b. Critical incidents
Di sini individu menjelaskan kejadian yang menghubungkan pekerjaan mereka yang mereka rasakan, terutama memuaskan atau tidak memuaskan. Jawaban
mereka dipelajari untuk mengungkapkan tema yang mendasari. Sebagai contoh, misalnya: apabila banyak pekerja menyebutkan situasi di pekerjaan di mana
mereka diperlakukan kasar oleh supervisor atau apabila pekerja memuji supervisor atas sensitivitas yang ditunjukkan pada masa yang sulit, gaya
pengawasan memainkan peranan penting dalam kepuasan kerja mereka. c.
Interviews Interview merupakan prosedur pengukuran kepuasan kerja dengan melakukan
wawancara tatap muka dengan pekerja. Dengan menanyakan secara langsung tentang sikap mereka, sering mungkin mengembangkan lebih mendalam dengan
menggunakan kuesioner yang sangat terstruktur. Dengan mengajukan pertanyaan secara berhati-hati kepada pekerja dan mencatat jawabannya secara sistematis,
hubungan pekerjaan dengan sikap dapat dipelajari.
3.5.3. Pedoman Meningkatkan Kepuasan Kerja
Greenberg dan Baron 2003 memberikan saran untuk mencegah ketidak puasan dan meningkatkan kepuasan kerja pegawai dengan cara sebagai
berikut: a.
Membuat pekerjaan menyenangkan
Universitas Sumatera Utara
Orang lebih puas dengan pekerjaan yang mereka senang kerjakan daripada yang membosankan. Meskipun beberapa pekerjaan secara intrinsik membosankan,
pekerjaan tersebut masih mungkin meningkatkan tingkat kesenangan ke dalam setiap pekerjaan.
b. Orang dibayar dengan jujur
Orang yang percaya bahwa sistem pengupahan tidak jujur cenderung tidak puas dengan pekerjaannya. Hal ini diperlakukan tidak hanya untuk gaji dan upah
per jam, tetapi juga fringe benefit. Konsisten dengan value theory, mereka merasa dibayar dengan jujur dan apabila orang diberi peluang memilih fringe benefit
yang paling mereka inginkan, kepuasan kerjanya cenderung naik. c.
Mempertemukan orang dengan pekerjaan yang cocok dengan minatnya Semakin banyak orang menemukan bahwa mereka dapat memenuhi
kepentingannya sambil di tempat kerja, semakin puas mereka dengan pekerjaannya. Perusahaan dapat menawarkan counselling individu kepada
pekerja, sehingga kepentingan pribadi dan profesional dapat diidentifikasi dan disesuaikan.
d. Menghindari kebosanan dan pekerjaan berulang-ulang
Kebanyakan orang cenderung mendapatkan sedikit kepuasan dalam melakukan pekerjaan yang sangat membosankan dan berulang. Sesuai dengan two-factor
theory, orang jauh lebih puas dengan pekerjaan yang meyakinkan mereka memperoleh sukses dengan secara bebas melakukan kontrol atas bagaimana cara
mereka melakukan sesuatu.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Amir Hamzah yang beralamat di Jalan Pancing Pasar V Barat Medan Estate. Penelitian ini telah dilaksanakan dari
bulan Januari 2009 sampai dengan Juli 2009.
6.3. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensus yang menggunakan populasi sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi
relatif sedikit dan homogen. Menurut Nazir 2005 “Sensus adalah penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dan gejala-gejala yang ada, serta mencari
keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah”.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Bungin 2005 “
Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk mengGambarkan, menjelaskan, atau meringkaskan berbagai kondisi, situasi, fenomena menurut kejadian sebagaimana
adanya”. Sifat penelitian ini adalah menjelaskan explanatory fenomena yang terjadi
di objek penelitian mengenai pengaruh budaya kerja dan pemberian insentif terhadap kepuasan kerja pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan, dan menganalisis
Universitas Sumatera Utara