Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaam Pajak Hiburan Permasalahan yang dihadapi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh peneliti, bisnis hiburan memang patut diperhitungkan sebagai kontributor Pendapatan Asli Daerah di Kota Medan. Kontributor sektor pajak hiburan ini termasuk andalan pasokan Pendapatan Asli Daerah bagi pemerintah Kota Medan. Apalagi Kota Medan termasuk lima besar kota terbesar di Indonesia tentunya mobilitas perekonomian cukup berjalan tinggi dimana dengan banyaknya tersedia hiburan akan mendatangkan penerimaan yang banyak bagi Pendapatan Asli Daerah, berarti makin banyak hiburan akan makin banyak penerimaan yang diperoleh. Sampai saai ini kontribusi terbesar bisnis hiburan diperoleh lewat pajak hiburan. Pendapatan Asli Daerah yang diperoleh lewat pajak hiburan berasal dari pengunjung atau penonton yang mendatangi tempat-tempat hiburan. Kontribusi pajak hiburan yang selama ini dipungut tentunya akan menambah Pendapatan Asli Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bermanfaat bagi proses pembiayaan pembangunan dan juga digunakan untuk berbagai pelayanan umum yang berguna untuk menambah keindahan pembangunan Kota Medan. Oleh karena itu, hiburan diharapkan dapat menambah pemasukan ke kas daerah dari sisi penerimaan pajak hiburan.

4.1.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaam Pajak Hiburan

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, dalam pencapaian realisasi target penerimaan pajak hiburan tersebut, ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi penerimaan pajak hiburan di Kota Medan, antara lain yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Banyaknya konser yang diselenggarakan di Kota Medan memberikan pengaruh dan kontribusi yang tidak sedikit bagi penerimaan pajak hiburan di Kota Medan. 2. Cuaca. Apabila cuaca cerah, maka keinginan subjek pajak untuk menikmati hiburan akan semakin banyak, dengan demikian penerimaan pajak hiburan pun akan meningkat seiring dengan banyaknya subjek pajak yang menikmati hiburan. 3. Hari libur sekolah, dimana sudah menjadi kebisaan subjek pajak untuk menikmati hiburan atau berpergian ke tempat-tempat rekreasi dan ini akan menambah penerimaan bagi wajib pajak sekaligus menambah penerimaan pajak hiburan. 4. Investasi dari dalam maupun luar negeri 5. Banyaknya hiburan-hiburan yang berdiri di Kota Medan maupun daerah di sekitar Kota Medan. Semakin banyak hiburan-hiburan yang diselenggarakan di Kota Medan maka akan semakin banyak mendatangkan penerimaan bagi wajib pajak dan ini akan semakin memudahkan terealisasinya target penerimaan pajak hiburan.

4.1.2.6 Permasalahan yang dihadapi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Pada tahun 2009, penerimaan pajak hiburan mengalami permasalahan yang mengakibatkan terjadinya penurunan penerimaan dari pajak hiburan sehingga mengakibatkan target APBD sulit untuk direalisasikan. Adapun yang menjadi permasalahan tersebut antara lain : Universitas Sumatera Utara 1. Banyaknya wajib pajak menutup usaha hiburannya dikarenakan situasi dan kondisi ekonomi yang kurang kondusif. 2. Adanya wajib pajak yang tidak mengetahui kapan pembayaran dilakukan sehingga menyebabkan wajib pajak terlambat membayar dikarenakan kurangnya sosialisasi dari petugas pajak. 3. Adanya wajib pajak yang tidak patuh atau mengelakan yaitu dengan melakukan penunggakan pembayaran pajak. 4. Tingkat kesadaran wajib pajak yang masih rendah dalam memenuhi kewajiban perpajakan. 5. Dalam hal pendataan terhadap jumlah wajib pajak di lapangan banyak yang tidak sesuai dengan jumlah data wajib pajak yang ada pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, hal ini dikarenakan adanya wajib pajak yang membuka atau menutup usahanya atau pindah tanpa memberitahu dan melapor kepada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan. 6. Permasalahan atau kendala yang ada selain dari wajib pajak hiburan itu sendiri, dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan itu sendiri pun terdapat permasalahan atau kendala yaitu dalam hal kelengkapan sarana dan prasarana yang meliputi kurangnya media untuk mengolah dan menyimpan data Wajib Pajak seperti Komputer dan mesin ketik, kurangnya alat transportasi untuk memeriksa dan mengawasi Wajib pajak di lapangan. Universitas Sumatera Utara 7. Kurang tegasnya aparatur pemerintah untuk menindak pengusaha hiburan atau wajib pajak yang tidak membayar pajak hiburannya. Selain hal tersebut di atas yang menjadi permasalahan atau kendala yang dihadapi oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang diungkapkan oleh Kepala Sub Dinas Penagihan Bapak Simbolon , yaitu : “ Kendala yang dihadapi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah terjadinya kesalahan pemeriksaan tim fiskus terhadap wajib pajak karena kurang sesuai dengan laporan keuangan perusahaan penyelenggara hiburan, sehingga adanya wajib pajak yang mengajukan keberatan dan kendala yang lain adalah besarnya persentase tarif pajak yang dikenakan terhadap wajib pajak dimana tarif dikenakan terhadap pembiayaan perusahaan “. Dan dari wawancara yang dilakukan, hal tersebut dipertegas oleh Kepala Seksi Pertimbangan dan Keberatan Bapak Drs. Nawawi dengan mengungkapkan sanksi-saksi apabila terjadi , beliau menjelaskan : “ Dalam pembayaran pajak hiburan seringkali wajib pajak melakukan penunggakan pembayaran pajak, yaitu bisa berupa kelalaian wajib pajak untuk menyetorkan pajaknya ke Dispenda Kota Medan, hal ini disebabkan sibuknya para pengusaha hiburan atau wajib pajak sehingga tidak ada waktu untuk mengantarkan pembayaran pajaknya ke Dispenda kota Medan. Untuk mencegah hal ini maka wajib pajak akan dikenakan sanksi yaitu berupa sanksi administrasi dengan memberikan surat peringatan dan atau surat tegoran, sanksi lainnya dapat berupa denda, biasanya dikenakan denda tambahan bunga sebesar 2 tiap bulannya dari jumlah pajak yang tertunggak”.

4.1.2.7 Upaya-upaya Dinas Pendapatan daerah Kota Medan dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Hiburan