Perumusan Masalah Tujuan Penelitian

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA dan emulsi, dan pada konsentrasi 20 Gliserin juga dapat berfungsi sebagai pengawet antimikroba.Gliserin terlarut dalam aseton, praktis tidak larut dalam Benzen, Kloroform, dan Minyak. Larut dalam 500 bagian Eter, Larut dalam 11 bagian Etil asetat, Larut dalam Air, Metanol, dan Etanol 95. Titik didih 290 o C Titik Lebur 17.8 o C. 2.8.4. Bahan Antimikroba 1. Metilparaben Rowe, 2009 Metilparaben merupakan kristal tidak berwarna atau bubuk kristal putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau dan memiliki rasa sedikit terbakar. Metilparaben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi paraben atau dengan agen antimikroba lainnya. Dalam kosmetik, Metilparaben adalah yang paling sering digunakan sebagai pengawet antimikroba. Metil paraben memiliki titik lebur 125-128 o C. Metilparaben mudah larut dalam etanol, eter, dan propilen glikol. Serta larut dalam gliserin dan air. Aktivitas antimikroba dapat ditingkatkan dengan menggunakan kombinasi dari paraben untuk menimbulkan efek sinergis. Metilparaben menunjukan aktivitas antimikroba pH 4-8. Untuk sediaan topikal biasa digunakan konsentrasi 0.02 –0.3 2. Propilparaben Rowe, 2009 Propilparaben terjadi sebagai putih, kristal, tidak berbau, dan bubuk hambar. Propilparaben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi. Ini dapat digunakan sendiri, dalam kombinasi dengan ester paraben lain, atau dengan agen antimikroba lainnya. Ini adalah salah satu pengawet yang paling sering digunakan dalam kosmetik titik didih 295 o C dan menunjukan aktivitas antimikroba pH 4-8. Propiparaben sangat larut dalam aseton, ester, dan minyak. Mudah larut dalam etanol dan metanol, serta sukar larut dalam air. Untuk sediaan topikal biasa digunakan konsentrasi 0.01 –0.6. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2.8.5. Bahan Antioksidan 1. Butylated Hydroxytoluene BHT Rowe, 2009 BHT berbentuk Kristal padat atau serbuk kuning-putih atau pucat dengan karakteristik bau fenolik yang samar. BHT digunakan sebagai antioksidan dalam kosmetik, makanan, dan obat-obatan. Hal ini terutama digunakan untuk menunda atau mencegah ketengikan oksidatif lemak dan minyak, serta untuk mencegah hilangnya aktivitas vitamin yang larut dalam minyak. BHT memiliki titik didih 265 o C dan titik lebur 70 o C. Praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilen glikol, larutan hidroksida alkali, dan larutan encer asam mineral. Terlarut bebas dalam aseton, benzena, etanol 95, eter, metanol, toluena, minyak tetap, dan minyak mineral. Lebih mudah larut daripada butylated hydroxyanisole dalam minyak makanan dan lemak. Untuk sediaan topical, konsentrasi yang biasa digunakan sekitar 0.0075 –0.1 2.8.6. Bahan Pelarut 1. Aquadest Rowe, 2009 Aquadest merupakan cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa. Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya. Memiliki titik beku : 0 ͦ C dan titik didih : 100 ͦ C. Biasa digunakan sebagai pelarut.