Tujuan Rekrutmen Sistem Rekrutmen

17 merupakan tugas guru untuk selalu meningkatkan wawasan dalam ilmu pengetahuan. Dewasa ini profesi keguruan telah hilang jati dirinya sebagai sebuah profesi yang mempunyai tanggung jawab terhadap mutu pendidikan. Belakangan profesi guru dipandang oleh sebagian orang sebagai pekerjaan biasa saja atau okupasi. Padahal profesi guru jelas terlihat perbedaan karakteristik dengan profesi-profesi lain, diantaranya adalah kepemilikan kompetensi, sertifikasi, akreditasi, dan lisensi. 17 Sebuah kekeliruan besar ketika seseorang yang memilih Fakultas Pendidikan pada Perguruan Tinggi mempunyai paradigma yang berorientasi agar cepat mendapat pekerjaan atau lebih berpeluang besar untuk lolos tes Pegawai Negeri Sipil setelah lulus dari perguruan tinggi. Maka jelas profesi guru merupakan profesi yang penuh tanggung jawab dan dilaksanakan berdasarkan kesadaran untuk mencapai tujuan pendidikan. b. Pengertian Kualitas Dalam beberapa literatur definisi kualitas banyak mengandung makna, sesuai dengan konteks pembahasannya. Konsep kualitas juga sering dianggap sebagai ukuran kebaikan suatu produk atau jasa. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia memberi pengertian umum dari kualitas adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu. 18 Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal, dari definisi-definisi yang ada terdapat kesamaan, yaitu dalam elemen sebagai berikut : 17 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional ;Pedoman Kinerja, Kualifikasi dan Kompetensi Guru, Yogyakarta:Ar-Ruzz Media , 2013, h. 150 18 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001, h. 704 18 1 Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. 2 Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. 3 Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah. 19 Dengan demikian kualitas dapat di definisikan sebagai upaya memenuhi atau melebihi harapan mencakup produk, tenaga kerja, proses dan lingkungan serta memiliki kondisi yang selalu berubah misalnya apa yang di anggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang. Maka dari itu kualitas juga perlu dikembangkan seiring perkembangan zaman yang bertujuan agar konsumen dapat terpenuhi keinginannya. c. Guru yang berkualitas Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan sebuah langkah yang konkret jika menginginkan kehidupan yang lebih baik. Salah satu langkah agar kualitas sumber daya manusia mengalami peningkatan adalah melalui jalur pendidikan. Namun untuk melewati jalur tersebut dibutuhkan mentor atau tenaga pelatih yang juga berkualitas. Guru sebagai pemegang kunci pelaksana proses pendidikan dan pembelajaran diharapkan dapat mengarahkan siswa untuk memasuki ruang keberhasilan pendidikan. Pada hakikatnya saat guru melaksanakan tugas dan kewajiban profesinya disitulah terjadi proses peningkatan kualitas pada diri siswa dan guru itu sendiri. Sehingga dengan kualitas guru yang dimiliki oleh sekolah dapat dirasa efeknya oleh warga di dalam maupun di luar sekolah. Sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Bab IV, yaitu sebagai berikut : 19 Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Management, Yogyakarta: Andi, 2001, h.3 19 1 Pasal 8 Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2 Pasal 9 Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. 3 Pasal 10 Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. 20 Pada pasal 8 dijelaskan bahwa dengan memiliki kewajiban yang telah dirumuskan, guru hendaknya memiliki latar belakang pendidikan minimal S1 dengan kualitas yang memadai, mampu mengembangkan empat kompetensi, dan dalam kondisi sehat jasmani dan rohani agar guru dapat melaksanakan tugasnya dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal 9 membahas lebih rinci mengenai kualifikasi akademik yang diperoleh dari pra pendidikan atau di perguruan tinggi maupun pasca pendidikan atau pelatihan profesi keguruan atau sertifikasi guru merupakan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keahlian, dan melatih, yang bertujuan agar seorang guru menjadi seorang yang mempunyai kualitas dalam profesinya. Kemudian pada pasal 10 menerangkan dalam profesi keguruan mengenal istilah kompetensi. Kompetensi itulah yang digunakan untuk menilai apakah seorang guru berkualitas atau tidak. Kompetensi merupakan penggabungan dari unsur pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan atau tindakan pada saat melaksanakan tugas atau pekerjaannya. 20 U ndang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, Jakarta: Ditjen Pendidikan Islam, Departemen Agama, 2006, h. 88 20 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, guru adalah agen pembelajaran yang bertujuan meningkatkan keberhasilan pendidikan, sedangkan kualitas adalah sebuah ukuran untuk mengetahui baik atau buruknya sesuatu. Maka pengertian guru yang berkualitas adalah profesi mengajar yang dilaksanakan secara baik dan profesional serta membutuhkan kualifikasi akademik dan kompetensi agar tercapainya tujuan pendidikan. Atau dalam arti sempitnya adalah guru yang memiliki kriteria minimal berpendidikan sarjana atau diploma empat serta dilengkapi dengan sertifikasi profesi. 21 Kombinasi persyaratan antara kualifikasi akademik dengan kompetensi, diharapkan bisa menjadi formula yang merubah status guru biasa saja menjadi guru yang berkualitas. Berikut akan dijelaskan kualifikasi akademik dan kompetensi guru. 1 Kualifikasi akademik Kualifikasi merujuk kepada syarat formal yang harus diselesaikan melalui aktivitas akademik tertentu dan itu dibuktikan dengan adanya ijazah atau sertifikat yang dimiliki setelah yang bersangkutan menyelesaikan studi pada jenjang pendidikan tertentu. 22 Hal tersebut berlandaskan agar sisi profesionalisme guru dapat meningkat. Pada dasarnya, profesionalisasi guru merupakan suatu proses berkesinambungan melalui berbagai program pendidikan, baik pendidikan prajabatan maupun pendidikan dalam jabatan, 23 atau yang lebih dikenal pada saat ini adalah program sertifikasi guru. Program sertifikasi guru bertujuan agar tenaga pengajar yang belum memiliki kriteria profesional dapat terpenuhi. 21 Syaiful Sagala, Guru dan tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta,2013 , h.17 22 Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru , … , h. 17 23 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, h.65 21 Efek dari program tersebut berhasil membawa dampak yang positif, para guru saat ini beramai-ramai meningkatkan kualitasnya dengan mengikuti berbagai kegiatan yang diharapkan dapat meningkatkan sikap profesionalitasnya. Kualifikasi akademik merupakan penunjang kelancaran guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengelola proses pembelajaran, merencana pembelajaran, mendesain pembelajaran, melaksanakan aktvitas pembelajaran bersama siswa, dan melakukan pengontrolan atas kecakapan dan prestasi siswa. 24 Sehingga diharapkan dengan terpenuhinya kualifikasi akademik guru berbagai kesalahan fatal dalam proses belajar mengajar dapat diminimalisir atau bahkan tidak terjadi. Pengetahuan yang menjadi substansi kualifikasi akademik dimaksud dengan sejauh mana guru dapat mengetahui dan memahami materi atau mata pelajaran yang diajarkan. Materi pelajaran adalah bekal guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. Aspek pengetahuan saat ini banyak yang menyimpang, masih banyaknya guru yang mengajar namun disiplin ilmunya tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Hal seperti itu tentunya menjadi sebuah blunder karena tidak seharusnya terjadi dan akan mengakibatkan transfer ilmu dapat mengalami kegagalan. 2 Kompetensi Guru Seorang guru yang sudah memenuhi kualifikasi akademik diharapkan memiliki komptensi yang baik, akan tetapi syarat memenuhi kualifikasi akademik juga perlu 24 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Ciputat: Gaung Persada Press, 2006, h.72 22 dilihat apakah seorang guru benar-benar meguasai dan memahami materi atau tidak. Oleh karena itu perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kompetensi. Kompetensi sebuah istilah yang sering didengar dan diperbincangkan, khususnya pada bahasan mengenai ruang lingkup sumber daya manusia, sebuah istilah yang dikaitkan dengan karakteristik yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi berarti kewenangan kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan dan kecakapan. Menurut asal katanya, competency berarti kemampuan atau kecakapan. Seseorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan. 25 seseorang yang dikatakan kompeten bersarti dia mengerti apa yang dia kerjakan untuk mencapai tujuan. Kompetensi pada umumnya diartikan sebagai kecakapan, keterampilan, kemampuan. Dalam arti lain, kompetensi juga dapat didefinisikan sebagai gabungan dari kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi, dan harapan yang mendasari karakteristik seseorang untuk berunjuk kerja dalam menjalankan tugas atau pekerjaan guna mencapai standar kualitas dalam pekerjaan nyata. 26 Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh 25 Hamzah B.Uno, Profesi Kependidikan,...,h.62 26 Syaiful Sagala, Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta,2013, h.23 23 guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 27 Dari berbagai definisi tersebut penulis lebih setuju dengan pendapat Syaiful Sagala, dengan kesimpulan bahwa kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kafah ,membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas. Setelah memahami pengertian kompetensi maka pembahasan selanjutnya adalah macam-macam kompetensi guru. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No.14 tahun 2005 Pasal 10 ayat 1 dan Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 pasal 28 ayat 3, guru wajib memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. 28 Keempat bidang kompetensi di atas tidak berdiri sendiri, melainkan saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki seperangkat kompetensi yang harus dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Oleh karena itu, sebagai profesi yang berpengaruh terhadap hasil pendidikan, guru harus menguasai keempat kompetensi tersebut. Berikut kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh guru : 27 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen. 28 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional :Pedoman Kinerja,Kualifikas, dan Kompetensi Guru, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013, h.100 24 a Kompetensi Pedagogik Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya. Dengan demikian kompetensi pedagogik ialah peranan guru yang mampu mengarahkan peserta didik kepada proses pengetahuan, konsep, keterampilan, dan perilaku yang diperoleh, dipahami, diterapkan, dan dikembangkan lewat belajar yang diaplikasikan melalui penyusunan rancangan pembelajaran dan pelaksanaan yang baik. Guru juga diharapkan dapat memahami landasan pendidikan, mampu menerapkan teori belajar, dapat menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa, dan mampu menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang tepat. b Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia. 29 29 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional; Pedoman Kinerja, Kualifikasi dan Kompetensi Guru, …, h.106 25 Menurut Sumardi dalam Ramayulis, kompetensi kepribadian ialah sifat-sifat unggul seseorang, seperti sifat ulet, tangguh, atau tabah dalam menghadapi tantangan atau kesulitan dan cepat bangkit apabila mengalami kegagalan, memiliki etos belajar dan etos kerja yang tinggi, berpikir positif terhadap orang lain bersikap seimbang antara mengambil dengan membei dalam hubungan sosial, dan memiliki komitmen atau tanggung jawab. 30 Dengan demikian kompetensi kepribadian berarti sifat individu yang tergambarkan dalam kehidupan sehari-hari lewat sikap dan perilaku. Guru sebagai pendidik professional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru meningkatkan pelayananannya, meningkatkan pengetahuanya, member arahan dan dorongan kepada anak didiknya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara begaul baik dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian masyarakat luas. 31 Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu perasaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan ge- nerasi kualitas masa depan bangsa. Walaupun berat 30 Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, Jakarta: Kalam Mulia,2013, h.55 31 Soetjipto dan Raflis, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, h.42 26 tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugasnya harus tetap tegar dalam melaksakan tugas sebagai seorang guru. c Kompetensi Sosial Kompetensi sosial berarti bahwa guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi sosial dengan siswa, sesama guru, kepala sekolah, dan masyarakatnya. 32 Sedangkan dalam Undang-undang Negara Republik Indonesia nomor 14 pasal 10 tentang Guru dan Dosen bahwa kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan siswa, sesama guru, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat. 33 Menurut Sumardi dalam Ramayulis, menjelaskan kompetensi sosial sebagai kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, membangun relasi dan kerja sama, menerima perbedaan, memikul tanggung jawab, menghargai hak orang lain, serta kemampuan memberi manfaat bagi orang lain. 34 Sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial, kehidupan guru tidak bisa terlepas dari kehidupan bersosial, baik di sekolah maupun di masyarakat. Seorang guru harus dapat memperlakukan peserta didiknya secara wajar dan bertujuan agar tercapainya potensi pada diri masing- masing peserta didik, dengan memahami dan 32 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi,1993 33 UURI No.14 Th. 2005 tentang UU Guru dan Dosen pasal 10, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI, 2005, hal. 53 34 Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan,..., h.73 27 menerapkan prinsip belajar bahwa keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan yang ada pada diri peserta didik. Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru adalah menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan mereka orang tua, tetangga maupun sesama teman. Dapat disimpulkan bahwa berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran, guru di tuntut untuk memiliki kompetensi sosial. Dalam melakukan pendekatan dengan siswa guru harus memperhatikan bagaimana berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Dengan demikian, guru akan di teladani oleh siswa. d Kompetensi Profesional Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi kriteria profesional. Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Guru akan mampu melaksanakan tanggung jawabnya apabila dia memiliki kompetensi yang diperlukan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam dan dapat menambah wawasan keilmuan guru tersebut. 35 35 Jamil Suprihatiningrum, , Guru Profesional; Pedoman Kinerja, Kualifikasi dan Kompetensi Guru, …, h.115 28 Dalam penjabaran sikap profesional guru diatas telah terkandung suatu konsep bahwa guru profesional yang bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah harus memiliki kompetensi-kompetensi yang dituntut agar guru mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Bagaimanapun, peningkatan kualitas guru harus selalu dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanpa tekanan dari berbagai pihak. Guru secara otomatis harus meningkatkan kualitas dirinya. Maka Saroni mengatakan kualitas guru sangat menentukan kualitas proses dan hasil proses pendidikan dan pembelajaran yang dilaksanakannya. Oleh karena itulah, ke depannya, guru harus secara intens meningkatkan kualitas dan kompetensi dirinya. 36 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi guru berkualitas salah satu syaratnya adalah guru memiliki kemampuan dalam melaksanakan keempat kompetensi yang bersatu padu dalam setiap pola tingkah laku dan sikap, baik sebagai makhluk individual, sebagai makhluk sosial , dan sebagai tenaga kerja profesional serta dibutuhkan tekad serta keinginan yang kuat untuk berusaha mewujudkannya. Jika guru telah memiliki kualitas sebagai guru profesional, tanggung jawab dan kewajiban yang dipikul guru akan dapat terpenuhi. Seorang guru yang berkualitas dianalogikan seperti seorang chef ahli yang dapat diminta untuk makanan jenis apapun sepanjang bahan dan peralatannya tersedia. Seorang chef ahli bahkan dapat membuat makanan yang lezat meski bahan dan peralatannya terbatas. Harapan dan tujuan dari kegiatan rekrumen adalah agar sekolah mendapatkan persediaan sebanyak mungkin calon-calon pelamar, sehingga sekolah itu akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk 36 Muhammad Saroni, Personal Branding Guru, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 201, h.132 29 melakukan pilihan terhadap calon guru berkualitas yang telah dianggap memenuhi standar yang ditetapkan dan telah diuji kualifikasi dan kompetensinya.

4. Sumber-sumber Rekrutmen

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, terdapat dua sumber yang dapat dilakukan yaitu dari dari dalam internal dan dari luar eksternal. 37 Pemilihan sumber rekrutmen perlu diperhatikan dan dipertimbangkan karena hal tersebut menyangkut persoalan keahlian tenaga rekrutmen dalam menentukan dan memilih calon guru. a. Sumber Internal Rekrutmen yang bersumber dari dalam memiliki arti bahwa sekolah hanya menginformasikan lowongan pada guru yang sudah ada di sekolah tersebut dengan alasan lebih mengenal kepribadian, kemampuan, dan keterampilan guru secara mendalam. Alasan lain dari penarikan melalui sumber internal ialah sebagai rangsangan persiapan pemindahan atau promosi pekerjaan, meningkatkan moral tenaga kerja, dan menghargai guru yang mempunyai prestasi kerja yang baik. 38 Informasi mengenai lowongan dari dalam sekolah dapat dilakukan melalui pengumuman pekerjaan, baik yang ditempel di papan pengumuman, maupun disampaikan secara lisan dalam rapat yang diadakan sekolah yang disebarluaskan di lingkungan internal sekolah. Dalam perekrutan yang bersumber dari dalam mempunyai sisi positif dan negatif, yaitu sebagai berikut: 1 Sisi positif : a Meningkatkan moral kerja dan kedisiplinan karyawan, karena ada kesempatan promosi. b Perilaku dan loyalitas karyawan semakin besar terhadap perusahaan. c Biaya penarikan relatif kecil, karena tidak perlu memasang iklan. 37 Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Erlangga, 2012, h,144 38 Ibid., h,145 30 d Waktu penarikan relatif singkat. e Orientasi dan induksi tidak diperlukan lagi f Kestabilan karyawan semakin baik 2 Sisi negatif : a Kewibawaan karyawan yang dipromosikan itu kurang. b Kurang membuka kesempatan sistem kerja baru dalam perusahaan 39 b. Sumber Eksternal Upaya memikat dan meminang calon guru yang berkualitas lebih besar peluangnya melalui sumber yang berasal dari luar atau eksternal sekolah, karena sumber eksternal biasanya mendatangkan pelamar yang bervariasi sehingga sekolah mendapatkan banyak pilihan yang tentunya sesuai dengan kualifikasi dan persyaratan yang telah ditetapkan. Menurut Sondang. P. Siagian sumber-sumber rekrutmen calon tenaga kerja secara eksternal meliputi: Pelamar langsung, Lamaran tertulis, Lamaran berdasarkan informasi orang dalam, Iklan, Instansi pemerintah, Perusahaan penempatan tenaga kerja, Perusahaan pencari tenaga kerja professional, Lembaga pendidikan, Organisasi profesi, Serikat pekerja, Balai latihan kerja milik pemerintah. 40 Berikut adalah penjelasan mengenai sumber rekrutmen dari luar : Pelamar langsung. Sebagai bentuk upaya meminimalisasi biaya rekrutmen, cara ini dapat dipertimbangkan, karena dari pelamar langsung sangat mungkin ditemukan pelamar yang memenuhi persyaratan dan pada akhirnya cara ini tidak memerlukan lagi biaya yang dikeluarkan untuk menginformasikan atau membuat iklan ke publik. Cara ini juga berperan aktif dalam menekan angka pengangguran, karena bisa saja pelamar yang datang langsung sebelumnya tidak mempunyai pekerjaan namun ia memenuhi persyaratan. 39 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara,2012, h.42 40 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, h. 112 31 Lamaran tertulis. Para pelamar biasanya menulis surat lamarannya yang disertai dengan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan lowongan yang dimaksud. Pada lamaran tertulis yang dikirim oleh calon guru, tentu saja lampiran ijazah perguruan tinggi, setifikat- sertifikat kegiatan yang berkaitan dengan profesi keguruan, surat keterangan sehat dari dokter, surat keterangan kelakuan baik dari instansi kepolisian yang menyatakan bahwa pelamar bebas dari kegiatan kriminalitas dan melampirkan kartu identitas. Lamaran berdasarkan informasi orang dalam. Biasanya seorang anggota perusahaan atau organisasi mengetahui ada atau tidaknya lowongan di tempat mereka bekerja. Kemudian kondisi tersebut dimanfaatkan perusahaan untuk menganjurkan anggotanya untuk menyebarluaskan lowongan kepada orang-orang yang berada di luar perusahaan. Iklan. Pada era globalisasi seperti saat ini, kehadiran iklan merupakan sarana yang sangat membantu dan efektif untuk dapat menyebarluaskan informasi mengenai lowongan. Iklan dapat dipasang diberbagai tempat dan menggunakan bermacam-macam media, baik yang visual seperti di media cetak, surat kabar, majalah, pamflet yang ditempelkan diberbagai tempat yang ramai dikunjungi orang atau yang bersifat audio seperti di radio maupun yang bersifat audio visual seperti televisi dan website internet. Cara ini tentu saja menelan biaya yang tidak sedikit, namun cara ini merupakan cara yang paling efektif. Instansi pemerintah. Pada dasarnya sumber yang berasal dari instansi pemerintah merupakan sebuah bentuk kerja sama dengan dunia usaha. Kerja sama tersebut dapat berwujud disatu pihak kesediaan para pemakai tenaga kerja menyampaikan informasi tentang lowongan yang tersedia dalam organisasi masing-masing dan di lain pihak penyampaian informasi tersebut kepada para pencari pekerjaan yang terdapat pada kantor tenaga kerja yang bersangkutan dalam hal 32 rekrutmen calon guru dapat bekerja sama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ataupun Kementrian Agama. Perusahaan penempatan tenaga kerja. Sebuah perkembangan yang terjadi saat ini adalah semakin banyaknya bidang usaha yang bergerak mencari dan menyalurkan tenaga kerja. Dalam kegiatannya tentu perusaahan tenaga kerja memperhatikan tingkat kepuasan perusahaan dengan cara mencari pelamar yang paling memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Perusahaan pencari tenaga kerja profesional. Perusahaan pencari tenaga kerja professional mengkhususkan diri pada tenaga kerja tertentu saja, contohnya tenaga eksekutif atau tenaga professional lainnya yang memiliki pengetahuan atau keahlian khusus. Perusahaan mencari tenaga kerja yang dibutuhkan adalah pekerja yang sudah berkarir dan memiliki pengalaman di perusahaan-perusahaan lain Lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan merupakan sebagai sumber rekrutmen yang paling strategis, karena dari lembaga pendidikan, seseorang telah dibekali dengan keahlian dan pengetahuan sehingga terciptanya tenaga kerja yang siap bekerja. Proses ini termasuk mik around dimana perusahaan mengunjungi universitas dan mengumumkan lowongan dan mewawancarai mahasiswa tahun akhir. 41 Organisasi profesi. Melalui organisasi profesi bantuan untuk mendapatkan pekerjaan akan mudah diperoleh anggotanya. Banyak organisasi atau perusahaan yang telah memanfaatkan jasa dari organisasi profesi ini, terutama dalam hal kebutuhan akan tenaga kerja yang telah profesional. Seperti contoh dalam dunia pendidikan, organisasi profesi yang terkait adalah Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI. 41 Eugene Mckenna dan Nic Beech, The Essence of Manajemen Sumber Daya Manusia Yogyakarta: Andi,2002, h.170 33 Serikat pekerja. Pada sumber ini biasanya wadah untuk berkumpulnya pekerja dengan bidang yang sama. Seperti Serikat Pekerja Bangunan, Serikat Buruh, Serikat Dokter, Serikat Wartawan dan lain sebagainya. Balai latihan kerja milik pemerintah. Sebagai bentuk usaha untuk selalu meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, sebuah pemerintah negara biasanya membuat kebijakan pada bidang ketenagakerjaan. Salah satu bentuknya adalah menyelenggarakan pelatihan diberbagai balai latihan kerja. Balai latihan kerja umumnya membantu dan melatih masyarakat sehingga dapat memiliki keahlian dan keterampilan teknis yang nantinya akan dibutuhkan oleh perusahaan atau organisasi. Berikut adalah sisi positif dan negatif rekrutmen yang bersumber dari luar. 1 Sisi positif : a Kewibawaan pejabat relatif baik b Kemungkinan membawa sistem kerja baru yang lebih baik 2 Sisi Negatif : a Prestasi karyawan lama cenderung turun, karena tidak ada kesempatan untuk promosi b Biaya penarikan besar c Waktu penarikan relatif lama d Orientasi dan induksi harus dilakukan e Turnover cenderung akan meningkat f Perilaku dan loyalitasnya belum diketahui 42 Dapat disimpulkan sumber rekrutmen eksternal meliputi SDM yang bukan merupakan anggota organisasi di sekolah. Manfaat besar sumber rekrutmen secara eksternal adalah mendatangkan jumlah pelamar yang banyak dapat direkrut. Mendatangkan sekelompok pelamar yang berasal dari luar lebih baik dari pada yang bersumber dari dalam. Pelamar dari luar tentu membawa ide, teknik kerja, metode, pengalaman dan bentuk pelatihan yang baru sehingga dikemudian hari 42 Malayu S.P. Hasibuan,. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi, Jakarta:Bumi Aksara,2012, h.41 34 akan menghasilkan wawasan baru kedalam sekolah dan mampu membantu meningkatkan mutu sekolah.

5. Proses Rekrutmen

Pelaksanaan rekrutmen merupakan tugas yang sangat penting, dan membutuhkan tanggung jawab yang besar. Hal ini karena kualitas sumber daya manusia yang akan digunakan sekolah sangat bergantung pada prosedur rekrutmen dan seleksi yang dilaksanakan. Proses perekrutan guru harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Sehingga sekolah bisa mendapatkan guru yang berwawasan luas, terampil mengelola pembelajaran, kreatif, mandiri dan memiliki komitmen yang tinggi. Proses rekrutmen dimulai pada waktu mengambil langkah mencari pelamar dan berakhir ketika pelamar mengajukan lamarannya. Artinya, secara konseptual dapat dikatakan bahwa langkah yang mengikuti proses rekrutmen, yaitu seleksi, bukan lagi bagian dari rekrutmen. 43 Namun pada proses pelakasanaannya seleksi juga tidak bisa dipandang sebelah mata, karena seleksi merupakan proses yang mempunyai peranan penting pada keberhasilan rekrutmen. Pelasanaan rekrutmen biasanya merupakan tanggung jawab departemen personalia, meskipun terkadang menggunakan para spesialis proses penarikan yang disebut recruiters. Proses rekrutmen guru bisa dilakukan melalui empat kegiatan sebagaimana dijelaskan oleh Ibrahim Bafadal, yaitu 1 Persiapan rekrutmen, 2 pengumuman penerimaan guru baru, 3 Penerimaan lamaran guru baru, dan 4 seleksi guru baru. 44 Berikut akan dijelaskan dari ke-empat proses rekrutmen. a. Persiapan rekrutmen guru Membuat sebuah rencana perekrutan harus dipikirkan dengan matang sehingga langkah-langkah yang akan ditempuh dapat 43 Sondang P. Siagian,. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara,2012, h.102 44 Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h.30