BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HADHANAH
A. Pengertian Hadhanah
ﹸﻟﻐ ﹰﺔ
:ﹶﺍ ﹾﻟ
ﺤ ﻀ
ﻨﹸﺔ ﻣﹾﺄ
ﺧ ﻮ
ﹶﺫ ﹲﺓ
ﻣ ﻦ
ﹾﺍﻟ ﻀﺤ
ﹺﻦ
1
ﺷ ﺮ
ﻉ :
ﻭ ﻫ
ﻮ ﻣ
ﺩ ﺎ ُﻭ
ﹶﻥ ﹾﺍ
ِﺀﻻ ﺑ
ﻂ ِﹶﻟﺍ
ﹾﺍ ﻰ ﻜﻟ
ﺸ ﹺﺢ
Hadhana secara bahasa adalah diambil dari kata hidhani, sedangkan secara istilah yaitu meletakkan sesuatu dekat ketiak sampai bagian sekitar pinggul.
Sedangkan para ulama fikih mendefinisikan hadhanah adalah :
َو َﻋ
َﺮ َﻓ
َﮭ ﺎ
ْا ُﻔﻟ
َﻘ َﮭ
ُء ﺎ ِ :
َﺄﺑ ﱠﻧ
َﮭ ِﻋ ﺎ
َﺎﺒ َر
ٌة َﻋ
ِﻦ ْا
ِﻘﻟ َﯿ
ِمﺎ ِﺑ
ْﻔﺤ ِﻆ
َﺼ ﻟا
ِﻐ ْﯿ
ِ ﺮ
َا ِو
َﺼ ﻟا
ِﻐ ْﯿ
َﺮ ِة
َ◌ ِوا
ْا َﻤﻟ
ْﻌ ُﺘ
ْﻮ ِه
َ◌ ﱠﻟا
ِﺬ ْي
َﻻ ُﯾ
َﻤ ﱢﯿ
ُﺰ َو
َﻻ َﯾ
ْﺴ َﺘ
ِﻘ ُﻞ
ِﺑ َﺄ
ْﻣ ٍﺮ
َو َﺗ
َﻌ ُﮭ
ٍﺪ ِﺑ
َﻤ ُﯾ ﺎ
ْﺼ ِﻠ
ُﺤ ُﮫ
َو َو
ِﻗ ﱠﯿ ُﺘ
ُﮫ ِﻣ
َﻤ ُﯾ ﺎ
ْﺆ ِذ ْﯾ
ِﮫ َو
َﯾ ُﻀ
ﱡﺮ ُه
َو َﺗ
ْﺮ ِﺑ
َﯿ ُﺘ ُﮫ
ِﺟ ْﺴ
ِﻤ ًﯿ
َو ﺎ َﻧ
ْﻔ ِﺴ
ًﯿ ﺎ
َو َﻋ
ْﻘ ِﻠ
ًﯿ َﻛ ﺎ
ْﻲ َﯾ ْﻘ
ِﻮ ْي
َﻋ َﻰﻠ
ﱡﻟا ُﮭﻨ
ْﻮ ِض
ِﺑ ِﺘ
ْﺒ َﻌ
ِت ﺎ
ْﻟ ا َﺤ
َﯿ ِة ﺎ
ْ◌ َو
ِﻹ ا
ْﺿ ِﻄ
َﻼ ِع
ِﺑ َﻤ
ْﺴ ُﺆ
ِﻟ َﯿ
ِﺗ ﺎ َﮭﺎ
.
Artinya : Melakukan pemeliharaan anak-anak yang masih kecil, baik laki-laki maupun perempuan atau yang sudah besar tetapi belum mumayiz,
menyediakan sesuatu yang menjadikan kebaikannya, menjaganya dari sesuatu yang menyakiti dan merusaknya, mendidik jasmaninya, rohani
dan akalnya, agar mampu berdiri sendiri mengahadapi hidup dan memikul tanggung jawab.
Kata hadhanah juga dapat diartikan suatu ungkapan untuk menyatakan pelaksanaan mengasuh anak yang masih tidak dapat membedakan antara yang
1
M. Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid 2, Darul Fattah , t.th, h 278
bermanfaat dan yang tidak bermanfaat tamŷiz, dan tidak dapat mengatur dirinya sendiri dan mengasuhnya sesuai dengan apa yang mendatangkan manfaat bagi dirinya
dan menjauhi mudharat daripadanya
2
.
B. Dasar Hukum Hadhanah
Para ulama sepakat bahwa pemeliharaan anak itu adalah wajib, sebagaiman wajib memelihara selama dalam pernikahan, adapun dasar hukum dari hadhanah atau
pengasuhan anak adalah pada Surat At-Tahriîm ayat 6
Artinya :“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.” Q. S. At-Tharim : 6
Dan dasar hukum dari hadhanah yang lain terdapat pada Surat Al Baqarah ayat 233 :
2
Imam Taqiyudin Abubkar Bin muhammad Alhusaini , Kiîfayatul Akhyâar, Surabaya, Bina Iman, 2003 h 310
Artinya :“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah
memberi makan dan Pakaian kepada para ibu dengan cara maruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan Karena anaknya dan seorang ayah Karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian.
apabila keduanya ingin menyapih sebelum dua tahun dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan
jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
bertakwalah kamu kepada Allah dan Ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan”. Q.S. Al Baqarah : 233
C. Syarat-Syarat Hadhinah dan Hadhin