DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 2.1 Skema Siklus Belajar
10 Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian
32 Gambar 4.1 Rata-Rata Nilai Pretest
45 Gambar 4.2 Data Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
48 Gambar 4.3 Rata-Rata Nilai Gain
49 Gambar 4.4 Rata-Rata Kerjasama Siswa
53
DAFTAR TABEL
halaman Tabel 2.1 Penerapan Learning Cycle
13 Tabel 2.2 sintaks model pengajaran langsung
14 Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
31 Tabel 3.2 Tabel Penolong Uji Normalitas
34 Tabel 3.3 Persentase Nilai Kerjasama
40 Tabel 3.4 Makna Koefisien Korelasi
41 Tabel 4.1 analisis intrumen secara kantitatif
44 Tabel 4.2 Data Hasil Pretest Siswa Kelas Eksperimen Dan
45 Kelas Kontrol
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest 46
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas 47
Tabel 4.5 Data Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen Dan 47
Kelas Kontrol Tabel 4.6 Persen Peningkatan Hasil Belajar
48 Tabel 4.7 Data Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
49 Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Postest dan Gain
50 Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas
51 Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar
52 Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen
54 Tabel 4.12 Hasil Homogenitas Kerjasama
55 Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Data hasil B elajar dan
56 Kerjasama
Tabel 4.14 Hasil Uji Korelasi 56
DAFTAR LAMPIRAN
halaman Lampiran 1 Silabus
63 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
67 Lampiran 3 Kisi- Kisi Tes Objektif
83 Lampiran 4 Instrumen Tes Hasil Belajar Kimia
89 Lampiran 5 Kunci Jawaban Istrumen Tes
93 Lampiran 6 Kisi-Kisi Instrumen Non-Tes Penilaian Sikap
94 Kerjasama
Lampiran 7 Instrumen Non-Tes Penilaian Sikap Kerjasama 95
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa 96
Lampiran 9 Jawaban Lembar Kerja Siswa 99
Lampiran 10 Uji Validitas 103
Lampiran 11 Tabel Validitas 105
Lampiran 12 Uji Tingkat Kesukaran 106
Lampiran 13 Tabel Tingkat Kesukaran 107
Lampiran 14 Uji Daya Beda 108
Lampiran 15 Tabel Daya Beda 109
Lampiran 16 Uji Reliabilitas 110
Lampiran 17 Tabel Reliabilitas 111
Lampiran 18 Hasil Belajar 112
Lampiran 19 Uji Normalitas 113
Lampiran 20 Uji Homogenitas 119
Lampiran 21 Perhitungan Varians, Standar Deviasi, Rata-Rata 122
Lampiran 22 Varians, Standar Deviasi, Rata-Rata 124
Lampiran 23 Perhitungan Variaans, Standar Deviasi, Rata-Rata 126
Lampiran 24 Varians, Standar Deviasi, Rata-Rata 127
Lampiran 25 Presentase Peningkatan Hasil Belajar 128
Lampiran 26 Tabel Tabulasi Gain 130
Lampiran 27 Perhitungan Varians ,Standar Deviasi,Rata-Rata 131
Lampiran 28 Uji Normaitas Kerjasama 132
Lampiran 29 Uji Homogenitas Kerjasama 134
Lampiran 30 Tabulasi Data Kerjasama 136
Lampiran 31 Tabel Lembar Observasi 137
Lampiran 32 Uji Hipotesis 143
Lampiran 33 Uji Korelasi 146
Lampiran 34 Tabulasi Hubungan Antara Hb Kj 149
Lampiran 35 Rekapitulasi Nilai Kategori 151
Lampiran 36 Rekapitulasi Data 152
Lampiran 37 Tabel chi kuadrat X2 153
Lampiran 38 Tabel Krejcie 154
Lampiran 39 Tabel Distribusi F 155
Lampiran 40 Tabel r Product Moment 156
Lampiran 41 Tabel Distribusi t
157 Lampiran 42 Dokumentasi
158 Lampiran 43 Media Powerpoint
164
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka ,dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus
selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa. Kemajuan bangsa Indonesia dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik, dengan
adanya berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia Pidarta, 2009.
Namun kenyataannya, kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran kimia.
Ditunjukkan oleh rata-rata nilai UH mata pelajaran kimia pada kelas X di SMA Negeri 1 Tanjung Pura yaitu
dengan rentang nilai 30-50 , dan KKM 69, menunjukkan
bahwa nilai rata-rata siswa SMA Negeri 1 Tanjung Pura masih dibawah KKM. Hal ini dikarenakan proses belajar mengajar yang tidak berjalan
dengan baik. Sebagian besar model pembelajaran yang sering digunakan adaalah direct intruction
. Permasalahan
diatas tidak
terlepas dari
masalah lemahnya
proses pembelajaran. Pembelajaran yang selama ini khususnya pembelajaran kimia yang
kurang mencerminkan suatu proses yang disebut dengan belajar bermakna. Proses pembelajaran kimia biasanya hanya berpusat pada guru bukan kepada siswa,
akibatnya siswa menjadi malas dan tidak tertarik untuk belajar kimia. Guru masih cenderung memberikan pembelajaran kimia dengan ceramah, mengajak
siswa untuk membaca bahan ajar, dan menghafal konsep-konsep kimia. Kondisi seperti ini akan menyebabkan pelajaran kimia menjadi tidak menarik, tidak
disenangi, dan dengan sendirinya pelajaran kimia akan terasa sangat sulit yang akhirnya akan berdampak pada penurunan prestasi belajar dari siswa.
Mata pelajaran kimia sarat dengan konsep, dari konsep sederhana hingga konsep yang kompleks dan abstrak, sehingga diperlukan pemahaman yang benar
terhadap mata pelajaran kimia tersebut. Salah satu mata pelajaran kimia di SMA
adalah stoikiometri, mata pelajaran ini memiliki karakteristik yang sarat dengan konsep, hukum dan perhitungan. Pembelajaran stoikiometri umumnya dilakukan
dengan model direct intruction sehingga siswa cenderung menghafal, akibatnya pelajaran menjadi tidak menarik dan membosankan.
Untuk menghasilkan pelajaran yang lebih bermakna dan menarik , maka guru berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan dituntut
lebih kreatif, inovatif, tidak sebagai pusat pembelajaran menempatkan siswa tidak hanya sebagai objek belajar tetapi juga sebagai subjek belajar dan juga peserta
didik dituntut untuk benar-benar memahami dan terlibat secara aktif selama
proses belajar mengajar. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu perubahan dari pembelajaran yang cenderung bersifat behavioristik menuju pembelajaran
konstruktivistik yang berpusat pada siswa. Salah satu model pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik
pembelajaran konstruktivistik
adalah model
pembelajaran learning cycle. Learning cycle
merupakan sebuah model pembelajaran yang terencana dan pembelajaran berpusat pada siswa student centered, berupa rangkaian tahapan-
tahapan kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran denga
jalan berperan aktif. Learning cycle terdiri dari 5 fase, yaitu fase pendahuluan engangement, fase eksplorasi, fase penjelasan explanation, fase penerapan
konsep elaboration dan fase evaluasi evaluation Wena, 2009. Pembelajaran learning cycle sangat cocok digunakan untuk mengajarkan
materi yang melibatkan konsep, prinsip, aturan, serta perhitungan secara sistematis sehingga sesuai jika diterapkan pada pokok bahasan stoikiometri yang
sebagian besar berupa konsep. Dalam proses pembelajaran learning cycle setiap fase dapat dilalui jika pada fase sebelumnya sudah dipahami. Setiap fase yang
baru dan sebelumnya saling berkaitan sehingga membuat siswa lebih mudah mengerti dan memahami materi. Penerapan model pembelajaran learning cycle
diharapkan dapat menunjang peningkatan hasil belajar dan kerjasama siswa., sehingga siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan proses belajar
mengajar lebih aktif menyenangkan.