Demokrasi Rakyat Demokrasi; Idea dan Realitas Politik

memperngaruhi dan menentukan kehidupan individu dalam masyarakat. Hubungan-hubungan sosial, keagamaan, ekonomi dan politik diatur oleh negara. Di bidang perekonomian, harga semua produk tidak ditentukan oleh pasar atau keputusan-keputusan hasil negosiasi, melainkan oleh negara. Kecendrungan ini menimbulkan ciri lain dari demokrasi komunis, yaitu adanya maksimalisasi peran negara. Jadi, moralitas ditentukan oleh negara. Maksimalisasi peranan negara menimbulkan kecendrungan lain dalam negara demokrasi komunis, yaitu kurang diakuinya privatisasi dan kebebasan sektor-sektor swasta non-negara untuk mengembangkan diri. Hak-hak privat dan dominasi sektor swasta dianggap kejahatan sosial dan dianggap sumber berbagai ketimpangan sosial ekonomi. 29 Pembatasan partisipasi politik merupakan ciri lain demokrasi komunis. Dalam negara komunis partisipasi politik hanya ditolelir sejak ia mendukung kekuasaan rezim yang berkuasa. Partisipasi politik yang berbeda dengan aspirasi pemerintah dianggap sebagai kegiatan ilegal dan kegiatan subversif. Karena partisipasi politik diperkenankan sejauh dimaksudkan untuk mendukung penguasa, maka terdapat kecendrungan dimana partisipasi di negara-negara demokrasi komunis lebih bersifat partisipasi yang dimobilisasi. Kegiatan politik bukanlah merupakan partisipasi yang benar-benar muncul karena kesadaran diri, otonom dan sukarela. Demokrasi komunis juga kurang mengenal kebebasan pers, sebab pers atau media masa sepenuhnya berada di bawah kontrol kekuasaan. Pers hanya diperkenankan menyuarakan aspirasi, program dan cita-cita elit penguasa. Maka 29 Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat: Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara, Masyarakat dan Kekuasaan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004, cet. ke-II. h. 313. dalam demokrasi komunis, pers tidak bisa disebut sebagai pilar keempat the fourth pillar demokrasi sebab pers, misalnya, tidak bisa secara bebas menyuarakan pandangan, aspirasi, gagasan dan penyelewengan kekuasaan negara. Ciri umum lainnya dari negara yang menganut demokrasi komunis adalah digunakannya sistem partai tunggal dominan one party system. Di negara demokrasi komunis tidak dikenal persaingan atau kompetisi partai-partai seperti yang terdapat dalam demokrasi liberal. Sebab hanya ada satu partai yang berkuasa. Kalaupun ada partai-partai lainnya, pada umumnya lemah dan tidak memiliki kekuasaan politik yang memungkinkan mereka bernegosiasi dengan partai negara yang dominan. 30

3. Demokrasi Pancasila

Dalam demokrasi pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus diselaraskan dengan tanggung jawab sosial. Di dalam kebebasan itu harus selalu melekat tanggung jawab terhadap kepentingan umum dan kepentingan bersama. Dalam demokrasi pancasila keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan. Dengan demikian dalam sistem dan mekanisme demokrasi pancasila tidak akan terjadi “dominasi mayoritas” maupun “tirani minoritas”, sebab konsep mayoritas dan minoritas tidak selaras dengan semangat kekeluargaan. 30 Suhelmi, Pemikiran Politik Barat, h. 314. Selanjutnya pembagian demokrasi bisa pula dilihat dari sisi pelaksanaannya. Menurut Inu Kencana, pembagian itu terdiri dari dua model yaitu demokrasi langsung direct democracy dan demokrasi tidak langsung indirect democracy . Demokrasi langsung terjadi bila rakyat mewujudkan kedaulatannya pada suatu negara dilakukan secara langsung. Pada demokrasi langsung lembaga legislatif hanya berfungsi sebagai lembaga pengawas jalannya pemerintahan, sedangkan pemilihan lembaga eksekutif dilakukan rakyat secara langsung melalui pemilu. Begitu juga pemilihan anggota parlemen atau legislatif. Demokrasi tidak langsung terjadi bila untuk mewujudkan kedaulatan rakyat tidak secara langsung berhadapan dengan pihak eksekutif, melainkan melalui lembaga perwakilan. Pada demokrasi tidak langsung lembaga parlemen dituntut kepekaan terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dalam hubungannya dengan pemerintah atau negara. 31 31 Tim ICCE UIN Jakarta, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2000, h. 122.