Formalin  mempunyai  banyak  nama  kimia  yang  biasa  yang  kita  dengar masyarakat,  diasntaranya  formol,  methylene  aldehyde,  paraforin,  morbicid,
oxomethane, polyoxymethyleneglycols,  methanol,  formofrom, superlysoform formic aldehyde,
formalith, tetraoxymethylene,
methyl oxide,
karsan, trioxane,
oxymethylene dan methylene glycol Nurheti, 2007. Formalin  yang  biasa  ditambahkan  pada  makanan  adalah  larutan  30-50  gas
formaldehid, untuk stabilitas dalam larutan formalin biasanya mengandung methanol 10-15.  Formalin  mempunyai  bau  yang  menyengat  dan  dapat  menimbulakan  pedih
pada  mata.  Senyawa  ini  termasuk  golongan  aldehid  yang  paling  sederhana  karena hanya mempunyai satu atom karbon Murtini dan Widyaningsih, 2006.
2.5.2. Fungsi Formalin
Formalin  sudah  sangat  umum  digunakan  dalam  kehidupan  sehari-hari. Apabila  digunakan  secara  benar,  formalin  akan  banyak  kita  rasakan  manfaatnya,
misalnya  sebagai  antibakteri  atau  pembunuh  kuman  dalam  bebagai  keperluan  jenis industri,  yakni  pembersih  lantai,  kapal,  gudang  dan  pakain,  pembasmi  lalat  maupun
berbagi  serangga  lainnya.  Dalam  dunia  fotografi  biasanya  digunakan  sebagai pengeras  lapisan  gelatin  dan  kertas.  Formalin  juga  sering  digunakan  sebagai  bahan
pembuatan  pupuk  urea,  bahan  pembuatan  produk  parfum,  ppengawet  produk kosmetika,  pengeras  kuku  dan  bahan  untuk  insulasi  busa.  Formalin  juga  dipakai
sebagai  pencegah  korosi  untuk  sumur  minyak.  Di  bidang  industri  kayu,  formalin digunakan  sebagai  bahan  perekat  untuk  produksi  kayu  lapis  plywood.  Dalam
konsentrasi  yang  sangat  kecil  1  persen  digunakan  sebagai  pengawet  untuk
Universitas Sumatera Utara
berbagai  pengawet  konsumen  seperti  pembersih  rumah  tangga  ciaran  pencuci  piring pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet.
Di dalam industri perikanan, formalin digunakan menghilangkan bakteri yang biasa  hidup  disisik  ikan.  Formalin  diketahui  sering  digunakan  dan  efektif  dalam
pengobatan  penyakit  ikan  akibat  ektoparasit  seprti  fluke  dan  kulit  lender.  Meskipun demikian,  bahan  ini  juga  sangat  beracun  bagi  ikan.  Ambang  batas  amannya  sangat
rendaah  sehingga  terkadang  ikan  yang  diobati  malah  mati  akibat  formalin  dari  pada akibat  penyakitnya.  Formalin  banyak  digunakan  dalam  pengawetan  sampel  ikan
untuk keperluan penelitian dan identifikasi. Di dunia kedokteran formalin digunaknan dalam pengawetan mayat Yuliarti, 2007.
2.5.3. Sifat Formalin
Formaldehid  adalah  salah  satu  zat  tambahan  makanan  yang  dilarang. Dipasaran  zat  ini  dikenal  dengan  nama  formalin  dengan  rumus  CH
2
0.  Formalin adalah nama komersial dari senyawa formalin yang mengandung 35-40 dalam air.
Formalin  termasuk  kelompok  senyawa  disinfektan  kuat  yang  sering  dipakai  sebagai bahan pengawet mayat tetapi tetapi juga dapat digunakan sebagai pengawet makanan,
wqalaupun  formalin  tidak  diizinkan  untuk  bahan  pengawet  makanan  serta  bahan tamabahan.  Formalin  biasanya  mengandung  alcohol  metanol  sebanyak  10-15
yang  berfungsi  sebagai  stabilator  supaya  formaldehidnya  tidak  mengalami polimirisasi.  Formaldehida  mudah  larutan  dalam  air,  sangat  reaktif  dalam  suasana
alkalis,  serta  bersifat  sebagai  pereduksi  yang  kuat.  Secara  alami  folmadehida  juga dapat  ditemui  dalam  asap  pada  proses  pengasapan  mnakanan,  yang  bercampur
Universitas Sumatera Utara
dengan  fenol,  keton,  dan  resin.  Bila  menguap  di  udara,berupa  gas  tidak  bewarna, dengan bau yang tajam menyengat. Mark, 2009.
Pengawet ini memiliki unsure aldehida yang bersifat mudah bereaksi dengan protein,  karenanya  ketika  disiramkan  ke  makanan  seperti  tahu,  formalin  akan
mengikuti  unsur  protein  mulai  dari  bagian  permukaan  tahu  hingga  terus  meresap kebagian dalamnya. Dengan matinya protein setelah terikat unsur kimia dari formalin
maka  bila  ditekan  tahu  teras  lebih  kenyal.  Selain  itu  protein  yang  telah  mati  tidak akan  diserang  oleh  bakteri  pembusuk  yang  menghasilakn  senyawa  asam,  itilah
sebabnya tahu atau makanan berformalin lainnya menjadi lebih awet. Formadehida  membunuh  bakteri  dengan  membuat  jaringan  dalam  bakteri
dehidrasi  kekurangan  cairan,  sehingga  sel  bakteri  akan  kering  dan  membentuk lapisan  baru  di  permukaan.  Artinya,  formalin  tidak  saja  membunuh  bakteri,  tetapi
juga  membentuk  lapisan  baru  yang  melindungi  lapisan  dibawahnya,  supaya  tahan terhadap  serangan  bakteri  lain  bila  desikfektan  lainnya  mendeaktifasikan  serangan
bakteri  dengan  cara  membunuh  dan  tidak  tidak  bereaksi  dengan  bahan  yang dilindungi,  maka  formaldehida  akan  bereaksi  secara  kimiawi  dan  akan  tetap  ada
didalam materi tersebut untuk melindungi dari serangan berikutnya. Melihat sifatnya, formalin juga sudah tentu akan menyerang protein yang banyak terdapat dalam tubuh
manusia seperti pada lambung. Terlebih, bila formalin masuk ketubuh memiliki dosis tinggi.
Universitas Sumatera Utara
2.5.4. Dampak Penggunaan Formalin Terhadap Kesehatan