betina, yang berpengaruh pada respon imun mencit. Pada saat estrus kondisis fisiologis mencit akan berubah karena terjadinya peradangan fisiologis pada
mencit Gyuton dan Hall 2005. Kondisi estrus juga menyebabkan serviks pada mencit betina dalam keadaan terbuka sehingga memungkinkan terjadinya
introduksi mikroorganisme ke dalam saluran reproduksi Lestari 2006. Selain itu kondisi estrus mencit juga sangat berhubungan dengan keadaan hormon di dalam
tubuh. Mencit yang digunakan dalam penelitian ini merupakan mencit yang sudah
dewasa. Pada mencit betina dewasa yang mengalami estrus akan menyebabkan adanya perubahan secara hormonal terutama pada hormon progesteron yang akan
meningkat pada saat terjadinya estrus. Sebagian besar hormon yang mengatur sistem imun dalam saluran reproduksi adalah estradiol-
17β dan progesterone Washburn et al. 1982.
Estradiol- 17β dapat memfasilitasi pembersihan mikroorganisme, sementara
treatment dengan progesteron sering menyebabkan adanya infeksi uterus.
Perubahan pada hormon ini yang akan memicu terjadinya peningkatan kerja organ sistem imun terutama pada mencit betina, sehingga pada folikel limfoid yang
terdapat pada limfonodus mencit betina menunjukkan luasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan folikel limfoid pada limfonodus jantan.
4.2 Perubahan Gambaran Histopatologis Pada Limpa
Perubahan histopatologi pada limpa mencit setelah pemberian jintan hitam selama dua bulan menunjukkan gambaran yang berbeda-beda berdasarkan dosis
perlakuan Gambar 14. Gambaran histopatologi dari pulpa putih pemberian jintan hitam dosis preventif, kuratif dan campuran dengan madu menunjukkan luasan
yang berbeda. Mencit yang diberi jintan hitam dengan campuran madu memiliki luasan pulpa putih yang lebih luas dibandingkan dengan kontrol. Hal ini juga
terlihat pada luasan pulpa putih pada perlakuan preventif dan kuratif yang memiliki ukuran luas pulpa putih lebih luas jika dibandingkan dengan kontrol,
namun tidak lebih luas dibandingkan dengan perlakuan campuran jintan hitam dengan madu.
Gambar 14 Histopatologi limpa pada mencit yang diberi perlakuan kontrol A, Hs preventif B, Hs kuratif C, Hs madu D menggunakan pewarnaan HE
yang menunjukkan perbedaan rataan jumlah dan luasan pulpa putih PP mengakibatkan luasan pulpa merah PM menjadi berbeda tiap perlakuan.
Hasil penelitian pada organ limpa yang telah diberi jintan hitam menunjukkan hasil uji statistik perhitungan rataan jumlah dan luasan pulpa putih
dari masing-masing perlakuan yang dapat dilihat pada Tabel 9 dan gambaran histogram rataan jumlah dan luas pulpa putih antara mencit jantan dan berina,
serta gambaran histopatologi organ limpa dengan perbesaran 400x Gambar 14, 15, dan 16.
Hasil uji statistik diperoleh dari penghitungan jumlah dan luas dari folikel limfoid yang terdapat pada organ limpa perlakuan. Penghitungan jumlah ini
dilakukan secara langsung dengan melihat gambaran histopatologi organ limpa perbesaran 40x, sedangkan penghitungan luas menggunakan bantuan software
Image J
®
.
Tabel 9 Rataan Jumlah dan Luas Pulpa Putih Mencit Jantan dan Betina.
Organ yang
diamati Parameter
Folikel Rata-
rata Perlakuan
Kontrol HS Preventif
HS Kuratif HS Madu
Limpa Jantan
Jumlah 6,5 ± 2,12
a
7,33 ± 1,15
a
6,0 ± 2,65
a
6,33 ± 1,53
a
Luas μm 142,5 ± 4,60
a
325 ± 4,67
bc
487,67 ± 7,41
bc
523,33 ± 1,33
c
Limpa Betina
Jumlah 8,0 ± 0,0
a
6,3 ± 2,08
a
6,0 ± 1,0
a
6,0 ± 3,46
a
Luas μm
115 ± 7,02
a
245,55 ± 7,25
ab
468,33 ± 1,98
bc
567,67 ± 1,67
c
Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata p0.05
Uji statistik rataan jumlah pulpa putih pada limpa menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata p0.05 antara kontrol maupun pada mencit yang diberikan
perlakuan ekstrak minyak jintan hitam dosis preventif, kuratif, dan kombinasi dengan madu baik pada mencit jantan maupun betina. Namun, dalam histogram
batang rataan jumlah pulpa putih pada mencit jantan setelah diberikan perlakuan mengalami penurunan dibandingkan dengan kontrol. Mencit betina rataan jumlah
folikel mengalami peningkatan tertinggi pada pemberian jintan hitam dengan dosis preventif. Kemudian mengalami penurunan pada pemberian jintan hitam
dosis kuratif. Penurunan jumlah pulpa putih ini kemungkinan terjadi karena adanya perluasan dari pulpa putih, sehingga adanya beberapa pulpa putih
bergabung menjadi satu.
Gambar 15 Histogram perbandingan jumlah rataan pulpa putih pada mencit jantan dan betina yang diberikan jintan hitam selama dua bulan
Pulpa merah merupakan bagian terbesar pada limpa yang mengandung banyak darah yang disimpan dalam jalinan retikuler. Pulpa merah terdiri dari
arteriol pulpa, kapiler selubung serta kapiler terminal, sinus venosus atau venula, dan bingkai limpa Dellmann 1989. Berneda dengan pulpa merah, pulpa putih
merupakan jaringan limfatik yang menyebar di seluruh limpa sebagai folikel limfoid limpa dan seperti selubung limfatik periarterial. Pada kedua lokasi,
serabut retikuler dan sel retikuler membentuk jalinan stroma dalam tiga dimensi mengandung pecahan limfosit, makrofag, dan sel-sel aksesoris lain mirip dengan
yang terlihat pada limfonodus. Sel-sel utama dalam folikel limfoid ini adalah limfosit B, sedangkan limfosit T menempati daerah yang langsung mengitari arteri
nodularis Dellmann 1989. Pulpa putih limpa terdiri atas jaringan limfoid yang berhubungan langsung
dengan pembuluh darah arteri sentralis yang membentuk periarteriolar lymphoid sheath
PALS dan nodulus limfatikus yang ditambah pada selubung. PALS atau sarung limfoid periarteriolar sebagian besar terdiri atas sel T Anonim 2006b.
Daerah pulpa putih terdapat folikel primer yang berisi sel limfosit B bila terjadi respon terhadap antigen maka akan terbentuk germinal center pada pulpa putih
1 2
3 4
5 6
7 8
Kontrol HS
Preventif HS Kuratif HS Madu
Ju m
lah P
u lp
a P
u ti
h
Perlakuan
Jumlah Rataan Pulpa Putih
Jantan Betina
dan disebut dengan folikel sekunder. Setiap folikel sekunder yang terbentuk dikelilingi oleh selapis sel T yang disebut dengan marginal zone Davis 1998.
Daerah marginal pada pulpa putih merupakan daerah yang kaya akan makrofag dan limfosit khusus. Semua unsur dari aliran darah, begitu juga antigen
akan bertemu dengan makrofag dan limfosit pada pulpa putih. Partikel yang mengambang dalam plasma darah akan difagosit secara efisien oleh makrofag
sehingga mempermudah dalam pendeteksian antigen Dellmann 1989. Berbeda dengan limfonodus yang berfungsi untuk menyaring antigen dari
cairan limfe, limpa berfungsi untuk menyaring darah Tizard 1988. Menurut Martini 1992 fungsi utama limpa ada dua, yaitu memfagosit komponen darah
yang abnormal dan menginisiasi respon imun melalui sel B dan sel T. Disamping itu, limpa menyimpan eritrosit dan trombosit serta melaksanakan eritropoiesis
pada fetus. Karena itu limpa terbagi atas dua bagian, yaitu satu bagian untuk menyaring eritrosit, penjeratan antigen, dan eritropoiesis yang disebut pulpa
merah dan bagian lain yang di dalamnya terjadi tanggap kebal disebut pulpa putih. Ekstrak minyak jintan hitam yang diberikan secara oral pada mencit akan
diserap melalui usus kemudian disebarkan oleh darah ke seluruh organ. Jintan hitam berfungsi menurunkan tekanan darah dan meningkatkan respirasi Ebaid et
al. 2010 serta sebagai antioksidan, sehingga pemberian jintan hitam akan
mencegah terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif ini terjadi karena adanya radikal bebas yang merupakan sekelompok bahan kimia baik berupa atom
maupun molekul yang memiliki elektron yang tidak berpasangan pada lapisan terluarnya Droge 2002. Akibatnya, limpa dari mencit yang telah diberikan
perlakuan jintan hitam akan terhindar dari stres oksidatif dan akan adanya peningkatan kerja yang mengakibatkan penambahan jumlah sel B pada pulpa
putih serta menginduksi hiperplasia. Bahan jintan hitam yang berfungsi sebagai antioksidan adalah thymoquinone, selain itu zat aktif ini juga berfungsi dalam
penghambat infeksi, pengurang rasa sakit dan merangsang kandungan empedu Nagi dan Mansour 2000.
Gambar 16 Histogram perbandingan luas rataan pulpa putih pada mencit jantan dan betina yang diberikan jintan hitam selama dua bulan.
Uji statistic luas rataan pulpa putih yang ditunjukkan pada Tabel 9 mencit yang diberi ekstrak minyak jintan hitam dosis preventif, kuratif, dan kombinasi
dengan madu pada mencit jantan menunjukkan hasil yang berbeda nyata p0.05 jika dibandingkan dengan kontrol. Namun, pada mencit betina dosis pemberian
jintan hitam preventif tidak menunjukkan perbedaan yang nyata jika dibandingkan dengan kontrol dan Hs kuratif, sedangkan dari hasil perbandingan pengukuran
luas pulpa putih pada tiap perlakuan antara mencit jantan dan betina dalam bentuk histogram batang Gambar 16 menunjukkan adanya peningkatan luas pulpa putih
dibandingkan dengan kontrol. Rataan luas pulpa putih terluas terdapat pada mencit yang diberikan campuran jintan hitam dengan madu selama dua bulan.
Perbandingan rataan luas pulpa putih antara jantan dan betina menunjukkan rataan luas pulpa putih pada mencit jantan lebih tinggi
dibandingkan dengan mencit betina. Menurut Malole dan Pramono 1989 berdasarkan sifat anatomisnya limpa pada mencit jantan 50 lebih besar
dibandingkan dengan mencit betina. Hal itu kemungkinan yang menyebabkan rataan luas pulpa putih mencit jantan lebih luas dibandingkan dengan mencit
betina.
100 200
300 400
500 600
Kontrol HS
Preventif HS Kuratif HS Madu
L u
as P u
lp a
P u
ti h
Perlakuan
Luas Rataan Pulpa Putih
Jantan Betina
Proliferasi limfosit merupakan penanda adanya fase aktivasi dari respon imun tubuh. Proliferasi limfosit ini berupa peningkatan produksi limfoblas yang
kemudian menjadi limfosit. Secara mikroskopis dapat terlihat pembesaran organ- organ limfoid Ganong 2003. Aktivitas limpa dalam menghasilkan sel limfosit
pada saat terjadi respon imun dapat mengakibatkan pembesaran limpa. Pembesaran limpa bisa disebabkan karena peningkatan respon imun tubuh.
Peningkatan respon imun dapat terjadi karena adanya infeksi maupun setelah imunisasi atau adanya gangguan sirkulasi maupun tumor serta pemberian
imunomodulator. Hasil pengamatan pada gambaran histopatologi sel-sel yang terdapat pada
organ limpa mencit yang diberikan jintan hitam maupun campuran jintan hitam dan madu menunjukkan adanya proliferasi sel limfosit pada pulpa putih Gambar
17. Pulpa putih yang sebagian besar di dominasi oleh sel-sel limfosit, sehingga gambaran pulpa putih menjadi lebih besar dibandingkan dengan normal akibatnya
gambaran limpa terlihat lebih besar juga. Penambahan luas pulpa putih yang terjadi pada penelitian ini memiliki diagnosa banding yaitu tumor. Pada tumor
pulpa putih mengalami penambahan luas diiringi dengan adanya infiltrasi dari sel tumor dan neutrofil, sedangkan pada penelitian ini penambahan luas disebabkan
oleh adanya proliferasi sel limfosit yang seragam Gambar 17. Pulpa putih menunjukkan dominasi dari sel-sel limfosit. Peningkatan
limfosit pada pulpa putih dari hewan yang sehat akan menunjukkan peningkatan kemampuan hewan dalam melawan penyakit Chao et al. 2004. Jintan hitam
yang kaya akan nilai nutrisi, menurut El-Kadi dan Kandil 1987 berpotensial sebagai imunomodulator. Imunomodulator merupakan suatu senyawa yang dapat
mempengaruhi sistem imun humoral maupun seluler. Jintan hitam yang berperan sebagai imunomodulator akan meningkatkan fungsi imun tubuh. Fungsi imun
tubuh yang meningkat akan mempercepat penyembuhan jika terjadi infeksi.
Gambar 17 Gambaran histopatologi sel-sel limpa perbesaran 400x pada perlakuan kontrol A, preventif B, kuratif C, dan madu D menunjukkan adanya dominasi
sel limfosit L pada organ limfonodus, namun beberapa slide organ menunjukkan adanya makrofag M dan megakariosit MK
Ekstrak minyak jintan hitam yang diperoleh dari biji jintan hitam mengandung 36-38 fixed oil, protein, tanin, alkaloid, saponin dan 0,4-2,5
minyak essensial yang bersifat volatile mudah menguap. Komponen utama dari fixed oil ini yaitu asam lemak tak jenuh dan asam eicosadienoic. Minyak essensial
yang telah dianalisis memiliki kandungan utama yaitu thymoquinone Gerige et al 2009. Zat aktif thymoquinone 2-isopropyl-5-methylbenzo-1,4-quinone mampu
meningkatkan aktifitas respon imun dalam organ limpa dengan cara memacu fungsi berbagai komponen sistem imun nonspesifik fagosit, sel NK dan sistem
imun spesifik proliferasi sel T, sel B yang memproduksi antibodi Anderson 1999. Selain itu kandungan minyak essensial ini mampu menurunkan volume
tumor jika diberikan secara injeksi pada bagian tumor Edris 2009 Peningkatan aktifitas respon imun ini ditunjukkan dengan adanya proliferasi sel-sel limfosit
Gambar 18 sehingga adanya perluasan dari pulpa putih pada limpa mencit setelah diberikan jintan hitam.
Peningkatan jumlah limfosit pada perlakuan jintan hitam dengan madu juga menunjukkan aktivitas sinergisme antar keduanya bila diaplikasikan secara
bersama-sama. Kandungan antioksidan penting yaitu L-askorbat dalam madu dan komponen mineral lainnya juga mampu meningkatkan status imunitas tubuh
Bogdanov et al 2008. Menurut Kesic et al 2009, asam L-askorbat adalah antioksidan fase cair yang paling efektif dalam plasma darah manusia yang
berfungsi sebagai antioksidan fisiologis penting untuk perlindungan terhadap penyakit dan proses degeneratif yang disebabkan oleh stress oksidatif.
Gambar 18 Gambaran histopatologi pulpa putih perbesaran 1000x pada limpa yang telah diberikan perlakuan jintan hitam selama dua bulan menunjukkan adanya
proliferasi sel limfosit L pada organ limfonodus.
Kombinasi madu dan jintan hitam memiliki kasiat yang sangat tinggi sebagai antioksidan. Asupan yang kaya akan antioksidan akan mencegah mencit
mengalami stres. Stressor dapat mengakibatkan bahaya terhadap sistem imun. Mencit dalam kondisi stres akan mempengaruhi pelepasan hormon neuropeptida
seperti ACTH, biasanya imunosupresi. Gangguan respon imun yang disebabkan stres dapat berupa respon non-spesifik proliferasi limfosit atas pengaruh mitogen,
timbul sel Ts antigen spesifik, aktivasi makrofag, perubahan keseimbangan Th sekresi sitokin dan ekspresi sitokin. Sehingga menyebabkan kerentanan terhadap
penyakit dan infeksi Baratawidjaja 2002.
Secara histopatologi peningkatan sistem imun dapat diketahui dengan cara melihat peningkatan luas serta peningkatan jumlah folikel limfoid pada limpa dan
limfonodus. Pada mencit yang diberikan perlakuan jintan hitam dengan dosis bertingkat terjadinya hiperplasia folikel limfoid limpa dan dalam kondisi reaktif.
Bertambahnya luas folikel ini menandakan bertambahnya sel B yang siap melakukan aktifitas dalam sistem imun mencit. Zat aktif utama yang dapat
meningkatkan sistem imun mencit ini adalah thymoquinone yang terkandung di dalam jinten hitam. Selain itu thymoquinone berperan aktif sebagai antioksidan
yang mampu mencegah stres pada mencit sehingga kondisi kesehatan mencit akan menjadi baik Mansour et al 2002.
Kandungan thymoquinone yang terdapat pada jintan hitam berfungsi sebagai antioksidan melalui mekanisme penghambatan dari pelepasan histamin yang
nantinya akan mereduksi nilai cyclic Adenosine Monophosphate cAMP Abdel- Sater 2009. Stres menginduksi kenaikan cAMP intraseluler yang menyebabkan
adanya penekanan sistem imun, contohnya dengan menghambat proliferasi limfosit dan antibodi Glaser et al. 1990. Penggunaan jintan hitam selama dua
bulan dalam penelitian ini yang menyebabkan penghambatan dari pelepasan histamin sehingga terjadinya proliferasi limfosit pada organ limpa. Proliferasi sel
limfosit pada limpa mencit menyebabkan adanya perluasan dari pulpa putih.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN