dan arahan bagi jajaran Pemerintah Daerah dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan pertanian secara menyeluruh dan sinergi
antar sector terkait. Mayoritas penduduk Humbang Hasundutan adalah petani. Komoditas pertanian
terbesar adalah kopi dengan luas panen 9.246 Ha dan produksi 6.461 ton Humbahas Dalam Angka 2007. Perkebunan kopi terdiri dari 48.45 luas lahan pertanian dan
perkebunan.Selain kopi, kabupaten ini juga kaya dengan kemenyan. Dengan luas panen 5.235 Ha menghasilkan 1.278 ton. Luas lahan kemenyan mencapai 23,16. Komoditas lainnya
adalah karet, kulit manis, kemikir, coklat, kelapa sawit, aren, kelapa, tebu, jahe, cengkeh, dan andaliman.jangung
Komoditas pertanian andalan penduduk adalah cabe dengan luas panen 612 Ha menghasilkan 3.086 ton Humbahas Dalam Angka 2007. Tanaman cabe mencapai 39,97
lahan pertanian. Selain cabe penduduk juga bertanam andaliman, kubis, tomat, kentang, sawi, wortel dan bawang merah. Pertanian di daerah Humbang Hasundutan selalu mengalami
peningkatan yang signifikan dalam menghasilkan produksi pertanian, ini tidak jauh dari besarnya perhatian pemerintah dalam membangun dan meningkatkan kualitas pertanian di
Universitas Sumatera Utara
daerah Humbang Hasundutan, dimana Dinas Pertanian sebagai wadah untuk memberdayakan masyarakat petani dalam mengelola pertanian.
Kesuksesan pertanian di Humbang Hasundutan sangat didukung oleh efektif dan efisiennya kepemimpinan Bupati Humbang Hasundutan dalam menggerakkan Kepala Dinas
Pertanian untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat khususnya petani dalam bidang penyuluhan dan pemberian pelatihan. Kepemimpinan Kepala Dinas Pertanian
Humbang Hasundutan sangat mempengaruhi kinerja dari pada anggotanya, sebagai seorang Pemimpin, Kepala Dinas Pertanian harus mengetahui apa yang dibutuhkan oleh anngotanya
agar mampu dan mau bekerja sama dalam mencapai tujuan untuk membangun pertanian yang baik di Humbang Hasundutan.
Penilaian kinerja birokrat pemerintah selama ini cenderung didasarkan pada faktor-faktor input seperti jumlah pegawai, anggaran, peraturan perundangan dan termasuk pedoman dan
petunjuk teknis pelaksanaan; dan bukan pada faktor-faktor output atau outcomes-nya, misalnya tingkat efisiensi biaya, kualitas layanan, jangkauan dan manfaat pelayanan yang
dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena itu dalam praktek penyelenggaraan pelayanan publik masih terdapat berbagai masalah antara lain perbedaan antara kinerja yang diharapkan
intended perfomance dengan praktek sehari-hari actual performance, perbedaan antara tuntutan kebutuhan masyarakat dengan kemampuan pelayanan aparatur pemerintah,
perbedaan antara keterbatasan sumber daya anggaran pemerintah dengan kebocoran pada tingkat pelaksanaanya Ginanjar Kartasasmita,1997. Sementara itu peran aparatur negara
birokrasi sejak beberapa dekade yang lalu lebih disiarkan sebagai penyandang dua peran yaitu sebagai Abdi Negara dan sebagai Abdi masyarakat dan peran sebagai abdi negara
menjadi sangat dominan ketimbang peran sebagai abdi masyarakat. Siklus pelayanan lebih berakses ke kekuasaan birokrasi ketimbang melayani masyarakat. Akibatnya aparatur
cenderung melayani dirinya sendiri dan meminta layanan dari masyarakat Thoha, 1993.
Universitas Sumatera Utara
Berkaitan dengan hal ini bahwa tugas aparatur sebagai pelayan harus lebih diutamakan terutama yang berkaitan dengan mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan
masyarakat, mempersingkat waktu proses pelaksanaan urusan publik dan memberikan kepuasan publik.
Berdasarkan latar belakang diatas,maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul, “PERANAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA BIROKRASI Studi Pada Dinas Pertanian Humbang Hasundutan”.
I.2. Rumusan Masalah