Sengon Paraseriathes falcataria Papan Partikel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sengon Paraseriathes falcataria

Sengon merupakan kayu serba guna untuk konstruksi ringan, kerajinan tangan, kotak cerutu, veneer, kayu lapis, korek api, pulp, dan sebagainya. Kayu sengon termasuk kelas awet IV - V dan kelas kuat IV - V dengan berat jenis 0,33 0,24 - 0,49. Kayunya lunak dan mempunyai nilai penyusutan dalam arah radial dan tangensial berturut-turut 2,5 dan 5,2 basah sampai kering tanur. Kayunya mudah digergaji, tetapi tidak semudah kayu meranti merah dan dapat dikeringkan dengan cepat tanpa cacat yang berarti. Cacat pengeringan yang lazim misalnya kayunya melengkung Martawijaya dkk. 1989.

2.2 Papan Partikel

Papan partikel adalah salah satu jenis produk panel yang terbuat dari partikel-partikel kayu atau bahan-bahan berlignoselulosa lainnya, yang diikat dengan perekat atau bahan perekat lain kemudian dikempa panas. Menurut Bowyer dkk. 2003, papan partikel ialah produk panel yang dihasilkan dengan memanfaatkan partikel-partikel kayu dan sekaligus mengikatnya dengan suatu perekat. Proses pembuatan papan partikel secara umum meliputi pembuatan partikel, pengklasifikasian partikel, penyimpanan, pengeringan, pencampuran partikel dan perekat, pembentukan papan, pengempaan, pengkondisian dan pengampelasan Tsoumis 1991. Sutigno 2004 menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi mutu papan partikel adalah : 1. Berat jenis kayu Compaction ratio adalah perbandingan antara kerapatan atau berat jenis papan artikel dengan berat jenis kayu. Nilai compaction ratio harus lebih besar dari satu, yaitu sekitar 1,3 agar mutu papan partikelnya baik. Pada keadaan tersebut proses pengempaan berjalan optimal sehingga kontak antar partikel baik. 2. Zat ekstraktif kayu Kayu yang berminyak akan menghasilkan papan partikel yang kurang baik dibandingkan dengan papan partikel dari kayu yang tidak berminyak. Zat ekstraktif semacam itu akan mengganggu proses perekatan. 3. Ukuran partikel Papan partikel yang dibuat dari tatal akan lebih baik daripada yang dibuat dari serbuk karena ukuran tatal lebih besar daripada serbuk. Karena itu papan partikel struktural dibuat dari partikel yang relatif panjang dan relatif lebar. 4. Kulit kayu Makin banyak kulit kayu dalam partikel kayu sifat papan partikelnya makin kurang baik karena kulit kayu akan mengganggu proses perekatan antar partikel. Banyaknya kulit kayu maksimum 10. 5. Perekat Jenis perekat yang dipakai akan mempengaruhi sifat papan partikel. Penggunaan perekat eksterior akan menghasilkan papan partikel eksterior sedangkan pemakaian perekat interior akan menghasilkan papan partikel interior. Walaupun demikian, masih mungkin terjadi penyimpangan, misalnya karena ada perbedaan dalam komposisi perekat dan terdapat banyak sifat papan partikel. Sebagai contoh, penggunaan perekat formaldehida yang kadar formaldehidanya tinggi akan menghasilkan papan partikel yang keteguhan lentur dan keteguhan rekat internalnya lebih baik tetapi emisi formaldehidanya lebih jelek. Penentuan produk papan partikel dapat dilihat dari beberapa standar yang ada. Salah satu standar yang banyak digunakan untuk ekspor produk papan partikel Indonesia adalah standar Jepang. Tabel 1 Menyajikan sifat fisis dan mekanis berdasarkan standar Jepang JIS A 5908 tipe 8 tahun 2003 untuk papan partikel. Tabel 1. Standar JIS A 5908 tipe 8 tahun 2003 untuk papan partikel No Parameter sifat fisis dan mekanis Nilai yang disyaratkan 1 Kerapatan gcm 3 0,4 – 0,9 2 Kadar air 5 - 13 3 Pengembangan tebal max 12 4 MOR kgcm 2 min 80 5 MOE kgcm 2 min 20.000 6 Internal bond kgcm 2 min 1,5 7 Kuat pegang sekrup kg min 30

2.3 Perekat