20 dan 40. Untuk rasa asam tabel 6 terdapat perbedaan signifikan antara subjek dengan konsentrasi 5, 9, 16,5 dan 30 dengan p = 0,003. Hal ini dapat
diartikan bahwa terdapat penurunan sensitivitas pengecapan responden terhadap rasa asam dan seluruh subjek 100 dapat mengecap pada konsentrasi 9, 16,5 dan
30. Untuk rasa asin tabel 8 terdapat perbedaan signifikan antara subjek dengan konsentrasi 1,6, 4, 10 dan 25 dengan p = 0,003. Hal ini dapat diartikan bahwa
terdapat penurunan sensitivitas pengecapan responden terhadap rasa asin dan seluruh subjek dapat mengecap pada konsentrasi 10 dan 25. Untuk rasa pahit tabel 10
terdapat perbedaan signifikan antara subjek dengan konsentrasi 0,04, 0,09, 0,24 dan 0,6 dengan p = 0,017. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat penurunan
sensitivitas pengecapan responden terhadap rasa pahit dan seluruh subjek dapat mengecap pada konsentrasi 0,24 dan 0,6. Untuk rasa umami tabel 12 terdapat
perbedaan signifikan antara subjek dengan konsentrasi 1,6, 4, 10 dan 25 dengan p = 0,017. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat penurunan sensitivitas
pengecapan responden terhadap rasa umami dan seluruh subjek 100 dapat mengecap pada konsentrasi 10 dan 25. Ini berarti H
ditolak, yang artinya pada kelompok HbA1C baik terjadi penurunan sensitivitas pengecapan rasa manis, asam,
asin, pahit dan umami dimana ditemukan bahwa semakin rendah konsentrasi larutan maka semakin sedikit subjek yang dapat mengecap dan sebaliknya semakin tinggi
konsentrasi larutan maka jumlah subjek yang dapat mengecap akan semakin banyak.
5.3 Hubungan Kadar HbA1C Sedang Terhadap Penurunan Sensitivitas Indera Pengecapan
Pada kelompok subjek dengan kadar HbA1C sedang untuk rasa manis tabel 4 terdapat perbedaan signifikan antara subjek dengan konsentrasi 5,10, 20 dan
40 dengan p = 0,020. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat penurunan sensitivitas pengecapan responden terhadap rasa manis dan seluruh subjek 100 dapat mulai
mengecap pada konsentrasi 40. Untuk rasa asam tabel 6 terdapat perbedaan signifikan antara subjek dengan konsentrasi 5, 9, 16,5 dan 30 dengan p =
0,007. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat penurunan sensitivitas pengecapan
responden terhadap rasa asam dan seluruh subjek 100 dapat mulai mengecap pada konsentrasi 16,5 dan 30. Untuk rasa asin tabel 8 terdapat perbedaan signifikan
antara subjek dengan konsentrasi 1,6, 4, 10 dan 25 dengan p = 0,007. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat penurunan sensitivitas pengecapan responden
terhadap rasa asin dan frekuensi terbanyak subjek dapat mulai mengecap adalah pada konsentrasi 10 dan 25. Untuk rasa pahit tabel 10 terdapat perbedaan signifikan
antara subjek dengan konsentrasi 0,04, 0,09, 0,24 dan 0,6 dengan p = 0,028. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat penurunan sensitivitas pengecapan responden
terhadap rasa pahit dan frekuensi terbanyak subjek dapat mulai mengecap adalah pada konsentrasi 0,6. Untuk rasa umami tabel 12 terdapat perbedaan signifikan
antara subjek dengan konsentrasi 1,6, 4, 10 dan 25 dengan p = 0,007. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat penurunan sensitivitas pengecapan responden
terhadap rasa umami dan seluruh subjek 100 dapat mulai mengecap adalah pada konsentrasi 25. Ini berarti H
ditolak, yang artinya pada kelompok HbA1C sedang terjadi penurunan sensitivitas pengecapan rasa manis, asam, asin, pahit dan umami
dimana ditemukan bahwa semakin rendah konsentrasi larutan maka semakin sedikit subjek yang dapat mengecap dan sebaliknya semakin tinggi konsentrasi larutan maka
jumlah subjek yang dapat mengecap akan semakin banyak.
5.4 Hubungan Kadar HbA1C Buruk Terhadap Penurunan Sensitivitas Indera Pengecapan