c. Untuk menemukan pembenaran tradisi demokrasi dalam ajaran Islam
menurut pandangan Abdurrahman Wahid.
2. Manfaat
a. Penyusunan skripsi ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
positif dalam menemukan bentuk demokrasi -yang paling tidak- ideal untuk saat ini, serta upaya apa saja yang harus dilakukan baik jangka
pendek maupun jangka panjang. b.
Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut terutama yang berminat dibidang politik ke-Indonesiaan.
D. Tinjauan Pustaka
Sejauh penelusuran penulis terhadap karya ilmiah yang ada, setidaknya terdapat beberapa tulisan yang selaras dengan bahasan dalam topik skripsi ini,
seperti: 1.
Asep Hikmatillah, Kontroversi Kebijakan Politik Abdurrahman Wahid pada Era Reformasi,
2006: studi ini menitikberatkan pada kebijakan-kebijakan politik yang diambil Abdurrahman Wahid ketika menjabat Presiden RI ke-4,
apakah akan membawa perubahan yang lebih baik dengan mengeluarkan kebijakan yang berpolemik dan kontroversial, atau sebaliknya. Adapun
kebijakan itu antara lain; pencabutan TAP MPR tentang pelarangan ajaran Komunisme, Marxisme, Leninisme; penghapusan Departemen Sosial dan
Departemen Penerangan; penghapusan Badan Pemantapan Stabilitas Nasional Bakortanas dan Lembaga Penelitian Khusus Litsus.
2. Anshori, Hubungan Sipil-Militer dalam Transisi Demokrasi: Studi Pemikiran
Gus Dur, 2006: studi ini menjelaskan tentang bagaimana seharusnya
menempatkan hubungan sipil-militer dalam sebuah negara yang mengalami transisi demokrasi paskan jatuhnya Presiden Soehart, hal inni dikarenakan pada
masa itu posisi terbut akan menentukan jalannya proses demokratisasi di Indonesia terutama masalah kehanan negara RI.
3. Supriyadi, Peran Politik Gus Dur dalam Partai Kebangkitan Bangsa PKB,
2008: kajian ini berangkat dari opini bahwa PKB adalah Gus Dur, dan bukan sebaliknya Gus Dur milik PKB, hal ini menimbulkan anggapan bahwa PKB
sangat bergantung pada Gus Dur yang dijadikan panutan dan rujukan oleh banyak orang dalam menjelaskan persoalan-persoalan umat dan bangsa, baik
itu menyangkut persoalan agama, budaya dan politik hingga ia mendapatkan penghargaan Nasional maupun Internasional dalam memperjuangkan
demokrasi dan menegakkan HAM. 4.
Warno, Pandangan Abdurrahman Wahid terhadap Pancasila sebagai Dasar Negara,
2009: kajian ini dilakukan untuk menjawab persoalan hubungan antara agama dan negara dalam pandangan Abdurrahman Wahid, hal ini dilakukan
untuk menemukan makna Pancasila dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari banyak suku, ras, agama serta budaya.
Keempat judul diatas merupakan hasil karya yang berbentuk skripsi mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat jurusan Pemikiran Politik Islam UIN