Latar belakang penelitian PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang penelitian

Sejak dahulu kala, proses pengolahan data telah dilakukan oleh manusia. Manusia juga menemukan alat-alat mekanik dan elektronik untuk membantu manusia dalam penghitungan dan pengolahan data supaya bisa mendapatkan hasil lebih cepat. Komputer yang kita temui saat ini adalah suatu evolusi panjang dari penemuan-penemuan manusia sejah dahulu kala berupa alat mekanik maupun elektronik. Saat ini komputer dan piranti pendukungnya telah masuk dalam setiap aspek kehidupan dan pekerjaan. Namun demikian dengan segala aktivitas dan kesibukan manusia mengilhami inventor untuk terus mengembangkan komputer yang mudah dipindahkan atau dibawa sesuai dengan kebutuhan manusia yang selalu aktif dalam kesehariannya. Ide tentang komputer yang mudah dipindahkan telah dikemukakan oleh Alan Kay. Hal ini terlihat pada konsep Dynabook yang dikembangkan oleh Xerox PARC Palo Alto Research Center pada awal tahun 1970-an. Konsep ini merupakan pengembangan dari prototype Alto yang juga dilakukan oleh Xerox PARC. Komputer portable pertama yang dipasarkan secara komersial adalah Osborne 1, yang dikembangkan pada tahun 1981, komputer ini merupakan komputer pertama yang dapat dibawa kemana saja walaupun saat 1 menggunakannya kita harus menghubungkannya dengan listrik rumah. pongel- com. Dewasa ini persaingan diantara para produsen komputer kian memanas untuk berlomba-lomba dalam mengembangkan teknologi portable computer sehingga menghasilkan inovasi yang lebih baru dengan tujuan dapat memikat hati para penggunanya. Produsen-produsen luar negeri seperti HP, Acer, Toshiba, Dell, Lenovo mulai membidik pangsa pasar Asia khususnya di Indonesia. Di tengah maraknya persaingan portable computer produksi luar negeri, tak kalah ketinggalan juga Zyrex produk lokal yang saat ini mulai diperhitungkan namanya. Perusahaan-perusahan yang menghasilkan kategori produk portable computer memiliki kesadaran tentang pentingnya loyalitas merek dan usaha-usaha untuk mempertahankannya. Hal ini menjadikan peta persaingan menjadi ketat. Merek dari masing- masing perusahaan tidak hanya bersaing dalam harga, tetapi juga bersaing dalam hal promosi, keunggulan produk, pelayanan purna jual dan spesifikasi yang melengkapi produk. Dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat saat ini perusahaan perlu memanfaatkan sumber dayanya dengan optimal. Pada saat ini persaingan masing-masing perusahaan portable computer semakin gencar di berbagai media masa dan elektronik dengan menawarkan berbagai kelebihannya mulai dari prosesor, memori dan tampilannya yang semakin menarik. Kemudian selain terlihat gencar melakukan advertising, juga gencar melakukan promosi penjualan, publisitas hingga pemasaran langsung yaitu 2 dengan cara buka stand di pusat-pusat perbelanjaan modern dan pada momen- momen tertentu seperti Pekan Raya Jakarta PRJ. Para pemain besar pada industri portable computer seperti: HP, Acer, Toshiba, Dell, Lenovo, masing-masing memiliki ekuitas merek yang berbeda. Perbedaan ekuitas merek tersebut didasari oleh berbagai macam factor, diantaranya yaitu berdasarkan kredibilitas perusahaan dalam mengeluarkan produk yang kompetitif sehingga memberikan jaminan dan kepuasan produknya. Lembaga pengamat pasar International Data Corporation IDC, dalam laporan prediksi penjualan Worldwide Quarterly PC Tracker. Laptop memang diperkirakan akan jadi perangkat idaman di masa depan. Chief Executive Intel, Paul Otellini mengungkapkan bahwa pada tahun 2009, jumlah total penjualan laptop akan mengangkangi jumlah penjualan komputer desktop. Didukung tingginya penjualan laptop pula, IDC memproyeksikan bahwa pengapalan komputer dunia akan meningkat 16,7 persen di kuartal empat tahun 2007. Seperti dikutip detikinet dari Computer World, Selasa 18122007, di kuartal empat tahun 2006 lalu, peningkatannya hanya 7,9 persen saja. Pertumbuhan penjualan ini diharapkan mampu meningkatkan presentase pertumbuhan penjualan komputer tahun 2007 sebesar 14,6 persen. Menurut IDC pada tahun 2006, pertumbuhan penjualan hanya mencapai 10,1 persen. Meski penjualan komputer desktop meningkat, presentase kenaikannya makin menipis. Menurut data IDC, pertumbuhan penjualan laptop 33 persen lebih tinggi daripada presentase pertumbuhan penjualan komputer desktop di 3 kuartal tiga 2007. Penjualan laptop pun diprediksi akan mencapai 50 persen dari total penjualan komputer di akhir tahun 2008 Fino Yurio Kristo-detikinet Dari kondisi tersebut di atas tergambar jalas bahwa perkembangan portable computer semakin meningkat, momentum ini juga sekaligus menandai babak baru komputer. Note book PC tak lagi menjadi alat bagi kalangan bisnis atau kalangan berada melainkan untuk semua kalangan dan sekarang penggunannya bukan hanya untuk kalangan orang berada saja tetapi hampir semua kalangan. segmentasi pasar untuk produknya menjadi 3 tiga berdasarkan harga. Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang sangat penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat dengan pertumbuhan yang rendah. Pada kondisi demikian loyalitas pada merek sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Di samping itu, upaya mempertahankan loyalitas merek ini merupakan upaya strategis yang lebih efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru. Persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang harus dipantau secara terusmenerus oleh setiap perusahaan. Merek-merek yang kuat, teruji, dan bernilai tinggi terbukti tidak hanya sukses mengalahkan hitungan-hitungan rasional, tetapi juga canggih mengolah sisi-sisi emosional konsumen. Merek bisa memiliki nilai tinggi karena ada brand building activity yang bukan sekadar berdasarkan komunikasi, tetapi merupakan segala macam usaha lain untuk memperkuat merek tersebut. Dari komunikasi, merek bisa menjanjikan sesuatu, bahkan lebih dari janji, merek juga mensinyalkan sesuatu 4 brand signaling. Merek akan mempunyai reputasi jika ia memiliki kualitas dan karisma. Agar memiliki karisma, merek harus mempunyai aura, harus konsisten kualitasnya harus dijaga dari waktu ke waktu, selain tentunya juga harus mempunyai kredibilitas. Agar tampil menjadi yang terbaik, tentu suatu merek harus terlihat seksi di pasar hingga mampu membuat konsumen tertarik membelinya. Agar terlihat seksi, merek tersebut harus memiliki costumer value jauh di atas merek-merek yang lain Selain itu, harus mampu meningkatkan keterlibatan emosi pelanggan sehingga pelanggan mempunyai ikatan dan keyakinan terhadap merek tersebut Pendidikan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan, konsumen yang pendidikannya tinggi mempunyai pandangan yang berbeda terhadap alternatife merek dan harga dibandingkan dengan konsumen yang berpendidikan lebih rendah. Untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari produk tersebut. Dalam industri portable computer pada penguasaan pasarnya, acer berada dalam posisi ketiga, yaitu sebagai penantang pasar. Dimana penantang pasar ini selalu berusaha untuk mengejar pemimpin pasarnya, dengan cara meningkatkan pangsa pasarnya. Upaya acer untuk mengejar pemimpin pasarnya yaitu Hewlett- Packard dan Dell yaitu Acer menjadi bintang. Berkat strategi note book-nya, Acer kini membayangi penjualan Dell, dan hanya terpaut kurang dari dua persen 2 dengan harga yang terjangkau. 5 Membangun kepercayaan konsumen telah dilakukan oleh Acer sejak didirikan hal ini dibuktikan dengan inovasi yang telah dilakukan oleh acer dari segi tekhnologi dan kualitas dari acer yang telah diakui seluruh dunia, bahkan body acer yang selalu keluar dengan tampilan yang menarik dan dengan kualitas dari acer yang semakin meningkatkan kepercayaan akan acer terhadap para konsumenya. Menurut Lau dan Lee 1999 : 44 , terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Ketiga factor ini berhubungan dengan tiga identitas yang tercakup dalam hubungan antara merek dan konsumen. Adapun ketiga faktor tersebut adalah merek itu sendiri, perusahaan pembuat merek, dan konsumen. Selanjutnya Lau dan Lee memproposisikan bahwa kepercayaan terhadap merek akan menimbulkan loyalitas merek. Brand characteristic mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek. Hal ini disebabkan oleh konsumen melakukan penilaian sebelum membeli. Karakteristik merek yang berkaitan dengan kepercayaan merek meliputi dapat diramalkan, mempunyai reputasi, dan kompeten. Suatu merek juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut. Company Characteristic yang ada di balik merek suatu produk merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap merek suatu produk. Karakteristik ini meliputi reputasi suatu perusahaan, motivasi perusahaan yang diinginkan, dan integritas suatu perusahaan. 6 Consumer-brand characteristic merupakan merupakan dua kelompok yang saling mempengaruhi. Oleh sebab itu, karakteristik konsumen-merek dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Karakteristik ini meliputi kemiripan antara konsep emosional konsumen dengan kepribadian merek, kesukaan terhadap merek, dan pengalaman terhadap merek. Konsep trust kepercayaan menjadi suatu isu yang populer dalam bidang pemasaran dengan munculnya orientasi relasional dalam aktivitas pemasaran. Trust dipandang sebagai dasar dalam hubungan dengan konsumen dan trust merupakan atribut terpenting yang dimiliki oleh merek. Para peneliti pemasaran menyatakan bahwa trust merupakan faktor fundamental yang dapat mengembangkan loyalitas konsumen. Adanya kepuasan pada konsumen akan menimbulkan kepercayaan, karena adanya konsistensi merek dalam memenuhi harapan konsumen di samping itu, merek yang dipilih dapat melindungi, menjaga keselamatan, keamanan, dan kepentingan konsumen. Dengan demikian, keyakinan mengenai keandalan dan kenyamanan merupakan hal yang penting dari trust kepercayaan. Loyalitas merek brand loyalty merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang loyal pada merek sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Loyalitas dapat diartikan sebagai suatu komitmen yang mendalam untuk melakukan pembelian ulang produk atau jasa yang menjadi preferensinya secara konsisten pada masa yang akan datang dengan cara membeli ulang merek yang sama meskipun ada pengaruh situasional dan usaha pemasaran yang dapat menimbulkan perilaku 7 peralihan. Pelanggan yang loyal didefinisikan oleh Newman dan Werbel 1973 dalam Wiharto 2003 sebagai mereka yang membeli kembali sebuah merek, hanya mempertimbangkan merek tersebut dan tidak mencari informasi merek lain. Namun seiring dengan berkembangnya penelitian yang banyak dilakukan, maka definisi tersebut terasa kurang memadai kemudian timbullah definisi lain tntang loyalitas merek seperti telah diungkapkan pada pendahuluan, diataranya adalah definisi dari Jacoby dan Kyner dalam Dharmmesta 1999 menyatakan loyalitas merek adalah respon perilaku yang bersifat bias, terungkap secara terusmenerus oleh unit pengambilan keputusan dengan memperhatikan satu atau beberapa merek alternative dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis. Sedangkan Singh dan Sirdeshmukh 2000, menyatakan loyalitas dikonseptualisasikan sebagai sebuah niat perilaku untuk memelihara hubungan yang sedang berlangsung dengan penyedia jasa dan merupakan sebuah konstruk relasional yang dapat dibentuk oleh suatu pertukaran tertentu. Secara umum loyalitas merek dapat diukur dengan cara-cara berikut ini Dharmmesta, 1999: 1. Runtutan pilihan merek. 2. Proporsi pembelian. 3. Preferensi merek. 4. Komitmen merek. 8 Sedangkan skala loyalitas harus mengacu pada dua hal, yaitu ketertarikan konsumen pada sebuah merek dan kerentanan konsumen untuk perpindah ke merek yang lain. Menurut Oliver 1999, “A deeply held commitment to rebuy or repatronize a preferred product or service consistently in the future, thereby causing repetitive same brand or same brand-set purchasing, despite situational influences and marketing efforts having the potential to cause switching behaviour”. Artinya, loyalitas merek adalah komitmen mendalam untuk membeli kembali atau menjadi pelanggan tetap dari sebuah produk atau jasa yang disukai secara konsisten di masa akan datang, dimana komitmen tersebut menyebabkan pembelian berulang terhadap merek yang sama, meski pengaruh-pengaruh situasional dan usaha-usaha pemasaran mempunyai kesanggupan atau kemungkinan untuk mengakibatkan perubahan perilaku.

B. Pembatasan Masalah

Dokumen yang terkait

ANALISIS BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC, DAN Analisis Brand Characteristic, Company Characteristic, Dan Consumer-Brand Characteristic Terhadap Brand Trust Susu Segar Shi Jack Di Kota Surakarta.

0 2 10

ANALISIS BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC, DAN CONSUMER-BRAND CHARACTERISTIC TERHADAP BRAND Analisis Brand Characteristic, Company Characteristic, Dan Consumer-Brand Characteristic Terhadap Brand Trust Susu Segar Shi Jack Di Kota Surakarta.

0 2 13

PENDAHULUAN Analisis Brand Characteristic, Company Characteristic, Dan Consumer-Brand Characteristic Terhadap Brand Trust Susu Segar Shi Jack Di Kota Surakarta.

0 3 7

Pengaruh Brand Characteristic dan Consumer-Brand Characteristic terhadap Brand Loyalty pada Pengguna iPhone.

0 0 29

Pengaruh Brand Trust (Brand Characteristic dan Consumer-Brand Characteristic) terhadap Brand Loyalty (Studi Kasus pada Deodorant Rexona Men).

0 0 22

Analisis Pengaruh Trust in a Brand (Brand Characteristic, Company characTeristic, Consumer Brand Characteristic) terhadap Brand Loyalty Pengguna Smartphone Blackberry.

0 0 19

Pengaruh Brand Characteristic, Company Characteristic, dan Consumer-Brand Characteristic pada Brand Loyalty (Studi Kasus: Handphone Nokia di Universitas Kristen Maranatha, Bandung).

0 0 23

Pengaruh Brand Characteristic, Company Characteristic, dan Consumer -Brand Characteristic Produk Air Mineral AQUA Botol 600ml terhadap Brand Loyalty di Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

0 0 31

PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC,COMPANY CHARACTERISTIC, CONSUMER BRAND CHARACTERISTIC TERHADAP BRAND LOYALTY PADA PELANGGAN MINUMAN PENAMBAH TENAGA LIPOVITAN DI KOTA SURABAYA.

0 0 81

PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC,COMPANY CHARACTERISTIC, CONSUMER BRAND CHARACTERISTIC TERHADAP BRAND LOYALTY PADA PELANGGAN MINUMAN PENAMBAH TENAGA LIPOVITAN DI KOTA SURABAYA

0 0 19