Sebagian data didapat melalui kuesioner dan wawancara terstruktur dengan pedagang sampel, pengamatan langsung di wilayah sampel dan pendukung
lainnya. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Data kemudian diolah dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft
Excel 2007.
3.4.1 Analisis Kondisi Penggunaan Minyak Tanah dan LPG di Indonesia
dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2010 Analisis diawali dengan menjelaskan kondisi produksi minyak tanah dan
LPG serta kondisi masyarakat Indonesia dalam penggunaan minyak tanah yang kemudian beralih ke LPG. Dimana dibatasi oleh peneliti, produksi dan
penggunaan minyak tanah serta LPG pada masyarakat yaitu dimulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 yaitu sebelum dan sesudah program konversi
minyak tanah ke LPG berlangsung. Untuk melihat adanya perubahan pada produksi dan konsumsi atau penggunaan minyak tanah serta LPG ini akan
dijelaskan dengan tabel dan dijabarkan dalam pendeskripsian.
3.4.2 Analisis Dampak Konversi Minyak Tanah ke LPG terhadap Struktur
Subsidi APBN Dampak konversi minyak tanah ke LPG terhadap struktur subsidi APBN
akan dijelaskan melalui tabel Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN yang berasal dari Anggaran Belanja Pemerintah Pusat dalam hal ini subsidi energi
yaitu subsidi BBM LPG dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan struktur subsidi
APBN sebelum dan sesudah adanya program konversi minyak tanah ke LPG. Sebelum adanya program konversi ini, dibatasi dari tahun 2005 sampai dengan
tahun 2006 dan setelah adanya program konversi dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Dimana akan dianalisis ada atau tidaknya perubahan dari besarnya
anggaran belanja pemerintah pusat yaitu subsidi BBM LPG melalui tabel dan penjabaran secara pendeskripsian.
3.4.3 Analisis Dampak Konversi Minyak Tanah ke LPG terhadap Efisiensi
Usaha Mikro Dampak konversi minyak tanah ke LPG terhadap efisiensi usaha mikro,
juga menggunakan analisis deskriptif. Dimana akan dianalisis efisiensi teknis yaitu efisiensi hemat biaya, waktu, dan tenaga pada pedagang mikro yaitu
pedagang bakso kaki lima di Kota Bogor. Kemudian dianalisis juga pengaruhnya terhadap pengeluaran, pendapatan serta persepsi dari pedagang bakso tersebut.
Lebih lanjut akan dianalisis perilaku pedagang bakso terhadap penggunaan bahan bakar minyak tanah dan LPG dengan menggunakan metode kuisioner dan
wawancara. Kemudian akan ditelaah melalui pendapat pedagang bakso dalam memasak bakso mengenani efisiensi meliputi penyesuaian terhadap proses
memasak dengan bahan bakar tersebut. Efisiensi hemat dapat dilihat dari sisi biaya, dimana pedagang bakso untuk mencapai cara yang termurah, dari sisi
waktu dimana pedagang bakso untuk mencapai cara yang tercepat, dari sisi tenaga dimana pedagang bakso untuk mencapai cara yang teringan dan termudah dengan
adanya konversi penggunaan bahan bakar dari minyak tanah ke LPG tersebut. Selain itu memberikan gambaran mengenai pengeluaran dan penerimaan, serta
persepsi pedagang bakso kaki lima sebelum dan setelah adanyah konversi minyak tanah ke LPG juga akan dideskripsikan.
Untuk analisis dampak konversi minyak tanah ke LPG terhadap efisiensi usaha mikro pedagang bakso kaki lima di Kota Bogor, teknik analisis yang
digunakan adalah menggali persepsi responden pedagang bakso kaki lima terhadap pengeluaran dan penerimaan usaha setelah dilakukannya program
konversi bahan bakar minyak tanah ke bahan bakar gasLPG 3 kg.
IV. GAMBARAN UMUM SUBSIDI BBM