Pengertian Turnover Intention Turnover intention
13
pekerjaan baru. akibatnya secara langsung mereka enggan untuk berhenti dari pekerjaan atau perusahaan Handoyo, 1987; dalam Ilham Akhsanu
,2012. c. Tingkat Pendidikan dan Intelegensi
Mowday dkk 1982; dalam Ilham Akhsanu,2012 berpendapat bahwa tingkat pendidikan berpengaruh pada dorongan untuk melakukan quit dan
mencari pekerjaan lain. dalam hal ini Maier 1971, dalam Ilham Akhsanu,2012 membahas pengaruh intelegensi terhadap turnover.
Dikatakan bahwa mereka yang mepunyai tingkat intelegensi tidak terlalu tinggi akan memandang tugas-tugas yang sulit sebagai tekanan dan sumber
kecemasan dan mudah merasa gelisah akan tanggung jawab yang diberikan padanya dan merasa tidak aman. Sebaliknya mereka yang mempunyai
tingkat intelegensi yang lebih tinggi akan merasa cepat bosan dengan pekerjaan-pekerjaan yang monoton. mereka akan lebih berani keluar dan
mencari pekerjaan baru daripada mereka yang tingkat pendidikannya terbatas, karena kemampuan intelegensinya yang terbatas pula Handoyo,
1987; dalam Ilham Akhsanu,2012. d. Keikatan terhadap perusahaan
Peneliti yang dilakukan oleh beberapa peneliti di tahun yang berbeda menemukan bahwa keikatan terhadap perusahaan mempunyai korelasi yang
negatrif dan signifikan terhadap intensi keluarquit. berarti semakin tinggi keikatan seseorang terhadap perusahaannya akan semakin kecil ia
14
mempunyai intensi untuk berhenti dari pekerjaan dan perusahaan, dan sebaliknya. Pekerja yang mempunyai rasa keikatan yang kuat terhadap
perusahaan tempat ia bekerja berarti mempunyai dan membentuk perasaan memiliki sense of belonging, rasa aman, efikasi, tujuan dan arti hidup,
serta gambaran diri yang positif Mowday dkk,1982 dalam Ilham Akhsanu ,2012. akibat secara langsung adalah menurunnya dorongan diri
untuk keluar dan berpindah pekerjaan dan perusahaan. e. Kepuasan kerja
Penelitian-penelitian yang banyak dilakukan menunjukkan bahwa tingkat turnover intention dipengaruhi oleh kepuasan kerja seseorang. mereka
menemukan bahwa semakin tidak puas seseorang terhadap pekerjaannya akan semakin kuat dorongannya untuk melakukan turnover. Ketidakpuasan
yang menjadi penyebab turnover memiliki banyak aspek, diantara aspek- aspek itu adalah ketidakpuasan terhadap manajemen perusahaan, kondisi
kerja, mutu pengawasan, penghargaan, gaji, promosi dan hubungan interpersonal. kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang
bersifat individual Wexley dan Yukl,1977 dalam Ilham Akhsanu,2012. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda, sesuai
dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya.Wexley dan Yukl,1977 dalam Ilham Akhsanu,2012 Mengatakan bahwa semakin banyak aspek-
aspek atau nilai-nilai dalam perusahaan sesuai dengan dirinya maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan. Hal ini sejalan dengan