Teknik Analisis Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

65 mengindikasi adanya multikolinearitas dan singularity. Tabachick dan Fidell,1998 dalam Ghozali, 2013. e. Uji Parsial dengan path Analysis Analisis atas signifikansi koefisien jalur path coefficients dilakukan melalui signifikansi besaran regression weight dari model. Analisis jalur adalah analisis yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausalitas antara satu atau beberapa variabel Ferdinand, 2006. Model jalur ini merupakan model dasar yang digunakan untuk menganalisis jalur path analysis untuk mengestimasi kekuatan hubungan-hubungan kausal yang digambarkan dari model. Adapun dalam menyusun bagan alur dapat digambarkan dengan hubungan antar konstruk melalui anak panah. Anak panah yang digambarkan lurus menyatakan hubungan kausal yang langsung antara satu konstruk dengan konstruk lainnya. sedangkan garis-garis lengkung antara konstruk dengan anak panah pada setiap ujungnya menunjukkan korelasi antar konstruk. dalam melakukan uji masing-masing variabel dapat dilakukan dengan menentukan apakah pengaruh signifikan atau tidaknya maka dapat diketahui dari p-value. signifikansi alpa=α yang digunakan yaitu 0,05. Jika p-value lebih besar dari 0,05 maka hipotesis diterima. cara kedua adalah dengan 66 melihat nilai C.R Critical Ratio. Jika C.R lebih besar dari 2,0 maka hipotesis ditolak, artinya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang ditunjukkan dalam table signifikan tanda pada P value Probabilitas Value menunjukkan bahwa amgka yang sangat kecil lebih kecil dari 0,05. f. Uji Simultan dengan Goodness Of Fit Model Uji ini dilakukan dengan melihat goodness of fit dari model. kesesuaian model di evaluasi melalui telaah terhadap berbagai kriteria goodness of fit.Tindakan pertama adalah mengevaluasi apakah data yang digunakan dapat memenuhi asumsi-asumsi SEM yaitu ukuran sampel, normalitas dan linearitas, outlibers, multikolinierity, dan singularity. Setelah itu, peneliti melakukan uji penyesuaian dan uji statistik. beberapa indeks kesesuaiaun dan cut off value yang digunakan untuk menguji apakah sebuah model diterima atau ditolak adalah : i. X2-Chi-square statistic Model yang di uji dipandang baik atau memuaskan apabila nilai Chi-square-nya rendah. Semakin kecil X2 maka semakin baik model itu 67 dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut off value sebesar p0,005 atau p0,01. ii. RMSEA The Root Mean Square Eror Of Approximation RMSEA merupakan suatu indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi Chi-square statistic dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan nilai goodness of fit yang dapat diharapkan bila model estimasi dalam populasi Hair et all.,1995. Nilai RMSEA yang kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model tersebut berdasarkan defress of freedom. iii. GFI Goodness Of Fit Indeks GFI merupakan ukuran non statistic yang merupakan rentang nilai antara 0 poor fit sampai dengan 1,0 perfect fit. nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuh better fit. 68 iv. AGFI Adjusted Goodness Of Fit Indeks Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,08 Hair et all.,1995 v. CMINDF CMINDF adalah the minimun sample discrepancy function yang dibagi dengan degree of freedom-nya. CMINDF merupakan statistic chi-square, X2, dibagi df-nya sehingga X2-relatif, nilai X2-relatif kurang dari 2,0 atau 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data Arbuckle, 1997 vi. TLI Tucker Lewis Indeks TLI merupakan incremental indeks yang membandingkan sebuah model yang di uji terhadap sebuah baseline model, dimana nilai yang direkomendasikan sebagai acuan diterimanya sebuah model adalah ≥ 0,90 Hair et all.,1995 dan nilai yang mendekati 1 menunjukkan α very good fit Arbuckle, 1997. 69 vii. CFI Comparative Fit Indeks Rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin mendekati 1, mengidentifikasi tingkat fit yang paling tinggi – α very good fit Arbuckle, 1997. secara ringkas, indeks-indeks yang dapat digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model disajikan dalam sebuah tabel 4. Tabel 4.3 Goodness Of Fit Indeks Goodness Of Fit indeks Cut of value Chi-square Df α 0.05 Siqnificancy probability ≥ 0.05 CMINDF ≤ 2.00 GFI ≥ 0.90 AGFI ≥ 0.8 TLI ≥ 0.90 NFI ≥ 0.90 CFI ≥ 0.90 RMSEA ≤ 0.08 Sumber : Ferdinand,2006 dan Ghozali,2013. 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian

1. Sejarah Singkat BPJS Kesehatan

Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua jenis perawatan yang ditawarkan perusahaan-perusahaan asuransi, yaitu rawat inap in-patient treatment dan rawat jalan out-patient treatment . Produk asuransi kesehatan diselenggarakan baik oleh perusahaan asuransi sosial, perusahaan asuransi jiwa, maupun juga perusahaan asuransi umum. Di Indonesia, PT Askes Indonesia merupakan salah satu perusahaan asuransi sosial yang menyelenggarakan asuransi kesehatan kepada para anggotanya yang utamanya merupakan para pegawai negeri baik sipil maupun non-sipil. Anak-anak mereka juga dijamin sampai dengan usia 21 tahun. Para pensiunan beserta istri ataupun suami juga dijamin seumur hidup. PT Askes Persero merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNIPOLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya. Adapun sejarah singkat penyelenggaraan program Asuransi Kesehatan sebagai berikut: 71 a. Tahun 1968 Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang secara jelas mengatur pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri dan Penerima Pensiun PNS dan ABRI beserta anggota keluarganya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1968. Menteri Kesehatan membentuk Badan Khusus di lingkungan Departemen Kesehatan RI yaitu Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan BPDPK, dimana oleh Menteri Kesehatan RI pada waktu itu dinyatakan sebagai cikal-bakal Asuransi Kesehatan Nasional. b. Tahun 1984 Untuk lebih meningkatkan program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi peserta dan agar dapat dikelola secara profesional, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1984 tentang Pemeliharaan Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS, ABRI dan Pejabat Negara beserta anggota keluarganya. Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1984, status badan penyelenggara diubah menjadi Perusahaan Umum Husada Bhakti. c. Tahun 1991 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991, kepesertaan program jaminan pemeliharaan kesehatan yang dikelola Perum Husada Bhakti ditambah dengan Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya. Disamping itu, perusahaan diijinkan memperluas jangkauan kepesertaannya ke badan usaha dan badan lainnya sebagai peserta sukarela. d. Tahun 1992 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992 status Perum diubah menjadi Perusahaan Perseroan PT Persero dengan 72 pertimbangan fleksibilitas pengelolaan keuangan, kontribusi kepada Pemerintah dapat dinegosiasi untuk kepentingan pelayanan kepada peserta dan manajemen lebih mandiri. e. Tahun 2005 PT. Askes Persero diberi tugas oleh Pemerintah melalui Departemen Kesehatan RI, sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1241MENKESSKXI2004 dan Nomor 56MENKESSKI2005, sebagai Penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin PJKMMASKESKIN. Adapun Dasar Penyelenggaraan berdasarkan pada: a. UUD 1945 b. UU No. 231992 tentang Kesehatan. c. UU No.402004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN. d. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 124MENKESSK.XI2014 dan Nomor 56MENKESSKI2005. Selain itu, prinsip penyelenggaraannya mengacu pada: a. Diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia dengan azas gotong royong sehingga terjadi subsidi silang.

b. Mengacu pada prinsip asuransi kesehatan sosial.

c. Pelayanan kesehatan dengan prinsip managed care dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. d. Program diselenggarakan dengan prinsip nirlaba. e. Menjamin adanya protabilitas dan ekuitas dalam pelayanan kepada peserta. 73 f. Adanya akuntabilitas dan transparansi yang terjamin dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian, efisiensi dan efektifitas. g. Mulai tanggal 1 Januari 2014, PT Askes Indonesia Persero berubah nama menjadi BPJS Kesehatan sesuai dengan Undang-Undang No. 24 tahun 2011 tentang BPJS.

2. Landasan Hukum Terbentuknya BPJS Kesehatan

a. Dasar hukum transformasi Askes menjadi BPJS Kesehatan ialah: 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 2 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, menjelaskan bahwa Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggaraan jaminan sosial. Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas manfaat, dan asas keadilan sosial bagi seluruhrakyat Indonesia. Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya dasar hidup yang layak bagi setiap peserta danatau anggota keluarganya. b. Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan pada prinsip: 1 Kegotong-royongan Gotong-rozyong sesungguhnya sudah menjadi salah satu prinsip dalam hidup bermasyarakat dan juga merupakan salah satu akar dalam

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruhlingkungan Kerja Danstres Kerja Terhadap Turnover Intention Karyawan (Studi Kasus Pada Pt. Graha Sumber Berkah)

1 24 143

PENGARUH KONFLIK PERAN, STRES KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN TURNOVER INTENTON

0 3 70

PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIATOR PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIATOR PADA TENAG

0 3 14

Pengaruh Beban Kerja dan Konflik Peran terhadap Keinginan Keluar Karyawan, dengan Kelelahan Kerja Sebagai Variabel Intervening.

0 0 26

Pengaruh Konflik Peran dan Ambiguitas Peran terhadap Turnover Intention: Studi Empiris pada Karyawan Bank Panin.

8 23 23

PENGARUH STRES KERJA DAN KESEMPATAN PROMOSI TERHADAP TURNOVER INTENTION (Studi Pada Karyawan Royal Ambarrukmo Hotel Yogyakarta).

0 1 114

Pengaruh konflik peran, ambiguitas peran dan stres kerja terhadap kinerja karyawan | Nur | JURNAL MANAJEMEN 1182 1849 1 PB

0 0 18

ANALISIS PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kerinci)

0 0 10

Pengaruh Pelaksanaan Mentoring terhadap Kinerja auditor melalui Konflik peran dan Ambiguitas Peran sebagai Variabel Intervening - Unika Repository

0 0 15

Pengaruh Pelaksanaan Mentoring terhadap Kinerja auditor melalui Konflik peran dan Ambiguitas Peran sebagai Variabel Intervening - Unika Repository

0 0 46