Reaksi Fisiologis Sistem Kardiorespirasi Terhadap Latihan

2.5 Reaksi Fisiologis Sistem Kardiorespirasi Terhadap Latihan

Pemakaian oksigen O 2 dan pembentukan karbondioksida CO 2 dapat meningkat hingga 20 kali lipat pada saat tubuh sedang melakukan latihan fisik. Pada saat latihan fisik pada orang yang sehat. Reaksi fisiologis yang terjadi setelah latihan dilakukan secara teratur memberikan respon fisiologis, yaitu: 1. Pengaruh latihan terhadap frekuensi denyut jantung Saat berlatih frekuensi denyut jantung akan mengalami peningkatan. Peningkatan frekuensi denyut jantung akan sesuai dengan intensitas latihan yang dilakukan. Semakin tinggi intensitas latihan misal berlari, latihan sepeda dan berenang semakin cepat maka denyut jantung akan terasa semakin cepat. Jika intensitas latihan dinaikkan maka frekuensi denyut jantung juga akan naik, tetapi jika intensitas terus dinaikkan pada suatu saat hubungannya tidak linier lagi berbentuk garis lurus melainkan akan ketinggalan Rilantono, 2012. 2. Pengaruh latihan terhadap volume darah dan curah jantung Jika pada saat istirahat volume darah sedenyut yang keluar dari jantung stroke volume=SV sekitar 70 cc pada saat berlatih dapat meningkat sampai 90 cc per denyut. Bagi orang terlatih volume sedenyut saat istirahat sekitar 90-120 cc pada saat berlatih dapat mencapai 150-170 cc. Besarnya curah jantung adalah frekuensi denyut jantung banyaknya denyutan selama satu menit dikalikan volume darah sedenyut yang keluar dari jantung. Bagi orang yang terlatih, kenaikan curah jantung akan jauh lebih tinggi. Hal tersebut bertujuan untuk membuang CO 2 yang dihasilkan ketika latihan Rilantono, 2012. 3. Pengaruh latihan terhadap tekanan darah Meningkatnya hormon epinefrin saat latihan akan menyebabkan semakin kuatnya kontraksi otot jantung. Meskipun demikian tekanan sistol tidak langsung meningkat drastis karena pengaruh epinefrin pada pembuluh darah dapat menyebabkan pelebaran dilatasi. Pelebaran pembuluh darah akan sangat tergantung pada kondisinya. Jika pembuluh darah sudah mengalami pengerasan maka pembuluh darah akan menjadi kaku, tidak elastis, sehingga pelebaran akan terbatas. Dengan demikian kenaikan tekanan darah saat latihan akan dapat terjadi. Peningkatan pelebaran pembuluh darah saat latihan juga disebabkan karena meningkatnya suhu tubuh. Banyaknya keringat yang keluar akan menyebabkan plasma darah keluar, volume darah menurun, sehingga tekanan darah tidak naik berlebihan Yulianto, 2010. 4. Pengaruh latihan terhadap darah Pada saat latihan akan banyak sel-sel darah yang pecah baik sel darah merah, sel darah putih maupun sel pembekuan darah. Ketika terjadi gerakan mendarat maka akan terjadi benturan kaki dengan lantai menyebabkan banyaknya butir darah yang pecah. Demikian juga benturan-benturan yang lain misalnya dengan bola juga akan dapat menyebabkan pecahnya sel-sel darah. Jika latihan dilaksanakan terus-menerus tidak ada hari untuk pemulihan maka sel-sel darah akan semakin berkurang. Sebagai akibatnya adalah semakin menurunnya kadar Hb, dan imunitas atau daya tahan terhadap penyakit infeksi menurun. Oleh karena itu dalam melaksanakan latihan setiap minggu perlu adanya satu hari istirahat dengan tidur yang cukup Yulianto, 2010. 5. Pengaruh latihan terhadap distribusi darah Pada saat berlatih darah akan banyak mengalir ke otot-otot yang terlibat dalam gerak. Darah akan berfungsi untuk mencukupi kebutuhan latihan baik dalam pemenuhan nutrisi untuk kebutuhan energi maupun mengangkut sisa metabolisme. Semakin tinggi intensitas latihan, darah yang mengalir ke otot akan semakin banyak Yulianto, 2010. 6. Pengaruh latihan terhadap pernafasan Pada saat berlatih, pernafasan menjadi lebih dalam. Hal tersebut menyebabkan peningkatan tekanan udara dalam paru, sehingga difusi pertukaran gas antara O 2 dan CO 2 juga akan meningkat yang disertai dengan peningkatan frekuensi pernafasan yang menyebabkan ventilasi udara yang masuk selama satu menit juga akan meningkat. Semakin tinggi intensitas latihan, frekuensi pernafasan juga akan semakin tinggi, sehingga ventilasi juga akan semakin tinggi Alsagaff dan Mukty, 2002. 7. Pengaruh latihan terhadap lemak Meningkatnya kerja jantung dengan lebih keras menyebabkan peningkatan konsumsi oksigen yang berarti metabolisme tubuh juga menigkat sehingga makin banyak lemak yang dipakai untuk pembakaran Kafiz, 2014.

2.6 Burpee Interval Training

Dokumen yang terkait

Intervensi air putih dan High Intensity Interval Training (HIIT) terhadap perubahan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan indeks kebugaran kardiovaskular remaja overweight

2 14 80

NILAI VO2MAX MAHASISWA KOBE JEPANG LEBIH TINGGI DARIPADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

0 3 56

PENGARUH LATIHAN FISIK AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN AEROBIK INTENSITAS SEDANG TERHADAP PERUBAHAN KADAR HDL - LDL KOLESTEROL.

0 2 49

EFEKTIFITAS PEMBERIAN BURPEE INTERVAL TRAINING (BIT) DIBANDINGKAN DENGAN LATIHAN AEROBIK INTENSITAS RINGAN TERHADAP PENURUNAN KOMPOSISI TUBUH PADA MAHASISWA FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENGAN KATEGORI IMT OVERWEIGHT.

1 10 76

INTERVENSI DYNAMIC REVERSALS LEBIH BAIK DARIPADA RHYTHMIC STABILIZATION DALAM MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS OTOT UPPER TRAPEZIUS PADA PEGAWAI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA.

0 0 14

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KESEIMBANGAN STATIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA.

0 0 16

Pemberian latihan aerobik meningkatkan kapasitas kardiorespirasi mahasiswa perokok aktif di Denpasar.

0 0 12

PEMBERIAN SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN LEBIH MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK SUBKUTAN DIBANDINGKAN INTENSITAS SEDANG PADA MAHASISWI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA.

0 1 10

IMT mahasiswa Gizi Kelas A tidak lebih kecil daripada IMT mahasiswa Gizi Kelas B

0 0 7

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN FITNES DENGAN SENAM AEROBIK INTENSITAS SEDANG TERHADAP PENURUNAN LEMAK PERUT PADA MAHASISWA FISIOTERAPI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN FITNES DENGAN SENAM AEROBIK INTENSITAS SEDANG

0 2 23