f. Pengujian Internal Bond IB
Contoh uji 5 x 5 x 1 cm direkatkan pada dua buah blok kayu dengan perekat epoxy Gambar 9, dan biarkan mengering selama 24 jam agar proses
perekatannya sempurna. Kemudian blok kayu ditarik tegak lurus permukaan contoh uji sampai diketahui nilai beban maksimum.
Pengujian keteguhan rekat dilakukan dengan menggunakan mesin uji universal Universal Testing Machine merek Instron. Nilai keteguhan rekat
dihitung menggunakan rumus :
Dimana : IB = Keteguhan rekat kgcm
2
P = Beban maksimum kg
A = Luas penampang cm
2
Gambar 9. Pengujian Internal Bond
g. Pengujian Kuat Pegang Sekrup KPS
Contoh uji berukuran 5 x 10 x 1 cm. Sekrup yang digunakan berdiameter 2,7 mm, panjang 16 mm lalu dimasukkan hingga mencapai kedalaman 8mm. Nilai
kuat pegang sekrup dinyatakan oleh besarnya beban maksimum yang dicapai dalam kilogram JIS A 5908-2003.
3.5 Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Khusus untuk sifat fisis dan mekanis dilakukan analisis faktorial Rancangan Acak Lengkap RAL. Faktor yang diteliti meliputi faktor A adalah
target kerapatan papan yaitu: kerapatan 0,5 gcm³ a
1
dan kerapatan 0,8 gcm³ a
2
. Faktor B adalah ukuran partikel yaitu: partikel halus b
1
, partikel sedang b
2
Blok kayu
Blok kayu Contoh uji
dan wol b
3
. Masing-masing taraf dilakukan sebanyak tiga ulangan. Model statistik linier dari rancangan percobaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y
ijk
= µ + A
i
+ B
j
+ AB
ij
+
ijkl
Keterangan: Y
ijk
= Nilai pengamatan pada papan dengan target kerapatan-i, ukuran partikel- j, dan ulangan ke-k
µ = Nilai rata-rata pengamatan
A
i
= Pengaruh faktor target kerapatan papan pada taraf ke-i B
j
= Pengaruh faktor ukuran partikel pada taraf ke-j AB
ij
= Pengaruh interaksi faktor target kerapatan papan pada taraf ke-i dan faktor ukuran partikel pada taraf ke-j
ε
ijk
= Kesalahan percobaan pada faktor target kerapatan papan pada taraf ke-i, faktor ukuran partikel pada taraf ke-j
i = Target kerapatan papan yaitu: kerapatan 0,5 gcm³ dan kerapatan 0,8
gcm³ j
= Ukuran partikel yaitu: partikel halus, partikel sedang dan partikel wol k
= Ulangan 1,2 dan 3 Selanjutnya dilakukan analisis keragaman dengan menggunakan uji F pada
Tabel ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95 untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan. Uji lanjut dilakukan dengan menggunakan uji Duncan
Multiple Range Test DMRT.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sifat Akustik Papan Partikel Sengon 4.1.1 Koefisien Absorbsi suara
Apabila ada gelombang suara bersumber dari bahan lain mengenai bahan kayu, maka sebagian dari energi akustiknya akan dipantulkan, diteruskan, dan
sebagian lagi akan diserap ke dalam massa kayu. Selanjutnya kayu bergetar dan suara bunyi diperkuat, atau terjadi penyerapan total atau sebagian saja Tsoumis
1991. Koefisien absorbsi suara menggambarkan suatu fraksi dari sumber energi suara agar material menyerap. Nilai koefisien absorbsi dalam frekuensi yang
berbeda dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Grafik koefisien absorbsi suara panel akustik papan partikel sengon. Pada Gambar 10 dapat dilihat bahwa pada frekuensi rendah 100
– 400 Hz, koefisien absorbsi untuk setiap panel akustik memiliki nilai yang hampir
sama. Pada frekuensi sedang 400 – 1000 Hz, hampir semua papan berada pada
nilai koefisien absorbsi yang rendah. Hal ini menjelaskan bahwa pada frekuensi sedang, papan partikel lebih banyak merefleksikan suara. Untuk frekuensi tinggi
1000 – 4000 Hz, panel akustik berkerapatan 0,5 gcm³ memiliki nilai koefisien
absorbsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan panel akustik berkerapatan 0,8 0,0
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7 0,8
K oe
fisi en
Abso rb
si
Frekuensi Hz
Halus 0,5 gcm³ Sedang 0,5 gcm³
Wol 0,5 gcm³ Halus 0,8 gcm³
Sedang 0,8 gcm³ Wol 0,8 gcm³