Mekanisme Proses Transesterifikasi METIL ESTER

11

2.2.3 Mekanisme Proses Transesterifikasi

Pada proses traneseterifikasi, satu mol trigliserida bereaksi dengan tiga mol metanol yang akan menghasilkan 1 mol gliserol dan 3 mol FAME. Proses ini berjalan secara reversible dimana molekul trigliserida dikonvesi menjadi digliserida, monogliserida dan gliserol serta terbentuk tiga metil ester. Tahapan tranesterifikasi adalah sebagai berikut: 1. Pemutusan rantai asam lemak R 1 2. Pemutusan rantai asam lemak R dan membentuk satu molekul metil ester 2 3. Pemutusan rantai asam lemak R dan membentuk dua molekul metil ester 3 Pada pada produksi biodiesel, biasanya metanol ditambahkan secara berlebih agar kinetika reaksi berjalan lebih cepat menuju titik keimbangan. Saat reaksi berjalan, penurunan jumlah trigliseriga akan diimbangi dengan peningkatan jumlah metil ester yang terbentuk Bradshaw 1941. Prinsip reaksi kimia dalam proses transesterifikasi terlihat pada Gambar 5, Gambar 6, dan Gambar 7 berikut. dan membentuk tiga molekul metil ester Gambar 5. Pemutusan rantai R 1 Knothe 2008 dan membentuk satu molekul metil ester Gambar 6. Pemutusan dan pengantian gugus R 2 Gambar 5. Pemutusan dan pengantian gugus R asam lemak 3 asam lemak Gambar 6. Pemutusan rantai R 2 Knothe 2008 dan membentuk dua molekul metil ester 12 Gambar 7. Pemutusan rantai R 3 Knothe 2008 dan membentuk tiga molekul metil ester dan gliserol

2.3 TEKNOLOGI FRAKSINASI

Teknologi fraksinasi merupakan salah satu teknik dalam pemisahan komponen melalui perbedaan titik didih. Teknologi Fraksinasi juga umum dikenal dengan istilah distilasi. Distilasi pada suhu rendah memiliki keuntungan yaitu mencegah pembentukan produk polimer, mencegah kerusakan produk, menghasilkan rendemen yang tinggi, menghasilkan produk dengan kemurnian yang tinggi dan dapat diaplikasikan pada kapasitas yang besar Lee et al. 2004. Tujuan utama dari proses fraksinasi adalah mendapatkan suatu kompenen dengan sifat tertentu yang diinginkan. Biodiesel memiliki beragam kandungan FAME yang merupakan hasil konversi dari sumber minyak yang digunakan. Oleh karenanya perlu dilakukan pemisahan fraksi metil ester karena setiap panjang rantai metil ester memiliki sifat yang berbeda. Pemisahan utama pada proses fraksinasi adalah memisahkan komponen jenuh dan tidak jenuh. Selain itu juga diharapkan mampu memproduksi biodiesel dengan titik awan cloud point yang rendah agar tidak mengganggu kinerja mesin untuk aplikasi di negara empat musim. Proses distilasi biodiesel secara umum memiliki beberapa manfaat diantaranya untuk: 1. Menciptakan produk yang memiliki komponen homogen 2. Memenuhi perbedaan kebutuhan pasar terhadap produk biodiesel dengan kemurnian tertentu 3. Mengurangi kandungan kontaminan dalam biodiesel teruma komponen sulfur 4. Memenuhi standar ASTM SRS Engineering 2011. Pemisahan fraksi metil ester dapat dilakukan dengan teknik fraksinasi sehingga menghasilkan kemurnian komponen metil ester dengan panjang rantai karbon tertentu. Proses fraksinasi harus memperhatikan beberapa faktor seperti kondisi tekanan udara, suhu proses dan waktu kontak dengan panas. Desain alat distilasi harus memungkinkan kondisi vakum dimana tidak terdapat udara dalam sistem, waktu kontak yang sangat singkat, memiliki sirkulasi yang efektif untuk mencapai efektifitas pindah masa antara uap dan kondensat, serta penggunaan steam yang ekonomis Gervajio 2005. Lee et al. 2004 menyebutkan bahwa alat fraksinasi ada yang memiliki beberapa kolom. Unit fraksinasi tersebut diantaranya ada yang memiliki dua kolom, unit fraksinasi satu kolom dengan dinding terpisah, dan unit fraksinasi satu kolom dilengkapi dengan bilah-bilah. Unit fraksinasi dengan bilah-bilah ini memiliki keistimewaan karena sangat ideal apabila digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi, sangat efisien, dan biaya perawatannya relatif rendah.