Tabel 2. Analisis ragam kerapatan panel akustik Sumber
Keragaman DB Jumlah
Kuadrat Kuadrat
Tengah F-Hitung Pr F
Kerapatan papan 1
0.39902222 0.39902222
300.52 .0001
Ukuran partikel 2
0.00121111 0.00060556
0.46 0.6443
tn
Interaksi keduanya 2 0.00001111
0.00000556 0.00
0.9958
tn
Keterangan : = nyata, tn = tidak nyata
Analisis ragam pada Tabel 2 menunjukkan bahwa interaksi faktor ukuran partikel dan kerapatan papan tidak berpengaruh nyata terhadap kerapatan panel
akustik.
4.2.2 Kadar Air
Nilai rata-rata kadar air panel akustik sengon dengan kerapatan 0,5 gcm³ dan 0,8 gcm³ dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Histogram kadar air panel akustik papan partikel sengon dibandingkan standar JIS A 5908 tipe 8 2003.
Berdasarkan Gambar 14, nilai kadar air panel akustik yang dihasilkan berkisar antara 8,9 sampai 10,6. Nilai kadar air tertinggi terdapat pada panel
akustik dari partikel sedang dengan kerapatan 0,5 gcm³ sebesar 10,6, sedangkan nilai kadar air terendah terdapat pada panel akustik dari partikel halus
dengan kerapatan 0,8 gcm³ sebesar 8,9. Secara keseluruhan nilai kadar air panel 9,1
10,6 9,7
8,9 9,8
9,1
0,0 2,0
4,0 6,0
8,0 10,0
12,0 14,0
Halus Sedang
wol
K ad
ar Air
Ukuran Partikel
Kerapatan 0,5 gcm³ Kerapatan 0,8 gcm³
JIS A 5908 tipe 8 2003
5-13
akustik yang dihasilkan telah memenuhi standar JIS A 5908 tipe 8 2003 yang mensyaratkan nilai kadar air panel akustik berkisar antara 5 sampai 13.
Nilai kadar air panel akustik yang dihasilkan cukup tinggi, hal ini diduga karena kayu bersifat higroskopis yang berarti kayu dapat menyerap dan
melepaskan air, sehingga kadar air dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi lingkungannya.
Tabel 3. Analisis ragam kadar air panel akustik Sumber Keragaman
DB Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F Value Pr F Kerapatan papan
1 0.07735556
0.07735556 0.35 0.5638
tn
Ukuran partikel 2
0.22973333 0.11486667 0.52
0.6055
tn
Interaksi keduanya 2
0.15471111 0.07735556 0.35
0.710
tn
Keterangan : = nyata, tn = tidak nyata
Analisis ragam pada Tabel 3 menunjukkan bahwa interaksi faktor ukuran partikel dan kerapatan papan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air panel
akustik.
4.2.3 Daya Serap Air DSA
Daya serap air adalah kemampuan suatu bahan dalam menyerap air. Panel akustik komposit papan partikel mengandung bahan berlignoselulosa yang
mempunyai sifat finitas yang tinggi terhadap air. Sifat tersebut akan menyebabkan papan mempunyai sifat mengembang dan menyusut sesuai dengan kandungan air
di dalam papannya Bowyer dkk. 2003. Gambar 15 dan 16 menyajikan daya serap panel untuk perendaman 2 dan 24 jam.
Gambar 15. Histogram daya serap air perendaman 2 jam panel akustik papan partikel sengon.
Berdasarkan Gambar 15, nilai rata-rata daya serap air DSA panel akustik setelah perendaman 2 jam berkisar antara 42,0 sampai 70,0. Nilai daya serap
air tertinggi setelah perendaman 2 jam terdapat pada panel akustik dari partikel sedang dengan kerapatan 0,5 gcm³ sebesar 70,0 dan nilai daya serap air
terendah terdapat pada panel akustik dari partikel halus dengan kerapatan 0,8 gcm³ sebesar 42,0 .
Gambar 16. Histogram daya serap air perendaman 24 jam panel akustik papan partikel sengon.
57,1 70,0
56,9 42,0
44,9 44,1
0,0 10,0
20,0 30,0
40,0 50,0
60,0 70,0
80,0
Halus Sedang
Wol
Daya Ser ap
Air 2 jam
Ukuran Partikel
Kerapatan 0,5 gcm³ Kerapatan 0,8 gcm³
85,4 105,2
108,9
62,0 61,3
68,1
0,0 20,0
40,0 60,0
80,0 100,0
120,0
Halus Sedang
Wol
Daya Ser ap
Air 24 ja
m
Ukuran Partikel
Kerapatan 0,5 gcm³ Kerapatan 0,8 gcm³
Dari Gambar 16 dapat dilihat nilai rata-rata daya serap air setelah perendaman 24 jam berkisar antara 61,3 sampai 108,9. Nilai daya serap air
tertinggi setelah perendaman 24 jam terdapat pada panel akustik dari partikel wol dengan kerapatan 0,5 gcm³ sebesar 108,9, dan nilai daya serap air terendah
terdapat pada panel akustik dari partikel sedang dengan kerapatan 0,8 gcm³ sebesar 61,3.
Gambar 15 dan Gambar 16 menunjukkan tingginya nilai rata-rata daya serap air panel akustik yang dihasilkan. Hal ini diduga karena kayu sengon
mempunyai berat jenis yang rendah, dimana rongga selnya besar sehingga mudah menyerap air dalam kapasitas besar. Teori tersebut juga menjelaskan bahwa panel
akustik berkerapatan 0,5 gcm³ memiliki nilai DSA yang lebih tinggi dari pada panel akustik berkerapatan 0,8 gcm³, karena semakin rendah kerapatan papan
maka rongga yang dapat diisi oleh airpun akan semakin banyak. Standar JIS A 5908 tipe 8 2003 tidak mensyaratkan nilai untuk daya serap air, namun
pengujian ini tetap dilakukan untuk mengetahui ketahanan papan komposit yang dihasilkan terhadap air.
Tabel 4. Analisis ragam daya serap air 2 jam Sumber
Keragaman DB
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F-Hitung Pr F
Kerapatan papan 1
1410.286703 1410.28670 8.94
0.0113 Ukuran partikel
2 224.162973
112.081486 0.71
0.5110
tn
Interaksi keduanya
2 129.813469
64.906735 0.41
0.6717
tn
Keterangan : = nyata, tn = tidak nyata
Tabel 5. Analisis ragam daya serap air 24 jam Sumber
Keragaman DB
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F-Hitung Pr F Kerapatan papan
1 5850.908369
5850.90836 52.37 .0001
Ukuran partikel 2
678.946288 339.473144 3.04
0.0856
tn
Interaksi keduanya
2 365.346586
182.673293 1.64 0.2355
tn
Keterangan : = nyata, tn = tidak nyata
Analisis ragam pada Tabel 4 dan 5 menunjukkan bahwa interaksi faktor ukuran partikel dan kerapatan papan tidak berpengaruh nyata terhadap daya serap
air panel akustik.
4.2.4 Pengembangan Tebal PT