Eksistensi Pasar Tradisional Sipahutar Bagi Masyarakat Sipahutar

65 pasar tidak hanya dapat dilihat sebagai aktivitas ekonomi, tetapi juga aktivitas social, budaya dan politik. Keempat fungsi yang dijalankan oleh Pasar Tradisional Sipahutar tersebut saling terkait dan saling mendukung satu sama lainnya bagi dinamika dan perkembangan pasar tersebut.

4.8. Eksistensi Pasar Tradisional Sipahutar Bagi Masyarakat Sipahutar

Keberadaan pasar tradisional Sipahutar bagi masyarakat tidak saja masih dibutuhkan, tetapi juga tidak dapat dipisahkan dari sistem kehidupan masyarakat Sipahutar. Keberadaan pasar tradisional Sipahutar melekat pada masyarakat Sipahutar. Ini dapat dipahami seperti yang dikemukakan Granoveter dalam Badarruddin, 2001 : .....merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan personal yang sedang berlangsung diantara para aktor. Keterlekatan ini tidak hanya terbatas terhadap terhadap tindakan aktor individual sendiri tetapi juga mencakup perihal ekonomi yang lebih luas, seperti penetapan harga dan institusi-institusi ekonomi yang semuanya terpendam dalam suatu jaringan hubungan sosial. Istilah melekat dalam hal ini dapat dilihat dari hubungan sosial antara aktor pasar. Aktor pasar yang satu dengan aktor pasar yang lainnya. Para aktor yang dimaksud, yakni para petani, pedagang, pembeli, pengunjung, penjual jasa, pemilik tokowarung, pengatur transportasi, aparat keamanan dan pengelola pasar. Dari hasil Universitas Sumatera Utara 66 wawancara dengan informan pedagang diperoleh bahwa setiap langganan mereka yang mengadakan pesta atau pedagang lain yang mengadakan pesta atau syukuran, si pedagang akan memberikan sumbangan pada masyarakat Sipahutar disebut “tuppak” yang lebih besar nilainya, karena dengan cara seperti itu dianggap dapat menolong. Keterlekatan Pasar Tradisional Sipahutar dengan masyarakat sekitar dapat juga terllihat dengan hubungan sosial antara pembeli dan pedagang. Para pembeli umumnya memiliki pedagang langganan sebagai tempat membeli barang kebutuhan sehari-hari. Dengan berlangganan para pembeli merasa lebih terjamin akan kualitas barang yang dibeli dan harga yang lebih murah. Keuntungan lain yang diperoleh dengan berlangganan adalah bisa berutang bayar besok karena kekurangan uang dan ada kebutuhan yang sangat dibutuhkan pelanggan. Keingginan pembeli untuk berlangganan juga tercermin seperti apa yang dikemukakan oleh seorang informan : “ Untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari seperti beras, gula, ikan, minyak goreng dan sayuran, saya lebih suka berlangganan. Dengan berlangganan saya merasa lebih terjamin untuk mendapatkan barang yang bagus dan harga yang lebih murah” Wawancara di lapangan dengan Ibu T.Pardede, April 2007 Namun ada juga informan mengatakan bahwa mereka tidak menginginkan hubungan langganan. Biasanya pembeli membeli barang dagangan mereka ke pedagang-pedagang yang menyediakan kebutuhan mereka, karena pembeli mengganggap dengan berlanggan menjadi terikat, kualitas barang terkadang tidak Universitas Sumatera Utara 67 seperti yang diharapkann dan harga pada langganan tidak selalu murah karena kadang-kadang enggan menawar barang dagangan mereka. Kalau tidak berlangganan kita bebas menawar harga pada beberapa orang pedagang sehingga kita dapatkan harga yang paling murah.Di samping itu juga pembeli dapat memilih barang yang bagus atau kurang bagus sesuai dengan dengan kemampuan keuangan si pembeli. Fenomena ini menggambarkan bahwa proses tawar menawar masih merupakan tradisi yang hidup dalam pasar tradisional Sipahutar, dan untuk sebagian besar orang proses tawar menawar memberikan suatu kepuasan tersendiri. Bagi pedagang, menjalin hubungan dengan langganan meski tidak memberi keuntungan yang intens dan maksimal juga dirasakan lebi aman, karena dengan memiliki pembeli langganan, si pedagang tidak perlu khawatir barang dagangannya tidak laku. Konsekuensinya si pedagang harus memberikan layanan yang baik kepada langganannya, misalnya barang yang bagus, harga yang lebih murah, dan sesekali bila si pembeli kekurangan uang maka si pedagang memberi pinjaman. Layanan yang baik tersebut harus tetap dipelihara agar hubungan langganan dapat terus berlanjut. Menjallin hubungan langganan tidak muncul secara kebetulan, melainkan suatu proses yang panjang dan lama, dimana saling percaya trust merupakan norma yang utama. Menurut Robert D. Punam dalam Hasbullah 2006:11 : Trust atau rasa saling mempercayai adalah suau bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuau seperti yang diharapkan dan akan Universitas Sumatera Utara 68 senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung, dimana yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya. Agar hubungan langganan ini tetap terpelihara, maka hubungan-hubungan yang berlangsung tidak hanya sebatas hubungan ekonomi di pasar, tetapi juga berlanjut pada hubungan sosial di luar pasar. Misalnya ketika ada pesta atau kemalangan. Menurut Effendi 1999 dalam Badaruddin. Pasar Tradisional Pedesaan, 2001 mengatakan : ...Seorang pedagang harus mengurungkan niatnya untuk berdagang pada suatu hari dimana terjadi musibah yang menimpa anggota keluarga atau kerabatnya atau mungkin ada keluarga atau kerabat yang melaksanakan hajatan pesta, meskipun hari itu merupakan hari “panen besar”. Keberadaan pasar tradisional Sipahutar ini juga membawa dampak bagi masyarakat Sipahutar, yakni : 1. Meningkatkan Perdagangan Ini dapat dilihat dari banyaknya pedagang dari luar Desa Sipahutar. Dari observasi di lapangan juga didapat umumnya pedagang pendatang benjualan sandalsepatu, menjual kain, menjual obat-obatan, penjual makanan dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara 69 2. Terjadinya perubahan dalam bahasa dan gaya hidup masyarakat Sipahutar. a. Bahasa Kita sebagai Warga Negara Indonesia, wajiblah memakai bahasa Indonesi yang baik dan benar. Namun bagi masyarakat Desa Sipahutar bahasa yang dipakai sehari-hari adalah bahasa daerah atau bahasa batak. Pada masyarakat Sipahutar ditemukan bahwa pengguna bahasa indonesia telah banyak ditemukan di Desa ini. Dari beberapa informan mengatakan bahwa bahasa indonesia juga telah digunakan dalam bahasa sehari-hari, karena mereka takut nantinya anak-anak mereka ketinggalan, sekarangkan udah maju. Dengan menggunakan bahasa indonesia sejak dini, nantinya tidak canggung keluar dari Desa Sipahutar ini berhadapan komunikasi dengan orang banyak. Mereka juga mengatakan bahwa bahasa indonesia yang mereka gunakan tidak untuk menghilangkan bahasa daerah bahasa batak dari kehidupan mereka. Bagaimana mungkin masyarakat Sipahutar akan meninggalkan bahasa batak mereka yang telah mendarah daging atau melekat dalam diri mereka, bahkan sebelum mereka lahir bahasa batak telah ada di Desa Sipahutar ini. b. Gaya Hidup Masyarakat Sipahutar Pasar sebagai pusat keramaian juga sering digunakan sebagai area sosial masyarakat Sipahutar. Di pasar tradisional ini kita dapat menemukan berbagai aktivitas yanng dilakukan para pembeli, pedagang maupun pengunjung. Tujuan oraang datang ke pasar tradisional ini berbeda-beda, ada yang datang untuk jalan- jalan, menemui temansaudara, mencari beritainformasi, bersantairekreasi, mencari Universitas Sumatera Utara 70 hal-hal baru, hanya berbelanja, berjualan, mencari pacar dan lain sebagania. Dan masyarakat yang datangpun sangat berpariasi, ada anak-anak, yang muda, dewasa, orang tua bahkan yang sudah tua. Kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi juga telah masuk ke Desa Sipahutar ini. Perkembangan alat elektronik seperti telepon genggam bukan hal yang langka lagi di masyarakat Sipahutar. Ini dapat dilihat dari kepemilikan HP bagi masyarakat Sipahutar. Sebagian kecil orang tua, yang dewasa maupun remaja telah memiliki telepon genggam HP dengan tipe yang berbeda-beda. Dan ketika peneliti bertanya kepada seorang informan “Apa fungsi HP baginya” dia mengatakan untuk komunikasi dan menambah teman atau pergaulan. Ada prestise atau kebanggaan tersendiri bagi masyarakat yang memiliki HP tersebut. Berbagai mode pakaianpun telah ditemukan di pasar tradisional Sipahutar ini, kontribusi media baik televisi maupun media cetak, membuat mode-mode pakain tersebut mudah didapat dan disenangi para remaja. yang akhirnya mode pakaian tersebut tidak sejalan dengan tradisi masyarakat Sipahutar. Fenomena ini menggambarkan bahwa budaya global sudah merambah ke desa-desa melalui pasar tradisional ini. Terjadinya perbahan gaya hidup dalam masyarakat Sipahutar sebagai dampak dari kemajuan dari teknologi. Universitas Sumatera Utara 71 Dalam penelitian ini, peneliti menulis perbandingan pedagang-pedagang yang ada di kota Mojokuto Jawa dan di Tabanan Bali serta perkembangan ekonomi yang terdapat di dua kota tersebut, dari hasil penelitian Geertz1989. Seperti pada tabel di bawah ini : No Dilihat dari Kota Mojokuto Jawa Tabanan Bali 1 2 Pasar Jenis dagangan yang berkembang pesat Pasar menjadi pusat jaringan perdagangan yang sangat aktif dan meliputi daerah luas, lewat pasar segala macam dagangan disalurkan dan dari pasar penduduk mendapat mata pencaharian. Perdagangan tekstil, perdagangan tembakau, perdagangan ikan asin. - Perdagangan es seperti yang dikatakan wakil pimpinan di Tabanan “es tak berpengaruh oleh berkurangnya uang di desa-desa dibandingkan dengan penjualan tekstil, katanya ini adalah kemajuan,karena sebelum perang hanya ada satu pabrik es, milik orang cina untuk seluruh Bali dan itupun tidak terlalu besar, hanya kaum aristokrat dan orang-orang Belanda saja yang minum es petani sama sekali tidak, petani tidak pernah minum es atau air soda, sekarang sudah ada kemajuan dan setiap orang dapat minum es dan air soda. Universitas Sumatera Utara 72 3 4 5 6 Barang yang diperdagangkan Struktur desa Hubungan yang terjalin Tokoh utama perdagangan Alat-alat olah raga raket badminton, pingpong, tenis, bola, alat-alat atletik, mainan truk miniatur, senapan, mesin kayu, boneka berambut pirang, selendang, taplak, topi hujan, rokok, minyak wangi, alat-alat tulis, payung, senter, buku kebanyakan mengenai agama islam, bermacam- macam obat cina, anggur merah dan lainnya. Pertanian padi. Hubungan antara pedagang dan antara pedagang dengan langganan bersifat spesifik, ikatan-ikatan komersil sama sekali dipisahkan dari ikatan- ikatan sosial persahabaan, ketetanggaan, kekerabatan adalah satu hal, pedagangan adalah hal lain dan pendekatan pada kegiatan ekonomi terlepas dari hubungan pribadi, penuh perhitungan dan rasionalistis yang kadang- kadang dianggap sebagai ciri khas masyarakat yang telah maju perekonomiannya. Orang-orang islam yang saleh dan pendatang yang telah berabad-abad lamanya menjadi pusat Beras, palawija kedelai, alat-alat rumah tangga, obat- obatan, minuman, minyak tanah, bumbu-bumbu, perlengkapan alat tulis dan lainnya. Pertanian padi. Terdapat hubungan yang erat antara militer, orang-orang sipil, dan perusahaan swasta. Hingga usaha-usaha swadsta di Tabanan menjadi perusahaan setengah milik umun dan perpanjangan dari kekuasan pemerintah, seperti pemberian hak monopoli ekspor kopi kepada Gadarata dan Ksatria yang menjalankan pompa bensin. Hubungan yang erat antara biro pengangkutan yang memberi izin trayek dengan perusahaan bis. Kaum bangsawan. Supaya berhasil pengusaha di Tabanan harus memandang ke depan dan juga Universitas Sumatera Utara 73 7 Partai politik perdagangan dan penyebaran agama islam. Hemat, rajin, saleh, kerja keras, sembanyang adalah kunci utama dalam perdagangan. Umumnya pedagang membentuk kelompok-kelompok kedaerahan yang kompak, umumnya pedagang yang berlainan daerah terdapat persaingan yang hebat, kedengkian dan saling memandang rendah yang semuanya itu berdasarkan kebanggaan akan daerah asal mereka masing- masing, tapi disamping itu mereka memiliki ketaatan aama yang membedakan mereka dari warga masyarakat lainnya di Mojokuto. 1 Partai Nasional Indonesia PNI untuk kaun nasionalis islam modern, berakar dikalangan pegawai negri, kalangan pedagang yang masih beranggapan pegawai, ahli-ahli teknik,juru tulis.2 Nahdatul ulama NU untuk kaum islam ortodoks 3 Partai Komunis Indonesia PKI untuk kaum komunis yang anggotanya dari kaum proletar tak kebelakang, ia harus memiliki kecerdikan berusaha maupun gengsi kebudayan. Usaha kaum bangsawan adalah tenun yang penenunnya adalah wanita dari keluarga raja sendiri da dirumah keluarga bangsawan dan pendeta, wanitamenghabiskan waktunya dengan menenun selendang dan sarung tradisional Bali yanghalus- halus dan bersulamkan benang-benang perak dan emas. Tradisi inilah sebagai landasan pengusaha. Partai Nasional Indonesia PNI dan Partai Sosial Indonesia. Universitas Sumatera Utara 74 8 9 Agamaideologi Proses perkembangan ekonomi bertanah, bekas buruh perkebunan, petani miskain, pendek kata golongan kecil. Para pengusaha mengikuti kepercayaan agama modernisme islam yang menyimpang dari kepercayaan masyarakat luas yang rasional, dan bersifat kritis. Kepercayaan in memisahkan mereka dari warga masyarakat lain yang kurang taat dan kurang tekun dalam menjalankan agama. Pemilik-pemilik toko yang saleh melihat diri sendiri sebagai orang islam modren yang hidup ditengah-tengah masyarakat yang beragama islam kolot, merka melihat sebagai pelopor islam yang sejati di Indonesia Perkembangan berorientasi dan berdasarkan ekonomi. Pengusaha pada dasarnya ingin jadi kaya. Nilai-nilai dan kepercayaan keagamaan pemimpin sama sekali tidak bertentangan dengan nilai dan kepercayaan yang umumnya, tetapi justru merupakan pengungkapan yang paling sempurna dan paling sistematis dari etos kebudayaan tradisionail. Kaum bangsawan melihat dirinya sebagi yang terlempar dari kedudukannya yang sah sebagai pusat kebudayaan yang telah berjuang untuk mempertahankan pola-pola kepatuhan, hormat dan pemujaan yang tradisional, yang dianggap sebagai landasan tempat nilai intrinsik kebudayaan Bali itu terletak. Perkembangan bersifat politis. Pengusaha ingin jadi atau ingin tetap berkuasa. Selera untuk inovasi Universitas Sumatera Utara 75 Selera inovasi ekonomi timbul dari perasaan para pengusaha yang meraa lebih cerdik, lebih luwes, dan lebih ambisius dibandingkan dengan orang-orang disekitar mereka. ekonomi tumbuh dari perasaan yang aristokrasi, bahkan congkak dari masing-masing pengusaha yang memiliki kesadaran bahwa mereka dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sementara penelitian yang dilakukan Jennifer alexander di pasar Jawa Robert, Budaya pasar:285 mengatakan kelompok-kelompok orang jawa yang berdagang paling dominan adalah pedagang ikan kering ikan asin di Semarang, pengrajin perhiasan di Kotagede, pedagang batik dari Solo dan pedagang tembakau dari Magelang dan Madura. Komunitas-komutas lain diidentifikasikan dengan bidang jasa, misalnya peminjaman uang rentenir Kalang, pedagang keliling tukang kredit dari Tasikmalaya dan pengelola toko dari Bawean. Keberhasilan para pengusaha karena berkat dari nilai-nilai ekonomi seperti hemat, tekun, perhitungan yang rasional dan taat beragama. Orang jawa membedakan pedagang dalam dua kategori, yaitu : jurangan dan bakul. Jurangan adalah pedagang besar dan sering laki-laki atau orang Cina Indonesia dominan orang Jawa sedangkan Bakul adalah pedagang besar yang dominan wanita walaupun sebagian ada laki-laki. Ada dua bentuk utama hubungan dagang yang melembaga dalam pasar, yaitu : langganan tetep dan ngalayap-nyaur. Hubungan ngalayap-nyaur, karakteristik dari perdagangan kecil, seperti penyediaan kredit berjangka pendek : barang-barang didistribusikan pada waktu pagi dan dibayar pada sekitar tengah hari setelah pasar tutup. Seluruhsejumlah barang dapat dikembalikan Universitas Sumatera Utara 76 sebagai pengganti pembayaran. Hubungan lebih penting dari langganan tetep adalah peyaluran kredit tanpa bunga. Kreditor memberi barang sampai kebatas tetap, utang harus dikembalikan seluruhnya setelah bulan puasa. Pedagang biasanya membayar dengan uang kontan untuk pembelian sehari-semalam dan bulanannya. Bagi si pengutang biasanya seorang bakul,keuntungan terbesar adalah kesempatan memperoleh persediaan stok yang lebih banyak dari yang dimungkinkan oleh modalnya sendiri, tetapi ia juga dapat menambah persediaannya pada tingkat potongan harga dan memperoleh pengetahuan yang akurat tentang harga-harga. Hubungan dagang ini dibangun secara bertahap dalam waktu yang lama, sehingga para pedagang yang berhasil tidak hanya memerlukan ketrampilan tawar- menawar dan keahlian pasar lainnya yang menghasilkan keuntungan-keuntungan yang layak, tetapi juga ketrampilan pribadi untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan sosial yang ramah. Keberhasilan seorang bakul menjual barang-barang dagangan yang untungnya besar tergantung pada keahlian dagangnya, yaitu kemampuan merundingkan harga ketika membeli danmenjual, serta kemampuannya mempertahankan reputasi sebagai yang mampu membayar harga sesuai yang disepakati. Budaya pasar Jawa bersifat gender, ini dilihat dari peran wanita yang menonjol di bidang ekonomi dan persentase tinggi para pedagang wanita. Dalam masyarakat pertanian terdapat diskriminasi ekonomi yang mutlak terhadap wanita. Misalnya, meskipun anak-anak perempuan mewarisi bagian yang lebih kecil dari sedikit tanah orang tuanya dibandingkan anak laki-laki, wanita Universitas Sumatera Utara 77 menguasai hak milik termasuk tanah sebagai haknya sendiri ebelum dan sesudah perkawinan dan pada saat peeceraian. Wanita tidak terlalu dibatasi kegiatannya sepanjang mereka kembali kerumah setiap malam, berusaha hamil wanita menikah dan biasanya kembali bekerja setelah melahirkan bayi. Memasak dan tugas-tugas kerumahtanggaan lainnya kurang dihargai dalam budaya jawa dan anak-anak sering diasuh oleh orang lain dan tanggung jawab rumah tanga tidak terlalu menghalangi karier dagang. Dalam penelitiannya, Hildred Gertz 1961 Hefner. Robert :299 menggambarkan keluarga jawa sebagai matrifokal berpusat pada ibu, sangat berbeda hubungan emosional yang hangat antara ibu dan anak-anak terutama anak perempuan dengan hubungan formal antara ayah dan anak-anak laki-laki keduanya saling menghindar dan jarang bekerja sama. Keluarga Jawa kurang memberi penekanan pada keluarga dengan ayah sebagai kepala keluarga patriakal dan garis keturunan ayah patrineal yanng mempermudah anak-anak tunduk kepada ayah. Universitas Sumatera Utara 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, maka ditemukan beberapa kesimpulan yang dapat dilihat sebagai berikut : 1. Kecamatan Sipahutar mempunyai sebuah pasar tradisional yang dibuka sekali dalam seminggu, yaitu pada hari Senin. 2. Adapun barang-barang yang diperdagangkan pada pasar tradisional ini umumnya adalah barang-barang dapurkebutuhan sehari-hari seperti bahan- bahan makanan berupa ikan, buah-buahan, sayur-sayuran, telur, daging dan lain-lain 3. Harga barang-barang pada pasar tradisional Sipahutar umumnya lebih murah bila dibandingkan dengan harga di pasar lain untuk barang yang sama, misalnya harga sayur-sayuran, sehingga pasar tradisionalini selalu ramai dikunjungi oleh para pembeli. 4. Bekerja pada Pasar Tradisional Sipahutar ini tidaklah membutuhkan banyak tenaga, yang dibutuhkan hanya ketrampilan dalam menawarkan barang- barang dagangannya. Mereka hanya duduk ditempat atau di kios-kios mereka sambil melayani dan menjawab pertanyaan para pembelipengunjung yag datang. Hal ini merupakan kesenangan dan keasyikan tersendiri bagi mereka, karena di samping menjajakan barang dagangan, mereka dapat bercerita, Universitas Sumatera Utara