BAB II TINJAUAN UMUM PERCERAIAN
A. Definisi Perceraian
Langgengnya kehidupan perkawinan merupakan suatu tujuan yang sangat diinginkan oleh setiap umat Islam yang hendak menikah dari awal pernikahan hingga
ajal menjemput, karena di dalam perkawinan itulah kita bisa menikmati naungan kasih sayang, dan dapat memelihara keluarga kita dengan baik, tetapi apabila semua
itu tidak tercapai maka tidak sedikit pasangan suami istri mengakhiri bahtera rumah tangganya melalui jalan perceraian.
Menurut bahasa talak adalah :
ﹶﺍ ﹶﻄﻟ
ﹶﻼ ﻕ
: ﻣﹾﺄ
ﺧ ﻮ
ﹲﺫ ﻣ
ﻦ ْ ﺍ
ِﻹ ﹾﻃ
ﹶﻼ ﹺﻕ
. ﻫ
ﻮ ِﻹﺍ
ﺭ ﺳ
ﹸﻝ ﺎ ﻭ
ﺘﻟ ﺍ ﺮ
ﻙ
1
Talak diambil dari kata ithlaq yang menurut bahasa artinya melepaskan atau meninggalkan . menurut istilah syara talak yaitu :
ﺣ ُﱡﻞ
ﹺﺭﺑ ﹶﻄ
ﺔ ﺰﻟﺍ
ﻭ ﹺﺝﺍ
ﻭﺍﻧ ﻬ
ُﺀ ﺎ ﹾﻟﺍﻌ
ﹶﻼ ﹶﻗﺔ
ﺰﻟﺍ ﻭ
ﱠﹺﺟ ﺔﻴ
Artinya : “ Melepas tali perkawinan dan mengakhiri hubungan suami istri “ Sedangkan dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan,
dijelaskan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan. setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan
kedua belah pihak Pasal 39 ayat 1
1
Hal ini sesuai dengan Kompilasi Hukum Islam
1
Sayyid Sabiq, Fiqh al Sunnah Jilid Dua, Darul Fattah, t.th , h 278
pasal 115 dikatakan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan Agama setelah pengadilan agama tersebut berusaha dan tidak berhasil
mendamaikan kedua belah pihak.
2
Bila kita melihat dari redaksi di atas bahwa yang dinamakan perceraian adalah menghilangkan atau melepas ikatan perkawinan sehingga setelah hilangnya ikatan
tersebut maka tidak lagi halal bagi suami atas istrinya. Tetapi dari pengertian di atas ada perbedaan bahwa para ulama mendefinisikan perceraian bisa dilakukan kapanpun
dan dimanapun, tetapi hal ini berbeda jika kita melihat di dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam bahwa perceraian dapat dilangsungkan
hanya pada pengadilan agama. Sehingga apabila ada orang Islam yang berada di negara Indonesia yang
melakukan pernikahan secara sah baik secara agama atau negara dan ia melakukan perceraian di luar pengadilan agama maka perceraiannya itu tidak sah demi hukum
atau batal demi hukum.
B. Dasar-Dasar Perceraian