Sukarelawan Uji Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan Pengujian Efektivitas Anti Aging

23

3.2 Sukarelawan

Sukarelawan yang dijadikan panel pada uji iritasi dan penentuan kemampuan sediaan untuk memberikan efek anti aging berjumlah 12 orang dengan kriteria sebagai berikut: 1. Wanita berbadan sehat 2. Usia antara 25-35 tahun 3. Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi 4. Memiliki tanda-tanda penuaan dini 5. Bersedia menjadi sukarelawan

3.3 Sampel Tumbuhan

3.3.1 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif, yaitu tanpa membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Sampel yang digunakan adalah buah terong belanda yang diambil dari Desa Tongkoh, Kecamatan Berastagi, Provinsi Sumatera Utara.

3.3.2 Identifikasi Sampel

Identifikasi sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian Bioloigi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, Bogor.Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.3.3 Pembuatan Ekstrak Sampel

Pembuatan ekstrak buah terong belanda Cyphomandra betacea Cav.Sendtn. dilakukan secara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96 menurut Ditjen POM RI., 1979. 24 Cara pembuatan: sebanyak 1,5 kg buah terong belanda dibelah, diambil bagian daging dan bijinya lalu dihaluskan dengan blender. Ditimbang 1 kg jus buah terong belanda dimasukkan ke dalam bejana, dituangi dengan 7,5 liter etanol 96, ditutup, dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sesekali diaduk, diserkai. Ampas diremaserasi dengan etanol 96 sebanyak 2,5 liter. Dipindahkan ke dalam bejana tertutup, dibiarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari, disaring.Pemekatan ekstrak dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 50 ○ C sampai diperoleh ekstrak kental.

3.4 Formula Sediaan Gel

3.4.1 Formula Standar Masker Peel-off Rieger, 2000

R Polivinil alkohol 5 – 10 Humektan 2 – 10 Surfaktan 2 – 5 Alkohol 10 – 30 pH buffer pH 4 – 7 Pengawet qs Parfum qs Pewarna qs Air suling ad 100

3.4.2 Formula Modifikasi Basis Masker Peel-off

R Polivinil alkohol 10 Carbomer 940 0,5 Gliserin 10 Natrium lauril sulfat 2 Etanol 96 20 Nipagin 0,2 Air suling ad 100 25 Cara pembuatan : Dikembangkan carbomer 940 ke dalam air suling panas sebanyak 20 kalinya, didiamkan selama 15 menit dan diaduk konstan sehingga membentuk mucilago.Polivinil alkohol PVA ditambahkan air suling, kemudian dipanaskan di atas penangas air pada suhu ±75 o C dan diaduk konstan hingga membentuk gel.Dilarutkan nipagin dan natrium lauril sulfat dalam air suling panas. Ditambahkan massa carbomer 940 ke massa PVA, lalu ditambahkan larutan nipagin, larutan natrium lauril sulfat dan gliserin. Diaduk konstan dan homogen lalu dibiarkan hingga dingin.Kemudian ditambahkan etanol 96 hingga membentuk basis masker peel-off.

3.4.3 Formulasi Sediaan Masker Peel-off

Masker peel-off dibuat dalam 4 formula yang dibedakan oleh konsentrasi ekstrak buah terong belanda. Sebagai blanko digunakan masker peel-off tanpa ekstrak buah terong belanda. Masing-masing formula sediaan masker dibuat sebanyak 200 g dan dibagi dua penggunaannya untuk pengujian stabilitas dan uji efektivitas anti aging. Formula masker peel-off dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Formula Masker Peel-off No Bahan Konsentrasi F0 FI FII FIII 1 Ekstrak buah terong belanda - 2 6 10 2 Basis masker peel-off ad 200 ad 200 ad 200 ad 200 Cara pembuatan : Ekstrak buah terong belanda ditimbang sesuai konsentrasi, kemudian ditambahkan sedikit basis masker peel-off, digerus hingga homogen. Dicukupkan dengan basis masker peel-off hingga 200 g dan diaduk hingga homogen. 26

3.5 Penentuan Mutu Fisik Sediaan

Penentuan mutu fisik sediaan dilakukan terhadap sediaan masker peel-off meliputi uji homogenitas, pengamatan organoleptis, pengukuran pH, pengujian waktu sediaan mengering, pemerikasaan stabilitas sediaan, dan penentuan viskositas sediaan gel.

3.5.1 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan objek gelas. Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar Ditjen POM RI., 1979.

3.5.2 Pengamatan Organoleptis

Pengamatan organoleptis meliputi bentuk, perubahan warna dan bau dari sediaan masker peel-off yang diamati secara visual.

3.5.3 Pengukuran pH

Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar pH 7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian elektoda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissue.Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu timbang 1 g sediaan dan dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml.Kemudian elektoda dicelupkan dalam larutan tersebut.Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan Rawlins, 2003. 27

3.5.4 Pengujian Waktu Sediaan Mengering

Pengujian waktu kering dilakukan dengan cara mengoleskan masker peel- off ke sebagian wajah area pipi dengan tebal kira-kira 1 mm dan diamati waktu yang diperlukan sediaan untuk mengering, yaitu waktu dari saat mulai dioleskan masker peel-off hingga benar-benar terbentuk lapisan yang kering.

3.5.5 Pemeriksaan Stabilitas Sediaan

Pengamatan stabilitas sediaan dilakukan pada penyimpanan suhu kamar selama 12 minggu dengan interval waktu pengamatan setiap 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 minggu yang meliputi perubahan warna, bau, pH, waktu sediaan mengering, dan viskositas.

3.5.6 Penentuan Viskositas Sediaan Gel

Penentuan viskositas dilakukan dengan menggunakan alat viskometer Brookfield. Dengan cara menimbang 100 gram sediaan masker peel-off buah terong belanda kemudian diatur spindle dan kecepatan yang digunakan dan viskometer Brookfield dijalankan, kemudian viskositas dari masker peel-off akan terbaca.

3.6 Uji Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan

Uji iritasi dilakukan terhadap sediaan masker peel-off buah terong belanda dengan maksud untuk mengetahui bahwa masker peel-off yang dibuat dapat menimbulkan iritasi pada kulit atau tidak. Iritasi dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu iritasi primer yang akan segera timbul sesaat setelah terjadi pelekatan atau penyentuhan pada kulit, dan iritasi sekunder yang reakasinya baru timbul beberapa jam setelah penyentuhan atau pelekatan pada kulit Ditjen POM RI., 1985. 28 Sukarelawan yang akan menggunakan kosmetika baru dapat dilakukan uji tempel preventif patch test, yaitu dengan memakai kosmetik tersebut di tempat lain misalnya dibagian lengan bawah atau di belakang daun telinga. Setelah dibiarkan selama 24 – 48 jam tidak terjadi reaksi kulit yang diinginkan, maka kosmetik tersebut dapat digunakan Wasitaatmadja, 1997.

3.7 Pengujian Efektivitas Anti Aging

Pengujian efektivitas anti aging dilakukan terhadap sukarelawan sebanyak 12 orang dan dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu : a. Kelompok I : 3 sukarelawan untuk masker peel-offF0 blanko b. Kelompok II : 3 sukarelawan untuk masker peel-off FI 1 c. Kelompok III : 3 sukarelawan untuk masker peel-off FII 3 d. Kelompok IV : 3 sukarelawan untuk masker peel-off FIII 5 Semua sukarelawan diukur kondisi awal kulit pada area uji yang telah ditandai yang meliputi: kadar air moisture, kehalusan evenness, pori pore, dan noda spot dengan menggunakan skin analyzer. Perawatan mulai dilakukan dengan mengaplikasikan masker peel-off hingga merata pada wajah yang telah ditandai, masker peel-off diaplikasikan berdasarkan kelompok yang telah ditetapkan di atas. Perubahan kondisi kulit diukur saat sebelum aplikasi masker peel-off dan setelah aplikasi masker peel-off setiap minggu selama 4 minggu dengan menggunakan alat skin analyzer. 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pembuatan Sediaan Masker Peel-off

Sediaan masker peel-off anti aging dibuat dengan menggunakan formula standar masker peel-off Rieger, 2000.Formula standar ini dimodifikasi dimana sebagian bahan dikeluarkan. Ekstrak buah terong belanda yang digunakan untuk membuat sediaan masker peel-off antiaging adalah dengan konsentrasi masing- masing 1, 3, dan 5. Sediaan masker yang diperoleh berupa masker peel-off bewarna ungu transparan, tidak berbau.

4.2 Hasil Evaluasi Mutu Fisik Sediaan Masker

4.2.1 Hasil Pemeriksaan Homogenitas

Hasil pemeriksaan homogenitas terhadap sediaan masker peel-off ekstrak buah terong belanda menunjukkan bahwa semua sediaan tidak memperlihatkan adanya butir-butir kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca transparan. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memiliki susunan yang homogen Ditjen POM RI., 1979.

4.2.2 Hasil Pengamatan Stabilitas Sediaan

Evaluasi stabilitas sediaan dilakukan selama penyimpanan 12 minggu dengan interval pengamatan setiap 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 minggu. Sediaan masker peel-off disimpan pada suhu kamar dan diamati perubahan bau, warna, pH, waktu sediaan untuk mengering, dan viskositas. Hasil uji menunjukkan bahwa sediaan masker peel-off mengalami perubahan selama penyimpanan, dimana pH dan viskositas mengalami penurunan.