BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi seperti sekarang, pertumbuhan dan perkembangan sebuah organisasi, baik itu organisasi bisnis maupun pemerintah terus
bergerak cepat, pesat, dan penuh persaingan khususnya bagi organisasi bisnis. Perkembangan dunia perbankan yang semakin kompetitif menyebabkan
perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan hubungan antara organisasi perbankan dengan
pelanggan Lestari, 2007: 1. Penekanan-penekanan pada kualitas produk dan jasa, kualitas biaya atau
harga, kualitas pelayanan, kualitas penyerahan tepat waktu, kualitas estetika dan bentuk-bentuk kualitas lain yang terus berkembang guna memberikan
kepuasan terus menerus kepada pelanggan agar tercipta pelanggan yang loyal Srimindarti, 2008: 35. Karenanya dibutuhkan suatu sistem pengukuran
kinerja yang komprehensif dalam mengukur kinerja organisasi agar dapat mengikuti perkembangan pasar. Kebanyakan metode pengukuran kinerja
yang ada saat ini hanya menggunakan laporan keuangan dalam menilai kinerja sebuah organisasi, yang merupakan cara tradisional yang hanya
mengandalkan pada ukuran-ukuran keuangan, saat ini dinilai tidak cukup dan faktanya dapat menimbulkan disfungsional karena beberapa alasan. Pertama,
mendorong tindakan jangka pendek yang tidak sesuai dengan kepentingan
jangka panjang perusahaan. Kedua, manajer unit bisnis mungkin tidak mengambil tindakan yang berguna untuk jangka panjang, guna memperoleh
laba jangka pendek. Ketiga, hanya menggunakan laba jangka pendek sebagai satu-satunya tujuan dapat mendistorsi komunikasi antara manajer unit bisnis
dengan manajer senior. Keempat, pengendalian keuangan yang ketat dapat memotivasi manajer untuk memanipulasi data www.jurnalskripsi.com,
diakses tanggal 25 November 2010 pada pukul 22.24 WIB. Dengan demikian pengukuran kinerja yang tidak hanya berpedoman pada
ukuran keuangan sangat dibutuhkan oleh organisasi untuk dapat bersaing di era pasar global. Karena pengukuran kinerja tradisional yang menggunakan
ukuran keuangan tidak mampu memberikan gambaran riil mengenai keadaan sebuah organisasi karena tidak memperhatikan hal-hal lain di luar sisi
keuangan, misalnya sisi pelanggan yang merupakan fokus penting bagi perusahaan dan karyawan, dan merupakan salah satu roda penggerak bagi
kegiatan perusahaan Kaplan dan Norton, 2000: 9. Untuk itu diperkenalkanlah pengukuran kinerja yang tidak hanya
mengacu pada ukuran keuangan. Salah satu yang dikembangkan adalah pengukuran kinerja organisasi dan perusahaan dengan menggunakan metode
Balanced Scorecard. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1992. Metode Balanced Scorecard memiliki perspektif
keuangan dan perspektif non-keuangan, pengukuran kinerja dengan metode ini tidak hanya melihat ke dalam organisasi saja tetapi melihat ke luar dari sisi
pelanggan yang merupakan salah satu hal penting bagi perkembangan
organisasi. Balanced Scorecard menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja
bagi pengukuran dan sistem manajemen stratejik. Selain tetap penekanan pada pencapaian tujuan finansial, Balanced Scorecard juga memuat faktor
pendorong kinerja
tercapainya tujuan
finansial tersebut
www.jurnalskripsi.com, diakses tanggal 25 November 2010 pada pukul 22.24 WIB.
Keseimbangan dalam pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard bermakna apabila sebuah organisasi atau perusahaan menggunakan
metode pengukuran ini, maka ukuran kinerja finansial dan non finansial tidak hanya digunakan sebagai umpan balik teknis dan pengendalian berbagai
operasi jangka pendek. Tujuan dan ukuran kinerja dalam Balanced Scorecard lebih dari sekedar sekumpulan ukuran kinerja finansial dan non finansial
khusus, karena semua tujuan dan ukuran ini diturunkan dari suatu proses atas ke bawah yang digerakkan oleh misi dan strategi unit bisnis. Agar diperoleh
pengukuran kinerja yang menyatakan adanya keseimbangan antara berbagai ukuran eksternal para pemegang saham dan pelanggan dengan berbagai
ukuran internal proses bisnis penting serta pertumbuhan dan pembelajaran. Keseimbangan juga dinyatakan antara semua ukuran hasil apa yang dicapai
oleh perusahaan pada masa lalu dengan semua ukuran faktor pendorong kinerja masa depan perusahaan.
Metode Balanced Scorecard dipilih dalam penelitian ini untuk mengukur kinerja perusahaan karena metode ini dapat menyeimbangkan antara
perspektif keuangan dalam pengukuran kinerja tradisional dengan aspek- aspek di luar keuangan yang juga sangat penting bagi perkembangan
organisasi. Dalam metode Balanced Scorecard unit bisnis diukur dari empat perspektif, yaitu: Pertama, perspektif keuangan contoh: margin laba, ROI
Return of Invesment, arus kas. Kedua, perspektif pelanggan contoh: pangsa pasar, indeks kepuasan pelanggan. Ketiga, perspektif bisnis internal
contoh: retensi karyawan, pengurangan waktu siklus. Keempat, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran contoh: penjualan dari produk baru
www.jurnalskripsi.com, diakses tanggal 25 November 2010 pada pukul 22.24 WIB.
PT. Bank Danamon Indonesia Tbk merupakan bank swasta nasional yang didirikan pada tahun 1956 dengan nama PT. Bank Kopra Indonesia.
Kemudian pada tahun 1976 namanya menjadi Bank Danamon Indonesia hingga kini. Bank Danamon menjadi bank devisa swasta pertama di Indonesia
tahun 1976 dan Perseroan Terbuka pada tahun 1989. Bank Danamon berhasil memulihkan kepercayaan nasabah dan bangkit dari keterpurukan akibat krisis
moneter tahun 1997 melalui proses rekapitalisasi dan merger perbankan BPPN. Kemudian secara berkelanjutan sampai dengan tahun 2003, Bank
Danamon terus berupaya melakukan restrukturisasi luas mencakup manajemen, manusia, organisasi, sistem, nilai perilaku serta identitas
perusahaan sebagai pondasi agar menjadi bank yang sehat, kuat dan efisien untuk meraih pertumbuhan yang lebih baik www.danamon.co.id, diakses
tanggal 28 Desember 2010 pada pukul 21.20 WIB.
Sebagai salah satu bank swasta nasional, Bank Danamon tunduk pada hukum, peraturan dan kebijakan lainnya yang berlaku di Indonesia dan
sampai saat ini manajemen Bank Danamon terus menjalani perubahan transformasional yang dirancang untuk dijadikannya sebagai bank nasional
terkemuka dan pelaku regional unggulan. Oleh karena itu terus dilakukan perbaikan berkelanjutan di berbagai bidang, terutama untuk menjawab
tantangan-tantangan yang dihadapi perusahaan. Mengingat lingkungan persaingan bisnis yang sangat ketat, maka
ditengah kompleksitas kegiatan usaha yang dijalankan Bank Danamon pastinya membutuhkan sistem pengukuran kinerja yang dapat memberi sudut
pandang terhadap bisnis secara komprehensif dan memungkinkan untuk fokus pada critical area agar bisa tetap eksis dan bahkan unggul dalam
persaingan. Saat ini sistem pengukuran kinerja Bank Danamon ada yang bersifat
finansial maupun non finansial, namun terlihat adanya ketidakseimbangan dan kesan bias terhadap nilai perusahaan sesungguhnya karena Bank
Danamon masih memandang pengukuran finansial dan non finansial sebagai dua hal penting yang tidak mempunyai keterkaitan Lestari, 2007: 10.
Bank Danamon mengandalkan pengukuran kinerja bersifat finansial yang bersumber dari laporan keuangan, dan tidak terintegrasi dengan pengukuran
kinerja lain yang bersifat non finansial, sehingga data tersebut hanya menunjukkan efisiensi dan tidak dapat menunjukkan kemampuan perusahaan
secara keseluruhan. Padahal Bank Danamon perlu melakukan analisis efektif
secara keseluruhan terhadap valid atau tidaknya strategi yang dipilih untuk kondisi saat ini, disamping harus dapat menerjemahkan strategi utama ke
dalam terminologi operasional, mengkomunikasikannya dan menjadikannya tugas keseharian bagi seluruh internal perusahaan agar tercapai misi dan visi
perusahaan Lestari, 2007: 11. Oleh karena itu, peneliti termotivasi melakukan penelitian ini karena
cukup penting untuk mengetahui penerapan Balanced Scorecard yang telah diterapkan oleh perusahaan dalam mengukur kinerja manajemen. Selain itu
juga. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Kinerja Manajemen Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk Cabang
Pondok Indah Jakarta Selatan”. B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berpengaruh
terhadap kinerja manajemen PT. Bank Danamon Indonesia Tbk Cabang Pondok Indah Jakarta Selatan?
2. Variabel independen perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan manakah yang paling dominan mempengaruhi kinerja
manajemen PT. Bank Danamon Indonesia Tbk Cabang Pondok Indah Jakarta Selatan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian