Tujuan Rekrutmen Sistem Rekrutmen
17
merupakan tugas guru untuk selalu meningkatkan wawasan dalam ilmu pengetahuan.
Dewasa ini profesi keguruan telah hilang jati dirinya sebagai sebuah profesi yang mempunyai tanggung jawab terhadap mutu
pendidikan. Belakangan profesi guru dipandang oleh sebagian orang sebagai pekerjaan biasa saja atau okupasi. Padahal profesi
guru jelas terlihat perbedaan karakteristik dengan profesi-profesi lain, diantaranya adalah kepemilikan kompetensi, sertifikasi,
akreditasi, dan lisensi.
17
Sebuah kekeliruan besar ketika seseorang yang memilih Fakultas Pendidikan pada Perguruan Tinggi mempunyai paradigma
yang berorientasi agar cepat mendapat pekerjaan atau lebih berpeluang besar untuk lolos tes Pegawai Negeri Sipil setelah lulus
dari perguruan tinggi. Maka jelas profesi guru merupakan profesi yang penuh tanggung jawab dan dilaksanakan berdasarkan
kesadaran untuk mencapai tujuan pendidikan. b.
Pengertian Kualitas Dalam beberapa literatur definisi kualitas banyak mengandung
makna, sesuai dengan konteks pembahasannya. Konsep kualitas juga sering dianggap sebagai ukuran kebaikan suatu produk atau
jasa. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia memberi pengertian
umum dari kualitas adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu.
18
Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal, dari definisi-definisi yang ada terdapat kesamaan,
yaitu dalam elemen sebagai berikut :
17
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional ;Pedoman Kinerja, Kualifikasi dan Kompetensi Guru, Yogyakarta:Ar-Ruzz Media
, 2013, h. 150
18
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2001, h. 704
18
1 Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan. 2
Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
3 Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.
19
Dengan demikian kualitas dapat di definisikan sebagai upaya memenuhi atau melebihi harapan mencakup produk, tenaga kerja,
proses dan lingkungan serta memiliki kondisi yang selalu berubah misalnya apa yang di anggap merupakan kualitas saat ini mungkin
dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang. Maka dari itu kualitas juga perlu dikembangkan seiring perkembangan zaman
yang bertujuan agar konsumen dapat terpenuhi keinginannya. c.
Guru yang berkualitas Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan sebuah
langkah yang konkret jika menginginkan kehidupan yang lebih baik. Salah satu langkah agar kualitas sumber daya manusia
mengalami peningkatan adalah melalui jalur pendidikan. Namun untuk melewati jalur tersebut dibutuhkan mentor atau tenaga
pelatih yang juga berkualitas. Guru sebagai pemegang kunci pelaksana proses pendidikan dan pembelajaran diharapkan dapat
mengarahkan siswa
untuk memasuki
ruang keberhasilan
pendidikan. Pada hakikatnya saat guru melaksanakan tugas dan kewajiban profesinya disitulah terjadi proses peningkatan kualitas
pada diri siswa dan guru itu sendiri. Sehingga dengan kualitas guru
yang dimiliki oleh sekolah dapat dirasa efeknya oleh warga di dalam maupun di luar sekolah.
Sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Bab
IV, yaitu sebagai berikut :
19
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Management, Yogyakarta: Andi, 2001, h.3
19
1 Pasal 8 Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. 2
Pasal 9 Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana
atau program diploma empat. 3
Pasal 10 Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
20
Pada pasal 8 dijelaskan bahwa dengan memiliki kewajiban yang telah dirumuskan, guru hendaknya memiliki latar belakang
pendidikan minimal S1 dengan kualitas yang memadai, mampu mengembangkan empat kompetensi, dan dalam kondisi sehat
jasmani dan rohani agar guru dapat melaksanakan tugasnya dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pasal 9 membahas lebih rinci mengenai kualifikasi akademik yang diperoleh dari pra pendidikan atau di perguruan tinggi
maupun pasca pendidikan atau pelatihan profesi keguruan atau sertifikasi
guru merupakan
pengetahuan, keterampilan,
kemampuan, keahlian, dan melatih, yang bertujuan agar seorang guru menjadi seorang yang mempunyai kualitas dalam profesinya.
Kemudian pada pasal 10 menerangkan dalam profesi keguruan mengenal istilah kompetensi. Kompetensi itulah yang digunakan
untuk menilai apakah seorang guru berkualitas atau tidak. Kompetensi merupakan penggabungan dari unsur pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan atau tindakan pada saat melaksanakan tugas atau pekerjaannya.
20
U
ndang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, Jakarta: Ditjen Pendidikan Islam, Departemen Agama, 2006, h. 88
20
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, guru adalah agen pembelajaran
yang bertujuan
meningkatkan keberhasilan
pendidikan, sedangkan kualitas adalah sebuah ukuran untuk mengetahui baik atau buruknya sesuatu. Maka pengertian guru
yang berkualitas adalah profesi mengajar yang dilaksanakan secara baik dan profesional serta membutuhkan kualifikasi akademik dan
kompetensi agar tercapainya tujuan pendidikan. Atau dalam arti sempitnya adalah guru yang memiliki kriteria minimal
berpendidikan sarjana atau diploma empat serta dilengkapi dengan sertifikasi profesi.
21
Kombinasi persyaratan antara kualifikasi akademik dengan kompetensi, diharapkan bisa menjadi formula yang merubah status
guru biasa saja menjadi guru yang berkualitas. Berikut akan dijelaskan kualifikasi akademik dan kompetensi guru.
1 Kualifikasi akademik
Kualifikasi merujuk kepada syarat formal yang harus diselesaikan melalui aktivitas akademik tertentu dan itu
dibuktikan dengan adanya ijazah atau sertifikat yang dimiliki setelah yang bersangkutan menyelesaikan studi pada jenjang
pendidikan tertentu.
22
Hal tersebut berlandaskan agar sisi profesionalisme guru dapat meningkat. Pada dasarnya,
profesionalisasi guru
merupakan suatu
proses berkesinambungan melalui berbagai program pendidikan,
baik pendidikan prajabatan maupun pendidikan dalam jabatan,
23
atau yang lebih dikenal pada saat ini adalah program sertifikasi guru. Program sertifikasi guru bertujuan
agar tenaga pengajar yang belum memiliki kriteria profesional dapat terpenuhi.
21
Syaiful Sagala, Guru dan tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta,2013 , h.17
22
Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru , … , h. 17
23
Ali Mudlofir, Pendidik Profesional, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, h.65
21
Efek dari program tersebut berhasil membawa dampak yang positif, para guru saat ini beramai-ramai meningkatkan
kualitasnya dengan mengikuti berbagai kegiatan yang diharapkan dapat meningkatkan sikap profesionalitasnya.
Kualifikasi akademik merupakan penunjang kelancaran guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengelola proses
pembelajaran, merencana
pembelajaran, mendesain
pembelajaran, melaksanakan aktvitas pembelajaran bersama siswa, dan melakukan pengontrolan atas kecakapan dan
prestasi siswa.
24
Sehingga diharapkan dengan terpenuhinya kualifikasi akademik guru berbagai kesalahan fatal dalam
proses belajar mengajar dapat diminimalisir atau bahkan tidak terjadi.
Pengetahuan yang
menjadi substansi
kualifikasi akademik dimaksud dengan sejauh mana guru dapat
mengetahui dan memahami materi atau mata pelajaran yang diajarkan. Materi pelajaran adalah bekal guru dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran. Aspek pengetahuan saat ini banyak yang menyimpang, masih banyaknya guru
yang mengajar namun disiplin ilmunya tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Hal seperti itu tentunya
menjadi sebuah blunder karena tidak seharusnya terjadi dan akan mengakibatkan transfer ilmu dapat mengalami
kegagalan.
2 Kompetensi Guru
Seorang guru yang sudah memenuhi kualifikasi akademik diharapkan memiliki komptensi yang baik, akan
tetapi syarat memenuhi kualifikasi akademik juga perlu
24
Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Ciputat: Gaung Persada Press, 2006, h.72
22
dilihat apakah seorang guru benar-benar meguasai dan memahami materi atau tidak. Oleh karena itu perlu dipahami
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kompetensi. Kompetensi sebuah istilah yang sering didengar dan
diperbincangkan, khususnya pada bahasan mengenai ruang lingkup sumber daya manusia, sebuah istilah yang dikaitkan
dengan karakteristik yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kompetensi berarti kewenangan kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar
kompetensi adalah kemampuan dan kecakapan. Menurut asal katanya, competency berarti kemampuan atau kecakapan.
Seseorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau
keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan.
25
seseorang yang dikatakan kompeten bersarti dia mengerti apa yang dia kerjakan untuk mencapai tujuan.
Kompetensi pada umumnya diartikan sebagai kecakapan, keterampilan, kemampuan. Dalam arti lain, kompetensi juga
dapat didefinisikan sebagai gabungan dari kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi,
dan harapan yang mendasari karakteristik seseorang untuk berunjuk kerja dalam menjalankan tugas atau pekerjaan guna
mencapai standar kualitas dalam pekerjaan nyata.
26
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa
kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
25
Hamzah B.Uno, Profesi Kependidikan,...,h.62
26
Syaiful Sagala, Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta,2013, h.23
23
guru atau
dosen dalam
melaksanakan tugas
keprofesionalan.
27
Dari berbagai definisi tersebut penulis lebih setuju dengan pendapat Syaiful Sagala, dengan kesimpulan bahwa
kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang
secara kafah ,membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap
peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas.
Setelah memahami
pengertian kompetensi maka
pembahasan selanjutnya adalah macam-macam kompetensi guru. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No.14 tahun
2005 Pasal 10 ayat 1 dan Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 pasal 28 ayat 3, guru wajib memiliki kompetensi yang
meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
28
Keempat bidang kompetensi di atas tidak berdiri sendiri, melainkan saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu
sama lainnya. Guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki
seperangkat kompetensi yang harus dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.
Oleh karena itu, sebagai profesi yang berpengaruh terhadap hasil pendidikan, guru harus menguasai keempat kompetensi
tersebut. Berikut kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh guru :
27
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.
28
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional :Pedoman Kinerja,Kualifikas, dan Kompetensi Guru, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013, h.100
24
a Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak dikuasai guru.
Kompetensi Pedagogik
pada dasarnya
adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru
dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta
didiknya. Dengan demikian kompetensi pedagogik ialah
peranan guru yang mampu mengarahkan peserta didik kepada proses pengetahuan, konsep, keterampilan,
dan perilaku yang diperoleh, dipahami, diterapkan, dan dikembangkan lewat belajar yang diaplikasikan
melalui penyusunan rancangan pembelajaran dan pelaksanaan yang baik. Guru juga diharapkan dapat
memahami landasan pendidikan, mampu menerapkan teori belajar, dapat menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik
siswa, dan
mampu menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan
strategi yang tepat.
b Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia.
29
29
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional; Pedoman Kinerja, Kualifikasi dan Kompetensi Guru,
…, h.106
25
Menurut Sumardi dalam Ramayulis, kompetensi kepribadian ialah sifat-sifat unggul seseorang, seperti
sifat ulet, tangguh, atau tabah dalam menghadapi tantangan atau kesulitan dan cepat bangkit apabila
mengalami kegagalan, memiliki etos belajar dan etos kerja yang tinggi, berpikir positif terhadap orang lain
bersikap seimbang antara mengambil dengan membei dalam hubungan sosial, dan memiliki komitmen atau
tanggung jawab.
30
Dengan demikian kompetensi kepribadian berarti sifat individu yang tergambarkan dalam kehidupan
sehari-hari lewat sikap dan perilaku. Guru sebagai pendidik professional mempunyai citra yang baik di
masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau
teladan masyarakat
sekelilingnya. Masyarakat
terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut
diteladani atau tidak. Bagaimana guru meningkatkan pelayananannya,
meningkatkan pengetahuanya,
member arahan dan dorongan kepada anak didiknya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara
serta cara begaul baik dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian
masyarakat luas.
31
Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu perasaan bangga akan tugas yang
dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan ge- nerasi kualitas masa depan bangsa. Walaupun berat
30
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, Jakarta: Kalam Mulia,2013, h.55
31
Soetjipto dan Raflis, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, h.42
26
tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugasnya harus tetap tegar dalam
melaksakan tugas sebagai seorang guru.
c Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berarti bahwa guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi sosial dengan
siswa, sesama
guru, kepala
sekolah, dan
masyarakatnya.
32
Sedangkan dalam Undang-undang Negara Republik Indonesia nomor 14 pasal 10
tentang Guru dan Dosen bahwa kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan siswa, sesama guru, orang tuawali peserta didik, dan
masyarakat.
33
Menurut Sumardi dalam Ramayulis, menjelaskan kompetensi sosial sebagai kemampuan seseorang
dalam berkomunikasi, membangun relasi dan kerja sama, menerima perbedaan, memikul tanggung jawab,
menghargai hak orang lain, serta kemampuan memberi manfaat bagi orang lain.
34
Sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial, kehidupan guru tidak bisa terlepas dari
kehidupan bersosial, baik di sekolah maupun di masyarakat.
Seorang guru
harus dapat
memperlakukan peserta didiknya secara wajar dan bertujuan agar tercapainya potensi pada diri masing-
masing peserta didik, dengan memahami dan
32
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi,1993
33
UURI No.14 Th. 2005 tentang UU Guru dan Dosen pasal 10, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI, 2005, hal. 53
34
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan,..., h.73
27
menerapkan prinsip belajar bahwa keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan yang ada pada
diri peserta didik. Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru adalah menyangkut kemampuan
berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan mereka orang tua, tetangga maupun sesama teman.
Dapat disimpulkan bahwa berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran, guru di tuntut untuk
memiliki kompetensi sosial. Dalam melakukan pendekatan dengan siswa guru harus memperhatikan
bagaimana berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Dengan demikian, guru akan di teladani oleh
siswa.
d Kompetensi Profesional
Guru adalah
jabatan profesional
yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Sebagai suatu
profesi, maka harus memenuhi kriteria profesional. Kompetensi
profesional seorang
guru adalah
seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas
mengajarnya dengan berhasil. Guru akan mampu melaksanakan tanggung jawabnya apabila dia
memiliki kompetensi yang diperlukan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan
yang berkaitan
dengan penguasaan
materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam
dan dapat menambah wawasan keilmuan guru tersebut.
35
35
Jamil Suprihatiningrum, , Guru Profesional; Pedoman Kinerja, Kualifikasi dan Kompetensi Guru,
…, h.115
28
Dalam penjabaran sikap profesional guru diatas telah terkandung suatu konsep bahwa guru profesional
yang bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah harus memiliki kompetensi-kompetensi yang dituntut
agar guru mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
Bagaimanapun, peningkatan kualitas guru harus selalu dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanpa tekanan dari berbagai
pihak. Guru secara otomatis harus meningkatkan kualitas dirinya. Maka Saroni mengatakan kualitas guru sangat menentukan kualitas
proses dan hasil proses pendidikan dan pembelajaran yang dilaksanakannya. Oleh karena itulah, ke depannya, guru harus
secara intens meningkatkan kualitas dan kompetensi dirinya.
36
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi guru berkualitas salah satu syaratnya adalah guru memiliki kemampuan
dalam melaksanakan keempat kompetensi yang bersatu padu dalam setiap pola tingkah laku dan sikap, baik sebagai makhluk
individual, sebagai makhluk sosial , dan sebagai tenaga kerja profesional serta dibutuhkan tekad serta keinginan yang kuat untuk
berusaha mewujudkannya. Jika guru telah memiliki kualitas sebagai guru profesional,
tanggung jawab dan kewajiban yang dipikul guru akan dapat terpenuhi. Seorang guru yang berkualitas dianalogikan seperti seorang
chef ahli yang dapat diminta untuk makanan jenis apapun sepanjang bahan dan peralatannya tersedia. Seorang chef ahli bahkan dapat
membuat makanan yang lezat meski bahan dan peralatannya terbatas. Harapan dan tujuan dari kegiatan rekrumen adalah agar sekolah
mendapatkan persediaan sebanyak mungkin calon-calon pelamar, sehingga sekolah itu akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
36
Muhammad Saroni, Personal Branding Guru, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 201, h.132
29
melakukan pilihan terhadap calon guru berkualitas yang telah dianggap memenuhi standar yang ditetapkan dan telah diuji kualifikasi dan
kompetensinya.