Kesimpulan GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan

Seperti yang diuraikan di bab I dalam latar belakang bahwa kehadiran perempuan di parlemen harusnya menjadi angin segar atas kondisi objektif yang telah dirasakan perempuan saat ini. Semestinya perempuan dapat menggantungkan asanya kepada perempuan di parlemen atas perlindungan secara hukum terkait kondisi dan permasalahan objektif perempuan, karena dapat dikatakan bahwa perempuan di parlemen menjadi tolak ukur bagaimana keadilan dan kesetaraan gender dapat diperjuangkan. Posisi strategis, wewenang yang dimiliki, dan ruang yang lebih luas menjadikan suatu motivasi bahwa perempuan di parlemen inilah yang menjadi pionir bagi perempuan-perempuan di luar parlemen dalam masyarakat. Semakin besar jumlah perempuan di parlemen harusnya mempertinggi asa akan lahirnya kebijakan yang sensitif terhadap perempuan, tetapi yang terjadi di Kabupaten Labuhanbatu tidaklah demikian. Jumlah perempuan yang cukup banyak di DPRD Kabupaten Labuhanbatu tidak serta merta berdampak terhadap munculnya kebijakan yang sensitif terhadap kepentingan perempuan. Karena dalam setahun berjalannya kerja parlemen belum satupun kebijakan yang sensitif terhadap kepentingan perempuan dikeluarkan. Belum adanya kebijakan yang sensitif terhadap kepentingan perempuan di DPRD Kabupaten Labuhanbatu, Universitas Sumatera Utara bahkan minimnya perdebatan tentang isu perempuan menjadi tolak ukur rendahnya kualitas perempuan di DPRD Kabupaten Labuhanbatu dalam hal memperjuangkan kepentingan perempuan secara khusus. Melakukan pendidikan politik atau pelatihan, mengubah budaya di parlemen, membentuk jaringan antar perempuan di parlemen, menjalin kerjasama dengan organisasi masyarakat, dan menjalin kerjasama dengan partai politik merupakan langkah-langkah peningkatan kualitas perempuan di parlemen. Minimnya pendidikan politik yang fokus terhadap perempuan menjadi salah satu faktor rendahnya pemahaman perempuan di DPRD Kabupaten Labuhanbatu dengan peran mereka sebagai wakil perempuan di parlemen subtantive refresentative, padahal pendidikan politik dan pelatihan yang terkhusus membahas masalah kesetaraan gender akan menambah wawasan mereka dalam menganalisa masalah berdasarkan persfektif gender dan mempermudah peran mereka sebagai wakil perempuan di parlemen dan dapat meningkatkan kualitas mereka di parlemen sehingga membantu mereka untuk dapat mengeluarkan kebijakan yang sensitif gender atau paling tidak mengeluarkan kebijakan yang sensitif gender ke dalam perdebatan di parlemen. Selain itu tidak adanya kaukus perempuan parlemen di DPRD Kabupaten Labuhanbatu juga mempengaruhi kualitas perempuan di DPRD Kabupaten Labuhanbatu karena tidak adanya wadah berhimpun bagi perempuan-perempuan di DPRD Kabupaten Labuhanbatu. Universitas Sumatera Utara

2. Saran