pengaruh peran yang saling melengkapi sering meningkat pada kelompok elemen-elemen tersebut yang akan meningkatkan kinerja secara
keseluruhan.
6. Hubungan Sistem Pengukuran Kinerja dan Kinerja Manajerial
Para manajer akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerja manajerial mereka, jika mereka menerima pengukuran kinerja yang tinggi
dalam bentuk informasi yang diperlukan, yang memberikan umpan balik untuk perbaikan dan pembelajaran. Desain sistem penghargaan yang
diberikan manajer yang kemungkinan memberikan rasa adil dan kepuasan atau pemberian kompensasi yang lebih baik kepada para manajer akan
memotivasi mereka dalam meningkatkan kinerjanya Narsa, 2003:25.
7. Hubungan Sistem Penghargaan dan Kinerja Manajerial
Reward menarik perhatian karyawan dan memberi informasi atau
mengingatkan akan pentingnya sesuatu yang diberi reward dibandingkan dengan yang lain, reward juga meningkatkan motivasi karyawan terhadap
ukuran kinerja, sehingga membantu karyawan mengalokasikan waktu dan usaha karyawan. Reward berbasis kinerja mendorong karyawan dapat
mengubah kecenderungan semangat untuk memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat untuk memenuhi tujuan organisasi Mulyadi dan
Johny, 1999:227. Hansen dan Mowen 2000:76 menyatakan tujuan kompensasi
biasanya meliputi berbagai insentif yang berkaitan dengan kinerja.
Sasarannya adalah untuk menciptakan kesesuaian tujuan, sehingga manajer akan menunjukkan kerja terbaiknya bagi perusahaan.
Ichniowski et al. 1997 dalam Listianingsih dan Mardiyah 2005:570 menyatakan bahwa kinerja yang tinggi dasarnya tergantung
program pemberian insentif jika dihubungkan dengan pekerjaan yang mendukung, meliputi penilaian kerja, informasi yang merata, dan
keamanan kerja. Pemberian insentif merupakan pemotivasian yang lebih kuat bagi karyawan untuk meningkatkan kualitas kinerjanya.
8. Hubungan TQM, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Kinerja Manajerial
Penerapan teknik total quality management yang tinggi pada perusahaan dengan sistem pengukuran kinerja yang tinggi akan
meningkatkan kinerja manajerial, begitu juga sebaliknya. Dasar pemikiran yang mendukung temuan tersebut bahwa para manajer akan lebih
termotivasi untuk meningkatkan kinerja manajerial mereka jika mereka menerima pengukuran kinerja yang tinggi dalam bentuk informasi yang
diperlukan yang memberikan umpan balik untuk perbaikan dan pembelajaran. Selain itu desain sistem kompensasi kepada manajer yang
kemungkinan memberikan rasa adil dan kepuasan atau pemberian kompensasi yang lebih baik kepada para manajer juga memotivasi mereka
dalam meningkatkan kinerjanya Kurnianingsih, 2000:49. Menurut Sim dan Killough 1998 dalam Kurnianingsih 2000:49
terdapat pengaruh posistif dan signifikan apabila teknik total quality
management digunakan bersama dengan desain sistem akuntansi manajemen.
Sedangkan menurut Ittner dan Larcker 1995 dalam Kurnianingsih 2000:49. Penerapan teknik total quality management yang digunakan
bersama dengan desain sistem akuntansi manajemen dalam hal ini adalah sistem pengukuran kineja dan sistem penghargaan belum tentu
menghasilkan kinerja yang tinggi.
B. Kerangka Pemikiran
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai pengaruh antara total quality management dengan sistem pengukuran kinerja
dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial, yaitu: Kurnianingsih
2000 menguji
pengaruh interaktif
praktik pemanufakturan total quality management dan desain sistem akuntansi
manajemen dalam perusahaan yang umumnya dinilai dapat meningkatkan efektivitas organisasional melalui peningkatan kinerja. Hasil penelitian ini
mendukung ekspektasi mengenai efektivitas teknik total quality management dapat dicapai bila penerapan total quality management tinggi dalam
perusahaan dengan demikian dapat mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
Maka dari hasil penelitian sebelumnya peneliti ingin menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan, yang diakibatkan oleh variabel independen
total quality management, sistem pengukuran kinerja, dan sistem reward