Bio sludge : Merupakan campuran dari endapan limbah cair, yang
diperoleh dari proses primary dan secondary yang kandungan utamanya adalah selulosa dan bakteri yang mati. Dengan demikian perlu dilakukan
pengamatan dan analisa lebih lanjut tentang senyawa-senyawa atau fasa yang dominan dari kandungan limbah padat pulp tersebut, sehingga cocok
digunakan untuk membentuk material keramik. Dengan demikian perlu dilakukan pengamatan dan analisis lebih lanjut tentang
senyawa-senyawa kimianya maupun fasa dominan agar dipadukan dengan bahan campuran yang ideal, sehingga dapat dilakukan pembuatan keramik berpori yang
tepat guna.
2.7. Absorbsi
Absorbsi adalah terserapnya atau terikatnya suatu substansi absorbet pada permukaan yang dapat menyerap absorbent . Absorbsi dapat terjadi diantara zat
padat dan zat cair, zat padat dengan gas, zat cair dengan zat cair, dan zat cair dengan gas.
Absorbsi terjadi karena molekul-molekul pada permukaan zat yang memiliki gaya tarik dalam keadaan tidak setimbang yang cenderung tertarik
kearah dalam gaya kohesi absorben lebih besar dari gaya adhesinya. Ketidakseimbangan gaya tarik tersebut mengakibatkan zat yang digunakan
sebagai absorben cenderung menarik zat-zat lain yang bersentuhan dengan permukaannya.
Berdasarkan interaksi molekular antara permukaan adsorbent dengan absorbet, absorbsi dibagi menjadi dua bagian, yaitu absorbsi fisika dan absorbsi
kimia. Absorbsi fisika terjadi bila gaya intermolekuler lebih besar dari gaya tarik antar molekul atau gaya tarik menarik yang relatif lemah antara absorbet dengan
permukaan absorbent, gaya ini disebut gaya Van der Waals. Adsorbsi ini berlangsung cepat, dapat membentuk lapisan jamak multilayer, dan dapat
bereaksi balik reversible karena energi yang dibutuhkan relatif rendah.
Universitas Sumatera Utara
Absorbsi kimia terjadi karena adanya reaksi antara molekul-molekul absorbet dengan adsorbent dimana terbentuk ikatan kovalen dengan ion. Gaya
ikat absorbent ini bervariasi tergantung pada zat yang bereaksi. Absorbsi jenis ini bersifat
irreversible dan hanya dapat membentuk lapisan tunggal monolayer.Moressi, 1978
2.8. Porositas
Porositas adalah untuk mengetahui pori-pori porositas yang terdapat dalam sampel. Porositas merupakan satuan yang menyatakan keporositasan suatu
material yang dihitung dengan mencari persen berdasarkan daya serap bahan terhadap air dengan perbandingan volume air yang diserap terhadap volume total
sampel. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dimana : m
b
= massa basah g m
k
= massa kering g ρ
= massa jenis gcm
3
V
t
= Volume total sample cm
3
2.9. Densitas
Densitas pada material didefinisikan sebagai perbandingan antara massa m dengan volume V.
Densitas dinyatakan dalam gcm
3
dan dilambangkan dengan ρ rho
..........2.1
100 V
m m
porositas
t air
k b
× ×
ρ −
=
..........2.2
V m
= ρ
Universitas Sumatera Utara
Dimana : m = massa g
: V = Volume cm
3
: ρ = Densitas gcm
3
2.10. Kekerasan