Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Formalin Pada Mie Sagu yang di Jual di

jika mengandung formalin. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan dengan reaksi Fehling : a. 1 – 2 ml destilat dimasukkan kedalam tabung reaksi, b. Tambahkan lartutan Fehling A 0.5 ml dan Fehling B 0.5 ml, c. Panaskan diatas api, bila larutan terbentuk endapan merah bata jika mengandung formalin. Adapun hasil pemeriksaan bahan pengawet Kualitatif Formalin yang ditemukan pada Mie sagu dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini : Tabel 4.1. Kandungan Kualitatif Formalin yang terdapat pada Mie Sagu Yang Di Jual Di Pasar Tradisional Bengkalis Riau Tahun 2012 No Jenis Sampel Parameter Formalin Hasil 1 Mie Sagu A Positif 2 Mie Sagu B Positif 3 Mie Sagu C Positif 4 Mie Sagu D Positif 5 Mie Sagu E Positif 6 Mie Sagu F Positif 7 Mie Sagu G Positif 8 Mie Sagu H Positif 9 Mie Sagu I Positif 10 Mie Sagu J Positif Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa 10 sepuluh sampel mie sagu yang diperiksa yaitu yang berasal dari Pasar Tradisional Bengkalis. diketahui bahwa seluruh sampel mengandung formalin, hal ini berarti mie sagu tidak memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.1168MenkesPerX1999 tentang Formalin.

4.2.1. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Formalin Pada Mie Sagu yang di Jual di

Pasar Tradisional Kota Bengkalis Riau Tahun 2012 Pemeriksaan kuantitatif Formalin pada makanan Mie Sagu dimaksudkan untuk mengetahui seberapa banyak kandungan formalin dari sampel yang telah terbukti mengandung kadar formalin yang berbahaya dan dapat menimbulkan efek negatif pada manusia. Uji Kuantitatif Formalin pada Mie sagu dilakukan dengan cara Sampel sebanyak 20-50 gram dimasukkan ke dalam labu kedahl yang telah berisi air 100-200 ml kemudian diasamkan dengan asam phosphate 10, destilasi perlahan-lahan hingga diperoleh 50 ml destilat selanjutnya tambahan dengan indikator phenolphtalen dan dititrasi dengan laritan NaOH 0,1N hingga terbentuk warna merah jambu.. Untuk mengetahui kandungan formalin secara kuantitatif kandungan formalin pada mie sagu dapat dihitung dengan rumus : Universitas Sumatera Utara Dimana : V = Volume titrasi sampel N = Normalitas NaOH yang digunakan. Adapun hasil pemeriksaan bahan pengawet Formalin secara kuantitatif yang ditemukan pada Mie sagu dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini : Tabel 4.2. Kandungan Kuantitatif Formalin yang terdapat pada Mie Sagu Yang Di Jual Di Pasar Tradisional Bengkalis Riau Tahun 2012 No Jenis Sampel Parameter Kuantitatif Formalin Hasil ppm 1 Mie Sagu A 9,44 2 Mie Sagu B 10,39 3 Mie Sagu C 10,30 4 Mie Sagu D 10,39 5 Mie Sagu E 8,65 6 Mie Sagu F 7,52 7 Mie Sagu G 10,32 8 Mie Sagu H 9,13 9 Mie Sagu I 10,39 10 Mie Sagu J 5,53 Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa 10 sepuluh sampel mie sagu yang diperiksa diketahui bahwa seluruh sampel yang mengandung formalin melebihi Nilai Ambang Batas dari yang diperbolehkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.1168MenkesPerX1999 tentang Formalin yaitu 0. Nilai tertinggi 10,39 ppm dan nilai terendah 5,53 ppm. Sedangkan nilai rata-ratanya 9,21 ppm. 4.2.2. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Zat Pewarna Pada Mie Sagu yang di Jual di Pasar Tradisional Kota Bengkalis Riau Tahun 2012 Pemeriksaan kualitatif zat Pewarna pada Mie Sagu dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel bebas dari penggunaan bahan kimia atau pengawet yang berbahaya dan dapat menimbulkan efek negatif pada manusia khususnya zat pewarna buatan. Sampel diambil dari kesepuluh pedagang Mie Sagu yang berjualan di Pasar Tradisional Kota Bengkalis Riau dan langsung dibawa ke Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan kemudian diperiksa. Sebelum diperiksa dilakukan penyediaan media dan peralatan yang diperlukan. Uji Kualitatif Zat Pewarna pada Mie sagu dilakukan dengan cara : Sebanyak 25 gram sampel ditambahkan aquadest sebanyak 75 ml kemudian di homogenkan. Kemudian disaring menggunakan kertas saring dan filtratnya diambil sebanyak 35 ml. Kedalam filtrat sampel tadi dimasukkan 20 cm benang wol putih bebas lemak yang telah di sterilkan menggunakan alkohol, lalu di masak selama 15 menit sampai benang wol benar-benar sudah menyerap warna tersebut. Benang wol yang sudah Universitas Sumatera Utara menyerap warna diangkat dan dibilas dengan aquadest panas. Kemudian benang wol dikeringkan dibawah sinar matahari dan dipotong sebanyak empat potongan. Satu potongan benang wol di tetesi NH4OH 12, perubahan warna benang wol yaitu : 1. Warna hijau kotor menandakan zat warna tersebut adalah pewarna alami, 2. Menjadi pudar menandakan zat pewarna tersebut adalah pewarna buatan Adapun hasil pemeriksaan bahan pengawet Zat pewarna secara kualitatif yang ditemukan pada Mie sagu dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini : Tabel 4.3. Kandungan Kualitatif Zat Pewarna yang terdapat pada Mie Sagu Yang Di Jual Di Pasar Tradisional Bengkalis Riau Tahun 2012 No Jenis Sampel Parameter Kualitatif Zat Pewarna Hasil 1 Mie Sagu A Negatif 2 Mie Sagu B Negatif 3 Mie Sagu C Negatif 4 Mie Sagu D Negatif 5 Mie Sagu E Negatif 6 Mie Sagu F Negatif 7 Mie Sagu G Negatif 8 Mie Sagu H Negatif 9 Mie Sagu I Negatif 10 Mie Sagu J Negatif Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa dari sepuluh sampel mie sagu tidak mengandung zat pewarna baik zat pewarna alami maupun pewarna sintetik yaitu yang berasal dari Pasar Tradisional Bengkalis. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 sepuluh sampel mie sagu yang diperiksa diketahui seluruh sampel tersebut tidak mengandung zat pewarna, hal ini berarti mie sagu memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.722MenkesPerIX1988 tentang zat Pewarna dan dengan demikian uji kuantitatif kadar zat warna untuk mengetahui jumlah kandungan zat pewarna tidak dilanjiutkan karena sampel tidak mengandung bahan pewarna sama sekali atau negatif. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN