IV. GAMBARAN UMUM INFRASTRUKTUR
4.1 Jalan
Jalan merupakan infrastruktur yang penting untuk menghubungkan satu daerah ke daerah lain atau satu pusat perekonomian ke pusat perekonomian
lainnya. Ketersediaan infrastruktur jalan yang baik akan melancarkan penyaluran barang serta mobilitas manusia atau tenaga kerja. Hubungan antara desa dan kota
juga dibantu oleh ketersediaan infrastruktur jalan, menurut Perpres RI No. 29 Tahun 2011 tentang Rancangan Kerja Pemerintah RKP 2012 Buku III, hampir
90 persen pedesaan di Sumatera dapat diakses dengan jalan darat.
Sumber : BPS, diolah.
Gambar 11. Persentase Panjang Jalan menurut Kondisi di Pulau Sumatera Tahun 2010
Persentase panjang jalan menurut kondisi di Pulau Sumatera pada Gambar 11. Gambar tersebut menunjukkan bahwa 40,59 persen jalan berada dalam
keadaan baik. Jalan berkondisi baik adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan 60 kilometer per jam dan hingga dua tahun ke depan tanpa
pemeliharaan pada pengerasan jalan. Sedangkan jalan berkondisi sedang di Pulau Sumatera pada tahun 2010 adalah sebesar 24,27 persen. Jalan dengan kondisi
sedang adalah jalan yang bisa dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan 40 hingga 60 kilometer per jam dan selama satu tahun ke depan tanpa rehabilitasi pada
40.59
24.27 20.22
14.92
Baik Sedang
Rusak Rusak Berat
pengerasan jalan. Adapun jalan berkondisi Rusak, yaitu jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan 20 hingga 40 kilometer per jam serta perlu
perbaikan kondisi jalan adalah sebesar 20,22 persen. Jalan dengan kondisi rusak berat adalah sebesar 14,92 persen. Jalan dengan kategori rusak berat adalah jalan
yang bisa dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan nol hingga 20 kilometer per jam.
Tabel 2. Panjang Jalan menurut Kewenangan dan Kondisi di Pulau Sumatera Tahun 2010 km
Kewenangan Baik
Sedang Rusak
Rusak Berat Negara
5.718 4.946
283 621
Propinsi 7.722
3.860 2.210
1.455 Kabupaten
52.881 30.839
30.533 22.305
Sumber : BPS, diolah.
Jika dilihat menurut kewenangannya, di Pulau Sumatera, jalan kabupatenkota adalah jalan dengan jumlah terpanjang, yaitu mencapai 83,59
persen, disusul oleh jalan propinsi 9,33 persen, dan jalan negara 7,08 persen. Jika dilihat jalan menurut kondisi pada kewenangannya, maka jalan dalam kondisi
rusak hingga rusak berat terbanyak juga berada di jalan kabupatenkota yaitu sebesar 38,69 persen, lalu jalan propinsi 24,04 persen, dan jalan negara 7,81
persen. Pada masa otonomi daerah, perbaikan dan pemeliharaan jalan di masing- masing daerah menjadi tanggung jawab masing-masing daerah.
Propinsi yang memiliki panjang jalan berkondisi baik dan sedang terbanyak berdasarkan Gambar 12 adalah Propinsi Sumatera Utara, Riau, Aceh,
dan Lampung. Selanjutnya, daerah yang memiliki panjang jalan berkondisi baik dan sedang terkecil adalah Propinsi Bengkulu, Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung, dan Kepulauan Riau. Ini menunjukkan bahwa kepemilikan jalan berkondisi baik dan sedang di masing-masing propinsi di Pulau Sumatera belum
merata. Jumlah di atas tidak melihat per wilayah, maka diasumsikan jalan-jalan tersebut berada pada wilayah yang merupakan pusat kegiatan atau wilayah yang
tidak berada di pedalaman.
Sumber : BPS, diolah.
Gambar 12. Kondisi Jalan Baik dan Sedang menurut Propinsi di Pulau Sumatera Tahun 2010 km
4.2 Listrik