Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Yogi Marshal : Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham, 2010.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bursa Efek Indonesia telah menjadi bagian penting dari berkembangnya perekonomian Indonesia. Pasar modal dapat menjadi alternatif pendanaan bagi perusahaan di Indonesia selain melalui perbankan. Kehadiran pasar modal juga dapat dijadikan sarana berinvestasi bagi masyarakat selain investasi pada properti, emas dan deposito. Imbal hasil return investasi saham selama 2001 – 2006 mencapai 338,47. Angka itu jauh di atas imbal hasil dari obligasi, pasar uang, emas, valuta asing, maupun suku bunga deposito. Bila suku bunga deposito rata-rata 11,68 per tahun, dalam lima tahun instrumen itu hanya menghasilkan keuntungan 58,41. Melonjaknya tingkat keuntungan investasi pada saham itu seiring dengan kenaikan indeks harga saham gabungan IHSG Bursa Efek Jakarta yang mencapai 360,6. Pada akhir Desember 2001, indeks berada pada posisi 392,036, sedangkan per akhir Desember 2006 menjadi 1.805,523. Berdasarkan penelitian PT.Finansial Bisnis Informasi FBI per 28 Desember 2006, saham menjadi pencetak return tertinggi untuk investasi jangka pendek dengan imbal hasil 5,78 per bulan. Angka itu memang turun dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, untuk jangka waktu lima tahun, saham masih memberikan return yang lebih baik. Pada kurun waktu sama, emas menjadi peraih return tertinggi kedua dengan imbal hasil 97,51, diikuti pasar uang 72,39, dan deposito 58,41. Yogi Marshal : Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham, 2010. Selama tahun 2005, investasi di pasar saham memberi keuntungan cukup besar bagi investor. Dari 332 saham yang sudah tercatat lebih setahun di BEJ, sebanyak 163 saham 50,46 mampu memberi keuntungan berupa capital gain selama setahun 29 Desember 2004 – 29 Desember 2005. Diantara 163 saham sebanyak 23 saham menghasilkan capital gain diatas 100 . Saham Delta Djakarta misalnya, pada 29 Desember 2004 diperdagangkan dengan harga Rp. 14.500, harga terus naik hingga menjadi Rp. 36.000 pada 29 Desember 2005, atau mencetak capital gain 148 . Begitu juga dengan perusahaan gas, pada 29 Desember 2004 harganya tercatat Rp. 1.900 per saham. Setahun kemudian harganya naik menjadi Rp. 6.900 per saham. Berarti pemegang saham Perusahaan Gas, bisa mendapatkan keuntungan Rp. 5.000 per saham atau 263 apabila ia menjualnya pada saat itu. Fakta tersebut menunjukkan daya tarik pasar modal di Indonesia yang memberikan return berupa capital gain. Return saham tidak hanya tercermin dari capital gain tapi juga ditambah dengan dividen. Dividen merupakan bagian laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Investor yang hanya berharap mendapatkan deviden biasanya investor yang melakukan investasi saham untuk jangka panjang. Investor perlu melakukan evaluasi atau analisis terhadap kinerja perusahaan. Dalam Husnan 1993:12, salah satu proses investasi adalah evaluasi kinerja. Evaluasi kinerja perlu dilakukan karena investasi di pasar saham juga mengandung resiko. Investor melakukan analisis kinerja terhadap perusahaan untuk mengambil keputusan dalam investasi saham, saham itu akan ia beli atau jual. Bapepam-LK melalui keputusan Ketua Bapepam-LK no.KEP-134BL2006 mewajibkan kepada Yogi Marshal : Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham, 2010. emiten atau perusahaan publik untuk menyampaikan laporan tahunan, laporan tahunan tersebut diantaranya adalah laporan keuangan. Analisis kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan memanfaatkan laporan keuangan. Informasi laporan keuangan digunakan memiliki fungsi sebagai dasar pengambilan keputusan, baik oleh investor maupun calon investor, sebagaimana dinyatakan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 9 dan paragraf 28 Standar Akuntansi Keuangan. Paragraf 9 menyatakan : Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga – lembaganya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda… Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan – Standar Akuntansi Keuangan, paragraf 28 menyatakan sebagai berikut : Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal – hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Helfert 2001 dalam Pradhono 2004, membagi kinerja perusahaan dalam tiga kategori, antara lain: 1. earning measures, yang mendasarkan pada accounting profit,seperti earning per share EPS, return on investment ROI, return on net assets RONA, return on capital on capital employed ROCE, dan return on equity ROE, 2. cash flow measures, yang mendasarkan pada kinerja arus kas operasi, seperti free cash flow, cash flow return on investment CFROI, 3. value measures, yang mendasarkan kinerja berdasarkan nilai value based management, seperti economic value added EVA dan market value added MVA. Yogi Marshal : Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham, 2010. Bennet Stewart dan Joel M.Stern seorang analis keuangan dari perusahaan Stern Stewart Co memperkenalkan salah satu cara menilai kinerja perusahaan yaitu Economic value added EVA. Economic value added EVA adalah alat ukur kinerja keuangan untuk memperhitungkan keuntungan ekonomis perusahaan sebenarnya. EVA dapat diperhitungkan dengan laba bersih setelah pajak dikurang biaya modal yang diinvestasikan. EVA yang bernilai positif berarti perusahaan dianggap telah mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham karena mampu menghasilkan laba operasi diatas biaya modal. EVA berbeda dengan perhitungan kinerja yang berbasis rasio. EVA mengikutsertakan perhitungan biaya modal yang dimiliki perusahaan. Biaya modal merupakan biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh modal untuk menjalankan kegiatan operasionalnya sehingga tercapai tujuan perusahaan. Laba operasi diatas biaya modal menunjukkan perusahaan telah mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham. Djawahir 2005 “makin besar value added yang mereka perusahaan ciptakan, potensi keuntungan bagi investor juga makin tinggi”. SWA melakukan pemeringkatan terhadap 100 perusahaan publik pada tahun 2003 hingga 2006. Hasilnya ada 24 perusahaan mencetak EVA positif pada tahun 2003, 31 perusahaan pada tahun 2004, 56 perusahaan pada tahun 2005, dan 33 perusahaan pada tahun 2006. Hasil pemeringkatan ini menunjukkan bahwa masih sedikit perusahaan publik dalam negeri yang mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham. Nilai bagi pemegang saham merupakan keuntungan yang ia dapatkan atas investasi yang dilakukannya. Yogi Marshal : Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham, 2010. Laporan arus kas menyediakan informasi kegiatan perusahaan tentang kegiatan operasi, investasi dan pembiayaan perusahaan atas dasar kas. Investor, kreditor maupun pengguna laporan keuangan lainnya dapat menggunakan laporan arus kas untuk menilai transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas maupun non kas, dan menilai kemampuan entitas menghasilkan arus kas dimasa depan. Informasi arus kas operasi diungkapkan dalam laporan arus kas. Arus kas operasi merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas untuk melunasi pinjaman, melakukan pembayaran dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Investor dapat melihat kemampuan perusahaan membayar dividen dari informasi arus kas tersebut. Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan 2004, dalam penelitiannya memberi kesimpulan bahwa EVA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham. Arus kas operasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham. Ninna Daniati dan Suhairi 2006 dalam penelitiannya memberi kesimpulan bahwa arus kas operasi dan size perusahaan mempunyai pengaruh yang berlawanan terhadap expected return dan arus kas investasi mempuyai pengaruh yang signifikan terhadap expected return. Wibowo 2005 dalam penelitiannya menemukan bahwa EVA dan rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap return pemegang saham. Wibowo menggunakan sampel perusahaan manufaktur tahun 2001 – 2003. Bila perusahaan mampu mengelola dana investor dengan baik dengan memperoleh laba sebesar – besarnya, maka akan menarik perhatian dan Yogi Marshal : Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham, 2010. meningkatkan permintaan investor yang mengharapkan adanya dividen yang dibagikan dari laba tersebut. Adanya laba yang besar menunjukkan perusahaan mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham. Terciptanya nilai bagi pemegang saham akan direspon dengan meningkatnya permintaan saham yang akhirnya menaikkan harga saham. Dengan demikian kinerja yang positif, memberi pengaruh yang positif bagi return saham. Hasil pemeringkatan EVA terhadap 100 perusahaan yang dilakukan SWA juga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini. Hasil pemeringkatan menunjukkan masih banyak perusahaan yang belum mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham. Sementara itu, IHSG mengalami pertumbuhan yang didorong dengan kinerja perusahaan yang cukup baik. Peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada pengaruh EVA, MVA dan arus kas operasi terhadap return yang diterima pemegang saham. Penelitian ini diberi judul “Pengaruh Economic value added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham”. Bursa Efek Indonesia telah menjadi bagian penting dari berkembangnya perekonomian Indonesia. Pasar modal dapat menjadi alternatif pendanaan bagi perusahaan di Indonesia selain melalui perbankan. Kehadiran pasar modal juga dapat dijadikan sarana berinvestasi bagi masyarakat selain investasi pada properti, emas dan deposito. Imbal hasil return investasi saham selama 2001 – 2006 mencapai 338,47. Angka itu jauh di atas imbal hasil dari obligasi, pasar uang, emas, valuta asing, maupun suku bunga deposito. Bila suku bunga deposito rata-rata 11,68 Yogi Marshal : Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham, 2010. per tahun, dalam lima tahun instrumen itu hanya menghasilkan keuntungan 58,41. Melonjaknya tingkat keuntungan investasi pada saham itu seiring dengan kenaikan indeks harga saham gabungan IHSG Bursa Efek Jakarta yang mencapai 360,6. Pada akhir Desember 2001, indeks berada pada posisi 392,036, sedangkan per akhir Desember 2006 menjadi 1.805,523. Berdasarkan penelitian PT.Finansial Bisnis Informasi FBI per 28 Desember 2006, saham menjadi pencetak return tertinggi untuk investasi jangka pendek dengan imbal hasil 5,78 per bulan. Angka itu memang turun dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, untuk jangka waktu lima tahun, saham masih memberikan return yang lebih baik. Pada kurun waktu sama, emas menjadi peraih return tertinggi kedua dengan imbal hasil 97,51, diikuti pasar uang 72,39, dan deposito 58,41. Selama tahun 2005, investasi di pasar saham memberi keuntungan cukup besar bagi investor. Dari 332 saham yang sudah tercatat lebih setahun di BEJ, sebanyak 163 saham 50,46 mampu memberi keuntungan berupa capital gain selama setahun 29 Desember 2004 – 29 Desember 2005. Diantara 163 saham sebanyak 23 saham menghasilkan capital gain diatas 100 . Saham Delta Djakarta misalnya, pada 29 Desember 2004 diperdagangkan dengan harga Rp. 14.500, harga terus naik hingga menjadi Rp. 36.000 pada 29 Desember 2005, atau mencetak capital gain 148 . Begitu juga dengan perusahaan gas, pada 29 Desember 2004 harganya tercatat Rp. 1.900 per saham. Setahun kemudian harganya naik menjadi Rp. 6.900 per saham. Berarti pemegang saham Perusahaan Gas, bisa mendapatkan keuntungan Rp. 5.000 per saham atau 263 apabila ia Yogi Marshal : Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham, 2010. menjualnya pada saat itu. Fakta tersebut menunjukkan daya tarik pasar modal di Indonesia yang memberikan return berupa capital gain. Return saham tidak hanya tercermin dari capital gain tapi juga ditambah dengan dividen. Dividen merupakan bagian laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Investor yang hanya berharap mendapatkan deviden biasanya investor yang melakukan investasi saham untuk jangka panjang. Investor perlu melakukan evaluasi atau analisis terhadap kinerja perusahaan. Dalam Husnan 1993:12, salah satu proses investasi adalah evaluasi kinerja. Evaluasi kinerja perlu dilakukan karena investasi di pasar saham juga mengandung resiko. Investor melakukan analisis kinerja terhadap perusahaan untuk mengambil keputusan dalam investasi saham, saham itu akan ia beli atau jual. Bapepam-LK melalui keputusan Ketua Bapepam-LK no.KEP-134BL2006 mewajibkan kepada emiten atau perusahaan publik untuk menyampaikan laporan tahunan, laporan tahunan tersebut diantaranya adalah laporan keuangan. Analisis kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan memanfaatkan laporan keuangan. Informasi laporan keuangan digunakan memiliki fungsi sebagai dasar pengambilan keputusan, baik oleh investor maupun calon investor, sebagaimana dinyatakan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 9 dan paragraf 28 Standar Akuntansi Keuangan. Paragraf 9 menyatakan : Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga – lembaganya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda… Yogi Marshal : Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham, 2010. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan – Standar Akuntansi Keuangan, paragraf 28 menyatakan sebagai berikut : Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal – hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Helfert 2001 dalam Pradhono 2004, membagi kinerja perusahaan dalam tiga kategori, antara lain: 4. earning measures, yang mendasarkan pada accounting profit,seperti earning per share EPS, return on investment ROI, return on net assets RONA, return on capital on capital employed ROCE, dan return on equity ROE, 5. cash flow measures, yang mendasarkan pada kinerja arus kas operasi, seperti free cash flow, cash flow return on investment CFROI, 6. value measures, yang mendasarkan kinerja berdasarkan nilai value based management, seperti economic value added EVA dan market value added MVA. Bennet Stewart dan Joel M.Stern seorang analis keuangan dari perusahaan Stern Stewart Co memperkenalkan salah satu cara menilai kinerja perusahaan yaitu Economic value added EVA. Economic value added EVA adalah alat ukur kinerja keuangan untuk memperhitungkan keuntungan ekonomis perusahaan sebenarnya. EVA dapat diperhitungkan dengan laba bersih setelah pajak dikurang biaya modal yang diinvestasikan. EVA yang bernilai positif berarti perusahaan dianggap telah mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham karena mampu menghasilkan laba operasi diatas biaya modal. EVA berbeda dengan perhitungan kinerja yang berbasis rasio. EVA mengikutsertakan perhitungan biaya modal yang dimiliki perusahaan. Biaya Yogi Marshal : Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham, 2010. modal merupakan biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh modal untuk menjalankan kegiatan operasionalnya sehingga tercapai tujuan perusahaan. Laba operasi diatas biaya modal menunjukkan perusahaan telah mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham. Djawahir 2005 “makin besar value added yang mereka perusahaan ciptakan, potensi keuntungan bagi investor juga makin tinggi”. SWA melakukan pemeringkatan terhadap 100 perusahaan publik pada tahun 2003 hingga 2006. Hasilnya ada 24 perusahaan mencetak EVA positif pada tahun 2003, 31 perusahaan pada tahun 2004, 56 perusahaan pada tahun 2005, dan 33 perusahaan pada tahun 2006. Hasil pemeringkatan ini menunjukkan bahwa masih sedikit perusahaan publik dalam negeri yang mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham. Nilai bagi pemegang saham merupakan keuntungan yang ia dapatkan atas investasi yang dilakukannya. Laporan arus kas menyediakan informasi kegiatan perusahaan tentang kegiatan operasi, investasi dan pembiayaan perusahaan atas dasar kas. Investor, kreditor maupun pengguna laporan keuangan lainnya dapat menggunakan laporan arus kas untuk menilai transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas maupun non kas, dan menilai kemampuan entitas menghasilkan arus kas dimasa depan. Informasi arus kas operasi diungkapkan dalam laporan arus kas. Arus kas operasi merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas untuk melunasi pinjaman, melakukan pembayaran dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Investor dapat Yogi Marshal : Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham, 2010. melihat kemampuan perusahaan membayar dividen dari informasi arus kas tersebut. Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan 2004, dalam penelitiannya memberi kesimpulan bahwa EVA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham. Arus kas operasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham. Ninna Daniati dan Suhairi 2006 dalam penelitiannya memberi kesimpulan bahwa arus kas operasi dan size perusahaan mempunyai pengaruh yang berlawanan terhadap expected return dan arus kas investasi mempuyai pengaruh yang signifikan terhadap expected return. Wibowo 2005 dalam penelitiannya menemukan bahwa EVA dan rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap return pemegang saham. Wibowo menggunakan sampel perusahaan manufaktur tahun 2001 – 2003. Bila perusahaan mampu mengelola dana investor dengan baik dengan memperoleh laba sebesar – besarnya, maka akan menarik perhatian dan meningkatkan permintaan investor yang mengharapkan adanya dividen yang dibagikan dari laba tersebut. Adanya laba yang besar menunjukkan perusahaan mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham. Terciptanya nilai bagi pemegang saham akan direspon dengan meningkatnya permintaan saham yang akhirnya menaikkan harga saham. Dengan demikian kinerja yang positif, memberi pengaruh yang positif bagi return saham. Hasil pemeringkatan EVA terhadap 100 perusahaan yang dilakukan SWA juga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini. Hasil pemeringkatan menunjukkan masih banyak perusahaan yang belum mampu menciptakan nilai Yogi Marshal : Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham, 2010. bagi pemegang saham. Sementara itu, IHSG mengalami pertumbuhan yang didorong dengan kinerja perusahaan yang cukup baik. Peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada pengaruh EVA, MVA dan arus kas operasi terhadap return yang diterima pemegang saham.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 84 90

Pengaruh Economic Value Added ( EVA), Market Value Added (MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI

4 65 80

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

2 79 15

Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 34 88

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011 - 2012

0 73 84

Pengaruh Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia

1 41 84

Rancangan Sistem Kanban Untuk Mengurangi Non Value Added Activities Pada Proses Produksi di PT. Central Windu Sejati

28 218 205

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia 2012-2014

6 87 92

PENGARUH RETURN ON ASSETS, ARUS KAS OPERASI, ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

4 16 135

ANALISIS PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PADA SELURUH PERUSAHAAN TERBUKA DI INDONESIA PERIODE 2009- 2013

0 0 12