PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC,COMPANY CHARACTERISTIC, CONSUMER BRAND CHARACTERISTIC TERHADAP BRAND LOYALTY PADA PELANGGAN MINUMAN PENAMBAH TENAGA LIPOVITAN DI KOTA SURABAYA.
SKRIPSI
Oleh :
WINDA SORAYA PUTRI
0712010202 / FE / EM
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2011
(2)
Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah atas kehadiran
Allah SWT yangm sudah memberikan rahmat dan hidayah-nya, sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan penelitian Tugas Akhir (Skripsi) dengan judul “
PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC,COMPANY CHARACTERISTIC,
CONSUMER BRAND CHARACTERISTIC TERHADAP BRAND LOYALTY
PADA PELANGGAN MINUMAN PENAMBAH TENAGA LIPOVITAN DI
KOTA SURABAYA“.
Penyusunan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk dapat
memperoleh Gelar Sarjana-1 (S1) Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur. Dengan selesainya penulisan
skripsi ini saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang bersedia untuk
memberikan bantuan dan dukungannya baik secara materil maupun moril kepada
penulis, untuk itu dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan
Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
(3)
mengarahkan dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra.Ec. Suhartuti, MM, selaku Dosen Wali yang telah banyak membantu
penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak dan Ibu dosen pengajar Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen yang
telah mencurahkan tambahan ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis.
7. Ayahanda Wahyudi dan Ibunda Ida Subiyowati yang telah memberikan
motivasi, dukungan moril maupun materi, doa serta curahan kasih sayang yang
tiada hentinya kepada penulis.
8. Terima kasih pada teman-teman jurusan manajemen angkatan 2007 yang
memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, saya ucapkan terima
kasih juga kepada para sahabat-sahabat saya Ayu Dyah, Rindya Ayu, Dewi
Mustika, Rizky Shopan, Ari Yusandy, Ardha dan masih banyak lagi yang
tidak saya sebutkan satu persatu. Terima kasih buat dukungannya selaman
ini dalam bentuk apapun selama menempuh kuliah dan dalam pembuatan
skripsi ini sampai selesai, kalian akan slalu ku kenang teman.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu segala saran, pendapat, kritik yang bersifat
(4)
Surabaya, februari 2011
(5)
ABSTRAKSI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 7
1.3 Tujuan Penelitian 8
1.4 Manfaat Penelitian 8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu 10
2.2 Landasan Teori 11
2.2.1 Pemasaran 11
2.2.2 Pengrtian merek 11
2.2.3 Trust In a Brand 14
2.2.3.1 Brand Characteristic 15
2.2.3.2 Company Characteristic 18
(6)
2.2.7 Pengaruh Consumer Characteristic Terhadap Brand Loyalty 27
2.3 Kerangka Konseptual 28
2.4 Hipotesis 29
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Penelitian Variabel 30
3.1.1 Pengukuran Variabel 33
3.2 Teknik Penentuan Populasi dan Sampel 34
3.2.1 Populasi 34
3.2.2 Sampel 34
3.3 Teknik Pengumpulan Data 35
3.3.1 Jenis Data 35
3.3.2 Sumber Data 35
3.3.3 Pengumpulan Data 36
3.4 Teknis Analisis Data 36
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN 42
4.1 Deskriptif Hasi Penelitian 42
4.1.1 Analisis Karakteristik Responden 42
4.1.2 Deskripsi Brand Characteristic 44
(7)
4.2.1 Evaluasi Outlier 51
4.2.2 Evaluasi Reliabilitas 52
4.2.3 Evaluasi Validitas 54
4.2.4 Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted 55
4.2.5 Evaluasi Normalitas 56
4.2.6 Evaluasi Model One-Step Approach toSEM 57
4.2.7 Uji Kausalitas 61
4.3 Pembahasan 62
4.3.1 Pembentukan Variabel Laten 62
BAB V : KESIMPULAN dan SARAN 68
5.1 Kesimpulan 68
(8)
Tabel 1.2 Goodnes of Fit Index 41
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 42
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 43
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 43
Tabel 4.4 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Brand Characteristic 44
Tabel 4.5 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Company Characteristic 46
Tabel 4.6 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Consumer Brand Characteristic 48
Tabel 4.7 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Brand Loyaty 49
Tabel 4.8 Outiler Data 52
Tabel 4.9 Reliabilitas Data 53
Tabel 4.10 Validitas Data 54
Tabel 4.11 Construct Reliability & Variance Extracted 55
Tabel 4.12 Normalitas Data 56
Tabel 4.13 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One Step Approach-Base Model 58
Tabel 4.14 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices 59
Tabel 4.15 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices 60
Tabel 4.16 Hasil Uji Kausalitas 61
Tabel 4.17 Frekuensi & Faktor Loading Brand Characteristic 62
Tabel 4.18 Frekuensi & Faktor Loading Company Characteristic 64
Tabel 4.19 Frekuensi & Faktor Loading Consumer Brand Characteristic 64
(9)
Gambar 4.1 Model Pengukuran & Struktural One Step Approach-Base Model 59
Gambar 4.2 Model Pengukuran & Struktural One Step Approach-Elimination Model 60
Gambar 4.3 Model Pengukuran & Struktural One Step Approach-Elimination Modification
(10)
ABSTRAKSI
Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satunya harus mampu mempertahankan pelanggannya agar tidak pindah kepada perusahaan lain. Pada saat ini, persaingan antara produsen minuman penambah tenaga di Indonesia semakin ketat. Para produsen minuman penambah tenaga di Indonesia berkompetisi untuk menciptakan produk minuman penambah tenaga yang berkualitas dan sesuai dengan keinginan konsumen. Produk Lipovitan, sebagai market leader minuman penambah tenaga di Indonesia yang mengalami penurunan pangsa pasar akibat datangnya pesaing yang tak kalah hebat.
Lipovitan telah melakukan tindakan agar para konsumen tetap loyal terhadap merek Lipovitan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh brand characteristic, company characteristic, dan consumer brand characteristic.
Responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 100 dari kalangan pegawai negri / swasta, mahasiswa /mahasiswi, wiraswasta dan lain-lain, metode yang digunakan adalah non probability sampling, yaitu purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner.
Metode analisis data dilakukan dengan regresi linier berganda menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable consumer brand characteristic berpengaruh positif dan signifikan positif terhadap brand loyalty (tidak dapat diterima) produk Lipovitan sebesar 0,373. Variabel brand characteristic berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand loyalty (tidak dapat diterima) produk Lipovitan sebesar 0,468.Variabel brand characteristic berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand loyalty (tidak dapat diterima) produk Lipovitan sebesar 0,468.
Kata kunci : karakteristik merek, karakteristik perusahaan, karakteristik konsumen-merek, dan loyalitas merek
(11)
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan
harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah
satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap
perusahaan adalah mempertahankan pelanggan yang telah ada, terus
menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru agar jangan sampai
pelanggan meninggalkan perusahaan menjadi pelanggan perusahaan lain.
Dengan kata lain perusahaan harus mampu mempertahankan loyalitas
pelanggan. Loyalitas adalah bukti konsumen yang selalu menjadi konsumen,
yang memiliki kekuatan dan sikap positif atas perusahaan itu. Sedangkan
loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep sangat
penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat dengan
pertumbuhan yang rendah. Pada kondisi demikian loyalitas pada merek
sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup dalam persaingan.
Loyalitas merek (brand loyality) mencerminkan loyalitas pelanggan merek
tertentu. Loyalitas pelanggan memberikan dampak yang signifikan bagi
profitabilitas perusahaan. Pelanggan yang loyal kemungkinan akan menunjukan
sikap dan prilaku positif, seperti pembelian ulang merek yang sama dan
rekomendasi positif yang dapat mempengaruhi pelanggan lain untuk
(12)
Aaker (1996 : 8) dalam Riana (2008 : 187), mendefinisikan brand
loyalty sebagai “A measure of the attachment that a costumer has a
brand“. Loyalitas merek menunjukkan adanya suatu ikatan antara pelanggan
dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai dengan adanya pembelian
ulang dari pelanggan.
Menurut Lamb, Hair, Daniel (2006: 421) mengatakan kesetiaan pada
merek (brand loyalty) adalah preferensi konsisten pada suatu merek melebihi
merek lainnya, cukup tinggi dalam beberapa kategori produk.
Di samping itu, upaya mempertahankan loyalitas merek ini
merupakan strategis yang lebih efektif dibandingkan dengan melakukan
penarikan pelanggan baru. Persoalan merek menjadi salah satu persoalan
yang harus dipantau secara terus-menerus oleh setiap perusahaan.
Apabila suatu merek dapat melakukan hal tersebut maka
konsumen secara langsung akan menjadi loyal terhadap merek tersebut.
Dengan karakteristik merek yang telah sesuai dengan konsumen tersebut
maka selanjutnya konsumen akan percaya terhadap merek tersebut yang
kemudian akan tercipta juga sikap loyal terhadap merek tersebut ( Riana,
2008 : 192 ).
Merek-merek yang sangat kuat, teruji, dan bernilai tinggi terbukti
tidak hanya sukses dalam menggalahkan hitungan-hitungan rasional, tetapi
juga canggih mengolah sisi-sisi emosional konsumen.
Brand juga disebut dengan pelabelan, brand memiliki kekuatan
(13)
sesuatu, bahkan lebih dari janji, merek juga mensinyalkan sesuatu. Merek
akan mempunyai reputasi jika ia memiliki kualitas dan karisma. Agar
memiliki karisma, merek itu sendiri harus mempunyai aura, harus konsisten,
kualitasnya harus dijaga dari waktu ke waktu.
Agar merek tampil menjadi yang terbaik dari merek lainnya, tentu
suatu merek harus terlihat lebih menarik di pasar hingga mampu membuat
konsumen tertarik membeli, mengenal, dan terutama memakainya, setelah itu
melakukan pembelian secara berulang-ulang dan mempromosikan atau
mengenalkan ke orang lain.
Karakteristik perusahaan yang ada di balik merek akan
berpengaruh terhadap brand loyalty (loyalitas merek), karakteristik perusahaan
merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap suatu produk ( Riana,
2008 : 193 ).
Karakteristik konsumen merek berpengaruh secara positif terhadap
brand loyalty (loyalitas merek), karakteristik konsumen merek merupakan
totalitas pemikiran dan perasaan individu dengan acuan dirinya sebagai
objek sehingga sering kali berinteraksi dengan merek seolah-olah merek
tersebut adalah manusia sehingga kesamaan antara konsep diri konsumen
dengan merek dapat membangun kepercayaan terhadapa merek. (Riana, 2008
: 193).
Suatu merek dapat dikatakan seksi atau dikenal pasar hingga
mampu membuat konsumen tertarik membelinya. Agar terlihat seksi, maka
(14)
sehingga pelanggan mempunyai ikatan dan keyakinan terhadap merek dan
ingin lebih mengenal merek tersebut lebih dalam lagi.
Sebagai salah satu produk minuman penambah tenaga cair atau
yang sering disebut orang minuman suplemen, produk ini sudah dominan
dalam pasar di Indonesia.
Berikut ini adalah data dari peringkat produk minuman penambah
tenaga cair yang ada pada Top Brand Index (TBI) sebagai berikut :
Tabel 1.1 Peringkat Minuman Penambah Tenaga Cair Tahun 2007 s/d 2010
Tahun Peringkat Total Sekor TBI
1. Extra Joss 53,51 %
2007 2. Krating Daeng 14,58 %
3. Lipovitan 1,25 %
1. Krating Daeng 38,6 %
2008 2. Extra Joss 24,5 %
3. Lipovitan 2,1 %
1. Krating Daeng 33,5 %
2009 2. Extra Joss 28,7 %
3. Lipovitan 1,5 %
1. Extra Joss 57,3 %
2010 2. Krating Daeng 38,7 %
3. Lipovitan 1,3 %
Sumber : Top Brand Index 2007 s/d 2010
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa produk
LIPOVITAN menempati urutan ketiga sebagai top brand, dan LIPOVITAN di
tahun 2007 sampai tahun 2010 mengalami penurunan TBI yang cukup besar
dibandingkan dengan kompetitornya. Pada tahun 2007 angka TBI LIPOVITAN
sebesar 1,25 % tetapi pada tahun 2008 TBI LIPOVITAN naik sebesar 0.85 %
(15)
0,6% dengan angka TBI 1,5 % dan untuk tahun 2010 TBI LIPOVITAN juga
mengalami penurunan sebesar 0,2 % dengan angka TBI 1,3 %.
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa produk merek
LIPOVITAN pada periode tahun 2007- 2010 mengalami perubahan yang
fluktuatif. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kecenderungan penurunan TBI
yang dialami oleh produk LIPOVITAN dari tahun 2007-2010 menandakan
bahwa loyalitas merek yang ada pada konsumen produk LIPOVITAN
memiliki kecenderungan menurun. Selain itu saat ini banyak bermunculan
produk minuman penambah tenaga cair dengan rasa, kemasan dan harga yang
berbeda pula sehingga membuat para konsumen untuk mencoba produk baru-baru
tersebut. Maka konsumen dituntut untuk menilai suatu produk yang menurut
konsumen adalah yang terbaik dibanding merek lainnya. Keadaan ini mempunyai
dampak pada loyalitas konsumen pada suatu merek produk.
Top Brand Index (TBI) merupakan suatu alat ukur kekuatan merek
yang diformulasikan berdasarkan atas tiga variabel , yaitu Mine Share,
Market Share dan Commitment Share. Variabel pertama Mind Share, yaitu
mengindikasikan kekuatan merek di dalam benak konsumen katagori produk
yang bersangkutan. Variabel kedua Market Share, menunjukkan kekuatan
merek dalam pasar tertentu dalam hal perilaku pembelian aktual dari
konsumen. Sedangkan untuk Variabel ke tiga Commitmen Share,
mengindikasikan kekuatan merek dalam mendorong konsumen untuk
(16)
konsumen tentang nilai akan selalu berubah. Penurunan TBI minuman
penambah tenaga cair Lipovitan mengindikasikan adanya penurunan kekuatan
merek yang ada dibenak konsumen terhadap produk yang bersangkutan,
apabila kekuatan merek yang ada dibenak konsumen turun maka loyalitas
konsumen terhadap merek juga akan mempengaruhi pembelian. Bila kesetian
merek rendah, konsumen akan cenderung berpindah ke merek lain,
sebaliknya bila kesetiaan konsumen terhadap merek tinggi maka konsumen
akan melakukan pembelian terhadap produk tersebut secara berulang-ulang.
Bisnis minuman penambah tenaga cair atau minuman bersuplemen
memang sangat luar biasa. Diperkenalkan pada tahun 1980-an, tapi baru
pada tahun 1990-an diterima pasar setelah menawarkan produk nya. Begitu
pula Lipovitan yang memulai peredarannya di Indonesia pada tahun 1990.
Awalnya memang susah seret produk produsen tersebut, PT. Teisho Indonesia
sempat mengalami kesulitan ketika memasarkannya. Kendalanya pada saat
itu terletak pada status produknya sendiri karena dianggap masih merupakan
kategori obat yang penjualannya dilakukan di apotek-apotek. Setelah
kandungannya diubah menjadi minuman kesehatan, pemasarannya mengalami
perluasan. Namun dari pihak produsenya sendiri masih mengakui Lipovitan
banyak mengandung kandungan kimia rasanya masih kental dengan obat.
Padahal masyarakat Indonesia tidak terlalu suka dengan rasa demikian, Sehingga
hanya menguasai 4% penjualan di Indonesia. Lipovitan mempunyai dua rasa
pilihan yakni royall jelly dan ginseng. Namun Lipovitan sendiri masih tetap
(17)
yaitu mengandung vitamin B2 yang dapat mempercepat metabolisme, selain
itu ada campuran madu yang didatangkan dari Jepang langsung serta taorin
yakni bahan produk Jepang juga sehingga membedakan dengan minuman
berenergi lainnya. ( http://cybermed.cbn.net.id/ )
Dari analisis diatas maka penelitian memilih untuk meneliti
minuman penambah tenaga cair merek Lipovitan, karena merek Lipovitan
memiliki skor kepuasan yang masih stabil dibandingkan merek lainnya.
Untuk meningkatkan loyalitas merek, pihak perusahaan harus
meningkatkan dan mempertahankan kepercayaan pelanggan terhadap
perusahaan. Brand characteristic, company characteristic, dan consumen
brand characteristic salah satu variabel yang berpengaruh harus tetap dapat
dikendalikan secara langsung oleh perusahaan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di bahas di atas maka
perumusan masalah yang ada dalam penelitian ini :
1. Apakah brand characteristicberpengaruh terhadap brand loyalty pada
minuman penambah tenaga Lipovitan ?
2. Apakah company characteristic berpengaruh terhadap brand loyalty
pada minuman penambah tenaga Lipovitan ?
3. Apakah consumen brand characteristic berpengaruh terhadap brand
(18)
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan
penelitian yang hendak dicapai adalah :
1. Mengetahui pengaruh brand characteristic Terhadap brand loyalty pada
minuman penambah tenaga Lipovitan
2. Mengetahui pengaruh company characteristic Terhadap brand loyalty
pada minuman penambah tenaga Lipovitan
3. Mengetahui pengaruh Consumen brand characteristic Terhadap brand
loyalty pada minuman penambah tenaga Lipovitan
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat sebagai
berikut :
a) Peneliti
Hasil penelitian bisa digunakan bagi peneliti yang akan datang
sebagai bahan acuan atau sebagai pertimbangan dalam penelitiannya agar
dapat lebih baik dari penelitian yang sudah ada sebelumnya.
b) Perusahaan
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan perusahaan yang berkaitan langsung
(19)
c) Lembaga
Hasil penelitian ini dapat menambah referensi perbendaharaan
buku dari penelitian yang sudah ada di perpustakaan dan juga dapat
digunakan sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya.
(20)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh :
1. Penelitian oleh Gede Riana (2008) dengan judul “ Pengaruh Trust
a in Brand Terhadap Brand Loyalty pada Konsumen Air Minum
Aqua di Kota Denpasar ”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
secara bersama-sama variabel brand characteristic, company
characteristic, dan consumer brand characteristic berpengaruh
signifikan terhadap brand loyalty dan brand characteristic yang
berpengaruh dominan terhadap brand loyalty.
2. Penelitian oleh Petra Surya dengan judul “Pengaruh Trust a in
Brand Terhadap Brand Loyalty Maskapai Penerbangan Garuda
Indonesia di Kota Yogyakarta ” . Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa variabel brand characteristic, company characteristic
berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty sedangkan untuk
company characteristic tidak ada pengaruh signifikan terhadap
(21)
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pemasaran
Bagi perusahaan pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan–
kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahannya untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan
laba. Pemasaran merupakan sebuah faktor penting dalam siklus yang bermula
dan berakhir dengan kebutuhan konsumen.
Definisi pemasaran yaitu sebagai proses sosial dan manejerial
yang mana kelompok ataupun individu-individu memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan, melalui penciptaan, penawaran dan
pertukaran atau penjualan yang bernilai bagi pihak lain. (Kotler, 1997 : 9)
Memahami masalah pemasaran tidak kalah pentingnya dibandingkan
memahami masalah-masalah lain, seperti masalah permodalan, personalia
maupun pengolahan kegiatan produksi, apabila seseorang ingin mempelajari
kegiatan perusahaan secara menyeluruh. Masalah pemasaran ini merupakan
salah satu mata rantai yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan-kegiatan
perusahaan sehari-hari yang lain.
2.2.2. Pengertian Merek (Brand)
Keahlian yang sangat unik dari pemasaran profesional adalah
kemampuannya untuk menciptakan, memelihara, melindungi, dan
meningkatkan merek. Para pemasar mengatakan bahwa pemberian merek
(22)
Marketing Association, merek adalah nama, istilah, tanda, simbol,
rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan
untuk membedakannya dari produk pesaing. Kotler (2000 : 460) dalam Riana
(2008 : 186)
Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten
memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.
Merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu. Akan tetapi, merek lebih
dari sekedar simbol. Merek dapat memiliki enam level pengertian Kotler
(2000 : 460) dalam Riana (2008 : 186)
yaitu sebagai berikut :
1. Atribut : merek mengingatkan pada atribut tertentu.
2. Manfaat : bagi konsumen, kadang sebuah merek tidak sekedar
menyatakan atribut, tetapi manfaat. Mereka membeli produk tidak
membeli atribut, tetapi membeli manfaat. Atribut yang dimiliki oleh
suatu produk dapat diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan
emosional.
3. Nilai : merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen.
4. Budaya : merek juga mewakili budaya tertentu.
5. Kepribadian : merek mencerminkan kepribadian tertentu.
6. Pemakain : merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk tersebut.
(23)
Merek adalah suatu merek pada gilirannya memberi tanda pada
konsumen mengenai sumber produk tersebut. Di samping itu, merek
melindungi, baik konsumen maupun produsen dari para kompetitor yang
berusaha memberikan produk-produk yang tampak identik. Aaker (1991 : 7)
dalam Peter (3).
Pada intinya merek adalah penggunaaan nama, logo, trade mark,
serta slogan untuk membedakan perusahaan-perusahaan dan individu-individu
satu sama lain dalam hal apa yang mereka tawarkan. Penggunaan konsisten
suatu merek , simbol, atau logo membuat merek tersebut segera dapat
dikenalin oleh konsumen sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengannya
tetap diingat. Dengan demikian , suatu merek dapat mengandung tiga hal,
(Petra, 4) yaitu sebagai berikut :
1. Menjelaskan apa yang dijual perusahaan
2. Menjelaskan apa yang dijalankan oleh perusahaan
3. Menjelaskan profil perusahaan itu sendiri.
A. Tujuan Pemberian Merek
Pemberian merek pada suatu produk mempunyai tujuan adalah
(Alma, 2004 : 149)
a. Jaminan bagi konsumen
Pengusaha menjamin bahwa barang yang dibeli sungguh berasal dari
perusahaannya. Ini adalah untuk menyakinkan pihak konsumen
membeli suatu dari merek dan pengusaha yang dikehendaki, yang
(24)
b. Jaminan mutu barang
Dengan adanya merek ini perusahaan menjamin bahwa mutu barang
yang dikeluarkannya berkualitas baik sehingga dalam barang tersebut
selain dari pada merek juga disebutkan peringatan.
c. Pengingat
Pengusaha memberikan nama pada merek barangnya supaya mudah
diingat dan disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan mereknya.
2.2.3. Trust In a Brand (Kepercayaan Terhadap Merek)
Dalam dunia pemasaran hubungan antara penjual dan konsumen
merupakan hal penting karena dari hubungan ini akan tercipta pertukaran
yang menjadi tujuan utama. Hubungan yang dekat antara penjual dan
pembeli akan memberikan dampak yang positif dalam proses pertukaran.
Pemahaman yang lengkap tentang loyalitas merek tidak dapat diperoleh
tanpa penjelasan mengenai kepercayaan terhadap merek (Trust in a brand)
dan bagaimana hubungannya dengan loyalitas merek.
Kepercayaan pelanggan pada merek ( Trust Brand) didefinisikan
Sebagai keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek
dengan resiko-resiko yang dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu
akan menyebabkan hasil yang positif (Lau dan Lee, 1999: 342)
Pemahaman yang lengkap tentang loyalitas merek tidak dapat
diperoleh tanpa penjelasan mengenai kepercayaan terhadap merek (Trust In a
(25)
pemasaran industri, para peneliti telah menemukan bahwa kepercayaan
terhadap sales dan supplier merupakan sumber dari loyalitas. (Riana, 2008 :
187).
Menurut Lau dan Lee ( 1999 : 341 ), terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Ketiga faktor ini
berhubungan dengan tiga entitas yang tercakup dalam hubungan antara
merek dan konsumen. Adapun ketiga faktor tersebut adalah merek itu
sendiri, perusahaan pembuat merek, dan konsumen. Lau dan Lee juga
mendefinisikan kepercayaan pelanggan pada merek (Brand Trust) adalah
sebagai keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek
dengan resiko – resiko yang dihadapi karena ekspektasi terhadap merek
itu akan menyebabkan hasil yang positif.
2.2.3.1. Brand Characteristic (Karakteristik Merek)
Karakteristik merek memainkan peran yang vital dalam
menentukan apakah pelanggan memutuskan untuk percaya pada suatu merek.
Berdasarkan pada penelitian kepercayaan interpersonal, individu –individu
yang dipercaya didasarkan pada reputation, predictability dan
competence dari individu tersebut ( Lau dan Lee, 1999 : 345 ). Dalam
konteks hubungan pelanggan – merek, kepercayaan pelanggan di bangun
berdasarkan pada reputasi merek, prediktabilitas merek, dan kompetensi
merek. Penjelasan dari ke tiga karakteristik tersebut sebagai berikut :
(26)
1. Reputasi Merek ( Brand Reputation )
Brand Reputation berkenaan dengan opini dari orang lain bahwa
merek itu baik dan dapat diandalkan (reliable). Reputasi merek
dapat dikembangkan bukan saja melalui advertising dan public
relation, tapi juga dipengaruhi oleh kualitas dan kinerja produk.
Pelanggan akan mempersepsikan bahwa sebuah merek memiliki
reputasi baik, jika sebuah merek dapat memenuhi harapan mereka,
maka reputasi merek yang baik tersebut akan memperkuat
kepercayaan pelanggan ( Lau dan Lee, 1999: 345).
2. Prediktabilitas Merek ( Brand Predictability )
Predictability brand adalah merek yang memungkinkan pelanggan
untuk mengharapkan bagaimana sebuah merek akan memiliki
performance pada setiap pemakaian. Predictability mungkin karena
tingkat konsistensi dari kualitas produk. Brand predictability dapat
meningkatkan keyakinan konsumen karena konsumen mengetahui
bahwa tidak ada sesuatu yang tidak diharapkan akan terjadi
ketika menggunakan merek tersebut.
3. Kompetensi Merek ( Brand Competence )
Brand Competence adalah merek yang memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh pelanggan,
dan dapat memenuhi kebutuhannya. Ketika diyakini sebuah merek
(27)
pelanggan, maka pelanggan tersebut mungkin berkeinginan untuk
meyakini merek tersebut.
Sudah menjadi kebiasaan pengusaha pabrik untuk menjual
barang-barang yang dihasilkan oleh pabriknya dibubuhi tanda lukisan dan
atau perkataan untuk membedakannya dari barang-barang sejenis hasil
pabrik lain. Tanda itu disebut “merek”.
Mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan
pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek.
Karena konsumen melakukan penilaian duluh sebelum membeli, kepercayaaan di
sini menyangkut tentang kinerja merek dapat diramalakan, mempunyai
reputasi dan kompetensi merek.
Berdasarkan definisi klasik dari Jacob & Kyner (1973) dalam
Tjiptono (2000 : 109), merek memiliki karakteristik :
1. Bersifat bias
2. Merupakan respon behavioral (berupa pembelian)
3. Diekspresikan sepanjang waktu
4. Diekspresikan oleh unit pengambilan keputusan
5. Unit pengambilan keputusan mengekspresikan loyalitas merek
berkenaan dengan satu atau lebih alternatif merek dalam serangkaian
merek
6. Merek merupakan fungsi dari proses-proses psikologis (pengambilan
(28)
Indikator Brand Characteristic yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yang dikembangkan oleh Riana (2008 : 197) :
a. Tidak mengganggu kesehatan
b. Pengetahuan pelanggan tentang merek
c. Berita positif tentang merek
d. Harapan pelanggan terhadap merek
2.2.3.2. Company Characteristic (Karakteristik Perusahaan)
Yang ada di balik suatu merek juga dapat mempengaruhi tingkat
kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut. Pengetahuan konsumen tentang
perusahaan yang ada di balik merek suatu produk merupakan dasar awal
pemahaman konsumen terhadap merek suatu produk. Meliputi reputasi suatu
perusahaan, motivasi perusahaan yang diinginkan, dan integritas suatu
perusahaan.
A. Bentuk Perusahaan
Beberapa bentuk perusahaan dari segi yuridis yang ditemukan di
Indonesia adalah (Asri dan Suprihanto, 1986 : 10) :
1. Perusahaan Perseorangan
Secara singkat dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan
perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang dikelolah dan
diawasi oleh seseorang. Di suatu pihak ia memperoleh semua
keuntungan perusahaan dan di lain pihak ia juga menanggung
(29)
2. Firma
Firma adalah suatu bentuk perkumpulan usaha yang didirikan oleh
beberapa orang dengan menggunakan nama bersama. Dengan kata
lain, satu nama digunakan bersama. Di dalam firma semua anggota
mempunyai tanggung jawab sepenuhnya baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama terhadap hutang-hutang perusahaan pada pihak lain.
Bila terjadi kerugian maka akan ditanggung bersama.
3. Perseroan Komonditer (CV)
Seperti halnya firma, perseroan komonditer ini juga merupakan
perluasan bentuk badan usaha perseorangan. Tegasnya, perseroan
komonditer adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh beberapa
orang (sekutu) yang menyerahkan dan mempercayakan uangnya
untuk dipakai dalam persekutuan.
4. Perseorang Terbatas
Pengertian dasar dari perseroan terbatas adalah suatu badan yang
mempunyai kekayaan, hak, serta kewajiban sendiri, terpisah dari
yang mendirikan, terpisah pula dari yang memiliki. Berbeda dengan
beberapa bentuk badan usaha yang lain, perseroan terbatas
mempunyai kelangsungan hidup yang panjang karena perseroan ini
akan tetap berjalan meskipun pendiri atau pemiliknya meninggal
(30)
5. Perusahaan Negara
Yang dimaksud dengan perusahaan negara adalah semua perusahaan
dalam bentuk apa pun dan bergerak dalam bidang usaha apa pun
yang modalnya secara keseluruhan merupakan kekayaan Negara,
kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-undang.
6. Koperasi
Koperasi adalah suatu bentuk badan usaha yang bergerak di bidang
ekonomi, bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Keanggotaan koperasi bersifat murni, pribadi, dan tidak dapat
dialihkan.
B. Manajemen Perusahaan
Setiap perusahaan didirikan untuk suatu tujuan yang ingin
dicapai, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan yang
dicapai dilihat dari berbagai sudut. Keuntungan misalnya, dinilai dengan
membandingkan tingkat pengembalian terhadap nilai investasi yang
digunakan untuk memperoleh pengembalian tersebut. Tujuan yang berupa
penyediaan lapangan kerja (pada perusahaan-perusahaan yang lebih bersifat
sosial) diukur dengan jumlah tenaga kerja yang diserap seluruhnya. (Asri dan
Suprihanto, 1986 : 27)
Tujuan tersebut dapat dicapai bila perusahaan mengelolah secara
optimal segala sumber-sumber yang dimilikinya. Dalam ilmu manajemen
dikenal beberapa sumber yang dikelolah oleh perusahaan yakni : manusia,
(31)
yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi tercapainya tujuan yang
dicanangkan perusahaan. Dalam ilmu manajemen dikenal berbagai fungsi
manajemen, yang ditemukan dan dikembangkan oleh banyak ahli di bidang
ini. Beberapa di antara fungsi-fungsi tersebut yakni : perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan. (Asri dan
Suprihanto, 1986 : 27).
Indikator Company Characteristic dalam penelitian ini
dikembangkan oleh Riana (2008 : 197) :
a. Kepercayaan terhadap perusahaan
b. Perusahaan tidak akan menipu pelanggan
c. Perhatian perusahaan terhadap pelanggan
d. Keyakinan pelanggan terhadap produk perusahaan
2.2.3.3. Consumer Brand Characteristic (Karakteristik Konsumen merek)
Consumen brand characteristic dua kelompok yang saling
mempengaruhi, oleh sebab itu karakteristik konsumen merek dapat
mempengaruhi kepercayaan terhadap merek, meliputi kemiripan antar konsep
emosional konsumen dengan kepribadian merek, kesukaan terhadap merek,
dan pengalaman terhadap merek.
Konsep ini merupakan totalitas pemikiran dan perasaan individu
dengan acuan dirinya sebagai obyek sehingga sering kali dalam konteks
(32)
memiliki kesan atau kepribadian. Kepribadian merek adalah asosiasi yang
terkait dengan merek yang diingat oleh konsumen dan konsumen dapat
menerimanya. Konsumen seringkali juga berinteraksi dengan merek
seolah-olah merek tersebut adalah manusia. Dengan demikian, kesamaan antara
konsep diri konsumen dengan kepribadian merek sangat berkaitan dengan
kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut. (Riana, 2008 : 188).
Indikator Consumer Brand Characteristic dalam penelitian ini yang
telah dikembangkan oleh Riana (2008 : 197) :
a. Merupakan merek favorit
b. Merek yang sesuai dengan kepribadian pelanggan
A. Tipe-tipe Konsumen
Dalam hubungannya dengan perilaku konsumen, Faisal
mengatagorikan konsumen dalam tipe, yaitu (Mangkunegara, 2002 : 55) :
1. Pembeli pria
Tipe ini mudah terpengaruh oleh bujukan, sering tertipu, punya
perasaan kurang enak jika memasuki toko tanpa membeli sesuatu,
kurang begitu berminta untuk berbelanja, dan mudah dipengaruhi
oleh nasihat yang baik, argumentasi yang objektiif.
2. Pembelian wanita
Konsumen tipe ini memiliki cirri-ciri : tidak mudah terbawa bujukan,
lebih tertarik pada warna dan bentuk bukan pada kegunaannya, lebih
(33)
hal-hal yang romantis dari pada yang obyektif dan senang
berbelanja.
3. Pembeli remaja
Pembeli remaja memiliki sifat mudah terpengaruh oleh rayuan
penjual, tidak berpikir hemat, dan kurang realistis, romantis, dan
mudah terbujuk.
4. Pembelian lanjut usia
Umumnya kelompok ini memiliki pola berpikir sesuai dengan
pengalaman hidupnya. Sering kali menampakkan tingkah laku
seolah-olah mereka adalah yang terpendak, penjual sering dianggap sebagai
anak kecil yang tidak mengetahui apapun, dan lainnya.
B. Perilaku Konsumen
Terdapat beberapa definisi untuk memberikan pejelasan mengenai
perilaku konsumen. Engel, Blackwell dan Miniard (1994), menyatakan
bahwa perilaku konsumen adalah tindakan individu yang langsung terlibat
dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa
termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan
tersebut. (Mangkunegara, 2002 : 3).
Menurut Loudon dan bitta (1993), mengemukakan bahwa :
Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengembalian
(34)
mengevaluasi memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan
barang-barang dan jasa (Mangkunegara, 2002:3).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu,
kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan
keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa
ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan (Mangkunegara, 2002:4).
Menurut Kotler (1996) dalam Tjiptono (1997:19), perilaku
konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang secara langsung
terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan dan menemukan produk dan
jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan
mengikuti tindakan-tindakan tersebut.
2.2.4. Brand Loyalty
Brand loyalty (Loyalitas Merek) merupakan suatu konsep yang
sangat penting dalam strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang loyal
pada merek sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan hidup.
Loyalitas dapat diartikan sebagai suatu komitmen yang mendalam untuk
melakukan pembelian ulang produk atau jasa yang menjadi preferensinya
secara konsisten pada masa yang akan datang dengan cara membeli ulang
merek yang sama meskipun ada pengaruh situasional dan usaha pemasaran
yang dapat menimbulkan perilaku peralihan (Riana, 2008 : 187).
(35)
Loyalitas merek menunujukkan adanya suatu ikatan antara pelanggan dengan
merek tertentu dan ini sering kali ditandai dengan adanya pembelian ulang
dari pelanggan. Menuru Mowen (2002 : 109) mengemukakan bahwa loyalitas
dapat didasarkan pada perilaku pembelian aktual produk yang dikaitkan
dengan proporsi pembelian. Menurut Lamb, Hair, Daniel (2006: 421) mengatakan
kesetian pada merek (brand loyalty) adalah preferensi konsisten pada suatu
merek melebihi merek lainnya, cukup tinggi dalam beberapa kategori produk.
Perusahaan yang mempunyai basis pelanggan yang mempunyai
loyalitas merek yang tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan
karena biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh lebih murah dibandingkan
dengan mendapatkan pelanggan baru. Loyalitas merek yang tinggi dapat
meningkatkan perdagangan. Dan dapat menarik minat pelanggan baru karena
mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek minimal dapat
mengurangi risiko. Keuntungan lain yang didapat dari loyalitas merek adalah
perusahaan dapat lebih cepat untuk merespon gerakan pesaing.
Indikator Brand Loyalty yang digunakan dalam penelitian ini
adalah yang dikembangkan oleh Riana (2008 : 197) :
a. Tidak melakukan pembeliaan bila tidak tersedia
b. Mencari di tempat-tempat yang tersedia
c. Merekomendasikan kepada konsumen yang lain
(36)
2.2.5. Pengaruh Brand Characteristic Terhadap Brand Loyalty
Karakteristik merek sangatlah berkaitan dengan kepercayaan
konsumen terhadap suatu merek. Dimana konsumen akan melihat
karakteristik dari merek yang ingin mereka percaya, yaitu reputasi dari
merek tersebut apakah baik atau tidak, kemampuan dari merek tersebut
untuk memenuhi kebutuhan konsumen, dan bagaimana suatu merek bisa
memenuhi harapan dari para konsumennya.
Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten
memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli,
merek yeng terbaik memberikan jaminan mutu.
Apabila suatu merek dapat melakukan hal tersebut maka
konsumen secara langsung akan menjadi loyal terhadap merek tersebut.
Dengan karakteristik merek yang telah sesuai dengan konsumen tersebut
maka selanjutnya konsumen akan percaya terhadap merek tersebut yang
kemudian akan tercipta juga sikap loyal terhadap merek tersebut ( Riana,
2008 : 192 ).
Pelanggan yang loyal terhadap brand loyalty dipengaruhi oleh
brand characteristic (karakteristik merek), dalam hal ini brand characteristic
mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan pengambilan
keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek, hal ini disebabkan
(37)
2.2.6. Pengaruh Company Characteristic Terhadap Brand Loyalty
Hubungan antara karakteristik perusahaan dengan loyalitas
merek berpengaruh penting terhadap perusahaan. Dikarenakan
pengetahuan terhadap perusahaan yang didapat oleh konsumen akan
mempengaruhi penilaian konsumen terhadap merek tersebut. Konsumen akan
percaya terhadap merek apabila reputasi yang dimiliki suatu perusahaan
baik, perusahaan dapat dipercaya sehingga konsumen akan timbul sikap untuk
percaya terhadap merek tersebut dan kemudian akan timbul sikap loyal dari
konsumen terhadap merek tersebut, kejujuran dari perusahaan tersebut
mempengaruhi konsumen untuk percaya dan loyal terhadap merek.
Karakteristik perusahaan yang ada di balik merek akan
berpengaruh terhadap brand loyalty (loyalitas merek), karakteristik perusahaan
merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap suatu produk ( Riana,
2008 : 193 ).
2.2.7. Pengaruh Consumer Brand Characteristic Terhadap Brand Loyalty Karakteristik konsumen merek berpengaruh secara positif terhadap
brand loyalty (loyalitas merek), karakteristik konsumen merek merupakan
totalitas pemikiran dan perasaan individu dengan acuan dirinya sebagai
objek sehingga sering kali berinteraksi dengan merek seolah-olah merek
tersebut adalah manusia sehingga kesamaan antara konsep diri konsumen
dengan merek dapat membangun kepercayaan terhadapa merek. (Riana,
(38)
Konsumen sering kali berinteraksi dengan merek seolah-olah merek
tersebut adalah manusia sehingga kemiripan antara konsep diri konsumen
dengan kepribadian merek dapat membangun brand loyalty. (Petra, 21)
2.3. Kerangka Konseptual
Company Characteristic
(X2) Brand Loyalty
(Y) Brand
Characteristic (X1)
Consumen Brand Characteristic
(39)
2.4. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah penelitian, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
1. Brand Characteristic berpengaruh positif terhadap brand loyalty
2. Company Characteristic berpengaruh positif terhadap brand loyalty
3. Consumer Brand Characteristic berpengaruh positif terhadap brand
(40)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasiona dalam variabel ini adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan menjadi obyek penelitian berdasarkan atas sifat-sifat
atau hal-hal yang dapat diamati atau diobservasi. Penelitian ini menggunakan
dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. 1. Brand Characteristic (X1)
Adalah karakteristik merek yang berkaitan dengan kepercayaan
pelanggan terhadap suatu merek. Indikator yang digunakan
bersumber dari Riana (2008 : 197) sebagai berikut :
a. Tidak mengganggu kesehatan (X1.1)
Merupakan tingkat keamanan komposisi bahan yang
digunakan oleh produk tersebut
b. Pengetahuan pelanggan tentang merek (X1.2)
Merupakan pengetahuan pelanggan tentang merek tersebut
c. Berita positif tentang merek (X1.3)
Merupakan informasi yang bersifat positif (baik) yang
beredar di masyarakat tentang merek
(41)
Merupakan harapan pelanggan terhadap merek semakin
lebih baik dari sebelumnya
2. Company Characteristic (X2)
Merupakan dasar awal pemahaman pelanggan terhadap produk
perusahaan. Indikator yang digunakan bersumber dari Riana
(2008 : 197) sebagai berikut :
a. Kepercayaa terhadap perusahaan (X2.1)
Merupakan tingkatan kepercayaan pelanggan terhadap
perusahaan
b. Perusahaan tidak akan menipu pelanggan (X2.2)
Merupakan kejujuran perusahaan untuk tetap berorientasi
kepada pelanggan
c. Perhatiaan perusahaan terhadap pelanggan (X2.3)
Merupakan tingkat perhatian perusahaan kepada para
pelanggannya
d. Keyakinan pelanggan terhadap produk perusahaan (X2.4)
Merupakan keyakinan yang dimiliki oleh pelanggan
terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan
3. Consumer Brand Characteristic (X3)
Merupakan totalitas pemikiran dan perasaan individu dengan
acuan dirinya sebagai objek. Indikator yang digunakan
bersumber dari Riana (2008 : 197) sebagai berikut :
(42)
Merupakan pilihan konsumen dimana pilihannya jatuh pada
merek tertentu yang sesuai dengan kebutuhannya
b. Merek yang sesuai dengan kepribadiaan pelanggan (X3.2)
Merupakan tingkat kesesuaian antara merek dengan
kepribadiaan yang dimiliki oleh pelanggan.
B. Brand Loyalty (Y)
Merupakan loyalitas merek yang dapat dipandang sebagai komitmen
internal dalam diri konsumen untuk membeli dan memebeli ulang
suatu merek. Indikator yang digunakan bersumber dari Riana (2008 :
197) sebagai berikut :
1. Tidak melakukan pembeliaan bila tidak tersedia (Y1)
Merupakan kesetiaan pelanggan terhadap merek tertentu dan
apabila tidak tersedia pelanggan lebih memilihi untuk tidak
membeli merek lain.
2. Mencari di tempat-tempat yang tersedia (Y2)
Merupakan usaha pelanggan untuk mendapatkan merek yang
diinginkan.
3. Merekomendasikan kepada konsumen yang lain (Y3)
Merupakan pemberiaan informasi tentang merek kepada
konsumen lainnya untuk memilih merek tersebut.
(43)
Merupakan kemampuan konsumen untuk berani membayar
lebih tinggi dari biasanya demi untuk mendapatkan merek
yang dipilih.
3.1.1 Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala Likert. Sedangkan tingkat pengukurannya menggunakan interval yaitu
memberikan skor pada jawaban yang dipilih oleh responden. Digunakan
jenjang 5 dalam penelitian ini dengan mengikuti pola sebagai berikut:
1 5
Sangat tidak Sangat setuju
Setuju
Dimana jawaban dengan nilai 1 berarti sangat tidak setuju sekali
dengan pertanyaan yang diberikan untuk nilai 2 berarti tidak setuju dengan
pernyataan yang diberikan sedangkan nilai 3 merupakan nilai tengah antara
sangat setuju dengan tidak setuju dari pertanyaan yang diberikan, sedangkan
nilai 4 merupakan jawaban setuju dari pertanyaan yang diberikan dan nilai 5
(44)
3.2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu atau kelompok yang
memiliki ciri yang sama dan menjadi obyek atau sasaran dalam penelitian.
Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan produk
minuman penambah tenaga merek LIPOVITAN di kota Surabaya, sedangkan
karakteristik populasinya adalah pelanggan yang melakukan pembelian produk
LIPOVITAN paling sedikit 2 kali dalam 1 bulan terakhir dan mengkonsumsinya.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi untuk dijadikan obyek penelitian. Teknik penarikan sampel
dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling, tepatnya
dengan purposive sampling, teknik non probability sampling yaitu cara
pengambilan sample yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan
untuk dipilih menjadi sampel, hanya responden yang memiliki ciri-ciri
tertentu yang diperkirakan mempunyai kaitan dengan permasalahan penelitian
yang dapat dijadikan kunci untuk pengambilan sampel. Sugiyono (1999 : 77)
Kriteria yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah :
Pelanggan yang melakukan pembelian dan mengkonsumsi produk minuman penambah tenaga LIPOVITAN
Pelanggan yang berusia minimal 17 tahun dan mengerti tentang apa yang dimaksud oleh penelitian dalam penelitian ini.
(45)
Pedoman dalam menentukan jumlah sampel seperti Ferdinand
(2002 : 48) adalah sebagai berikut :
1. Sebanyak 100-200 sampel untuk teknik Maximum Likehood
Estimation.
2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya
adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.
3. Jenis pengambilan sampel didasari oleh analisis SEM bahwa
besarnya sampel yaitu 5-10 kali parameter yang diestimasi. Pada
penelitian ini terdapat 14 indikator, maka 14 x 8 jadi jumlah sampel
yang digunakan sebanyak 112 responden.
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer, dimana data ini didapat secara langsung dari para responden
melelui pengisian kuesioner yang dibagikan, kemudian data yang telah
diperoleh dikumpulkan dan diolah langsung oleh peneliti sendiri.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini berasal dari
(46)
3.3.3. Pengumpulan Data
a. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
wawancara atau tanya jawab secara langsung kepada pihak
responden yang ditemui dan kemudian memberikan pertanyaan yang
berhubungan dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
b. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpula data dengan menyebarkan
daftar pertanyaan (angket) kepada responden untuk memperoleh
informasi langsung.
3.4. Teknik Analisis Data
Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang pengaruh antara
variabel dalam penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang
diperoleh dan digunakan dalam pengujian tersebut. Kualitas data yang
ditentukan oleh kesungguhan konsumen dalam menjawab semua pertanyaan
penelitian dan alat pengukuran (berupa kuesioner) yang digunakan untuk
mengumpulkan data tersebut. Metode yang digunakan untuk menganalisis
data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM).
Model pengukuran faktor menggunakan Confirmatory Faktor Analysis.
Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh
(47)
Persamaan faktor dimensi Consumer Brand Characteristic :
X1.1 = λ1 Consumer Brand Characteristic + er_1 X1.2 = λ2 Consumer Brand Characteristic + er_2 X1.3 = λ3 Consumer Brand Characteristic + er_3
Bila pernyataan diatas dinyatakan dalam sebuah pengukuran
model untuk diuji unidimensionalitasnya melalui Confirmatory Faktor
Analysis, maka model pengukuran dengan contoh faktor persepsi maka akan
tampak sebagai berikut :
Contoh Model Pengukuran Faktor Consumer Brand Characteristic
Keterangan :
X1.1 = Pertanyaan tentang ………….
X1.2 = Pertanyaan tentang ………….
X1.3 = Pernyataan tentang ………….
er_ j = error term xij
1. Asumsi Model Structural Equation Modeling a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas
1) Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histrogram data
atau dapat diuji dengan metode-metode statistik. er_1
er_2
er_3
X1.1
X1.2
XI.3
Consumer Brand Characteristic
(48)
2) Menggunakan Critical Ration yang diperoleh dengan membagi
koefisien saampel dengan standar errornya dan skewness value
yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif dimana nilai
statistik untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z-value.
Pada tingkat signifikan 1%, jika nilai Z lebih besar dari nilai
kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data tidak normal.
3) Normal Probability Plot (SPSS 10.1)
4) Linearitas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan
memilih pasangan data dan dilihat pada penyebaran untuk
menduga ada tidaknya linearitas.
b. Evaluasi atas Outlier
1. Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara ± 3,0 non outlier.
2. Multivariaet outlier dengan kriteria jarak mahalanobis pada
tingkat p < 0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square (X) pada df
sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila mahalanobis >
dari nilai x adalah multivariate outlier. Outlier adalah observasi
atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat
berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam
bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel
kombinasi (Hair : 1989).
c. Multicolinearity dan Singularity
Dapat dideteksi dengan mengamati Determinat Matriks Covarians.
(49)
angka 0 (kecil). Maka terjadi multikolinearitas dan singularitas
(Ferdinand, 2002 : 108).
d. Uji Validitas dan Reabilitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah
indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa
yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran
mengenai konsisten internal dari indikator-indikator sebuah kontruk
yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator
itu mengindikasikan sebuah kontruk yang umum. Karena indikator
multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variabel construct
akan diuji dengan melihat loading faktor dengan hubungan antara
setiap observed variabel dan latent variabel construct reability
dan variance-extracted dihitung dengan rumus berikut.
Construct Liability = (∑S tan dardize Loading)
²
(∑S tan dardize Loading)²
+ ∑εj
Variance Liability = (∑S tan dardize Loading)
²
(∑Stan dardize Loading)²
+ ∑ε
j
Sementara
εj
dapat dihitung dengan formulaεj
= 1-(Standardize Loading)²
secara umum, nilai construct reliability yang dapat terima adalah ≥ 0,7 dan variance extrated ≥ 0,5 (Hair et.al, 1998). Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01, denganmelihat nilai estimasi setiap construct standardize regression weights
(50)
2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal
Pengaruh langsung diamati dari bobot regresi terstandar, dengan
pengujian signifikan pembagiaan nilai CR (Critical Ratio) atau p
(probability) yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih
besar dari pada t tabel berarti signifikan.
3. Evaluasi Model
Menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang
dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan
pengujian fit antara model teoritas dan data empiris. Jika model teoristis
menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai
yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis tidak diperkuat jika
teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” jadi “good fit” model yang
diuji sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling
(Hair. et. al, 1989)
Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai kriteria
goodness of fit, yakni chi-square, probability, RMSEA, GFI, TLI, CFI,
AGFI, CMIN/ DF. Apabila model awal tidak good fit dengan data maka
(51)
Tabel 1.2 : GOODNESS OF FIT INDEX GOODNESS OF FIT INDEX KETERANGAN
CUT - OFF VALUE
X - Chi square
Menguji apakah covariances populasi yang destimasi sama dengan convariance sampel (apakah model sesuai dengan data)
Diharapkan kecil, 1 s/d 5 atau paling baik diantara
1 dan 2
Pobability Uji signifikan terhadap perbedaan matriks convariance data dan matriks covariances yang diestimasi
Minimum 0.1 atau 0.2 atau > 0.05
RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sampel besar
> 0.08
GFI
Menghitung proporsi tertimbang varians dalam
matriks sample yang dijelaskan oleh matriks
convariance populasi yang diestimasi (analog dengan R² dalam regresi berganda)
0 sampai dengan 1
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF > 0.09
CMIN / DE Kesesuain antara data dan model < 2.00 TLI Pembandingan antara model yang diuji
terhadap baseline model > 0.95
CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitiv terhadap besarnya sampel dan kerumitan model
> 0.95
(52)
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskriptif Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Karakteristik Responden
Karakterisrik responden dalam penelitian ini didentifika berdasarkan
Berdasarkan karakteristik responden yang meliputi usia, pekerjaan responden
dan jenis kelamin responden. Pengambilan kuesioner dilakukan selama 1
minggu dimulai tanggal 16 – 22 Januari 2011 di lingkungan daerah
Surabaya Barat. Dari 100 kuesioner yang terkumpul diperoleh data dengan
perincian sebagai berikut :
a. Karakteristik berdasarkan usia responden
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No Usia (Tahun) Jumlah Persentase (%)
1 17-22 8 8%
2 23-28 17 17%
3 29-34 32 32%
4 35-40 30 30%
5 41-45 13 13%
Total 100 100% Sumber : Data kuesioner diolah
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang
dijadikan sebagai obyek penelitian ini sebanyak 100 responden yang
sebagaian besar responden 32% adalah berusia 29-34 tahun, sedangkan
sebagian kecil adalah berusia 17- 22 tahun yaitu sebesar 8%, usia 35-40
tahun sebesar 30%, usia 23-28 tahun yaitu sebesar 17%, dan usia 41-45
(53)
b. Karakteristik berdasarka jenis kelamin responden
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
%
1 Pria 65 65%
2 Wanita 35 35%
Total 100 100%
Sumber : Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden
dalam penelitian ini adalah yang berkelamin pria sebesar 65%, sedangkan
yang berkelamin wanita sebesar 35 %.
c. Karakteristik berdasarkan pekerjaan responden
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasar pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Prosentase
1 Mahasiswa / mahasiswi 17 17%
2 Swasta/pegawai negeri 36 36%
3 Wiraswasta 28 28%
4 Ibu rumah tangga 10 10%
5 Lainnya 9 9%
6 total 100 100%
Sumber : Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang memiliki
pekerjaan sebagai mahasiswa / mahasiswi sebesar 17%, yang memiliki pekerjaan
sebagai swasta/pegawai negeri sebesar 36%, yang memiliki pekerjaan
wiraswasta sebesar 28%, sedangkan ibu rumah tangga sebanyak orang atau
(54)
4.1.2. Deskripsi Brand Characteristic
Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Brand Characteristic
No Pertanyaan Skor Jawaban Skor
1 2 3 4 5 1 Tidak mengganggu
kesehatan
0 1 7 33 59 100
0% 1% 7% 33% 59% 100%
2 Pengetahuan pelanggan tentang merek Lipovitan
0 0 13 27 60 100
0% 0% 13% 27% 60% 100%
3 Berita positif tentang merek Lipovitan
0 3 5 28 64 100
0% 3% 5% 28% 64% 100%
4 Harapan pelanggan terhadap merek
0 4 18 38 40 100
0% 4% 18% 38% 40% 100%
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel di atas dijelaskan sebagai berikut :
a. Indikator pertama dari Brand Characteristic, yaitu tidak
mengganggu kesehatan, mendapat respon terbanyak pada skor 5
dengan jumlah responden sebanyak 59 responden atau 59%,
kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 4 dengan jumlah
resonden 33 atau 33%. Artinya, sebagian besar responden yang
menjawab sangat setuju sebanyak 59 responden atau 59%,
kemudian yang menjawab setuju sebanyak 33 atau sebanyak 33%
dan yang menjawab kurang setuju sebanyak 1 responden atau 1%.
b. Indikator kedua dari Brand Characteristic, yaitu pengetahuan
pelanggan tentang merek Lipovitan, mendapat respon terbanyak
pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 60 atau 60%,
kemudian terbanyak kedua pada skor 4 dengan jumlah responden
27 atau 27%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab
(55)
menjawab setuju sebanyak 27 atau sebanyak 27% dan yang
menjawab kurang setuju sebanyak 3 atau 3%.
c. Indikator ketiga dari Brand Characteristic, yaitu Berita positif
tentang merek Lipovitan, mendapat respon terbanyak pada skor 5
dengan jumlah responden sebanyak 64 atau 64%, kemudian
terbanyak kedua pada skor 4 dengan jumlah responden 28 atau
28%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 64 responden atau 64%, kemudian yang
menjawab setuju sebanyak 28 atau sebanyak 28% dan yang
menjawab kurang setuju sebanyak 3 atau 3%.
d. Indikator keempat dari Brand Characteristic, yaitu harapan
pelanggan terhadap merek, mendapat respon terbanyak pada skor
5 dengan jumlah responden sebanyak 40 atau 40%, kemudian
terbanyak kedua pada skor 4 dengan jumlah responden 38 atau
38%. Artinya sebagian besar responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 40 responden atau 40%, kemudian yang menjawab
setuju sebanyak 38 atau sebanyak 38% dan yang menjawab kurang
(56)
4.1.3. Deskripsi Company Characteristic
Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Company Characteristic
No Pertanyaan Skor Jawaban Skor
1 2 3 4 5 1 Kepercayaa terhadap
perusahaan
0 0 5 34 61 100
0% 0% 5% 34% 61% 100%
2 Perusahaan tidak akan menipu pelanggan
0 0 25 38 37 100
0% 0% 25% 38% 37% 100%
3 Perhatiaan perusahaan terhadap pelanggan
0 7 22 36 35 100
0% 7% 22% 36% 35% 100%
4 Keyakinan pelanggan terhadap produk perusahaan
0 1 12 40 47 100
0% 1% 12% 40% 47% 100%
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Indikator pertama dari Company Characteristic, yaitu kepercayaan
terhadap perusahaan, mendapat respon terbanyak pada skor 5
dengan jumlah responden sebanyak 61 responden atau 61%,
kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 4 dengan jumlah
resonden 34 atau 34%. Artinya, sebagian besar responden yang
menjawab sangat setuju sebanyak 61 responden atau 61%,
kemudian yang menjawab setuju sebanyak 34 atau sebanyak 34% dan
yang menjawab kurang setuju sebanyak 0 responden atau 0%.
b. Indikator kedua dari Company Characteristic, yaitu perusahaan
tidak akan menipu pelanggan, mendapat respon terbanyak pada
skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 38 atau 38%,
(57)
37 atau 37%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab
setuju sebanyak 38 responden atau 38%, kemudian yang menjawab
sangat setuju sebanyak 37 atau sebanyak 37% dan yang menjawab
kurang setuju sebanyak 0 atau 0%.
c. Indikator ketiga dari Company Characteristic, yaitu perhatiaan
perusahaan terhadap pelanggan, mendapat respon terbanyak pada
skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 36 atau 36%, kemudian
terbanyak kedua pada skor 5 dengan jumlah responden 35 atau
35%. Artinya, sebagian besar responden menjawab setuju
sebanyak 36 responden atau 36%, kemudian yang menjawab
sangat setuju sebanyak 35 atau sebanyak 35% dan yang
menjawab kurang setuju sebanyak 7 atau 7%.
d. Indikator keempat dari Company characteristic, yaitu keyakinan
pelanggan terhadap produk perusahaan, mendapat respon terbanyak
pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 47 atau 47%,
kemudian terbanyak kedua pada skor 4 dengan jumlah responden
40 atau 40%. Artinya, sebagian besar responden menjawab sangat
setuju sebanyak 47 responden atau 47%, kemudian yang
menjawab setuju sebanyak 40 atau sebanyak 40% dan yang
(58)
4.1.4. Deskripsi Consumer - Brand Characteristic
Tabel 4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Consumer Brand Characteristic
No Pertanyaan Skor Jawaban Skor
1 2 3 4 5
1 Lipovitan merupakan merek favorit
0 0 4 35 61 100
0% 0% 4% 35% 61% 100%
2 Merek yang sesuai dengan kepribadian pelanggan
0 0 4 39 57 100
0% 0% 4% 39% 57% 100%
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Indikator kesatu dari Consumer Brand Characteristic, yaitu
Lipovitan merupakan merek favorit mendapat respon terbanyak
pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 61 atau 61%,
kemudian terbanyak kedua pada skor 4 dengan jumlah responden
35 atau 35%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 61 responden atau 61%, kemudian yang
menjawab setuju sebanyak 35 atau sebanyak 35% dan yang
menjawab kurang setuju sebanyak 0 atau 0%.
b. Indikator kedua dari Consumer Brand Characteristic, yaitu merek
yang sesuai dengan kepribadian pelanggan, mendapat respon
terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 57 atau
57%, kemudian terbanyak kedua pada skor 4 dengan jumlah
responden 39 atau 39%. Artinya, sebagian besar responden
menjawab sangat setuju sebanyak 57 responden atau 57%,
kemudian yang menjawab setuju sebanyak 39 atau sebanyak 39%
(59)
4.1.5. Deskripsi Brand Loyalty Dan Indikatornya
Tabel 4.7. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Brand Loyalty
No Pertanyaan Skor Jawaban Skor
1 2 3 4 5 1 Tidak melakukan
pembelian bila tidak tersedia
0 0 3 49 48 100
0% 0% 3% 49% 48% 100%
2 Mencari di tempat-tempat yang tersedia
0 4 18 51 27 100
0% 4% 18% 51% 27% 100%
3 Merekomendasikan kepada konsuemen yang lain
0 0 9 44 47 100
0% 0% 9% 44% 47% 100%
4 Bersedia membayar lebih tinggi
0 1 11 35 53 100
0% 1% 11% 35% 53% 100%
Sumber : data diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Indikator pertama dari Brand Loyalty, yaitu tidak melakukan
pembelian bila idak ersedia, mendapat respon terbanyak pada skor
4 dengan jumlah responden sebanyak 49 responden atau 49%,
kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah
resonden 48 atau 48%. Artinya, sebagian besar responden yang
menjawab setuju sebanyak 49 responden atau 49%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 48 atau sebanyak 48% dan
yang menjawab kurang setuju sebanyak 0 responden atau 0%.
b. Indikator kedua dari Brand Loyalty, yaitu mencari di tempat-tempat
yang tersedia, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan
jumlah responden sebanyak 51 atau 51%, kemudian terbanyak kedua
(60)
sebagian besar responden yang menjawab setuju sebanyak 51
responden atau 51%, kemudian yang menjawab sangat setuju
sebanyak 27 atau sebanyak 27% dan yang menjawab kurang
setuju sebanyak 4 atau 4%.
c. Indikator ketiga dari Brand Loyalty, yaitu merekomendasikan
kepada konsuemen yang lain, mendapat respon terbanyak pada
skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 47 atau 47%, kemudian
terbanyak kedua pada skor 4 dengan jumlah responden 44 atau
44%. Artinya sebagian besar responden menjawab sangat setuju
sebanyak 47 responden atau 47%, kemudian yang menjawab
setuju sebanyak 44 atau sebanyak 44% dan yang menjawab
kurang setuju sebanyak 0 atau 0%.
d. Indikator ketiga dari Brand Loyalty, yaitu bersedia membayar lebih
tinggi, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah
responden sebanyak 53 atau 53%, kemudian terbanyak kedua pada
skor 4 dengan jumlah responden 35 atau 35%. Artinya sebagian
besar responden menjawab sangat setuju sebanyak 53 responden atau
53%, kemudian yang menjawab setuju sebanyak 35 atau sebanyak
(61)
4.2. Analisis Data 4.2.1. Evaluasi Outlier
Outlie r adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik
unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan
muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk ebuah variabel tunggal atau
variabel kombinasi atau mutivariat (Hair, 1998). Evaluasi terhadap outlier
multivariate (antar variabel) perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis
menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu pat
menjadi utliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis
untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi
dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk,
1998; Tabachnick & Fidel, 1996).
Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan
jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi
dengan menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel ang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak pada tabel
(62)
Tabel 4.8. : Outlier Data
Minimu m
Maxim
um Mean
Std. Deviatio
n
N
Predicted Value 18,189 85,303 50,500 14,178 100
Std. Predicted Value -2,279 2,445 0,000 1,000 100
Standard Error of
Predicted Value 6.672 15,181 10,372 2,098 100
Adjusted Predicted Value 17,339 91,046 50,736 15,242 100
Residual -55,445 55,422 0,000 25,311 100
Std. Residual -2,030 2,029 0,000 0,927 100
Stud. Residual -2,186 2,187 -0,004 1,001 100
Deleted Residual -64,313 64,414 -0,236 29,635 100
Stud. Deleted Residual -2,237 2,238 -0.004 1,008 100 Mahalanobis Distance[MD] 4,917 29,588 13,860 6,182 100
Cook's Distance 0,000 0,061 0,012 0,014 100
Centered Leverage Value 0,050 0,299 0,140 0,062 100 (a) Dependent Variable : NO. RESP
Sumber : Lampiran
Dari tabel dapat disimpilakan bahawa tidak terdapat outlier
multivariate (antar variabel) karena MD maksimum.
4.2.2. Evaluasi Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah ukuran mengenai konstitensi internal dari
indikator – indikator sebuah kontruk yang menunjukkan derajad sampai
dimana masing – masing indikator mengidentifikasi sebuah konstruk yang
(63)
Tabel 4.9. Reliabilitas Data :
Konstrak Indikator Item to Total Correlation Koefisien Cronbach's Alpha Brand Characteristic X11 0.639 0.197 X12 0.496 X13 0.445 X14 0.593 Company Characteristic X21 0.515 0.149 X22 0.465 X23 0.637 X24 0.411 Customer Brand Characteristic X31 0.814 0.496 X32 0.817 Brand Loyalty Y1 0.448 0.283 Y2 0.653 Y3 0.553 Y4 0.581 Tereliminasi Sumber : Lampiran
Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi
reliabilitas setiap skala [variabel atau indikator observasian]. Sementara itu
item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan
mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien
Cronbach’s Alpha yang dihasilkan.
Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada
indikator yang nilainya < 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena nilai
item to total correlation indikator belum seluruhnya ≥ 0,5. Indikator yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha. Perhitungan
cronbach's dilakukan setelah proses eliminasi. Hasil pengujian reliabilitas
(1)
Berdasarlan tabel diatas dapat diketahui bahwa indikator dari Brand Loyalty yang memiliki frekuensi dominant adalah Y4 (bersedia
membayar lebih tinggi) sebesar 53, sedangkan berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa faktor loading tertinggi berada pada Y1 (Tidak
melakukan pembelian bila tidak tersedia) sebesar 0,244. Hal ini menunjukkan bahwa ketika penelitian persepsi pelanggan berani mengeluarkan uang berapa pun asal bisa mendapatka Lipovitan dan tidak akan membeli produk lain bila Lipovitan tidak ada. Dimana pelanggan ketika mengkonsumsi Lipovitan ada perasaan puas atau senang karena sudah mendapatkan produk ysng mereka cari.
Variabel seperti brand characteristic, company characteristic, serta cunsomer brand characteristic secara keseluruhan yang mempengaruhi tingkat Brand Loyalty. Dan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa brand characteristic berpengaruh positif terhadap brand loyalty tidak dapat diterima [ signifikan positif ], company characteristic berpengaruh positif terhadap brand loyalty tidak dapat diterima [ signifikan positif ], sedangkan consumer brand characteristic berpengaruh positif terhadap brand loyalty tidak dapat diterima [ signifikan positif ], yang mana sesuai dengan salah satu teori yang dijelaskan dari penelitian terdahulu oleh Petra Surya konsumen yang loyal tidak dipengaruhi oleh company characteristic, sedangkan pengetahuan konsumen tentang perusahaan yang ada dibalik merek suatu produk merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap merek suatu produk. Hal ini menunjukkan bahwa Lipovitan belum bisa
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
(2)
67
menjaga kualitas mereknya terhadap para konsumen. Karena ketika seorang konsumen percaya terhadap suatu merek maka brand loyalty akan muncul dengan sendirinya.
Penelitian ini merupakan salah satu penelitian tentang brand characteristic, company characteristic, consumer characteristic terhadap brand loyalty. Dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat mendorong penelitian-penelitian lainnya yang lebih baik lagi, dengan penelitian sejenis namun dengan menggunakan data yang berlainan atau dengan menggunakan variabel-variabel lain serta menggunakan sampel yang lebih luas lagi. Semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman bagi penelitian lainnya.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa :
Brand Characteristic yang tidak berpengaruh atau tidak mempengaruhi Brand Loyalty dan mengakibatkan penuruan pada produk minuman penambah tenaga Lipovitan di kota Surabaya.
Company Characteristic yang tidak berpengaruh atau tidak mempengaruhi Brand Loyalty dan mengakibatkan penuruan pada produk minuman penambah tenaga Lipovitan di kota Surabaya.
Consumer Brand Characteristic yang tidak berpengaruh atau tidak mempengaruhi Brand Loyalty dan mengakibatkan penuruan pengaruh pada produk minuman penambah tenaga Lipovitan di kota Surabaya.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan kesimpulan sebelumnya, maka penelitian dapat mengemukkan saran sebagai berikut :
1. Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa factor loading terendah ada pada indikator Y2 yaitu mencari di tempat-tempat yang
tersedia sedangkan factor loading tertinggi ada pada indikator X2.1
yaitu kepercayaan terhadap perusahaan hal ini menunjukkan bahwa
68 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
(4)
69
Lipovitan tidak pernah mengecewakan konsumen namun Lipovitan kurang memperhatikan dalam sistem pemasaran produk sehingga konsumen untuk mendapatkannya masih sedikit kesulitan.
2. Hendaknya untuk penelitian selanjutnya supaya melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini dengan memberikan variabel-variabel lain yang dibahas pada penelitian ini. Dan apabila terdapat kekurangan dalam penelitian ini maka dapat diharapkan bagi peneliti berikutnya uutuk dapat lebih menyempurnakan.
(5)
Penerbit Alfabeta, Bandung.
Asri Marwan dan Suprihanto, John, 1986, Manajemen Perusahaan Pedekatan
Operasional, Edisi Satu, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Ferdinand, Augusty, 2002, Structual Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen,
Edisi ke Dua, Penerbit BP UNDIP, Semarang.
Hair, J.F.et. Al, 1989, Multivariate Data Analysis, Fifth Edition,
Prentice Hall
Internastional, inc, New Jersey.
Lamb, C. H, J. F, dan McDaniel, C. 2001. Pemasaran I, (Jilid I, edisi I, edisi Indonesia),
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Lau, G.T dan Lee, S.H.1999. “Consumers Trust In a Brand and The Link to Brand
Loyalty”
Mengkunegara, Anwar Prabu, 2002, Perilaku Konsumen, Penerbit PT. Retika Aditama,
Bandung.
Sugiyono, 2003, Statistika untuk Penelitian, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Sugiyono, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan ke Tiga, Penerbit Alfabeta,
Bandung
Tjiptono, Fandy, 1997, Strategi Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy, 2000, Perspektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer, Penerbit
Andi, Yogyakarta.
JURNAL
Riana, Gede, 2008, Pengaruh Trust In A Brand, Terhadap Brand Loyalty pada
Konsumen Air Minum Aqua di Kota Denpasar. Universitas Udayana,
Denpasar.
Surya, Petra, Pengaruh Trust In A Brand, Terhadap Brand Loyalty Maskapai
Penerbangan Garuda Indonesia di Kota Yogyakarta. Universitas Kristen
Duta Wacana, Yogyakarta.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
(6)