Pengertian Kinerja TINJAUAN PUSTAKA

24 4. Prinsip Jual Beli Al Buyu’ atau sale and purchase 5. Jasa-jasa lain seperti Ijarah Operational lease, wakalah Deputyship, Kafalah Guaranty, Hawalah Transfer Service, Rahn Mortgage. 6. Prinsip Al Qard Benevolent Loan atau pinjaman kebaikan.

B. Pengertian Kinerja

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia IAI, 1996 kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran Anita Febryani dan Rahadian Zulfadin: 2003. Sebagai lembaga intermediasi antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana, diperlukan bank 25 dengan kinerja keuangan yang sehat, sehingga fungsi intermediasi dapat berjalan lancar. Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank maka dapat dilihat laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan keuangan juga sekaligus menggambarkan kinerja bank selama periode tersebut. Laporan keuangan sangat berguna terutama bagi pemilik, manajemen, pemerintah, dan masyarakat sebagai nasabah bank, guna mengetahui kondisi bank tersebut. Setiap laporan yang disajikan haruslah dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Kasmir, 2007:263. Analisis laporan finansial financial statement analysis, khususnya mencurahkan perhatian kepada perhitungan rasio agar dapat mengevaluasi keadaan finansial pada masa lalu, sekarang dan memproyeksikan masa yang akan datang. Analisis rasional merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam analisis laporan finansial. Dengan kata lain, diantara alat-alat analisis yang digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan yang dihadapi pasar dibidang keuangan, adalah analisis rasio financial ratio analysis . Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan yang lainnya dari suatu laporan finansial. Rasio-rasio keuangan bank umumnya diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu rasio likuiditas atau liquidity ratio , rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas Kasmir, 2007: 263- 264. Bank yang selalu dapat menjaga kinerjanya dengan baik terutama tingkat profitabilitas yang tinggi dan mampu membagikan dividen dengan 26 baik serta prospek usahanya dapat selalu berkembang dan dapat memenuhi ketentuan prudential banking regulation dengan baik, maka kemungkinan nilai saham dari bank yang bersangkutan di pasar sekunder dan jumlah dana dari pihak ketiga yang berhasil dikumpulkan akan naik. Kenaikan nilai saham dan jumlah dana pihak ketiga ini merupakan salah satu indikator naiknya kepercayaan masyarakat kepada bank yang bersangkutan. Kepercayaan dan loyalitas pemilik dana terhadap bank merupakan faktor yang sangat membantu dan mempermudah pihak manajemen bank untuk menyusun strategi bisnis yang baik. Sebaliknya para pemilik dana yang kurang menaruh kepercayaan kepada bank yang bersangkutan maka loyalitasnya pun juga sangat tipis, hal ini sangat tidak menguntungkan bagi bank yang bersangkutan karena para pemilik dana ini sewaktu-waktu dapat menarik dananya dan memindahkannya ke bank lain. Adapun variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu bank adalah CAR, FDR, BOPO, dan NPL. Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi. Indikator yang biasa digunakan utnuk mengukur kinerja profitabilitas bank adalah ROE Return on Equity yaitu rasio yang menggamabarkan besarnya kembalian atas total modal untuk menghasilkan keuntungan. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kreditaktiva produktif yang 27 berisiko. Jika nilai CAR tinggi sesuai ketentuan BI 8 berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono , 2002: 573. CAR diukur dengan membagi modal dengan aktiva tertimbang menurut resiko ATMR. FDR adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. FDR ditentukkan oleh perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka deposito, dan tabungan. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin besar kredit maka pendapatan yang diperoleh naik, karena pendapatan naik secara otomatis laba juga akan mengalami kenaikan. Laju pertumbuhan dana pihak ketiga dan pembiayaan yang tinggi menyebabkan financing to deposit ratio atau FDR perbankan syariah tergolong tinggi dan mencerminkan fungsi intermediasi bank syariah yang berjalan baik. Akhir 2006 memberikan catatan fantastik tentang keunggulan sistem perbankan Islam yang merupakan salah satu aspek penting syariat Islam dalam bidang ekonomi di banding perbankan konvensional. Hal ini terlihat dari perbandingan beberapa aspek performance operasi sistem perbankan meliputi Non Performing LoanFinancing NPLNPF, FinancingLoan to Deposits Ratio FDRLDR, simpanan bank di SBI atau SWBI, dan kinerjanya dalam menggerakkan sektor riil. Nur Kholis, 2006. 28 Berikutnya adalah hubungan kapasitas kredit terhadap penawaran kredit. Semakin tinggi kapasitas kredit NPF yang dimiliki oleh perbankan syariah, maka semakin besar dana yang dapat disalurkan FDR. Oleh sebab itu, hubungan antara kapasitas kredit NPF terhadap dengan penawaran kredit FDR adalah positif. Hasil estimasi menunjukkan kesesuaian dengan teori yakni kenaikan kapasitas kredit akan meningkatkan penawaran kredit. Hubungan kredit macet NPF dengan penawaran kredit perbankan syariah adalah negatif. Semakin tinggi kredit macet akan menyebabkan penurunan penawaran kredit perbankan syariah. Hasil estimasi sesuai dengan teori ini, yakni meningkatnya kredit macet NPF akan menurunkan panawaran kredit perbankan syariah. Hubungan nisbah pinjaman dan simpanan FDR terhadap penawaran kredit perbankan syariah adalah positif. Semakin tinggi FDR maka akan semakin meningkatkan kredit perbankan syariah. Hasil estimasi menunjukkan kesesuaiannya dengan teori, yaitu semakin tinggi FDR akan mendorong peningkatan penawaran kredit. Berdasarkan hasil persamaan simultan itu, kegentingan kredit perbankan syariah disebabkan oleh sisi permintaan dan penawaran. Dari sisi permintaan dengan semakin tinggi nisbah mudharabah MD menyebabkan penurunan permintaan kredit perbankan syariah. Sementara dari sudut penawaran kredit, kredit macet NPF merupakan faktor utama yang dapat mengurangi penawaran kredit Lukman Hakim, 2006. Rasio pembiayaan perbankan syariah terhadap dana pihak ketiga financing to deposits ratio atau FDR juga tinggi, sebesar 111 lebih dibanding perbankan nasional yang hanya sekitar 62. Artinya perbankan 29 syariah secara sempurna mengemban fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Dari 100 dana yang dikumpulkan bank dari pihak ketiga, semuanya disalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan FDR kepada sektor riil. Hal ini menjelaskan bahwa antara CAR dan FDR memiliki hubungan satu sama lain, apabila modal CAR yang dimiliki oleh suatu bank atau perusahaan tinggi maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kreditaktiva produktif yang beresiko. BOPO Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO menurut kamus keuangan adalah kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya. Berbagai angka pendapatan dan pengeluaran dari laporan rugi laba dan terhadap angka-angka dalam neraca. Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional, yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin rendah BOPO berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar Andi, 2005.

C. Pengertian Mudharabah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Faktor Makroekonomi Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia

4 14 154

PENGARUH PROGRAM AKSELERASI PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH (PAPBS) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

0 2 12

ANALISIS PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAPKINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH Analisis Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2014.

0 2 14

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan Negara).

0 2 14

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan Negara).

0 2 15

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Di Indonesia.

0 2 12

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Di Indonesia.

0 3 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR DI BANK INDONESIA.

0 0 25

ANALISIS COMPARATIF KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DI INDONESIA Analisis Comparatif Kinerja Keuangan Bank Syariah Dan Bank Konvensional Di Indonesia (Studi Kasus: Pada Industri Perbankan Indonesia Tahun 2005-2012).

0 0 14

ANALISIS KINERJA SOSIAL PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Analisis Kinerja Sosial Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, dan Muamalat Indonesia).

0 1 13