Kabupaten Labuhanbatu dalam hal memperjuangkan kepentingan perempuan secara khusus. Untuk itu diperlukan upaya peningkatan kualitas perempuan di
DPRD Kabupaten Labuhanbatu yang meliputi dari pendidikan politik dan pelatihan, mengubah budaya di parlemen, menjalin kerja sama dengan
perempuan lainnya di parlemen, menjalin kerjasama dengan organisasi masyarakat, menjalin kerjasama dengan laki-laki, dan menjalin kerjasama dengan
partai politik.
3.1. Mengikuti Pelatihan dan Pendidikan Politik
Untuk sebagian besar anggota legislatif yang baru terpilih, kerja parlemen adalah pengalaman baru. Sementara sekretariat parlemen berkewajiban
memberikan pelatihan pengenalan kepada anggota baru, partai politik juga memiliki kewajiban yang sama dalam memberikan pelatihan mereka sendiri untuk
anggota dewan baru tentang fungsi partai dalam menjalankan fungsi mereka di parlemen. Pelatihan ini dapat memberikan pengembangan keterampilan umum
dan dapat ditargetkan pada anggota perempuan untuk menavigasikan aturan dan prosedur yang ada. Selain dari sekretariat parlemen dan partai politik, pelatihan
juga dapat diperoleh dari berbagai lembaga atau instansi lainnya. Pelatihan juga dapat berbentuk dengan berbagai hal, mulai dari seminar, whorkshop, dan diklat.
Dalam hal ini, Partai Golkar telah melakukan beberapa kali pelatihan terhadap wakil mereka di parlemen. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan
oleh Ibu Hj Meika Rianti Siregar, SH, beliau menjelaskan bahwa, “Partai Golkar
Universitas Sumatera Utara
telah melakukan pelatihan kepada seluruh anggota Partai Golkar. Pelatihan dimulai pada saat kami baru menjadi anggota partai, kemudian pada saat
pencalonan kami juga diberi pembekalan untuk menghadapi pemilu, setelah kami terpilih menjadi anggota legislatif kami juga masih mendapatkan pelatihan
walaupun sejauh ini masih bersifat tidak formal atau hanya semacam koordinasi antara fraksi dengan partai politik kami berasal dengan alasan partai juga
memiliki agenda yang cukup padat menghadapi pilkada yang sudah dekat ”
38
. Sekretariat DPRD Kabupaten juga pernah melakukan pelatihan yang
bersifat bintek bimbingan dan tekhnologi, bintek tersebut diselenggarakan di Jakarta tetapi sejauh ini baru satu kali dilaksanakan. Selain bintek yang
diselenggarakan sekretariat DPRD Kabupaten, pelatihan terhadap anggota legislatif juga pernah diselenggarakan oleh Pemerintahan Provinsi Sumatera
Utara. Pelatihan yang di selenggarakan Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara bertempat di Medan dengan agenda pembekalan terhadap kinerja DPRD. Hal ini
berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Hj Meika Rianti Siregar, SH yang menyampaikan bahwa, “sejauh ini kami baru mengikuti dua kali pelatihan,
pelatihan dari DPRD dan Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara Pemprovsu. Pelatihan yang diberikan DPRD bersifat bintek bimbingan dan tekhnologi,
diselenggarakan di Jakarta, dan membahas tentang Undang-Undang Pilkada sedangkan pelatihan yang diberikan Pemprovsu adalah pembekalan terhadap
38
Hasil wawancara dengan Ibu Hj. Meika Rianti Siregar, 10 Mei 2015
Universitas Sumatera Utara
kinerja DPRD ”
39
. Tetapi pendidikan politik yang khusus diberikan kepada perempuan di parlemen dengan tujuan meningkatkan kualitas perempuan di
parlemen belum pernah dilaksanakan di DPRD Kabupaten Labuhanbatu. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan Ibu Hj Meika Rianti Siregar, SH yang
mengatakan bahwa, “Belum ada pendidikan ataupun pelatihan yang khusus terhadap perempuan karena kalau di parlemen tidak harus khusus untuk
perempuan, dia bersifat global. Kalau dikhususkan untuk perempuankan susah, yang lain bagaimana”
40
. Berdasarkan data dan hasil wawancara di atas, penulis menilai bahwa
pelatihan yang didapatkan perempuan di Fraksi Golkar masih sangat minim dan terbatas. Selain pelatihan yang terbatas, bentuk pelatihannya juga masih bersifat
umum dan universal. Perempuan di Fraksi Golkar belum pernah sama sekali mendapatkan pelatihan yang terkhusus membahas masalah yang sensitif gender
ataupun isu perempuan, padahal pendidikan politik dan pelatihan yang terkhusus membahas masalah kesetaraan gender akan menambah wawasan mereka dalam
menganalisa masalah berdasarkan persfektif gender dan mempermudah peran mereka sebagai wakil perempuan di parlemen dan dapat meningkatkan kualitas
mereka di parlemen sehingga membantu mereka untuk dapat mengeluarkan kebijakan yang sensitif gender atau paling tidak mengeluarkan kebijakan yang
sensitif gender ke dalam perdebatan di parlemen.
39
Ibid
40
Ibid
Universitas Sumatera Utara
3.2. Mengubah Budaya di Parlemen