Implementasi Kebijakan Kerangka Teori

2. Kecukupan; seberapa jauh hasil yang telah tercapai dapat memecahkan masalah. 3. Pemerataan; apakah biaya dan manfaat telah didistribusikan merata kepada kelompok masyarakat yang berbeda? 4. Responsivitas; apakah hasil kebijakan memuat preferensinilai kelompok dan dapat memuaskan mereka? 5. Ketepatan; apakah hasil yang dicapai bermanfaat?

1.5.2 Implementasi Kebijakan

Tahap implementasi sangat penting dalam setiap pengambilan kebijakan. Suatu kebijakan yang telah dipilih dan ditetapkan tidak akan ada artinya bila tidak diimplementasikan atau dilaksanakan dalam kehidupan nyata. Selain itu juga tidak akan dapat dievaluasi apakah kebijakan tersebut sudah tapat atau belum untuk menyelesaikan masalah, karena pada dasarnya setiap kebijakan diambil untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Namun berhasil tidaknya sebuah kebijakan dalam pengimplementasiannya juga tidak terlepas dari banyak variabel yang mempengaruhinya, dimana masing-masing variabel tersebut juga saling mempengaruhi satu sama lain. Ada beberapa teori dari para ahli mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi suatu kebijakan yaitu sebagai berikut:

1. Teori George C. Edwards III 1980

Dalam pandangan Edwards III, implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Faktor komunikasi penting karena apa yang menjadi tujuan dan sasaran dari kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran sehingga akan mengurangi distorsi Universitas Sumatera Utara implementasi. Sedangkan sumber daya berfungsi dalam melakukan kebijakan, karena walaupun kebijakan telah dikomunikasikan namun bila kekurangan sumber daya, implementasi tidak akan berjalan efektif. Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor seperti komitmen, kejujuran atau sifat demokratis. Bila implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diharapkan oleh pembuat kebijakan. Untuk struktur organisasi, salah satu aspeknya yang penting adalah adanya prosedur operasi yang standar standard operating procedurs atau SOP. SOP menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak. Dan strutur organisasi yang terlalu panjang juga akan melemahkan pengawasan dan menimbulkan prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks. Universitas Sumatera Utara Gambar 1.3 Faktor Penentu Implementasi menurut Edwards III

2. Teori Merilee S. Grindle 1980

Keberhasilan implementasi menurut dipengaruhi oleh dua variabel besar yakni isi kebijakan dan lingkungan implementasi. Variabel isi kebijakan ini mencakup sejauh mana kepentingan kelompok sasaran termuat dalam isi kebijakan, jenis manfaat yang diterima oleh kelompok sasaran, sejauh mana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan, dan apakah letak suatu program sudah tepat, serta apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya dengan rinci, dan terakhir apakah sebuah program didukung oleh sumber daya yang memadai. Sedangkan variabel lingkungan kebijakan mencakup seberapa besar kekuasaan, kepentingan, strategi yang dimiliki oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan, karakteristik institusi dan rejim yang sedang berkuasa, tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran. Struktur Organisasi Disposisi Sumber Daya Implementasi Komunikasi Universitas Sumatera Utara Gambar 1.4 Implementasi sebagai Proses Politik dan Administrasi

3. Teori Daniel A. Mazmanian dan A. Sabatier 1983

Ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi menurut teori ini, yaitu karakteristik dari masalah, karakteristik kebijakan, dan variabel lingkungan, yang turunannya diuraikan pada gambar berikut ini. Tujuan Kebijakan Tujuan yang dicapai Program aksi dan proyek individu yang didesain d did i Program yang dilaksanakan susuai Mengukur Keberhasilan Implementasi Kebijakan dipengaruhi oleh: A. Isi Kebijakan 1.Kepentingan Kelompok 2.Tipe Manfaat 3.Derajat perubahan yang diinginkan 4.Letak pengambilan keputusan 5.Pelaksanaan program 6.Sumber daya yang dilibatkan B. Lingkingan Implementasi 1.Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang dilibatkan 2.Karakteristik lembaga dan rejim yang berkuasa Hasil Kebijakan: 1.Dampak pada masyarakat, individu, dan kelompok 2.Perubahan dan penerimaan masyarakat Universitas Sumatera Utara Gambar 1.5 Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Proses Implementasi

4. Teori Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn 1975

Teori ini mengemukakan lima variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi, yakni standar dan sasaran kebijakan, sumber daya, komunikasi antar Mudahtidaknya masalah dikendalikan 1.Kesulitan teknis 2.Keragaman perilaku kelompok sasaran 3.Prosentasi kelompok sasaran dibanding jumlah populasi 4.Ruang lingkup perubahan perilaku yang diinginkan Kemampuan kebijaksanaan untuk menstrukturkan proses implementasi 1.Kejelasan dan konsistensi tujuan 2.Digunakannya teori kausal yang memadai 3.Ketetapan alokasi sumber daya 4.Keterpaduan hirarki dalam dan antara lembaga pelaksana 5.Rekruitmen pejabat pelaksana 6Akses formal pihak luar Variabel di luar kebijaksanaan yang mempengaruhi proses implementasi 1.Kondisi sosio, ekonomi dan teknologi 2.Dukungan public 3.Sikap dan sumber-sumber yang dimiliki kelompok pemilih 4.Dukungan dari pejabat atasan 5.Komitmen dan keterampilan kepemimpinan pejabat-pejabat pelaksana Tahap-tahap dalam proses implementasi Output kebijakan kepatuhan kelompok daya nyata dampak Output perbaikan dari badan-badan sasaran terhadap output kebijakan kebijakan mendasar Universitas Sumatera Utara organisasi dan penguatan aktivitas, karakteristik agen pelaksana, dan kondisi sosial, ekonomi dan politik. Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisir, karena bila kabur maka akan menimbulkan multiinterpretasi dan mudah menimbulkan konflik di antara para agen implementasi. Gambar 1.6 Model Implementasi Kebijakan menurut Van Meter dan Van Horn

5. Teori G. Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli1983

Teori Cheema dan Rondinelli digunakan untuk analisis implementasi program- program pemerintah yang bersifat desentralisis, dengan empat kelompok variabel yang dapat mempengaruhi kinerja dan dampak suatu program, sebagai berikut: Ukuran dan tujuan Sumber daya Karakteristik badan pelaksana Lingkungan ekonomi, social dan politik Disposisi pelaksanaa Komunikasi antarorganosasi dan kegiatan pelaksanaan Kinerja implementasi Universitas Sumatera Utara a. Kondisi lingkungan; yang terdiri dari faktor tipe sistem politik, struktur pembuat kebijakan, karakteristik struktur politik lokal, kendala sumber daya, sosiokultural, derajat keterlibatan para penerima program, tersedianya infrastruktur fisik yang cukup. b. Hubungan antarorganisasi; terdiri dari kejelasan dan konsistensi sasaran program, pembagian fungsi antarinstansi yang pantas, standarisasi prosedur perencanaan, anggaran, implementasi dan evaluasi, ketepatan, konsistensi dan kualitas komunikasi antarinstansi, efektivitas jejaring untuk mendukung program. c. Sumber daya organisasi; terdiri dari kontrol terhadap sumber dana, keseimbangan antara pembagian anggaran dan kegiatan program, ketepatan alokasi anggaran, pendapatan yang cukup untuk pengeluaran, dukungan pemimpin politik pusat dan lokal, komitmen birokrasi. d. Karakteristik dan kapabilitas instansi pelaksana; terdiri dari keterampilan teknis, manajerial dan politis tugas, kemampuan untuk mengkoordinasi, mengkontrol dan mengintegrasikan keputusan, dukungan dan sumber daya politik instansi, sifat komunikasi internal, hubungan yang baik antara instansi dengan pihak diluar pembuat dan NGO, kualitas pemimpin instansi yang bersangkutan, komitmen petugas terhadap program, kedudukan instansi dalam hirarki sistem administrasi. e. Kinerja dan dampak; yang terdiri dari tingkat sejauhmana program dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan, adanya perubahan kemampuan administrai pada organisasi lokal, berbagai keluaran dan hasil yang lain. Universitas Sumatera Utara

6. Teori David L. Weimer dan Aidan R. Vining 1999

Dalam pandangan teori ini, ada tiga kelompok variabel dasar yang dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu program yakni logika kebijakan, lingkungan tempat kebijakan dioperasikan, dan kemampuan implementor kebijakan. Logika dari suatu kebijakan dimaksudkan agar suatu kebijakan yang ditetapkan masuk akal dan mendapat dukungan teoritis. Ini berarti bahwa isi dari suatu kebijakan ataun program harus mencakup berbagai aspek yang dapat memungkinkan kebijakan ataun program tersebut dapat diimplementasikan pada tataran praktis. Sedang variabel lingkungan tempat kebijakan tersebut dioperasikan akan mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu kebijakan karena disetiap tempat memiliki kondisi lingkungan yang berbeda yang mencakup kondisi sosial budaya, politik, hukum, ekonomi, hankam dan fisik atau geografis, sehingga kebijakan yang sama belum tentu menghasilkan dampak yang sama ditempat yang berbeda. Keberhasilan suatu kebijakan juga dipengaruhi oleh kemampuan implementor yaitu tingkat kompetensi dan keterampilan mereka. I.5.3 Konsep Evaluasi I.5.3.1 Definisi Mengenai Evaluasi Kebijakan